Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

POLITIK ISLAM & MASYARAKAT MADANI

Nama : Heni Wahyu Lestari


NIM : 22010410018
Dosen : Riyani Pujiana, M. Pd

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA
Tambak Bayan, Jl. Proklamasi Jl. Babarsari No.1, Tambak Bayan, Caturtunggal, Kec.
Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kehidupan masyarakat terdiri akan masyarakat dengan ruang lingkup

kehidupan, lahir secara mandiri atau individu dan terkait dengan tatanan. Secara umum

masyarakat sering diartikan sebagai keterlibatan aktivitas kolektif yang dilakukan oleh

warga dalam proses mengekspresikan suatu keperluan dalam cakupan ruang publik

tertentu. Baik itu dalam hal bertukar informasi atau memperbaiki struktur tatanan.

Masyarakat terkenal dengan istilah masyarakat madani. Masyarakat madani

merupakan terjemahan dari lafal madaniah yaitu sebuah tempat kediaman Rasulullah

SAW Hijrah. Kata madani dapat diartikan sebagai peradaban, masyarakat madani

senantiasa mengedepankan adab.

Masyarakat madani merupakan sebuah istilah untuk tatanan masyarakat mandiri

dan demokratis yang tidak terlepas dari cakupan politik hukum islam dengan peran

sebagai langkah atau upaya yang berisikan kebijakan pemberlakuan hukum islam

dengan lebih memperhatikan kepentingan dari masyarakat.

Politik hukum islam merupakan strategi dasar penanggungjawab negara pada

bidang hukum islam yang sudah diberlakukan maupun yang akan diberlakukan. Yang

mana strategi tersebut bersumber dari sudut pandang penilaian yang telah sah

digunakan di masyarakat dengan tujuan mencapai sebuah harapan negara.

Hukum islam berkembang di indonesia dalam lingkungan masyarakat dan

menjadi bagian dari sistem hukum islam nasional. Meskipun indonesia tidak secara

formal sepenuhnya memberlakukan hukum islam kedalam sistem konstitusinya, namun

secara substansinya menggunakan prinsip-prinsip dan nilai-nilai hukum islam dalam

peraturan perundang-undang.
B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana Pengertian Masyarakat Madani ?

2. Bagaimana Prinsip-Prinsip Dasar Masyarakat Madani ?

3. Bagaimana Terbentuknya Masyarakat Madani di Indonesia ?

4. Bagaimana Peran Politik Hukum Islam Terhadap Masyarakat Madani ?

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Dapat Mengetahui pengertian Masyarakat Madani.

2. Dapat Mengetahui Prinsip-Prinsip Dasar Masyarakat Madani.

3. Dapat Mengetahui Terbentuknya Masyarakat Madani di Indonesia

4. Dapat Mengetahui Peran Politik Hukum Islam Terhadap Masyarakat Madani.


BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Masyarakat Madani

Kehidupan masyarakat dikenal dengan istilah madani, kata ‘madaniy’ berakar

pada kata kerja ‘madana’ berasal dari bahasa arab ‘madaniy’ yang memiliki arti

mendiami, tinggal, atau membangun. Dalam bahasa arab ‘madaniy’ mempunyai arti

diantarannya yang beradab, orang kota, orang sipil, dan yang bersifat sipil atau perdata

(Munawir, 1997: 1320). Dengan nengetahui makna madani maka istilah masyarakat

madani (al-mujtama’ al-madaniy) secara mudah bisa dipahami sebagai masyarakat

yang beradab, masyarakat sipil, dan masyarakat yang tinggal di suatu kota atau yang

berpaham masyarakat kota yang akrab dengan masalah pliralisme.

Dengan demikian, masyarakat madani merupakan suatu bentuk tatanan

masyarakat yang bercirikan sepertihalnya diatas yang tercermin dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Menurut adam B. Seligman masyarakat madani dalam bahasa inggris sering

diistilahkan civil socivty atau madinan society didefinisikan sebagai seperangkat

gagasan etis yang mengejawantah dalam berbagai tatanan sosial, dan yang paling

penting dari gagasan ini adalah usahanya untuk menyelaraskan berbagai pertentangan

kepentingan antara individu dengan masyarakat dan antara masyarakat sendiri dengan

kepentingan negara (Abdul Mun’im, 1994; 6 )

Dalam perbincangan ini masyarakat sipil tidak dihadapkan dengan masyarakat

militer yang memiliki power yang berbeda. Civil society (masyarakat sipil) sesuai

dengan arti generiknya bisa dipahami sebagai civilized society (masyarakat beradab)

sebagai lawan dari savage society (masyarakat biadab). Dengan civil society, menurut

Vaclav Havel, rakyat sebagai negara mampu belajar tentang aturan-aturan main lewat
dialog demokratis dan penciptaan bersama batang tubuh politik partisipatoris yang

murni.

Terwujudnya masyarakat madani merupakan suatu hal mutlak dari pembuktian

cita-cita kenegaraan yakni menciptakan keadilan sosial bagi seluruh kesejahteraan

rakyat indonesia. Namun hal tersebut tidak akan terwujud hingga ternilai maksimal jika

tidak adanya campur tangan dari peran politik hukum islam. Karena sebagaimana yang

dijelaskan bahwa politik hukum islam ini dapat diartikan sebagai strategi dasar

penanggungjawab negara pada bidang hukum islam yang sudah diberlakukan maupun

yang akan diberlakukan. Yang mana strategi tersebut bersumber dari sudut pandag

penilaian yang telah sah digunakan di masyarakat dengan tujuan mencapai sebuah

harapan negara. Sehingga relevan dengan apa yang menjadi tujuan dari terbentuknya

masyarakat madani.

2. Prinsip-Prinsip Dasar Masyarakat Madani

Prinsip dasar masyarakat madani dalam konsep politik islam sebenarnya

didasarkan pada prinsip kenegaraan yang dijalankan pada masyarakat madaniah di

bawah kepemimpinan Nabi Muhammad SAW. Masyarakat madaniah adalah

masyarakat plural yang terdiri dari berbagai suku, golongan dan agama. Islam datang

ke madinah dengan bangunan konsep ketatanegaraan yang mengikat aneka ragam suku,

konflik, dan perpecahan.

Menurut al-Umari (1995: 63-120), ada beberapa prinsip dasar yang bisa

diindentifikasi dalam pembentukan masyarakat madani, di antarannya adalah :

1. Adanya sistem muakhah (persaudaraan)

2. Ikatan iman

3. Ikatan cinta
4. Persamaan sikaya dan simiskin

5. Toleransi umat beragama

Kelima prinsip dasar ini mengatur masyarakat madinah yang tertuang dalam suatu

piagam yang kemudian dikenal dengan nama piagam madinah. Masyarakat pendukung

piagam ini memperlihatkan karakter masyarakat majemuk, baik ditinjau dari segi etnis,

budaya, dan agama. Prinsip-prinsip masyarakat madani seperti itu sangat ideal untuk

diterapkan di negara dan masyarakat manapun, tentunya dengan penyesuaian-

penyesuaian dengan kondisi lokal dan keyakinan serta budaya yang dimiliki oleh

masyarakat tersebut.

3. Terbentuknya Masyarakat Madani di Indonesia

Terbentuknya masyarakat madani tidak terlepas dari adanya faktor pendukung

dalam prosesnya. Faktor-faktor tersebut diharuskan relevan dengan konsep hukum

islam. Yang mana telah dijelaskan bahwa politik dalam prespektif syari’at islam

merupakan ketentuan yang berisikan aturan tatanan hidup manusia di dunia yang

bertujuan untuk memperoleh kebahagiaan di dunia maupun akhirat.ketentuan harus

berdasarkan syari’at silam berisi norma-norma yang mengatur tingkah laku manusia.

Semua aspek kehidupan manusia, tercakup dalam hukum islam baik sebagai

individual ataupun sebagai kelompok, yang mana hubungannya dengan diri pribadi,

orang lain, maupun lingkungan alam, yang pada intinya menjelaskan akan hubungan

kita dengan Tuhan.

Ketentuan aturan dalam islam adalah bagian dari ruang lingkup sistem hukum

sebagai fenomena dalam hidup bermasyarakat dengan disertai perkembangan.

Perkembangan hukum islam merupakan proses yang berkesinambungan dan abadi. Ini

merupakan upaya seluruh elemen masyarakat untuk merencanakan, meneliti,


memahami, merumuskan, melembagakan, dan mengimplementasikan semua materi

unik (Bisri, 1997).

Faktor-faktor terbentuknya masyarakat madani adalah :

1. Pemimpin yang bertanggung jawab

2. Amar Ma’ruf nahi munkar

3. Mengedepankan supremasi hukum

4. Pendidikan islam

Faktor-faktor tersebut dapat menjadi acuan dalam proses terbentuknya

masyarakat madani. Maka dari itu sebagai masyarakat yang taat terhadap aturan

negara diharapkan untuk berpartisipasi dalam proses membentuk suatu tatanan

masyrakat yang baik dan beradab, sehingga tidak menimbulkan suatu permasalahan

maupun adanya kontroversi karena tersedia menilai apa-apa secara subjektif dan

kurangnya pengetahuan akan hukum.

4. Peran Politik Hukum Islam Terhadap Masyarakat Madani

Peran politik hukum islam terhadap masyarakat madani ialah sebagai penguatan

kedaulatan masyarakat dalam sistem pemerintahana yang demokratis juga sebagai suati

bidang yang sangat berperan penting. Maka dari itu masyarakat sangat amat

memerlukan hal tersebut dalam menghadapi metamorfosis kehidupan dalam hal ranah

politik. Yang menjadi permaslahan dalam hal ini ialah masalah diruang lingkup akhlak

atau sering kita sebut moral. Adanya ketentuan syariat islam berperan sebagai agama

yang jika dilihat mayoritas penduduknya diharapkan maupun menjadi peran pendukung

alam proses terbentuknya sisi kesadaran akan pentingya moral dan manfaatnya

wawasan etis dalam menjalani kehidupan politik bangsa ini.


Kehidupan berpolitik beberapa tokoh menjelaskan bahwa ialah suatu aktivitas

yang memiliki tujuan dalam mendapatka sesuatu yang menjadi keinginan dalam sebuah

persaingan memperoleh kekuasaan. Karena jika seseorang telah memiliki kekuasaan

maka ia secara langsung memeiliki akses untuk terlibat dalam proses pembentukan

rumusan penetapan kebijakan ranah publik yang mana hal ini dapat diambil

keuntungannya. Sehingga nantinya pribadi maupun kelompok dapat memiliki

keuntungan dari kekuasaan tersebut. Kekuasaan politik telah dianggap ebagai kekuatan

yang nyata dalam proses mengatur kehidupan tatanan masyarakat alam berbagai aspek.

Karena jika tidak adanya kekuasaan politik nantinya akan berpengaruh akan keefektifan

dalam menjalani kehidupan.

Proses kehidupan berpolitik, ering terjadi munculnya fenomena politik

kekuasaan, bukan tertera pada politik moral. Namun pada tindakan politik yang hanya

ditunjukkan untuk persaingan kekuasaan. Karena ketika seseorang mendapatkan

kekuasaan dengan kekuasaan politiknya maka seseorang tersebut akan memperoleh

keuntungan secara materil, fasilitas yang memadai, juga popularitas yang menjamin.

Sehingga kehidupannya terpenuhi dalam hal kehidupannya. Maka hal ini dapat menjadi

suatu acuan untuk seseorang dalam mencapai tujuan potiknya, dengan menghallkan

segala cara dengan menjatuhkan kawan maupun lawan.


BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN

Masyarakat madani atau istilahnya civil society merupakan sebuah istilah sekumpulan

masyarakat yang memiliki adab terhadap proses pembangunan tatanan masyarakat

dengan menjalani, dan selalu menjadi penjelas dalam kehidupannya.

Politik hukum islam tidak akan pernah lepas dalam kehidupan bermasyarakat dalam

proses pembentukan tatanan masyarakat madani ialah sebagai strategi dasar

penyelenggaraan sistem ketatanegaraan dalam bidang ketentuan yang dianut

berdasarkan syari’at islam yang nantinya sedang maupun akan berlaku, hal tersebut

bersumber dari sudut pandang masyarakat dalam proses pencapaian dari tujuan negara

yang diharapkan.

2. SARAN

Terbentuknya tatanan kehidupan masyarakat yang madani sebaiknya kinerja dari

pemimpin maupun masyarakat bisa lebih ditingkatkan sehinga apa yang menjadi tujuan

bersama dapat tercapai.


Daftar Pustaka

ISLAM DAN MASYARAKAT MADANI Januari 23, 2008 oleh marzukiwafi oleh : Dr.
Marzuki, M.Ag. (PKNH-FISE-UNY)

POLITEA : Jurnal Politik Islam Vol. 4 No. 2 Juli-Desember 2021 Syamsul Mujahidin
Masyarakat Madani dan Politik.

Kosasih, A. (2000).Konsep Masyarakat Madani. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung

Konsep masyarakat madani dalam islam. Alademika: Jurnal Pemikiran Islam, 17(1), (2012)

Suntana, I.From Internalization To Formalization Islamic Law Development in Indonesia. The


Islamic Quarterly: The Islamic Quarterly,Vol64

Suntana,I.(2002).The controversy of Water Resources Legislation in Indonesia: an Islamic


Consistutional Law Approach,Vol1

Anda mungkin juga menyukai