Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH BIAYA OPERASIONAL PENDIDIKAN

DISUSUN OLEH : ALDI APRIYAN


ADITYA NURSATRIA

PRODI : MPI

DOSEN PRNGAMPU : JOHAN EFENDI, M.Pd.I

1
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH
MISBAHUL ULUM GUMAWANG
2022

2
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr. Wb
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena
berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Saya
juga bersyukur atas berkat rezeki dan kesehatan yang diberikan kepada kami
sehingga kami dapat mengumpulkan bahan – bahan materi makalah ini dari
internet dan perpustakaan. Kami telah berusaha semampu saya untuk
mengumpulkan berbagaimacam bahan tentang “Makalah Biaya Operasional
Pendidikan.”
Kami sadar bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari sempurna,
karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk
menyempurnakan makalah ini menjadi lebih baik lagi. Oleh karena itu kami
mohon bantuan dari para pembaca.
Demikianlah makalah ini kami buat, apabila ada kesalahan dalam penulisan,
kami mohon maaf yang sebesarnya dan sebelumnya kami mengucapkan terima
kasih.
Wassalam

Mesuji Makmur, 20 Mei 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
A. Pengertian Biaya Operasional sekolah...................................................................3
B. Tujuan....................................................................................................................3
C. Jenis Biaya Operasional BOS.................................................................................3
D. Larangan Penggunaan Dana BOS..........................................................................6
E. Landasan Hukum Pelaksanaan BOS......................................................................7
BAB III PENUTUP...........................................................................................................9
A. Kesimpulan............................................................................................................9
B. Saran......................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di negara Indonesia sekarang ini, banyak anak-anak yang tidak sekolah.
Mereka terlantar, bahkan ada yang bekerja sendiri untuk memenuhi
kebutuhannya. Waktu yang seharusnya digunakan untuk menuntut ilmu, tapi
mereka tidak bisa menggunakannya dengan sebaik-baiknya. Mereka tidak bisa
merasakan indahnya menuntut ilmu. Terkadang tidak sedikit orang yang
menganggap remeh kepada mereka. Padahal mereka juga tidak bersekolah, karena
mereka tidak memiliki kemampuan dari segi materi.
Jika mereka diberi perhatian, maka mereka akan tumbuh menjadi anak yang
cerdas. Negara yang sukses adalah negara yang bagus pendidikannya. Bagaimana
negara kita bisa sukses jika anak-anak indonesia banyak yang tidak memiliki
sekolah untuk memperoleh pengetahuan dan pendidikan sehingga nantinya bisa
menjadi penata yang baik untuk negara kita ini.
Menanggapi hal ini, Pemerintah mengeluarkan kebijakan-kebijakan agar
semua anak-anak bangsa menjadi seorang yang cerdas yang nantinya akan
menjadi generasi-generasi yang berkualitas. Beberapa upaya Pemerintah untuk
mencerdaskan anak bangsa, Pemerintah memberikan bantuan-bantuan kepada
anak yang kurang mampu untu sekolah. Inilah yang akan dibahas dalam makalah
ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu biaya operasional sekolah?
2. Apa tujuan biaya operasional sekolah?
3. Apa saja jenis biaya operasional sekolah?
4. Adakah larangan dalam penggunaan biaya operasional sekolah?
5. Adakah landasan hokum dalam penggunaanbiaya operasional sekolah?

1
C. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Biaya operasional sekolah
2. Mengetahui tujuan biaya operasional sekolah
3. Mengetahui jenis biaya operasional sekolah
4. Mengetahui larangan dalam penggunaan biaya operasional sekolah
5. Mengetahui landasan hukum dalam penggunaanbiaya operasional sekolah

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Biaya Operasional sekolah
Menurut peraturan Mendiknas nomor 69 tahun 2009, standar biaya operasi
non personalia adalah standar biaya yang diperlukan untuk membiayai kegiatan
operasi nonpersonalia selama 1 (satu) tahun sebagai bagian dari keseluruhan dana
pendidikan agar satuan pendidikan dapat melakukan kegiatan pendidikan secara
teratur dan berkelanjutan sesuai Standar Pendidikan Nasional. BOS adalah
program pemerintah yang pada dasarnya adalah untuk penyediaan pendanaan
biaya operasional non personalia bagi satuan pendidikan dasar sebagai pelaksana
program wajib belajar, Namun demikian, ada beberapa jenis pembiayaan investasi
dan personalia yang diperbolehkan dibiayai dengan dana BOS.

B. Tujuan
Secara umum program BOS bertujuan untuk meringankan beban masyarakat
terhadap pembiayaan pendidikan dalam rangka wajib belajar 9 tahun yang
bermutu. Secara khusus program BOS bertujuan untuk:
1. Membebaskan segala jenis biaya pendidikan bagi seluruh siswa miskin di
tingkat pendidikan dasar, baik di madrasah negeri maupun madrasah
swasta
2. Membebaskan biaya operasional sekolah bagi seluruh siswa MI negeri dan
MTs negeri.
3. Meringankan beban biaya operasional sekolah bagi siswa di madrasah
swasta/PPS

C. Jenis Biaya Operasional BOS


Dana BOS dapat digunakan untuk membiayai kegiatan-kegiatan sebagai
berikut:
1. Pembelian buku teks pelajaran untuk dikoleksi di perpustakaan.
2. Pembiayaan seluruh kegiatan dalam rangka penerimaan siswa baru dan
pendaftaran ulang siswa lama, yaitu biaya pendaftaran, penggandaan

3
formulir, administrasi pendaftaran, dan pendaftaran ulang, serta kegiatan
lain yang berkaitan langsung dengan kegiatan tersebut (misalnya untuk
fotocopy, konsumsi panitia, dan uang lembur dalam rangka penerimaan
siswa baru, dan lain sebagainya yang relevan);
3. Pembiayaan kegiatan pembelajaran remedial, pembelajaran pengayaan,
Pemantapan persiapan ujian, olahraga, kesenian, karya ilmiah remaja,
pramuka, palang merah remaja, pembinaan keagamaan, Usaha Kesehatan
Sekolah (UKS) dan sejenisnya (misalnya untuk honor jam mengajar
tambahan di luar jam pelajaran, penggandaan materi, pengeluaran alat
tulis, biaya transportasi dan akomodasi siswa/guru dalam rangka
mengikuti lomba, fotocopy, membeli alat olah raga, alat kesenian, dan
biaya pendaftaran mengikuti lomba);
4. Pembiayaan ulangan harian, ulangan umum, ujian madrasah, dan laporan
hasil belajar siswa (misalnya untuk fotocopy, honor koreksi ujian dan
honor guru dalam rangka penyusunan raport siswa);
5. Pembelian bahan-bahan habis pakai: buku tulis, kapur tulis, pensil, spidol,
kertas, bahan praktikum, buku induk siswa, buku inventaris, langganan
koran/majalah pendidikan, makanan dan minuman ringan untuk kebutuhan
sehari-hari di madrasah/PPS, serta pengadaan suku cadang alat kantor;
6. Pembiayaan langganan daya dan jasa, yaitu listrik, air, telepon, internet,
termasuk untuk pemasangan baru jika sudah ada jaringan di sekitar
madrasah/PPS. Khusus di madrasah/PPS yang tidak ada jaringan listrik
dan madrasah tersebut memerlukan listrik untuk proses belajar mengajar
di madrasah/PPS, maka diperkenankan untuk membeli genset;
7. Pembiayaan perawatan madrasah/PPS, yaitu pengecatan, perbaikan atap
bocor, perbaikan pintu dan jendela, perbaikan mebeler, perbaikan sanitasi
madrasah/PPS, perbaikan lantai ubin/keramik, dan perawatan fasilitas
madrasah/PPS lainnya;
8. Pembayaran honorarium bulanan guru honorer dan dan tenaga
kependidikan honorer, misalnya petugas laboratorium, petugas
perpustakaan, tenaga administras. Khusus untuk MI/PPS Ula dan Wustha,

4
diperbolehkan untuk membayar honor tenaga yang membantu administrasi
BOS;
9. Pengembangan profesi guru, seperti pelatihan, KKG/MGMP dan
KKKM/MKKM. Misalnya untuk pembayaran honorarium narasumber,
penulis naskah materi paparan, pengadaan alat tulis, penggandaan materi,
transport dan konsumsi;
10. Pemberian bantuan biaya transportasi bagi siswa miskin yang menghadapi
masalah biaya transport dari dan ke madrasah/PPS. Jika dinilai lebih
ekonomis, dapat juga digunakan untuk membeli alat transportasi
sederhana yang akan menjadi barang inventaris madrasah (misalnya
sepeda, perahu penyeberangan, dll);
11. Pembiayaan pengelolaan BOS: alat tulis kantor (termasuk tinta printer,
CD, dan flash disk), penggandaan, surat menyurat, insentif bagi Kepala
Madrasah/Penanggung jawab PPS dan bendahara dalam rangka
penyusunan laporan BOS dan biaya transportasi dalam rangka mengambil
dana BOS di Bank/PT Pos;
12. Pembelian komputer (desktop/work station) dan printer untuk kegiatan
belajar siswa, masing-masing maksimum 1 unit dalam satu tahun
anggaran;
13. Khusus untuk pesantren salafiyah, dana BOS dapat digunakan untuk biaya
asrama/ pondokan dan membeli peralatan ibadah.
14. Bila seluruh komponen 1 s/d 12 di atas telah terpenuhi pendanaannya dari
dana BOS dan masih terdapat sisa dana, maka sisa dana BOS tersebut
dapat digunakan untuk membeli alat peraga, media pembelajaran, mesin
ketik, peralatan UKS, dan mebeulair madrasah/PPS.
Dalam hal penggunaan dana BOS di madrasah/PPS, harus diperhatikan hal-
hal sebagai berikut:
1. Prioritas utama penggunaan dana BOS adalah untuk kegiatan operasional
madrasah/PPS;
2. Pembelian barang/jasa per belanja tidak melebihi Rp. 10 juta

5
3. Penggunaan dana BOS untuk transportasi dan uang lelah bagi guru PNS
diperbolehkan hanya dalam rangka penyelenggaraan suatu kegiatan
madrasah di luar kewajiban jam mengajar. Besaran/satuan biaya untuk
transportasi dan uang lelah guru PNS yang bertugas di luar jam mengajar
tersebut, harus mengikuti Standar Biaya Umum (SBU) yang ditetapkan
oleh Kementerian Keuangan.[1]

D. Larangan Penggunaan Dana BOS


Ada juga larangan penggunaan BOS agar biaya yang seharusnya digunakan
untuk membantu siswa, tetapi digunakan untuk keperluan yang lain. Larangan
Penggunaan Dana BOS sebagai berikut :
1. Disimpan dalam jangka waktu lama dengan maksud dibungakan;
2. Dipinjamkan kepada pihak lain;
3. Membiayai kegiatan yang tidak menjadi prioritas madrasah dan
memerlukan biaya besar, misalnya studi banding, studi tour (karya wisata)
dan sejenisnya;
4. Membayar bonus dan transportasi rutin untuk guru;
5. Membeli pakaian/seragam bagi guru/siswa untuk kepentingan pribadi
(bukan inventaris madrasah);
6. Digunakan untuk rehabilitasi sedang dan berat;
7. Membangun gedung/ruangan baru;
8. Membeli bahan/peralatan yang tidak mendukung proses pembelajaran;
9. Menanamkan saham;
10. Membiayai kegiatan yang telah dibiayai dari sumber dana pemerintah
pusat atau pemerintah daerah secara penuh/wajar, misalnya guru
kontrak/guru bantu;
11. Membiayai kegiatan penunjang yang tidak ada kaitannya dengan
operasional madrasah, misalnya iuran dalam rangka perayaan hari besar
nasional dan upacara keagamaan;

6
12. Membiayai kegiatan dalam rangka mengikuti
pelatihan/sosialisasi/pendampingan terkait program BOS/perpajakan
program BOS yang diselenggarakan lembaga di luar Kementerian Agama.

E. Landasan Hukum Pelaksanaan BOS


Landasan hukum dalam pelaksanaan program BOS Tahun 2009 meliputi
semua peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu:
1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945.
2. Undang-Undang No. 17 Tahun 1965 tentang Pembentukan Badan
Pemeriksa Keuangan.
3. Undang-Undang No. 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 43 Tahun 1999.
4. Undang-Undang No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara
yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
5. Undang-Undang No. 17 Tahun 2000 tentang Bendaharawan Wajib
Memungut Pajak Penghasilan.
6. Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
7. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
8. Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
9. Undang-Undang No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan
dan Tanggungjawab Keuangan Negara.
10. Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.
11. Peraturan Pemerintah No. 106 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan
Pertanggungjawaban Keuangan dalam pelaksanaan Dekonsentrasi dan
Tugas Pembantuan.
12. Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom.
13. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
14. Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 2008 tentang Wajib Belajar
15. Peraturan Pemerintah No. 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan.

7
16. Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan
Pendidikan Keagamaan.
17. Instruksi Presiden No. 5 Tahun 2006 tentang Gerakan Nasional Percepatan
Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan
Pemberantasan Buta Aksara.
18. Surat Keputusan Bersama antara Menteri Pendidikan Nasional dan
Menteri Agama No. 1/U/KB/2000 dan No. MA/86/2000 tentang Pondok
Pesantren Salafiyah sebagai Pola Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9
Tahun.
19. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 036/U/1995 tentang
Pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan Dasar.
20. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 044/U/2002 tentang Dewan
Pendidikan dan Komite Sekolah.
Dalam makalah ini, penulis mencantumkan landasan hukum tentang BOS,
agar terlihat jelas penekanan tentang pentingnya BOS itu sebenarnya.

8
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut peraturan Mendiknas nomor 69 tahun 2009, standar biaya operasi
non personalia adalah standar biaya yang diperlukan untuk membiayai kegiatan
operasi nonpersonalia selama 1 (satu) tahun sebagai bagian dari keseluruhan dana
pendidikan agar satuan pendidikan dapat melakukan kegiatan pendidikan secara
teratur dan berkelanjutan sesuai Standar Pendidikan Nasional.
Secara umum program BOS bertujuan untuk meringankan beban masyarakat
terhadap pembiayaan pendidikan dalam rangka wajib belajar 9 tahun yang
bermutu
B. Saran
Pemakalah menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu
pemakalah memohon saran dan kritik para pembaca demi kesempurnaan makalah
pemakalah berikutnya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Afnil Guza, UU RI Nomor 9 Tahun 2009 Badan Hukum Pendidikan dan Sistem
Pendidikan Nasional UU RI Nomor 20 Tahun 2003, Jakarta : Asa Mandiri,
2009
Benny Setiawan, Agenda PendidikanNasional, Jogjakarta : ar-Ruzz Media, 2008
Badan Hukum Pendidikan di Wikipedia
Buku pedoman beasiswa, http://www.polines.ac.id/pedomanbeasiswa
Kementrian Agama RI, Peningkatan Manajemen Melalui Penguatan Tata Kelola
dan Akuntabilitas di Sekolah
Peraturan pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 Tentang Pendidikan
Standar Nasional Pendidikan
Peraturan Menteri Keuangan nomor 168 / PMK.07/2008 dalam
http://www.sjdih.depkeu.go.id/fullText/2008/168~PMK.07~2008
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 37 tahun 2010
Undang-Undang Republik Indonesia nomor 9 Tahun 2009 Tentang Badan Hukum
Pendidikan
Buku pedoman beasiswa, http://www.polines.ac.id/pedomanbeasiswa

10

Anda mungkin juga menyukai