Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

SUPERVISI ASPEK STANDAR 8 STANDAR :


STANDAR PEMBIAYAAN DAN PENILAIAN
Mata Kuliah: Supervisi Pendidikan
Dosen Pengajar: Ahmad Saihu, S.Ag., M.Pd.I.

Di susun Oleh:
Kelompok 10
Norhidayah (2020122366)
Nurlaila Adhayati (2020122370)

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
DARUL ULUM KANDANGAN
TAHUN 2022 M/1443 H
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. karena atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Supervisi aspek 8
Standar : Standar Pembiayaan dan Penilaian”. Shalawat serta salam senantiasa kita
panjatkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW. yang telah menjadi suri tauladan dan
pemberi syafaat di akhirat nanti. Tak lupa penulis berterima kasih kepada Bapak Akhmad
Saihu, S.Ag, M.Pd.I. selaku dosen pengajar dalam mata kuliah Supervisi Pendidikan.

Semoga makalah ini dapat memberikan ilmu yang bermanfaat bagi pembaca dan
pembuatan makalah ini tentunya tak luput dari kesalahan, dan semoga pembaca dapat
memberikan kritik dan saran bagi penulis agar makalah penulis ke depannya bisa lebih
baik lagi. Mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata dalam penulisan makalah ini.
Terima kasih.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Kandangan, 20 Mei 2022

Kelompok 10

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................i


DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN ..................................................................................................1
A. Latar Belakang ...................................................................................................2
B. Rumusan Masalah ..............................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN .....................................................................................................3
A. Standar Pembiayaan Pendidikan.........................................................................3
B. Standar Penilaian Pendidikan..............................................................................9
BAB III ...................................................................................................................16
PENUTUP...............................................................................................................16
A. Kesimpulan ........................................................................................................16
B. Saran...................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................18

ii
BAB 1

PENDAHULUAAN

A. LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan hak setiap warga negara Republik Indonesia dari
jenjang terendah pendidikan usia dini hingga jenjang tertinggi yakni jenjang doktoral.
Untuk meningkatkan sumberdaya manusia yang berkualitas yakni manusia yang
beriman, bertakwa serta memiliki akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa , pemerintah berusaha dan menyelenggarakan suatu sistem
pendidikan nasional yang diatur dalam perundang-undangan. Wajib belajar
pendidikan dasar 9 tahun merupakan langkah nyata pemerintah untuk meningkatkan
kualitas sumberdaya manusia di Indonesia. Dengan program tersebut setiap warga
negara diwajibkan untuk mengenyam pendidikan minimal lulusan SLTP, Pasal 6 (1)
Undang- Undang Sistem Pendidikan Nasioanal menyebutkan bahwa setiap warga
negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun wajib mengikuti
pendidikan dasar. Dan pemerintah berkewajiban untuk membiayai pelaksanaan wajib
belajar 9 tahun tersebut sebagaimana disebutkan dalam pasal 11 (2) Undang-Undang
Sisdiknas bahwa : “ Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib menjamin tersedianya
dana guna terselenggaranya pendidikan.
Turunan dari Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional kita telah memiliki
Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang telah digulirkan oleh pemerintah dalam PP
No. 19 Tahun 2005. Standar Nasional Pendidikan tersebut merupakan kriteria
minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI). SNP ini digulirkan dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan, agar sejalan dengan kebutuhan masyarakat, akselerasi ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni. Ada 8 standar nasional pendidikan dalam PP No. 19 Tahun 2005,
4 standar mengalami penataan ulang yakni standar kompetensi lulusan, standar isi,
standar proses dan standar penilaian sebagaimana dituangkan dalam PP No. 32 Tahun
2013. Adapun 4 standar yang lain tidak mengalami perubahan. Mutu pendidikan akan
tercapai apabila 8 standar nasional pendidikan dapat terpenuhi dan diupayakan dengan
baik secara menyeluruh, dengan demikian mutu pendidikan tidak dapat dicapai jika

1
hanya mengedepankan salah satu dari 8 standar nasional pendidikan. Sinergitas dan
upaya secara simultan mutlak diperlukan, karena 8 standar nasional pendidikan
merupakan satu sistem.Dalam makalah ini penulis membatasi pembahasan pada salah
satu standar nasional pendidikan yaitu standar pembiayaan, dan standar penilaian
pendidikan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian Sistem Pembiayaan Pendidikan
2. Apa Biaya Oprasional Pendidikan
3. Apa Sifat dan Karakteristik Pembiayaan Oprasional Pendidikan
4. Apa Pengertian Standar Penilaian pendidikan
5. Apa saja Prinsip Penilaian
6. Apa Teknik dan Instrumen Penilaian
C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui Sistem Pembiayaan Pendidikan
2. Untuk mengetahui Biaya Oprasional Pendidikan
3. Untuk mengetahui Sifat dan Karakteristik Pembiayaan Oprasional Pendidikan
4. Untuk mengetahui Pengertian Standar penilaian
5. Untuk mengetahui Prinsip Penilaian
6. Untuk mengetahui Teknik dan Penilaian

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. STANDAR PEMBIAYAAN PENDIDIKAN


1. Pengertian Sistem Pembiayaan Pendidikan.

Sistem pembiayaan pendidikan adalah proses dimana pendapatan dan


sumber daya tersedia digunakan untuk memformulasikan dan mengoperasionalkan
sekolah, tergantung dari kondisi masing-masing negara seperti kondisi geografis,
tingkat pendidikan, kondisi politik pendidikan, hukum pendidikan, ekonomi
pendidikan, program pembiayaan pemerintah dan administrasi sekolah. Untuk
mengetahui apakah sistem tersebut memuaskan, dapat dilakukan dengan cara:

1. Menghitung berbagai proporsi dari kelompok usia, jenis kelamin, tingkat buta
huruf.

2. Distribusi alokasi sumber daya pendidikan secara efisien dan adil sebagai
kewajiban pemerintah pusat mensubsidi sektor pendidikan dibandingkan
dengan sektor lainnya.

Menurut Levin (1987) pembiayaan sekolah adalah proses dimana pendapatan


dan sumber daya tersedia digunakan untuk memformulasikan dan
mengoperasionalkan sekolah di berbagai wilayah geografis dan tingkat pendidikan
yang berbeda-beda. Menurut J. Wiseman (1987) terdapat tiga aspek yang perlu
dikaji dalam melihat apakah pemerintahan perlu terlibat dalam masalah pembiayaan
pendidikan:

1. Kebutuhan dan ketersediaan pendidikan terkait dengan sektor pendidikan dapat


dianggap sebagai salah satu alat perdagangan dan kebutuhan akan investasi
dalam sumberdaya manusia atau human capital.

2. Pembiayaan pendidikan terkait dengan hak orang tua dan murid untuk memilih
menyekolahkan anaknya ke pendidikan yang akan berdampak pada social
benefit secara keseluruhan.

3. Pengaruh faktor politik dan ekonomi terhadap sektor pendidikan Pembiayaan


pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi, dan biaya personal.

3
a. Biaya investasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud di atas meliputi
biaya penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan sumber daya
manusia, dan modal kerja tetap.

b. Biaya personal sebagaimana dimaksud pada di atas meliputi biaya


pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti
proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan.

Biaya operasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud di atas meliputi:

a. Gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang


melekat pada gaji.
b. Bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan
c. Biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya, air, jasa
telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur,
transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dan lain sebagainya.

Perhitungan biaya pendidikan berdasarkan pendekatan kecukupan


ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya:

1. Besar kecilnya sebuah institusi pendidikan

2. Jumlah siswa

3. Tingkat gaji guru karena bidang pendidikan dianggap sebagai highly

labour intensive

4. Rasio siswa dibandingkan jumlah guru

5. Kualifikasi guru

6. Tingkat pertumbuhan populasi penduduk (khususnya di negara berkembang)

7. Perubahan dari pendapatan

Menurut PP No. 32 tahun 2013 standar pembiayaan pendidikan adalah


kriteria mengenai komponen dan besarnya biaya operasi satuan peandidikan yang
berlaku.selama satu tahun. Menurut Mulyono. MA standar pembiayaan
pendidikan adalah sebuah analisis terhadap sumber-sumber pendapatan dan
penggunaan biaya yang diperuntukan sebagai pengelolaan pendidikan secara
efektif dan efisien dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan.Pada

4
Peraturan Pemerintah No.19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan terdapat
kerancuan antara Bab I Pasal 1 Ayat (10) dan Bab IX Pasal 62 Ayat (1) s/d (5)
tentang ruang lingkup standar pembiayaan. Ketentuan Umum tentang Standar
Pembiayaan pada Pasal 1 tampak lebih sempit dari Pasal 62 yaitu standar
pembiayaan pada Pasal 1 adalah mencakup standar yang mengatur komponen dan
besarnya “biaya operasi” satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun. Pada
Pasal 62 mencakup “biaya investasi, biaya operasi dan biaya personal”. Pada Bab
IX: Standar Pembiayaan, Pasal 62 disebutkan bahwa1

1. Pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi, dan biaya
personal.

2. Biaya investasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada Ayat (1)


meliputi biaya penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan sumberdaya
manusia, dan modal kerja tetap.

3. Biaya personal sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) meliputi biaya pendidikan
yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses
pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan.

4. Biaya operasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) meliputi:

a. Gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang


melekat pada gaji.

b. Bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan

c. Biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya, air, jasa


telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur,
transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dan lain sebagainya.

5. Standar biaya operasi satuan pendidikan ditetapkan dengan Peraturan Menteri


berdasarkan usulan BSNP

Sistem pembiayaan pendidikan merupakan proses dimana pendapatan


dan sumber daya tersedia digunakan untuk memformulasikan dan
mengoperasionalkan sekolah. Sistem pembiayaan pendidikan sangat bervariasi

1
Tim Redaksi Yustisia, (2013). Perundangan tentang Kurikulum Sistem Pendidikan Nasional 2013. Yogyakarta:
Pustaka Yuatisia.

5
tergantung dari kondisi masing-masing negara seperti kondisi geografis, tingkat
pendidikan, kondisi politik pendidikan, hukum pendidikan, ekonomi pendidikan,
program pembiayaan pemerintah dan administrasi sekolah. Sementara itu
terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan untuk mengetahui sesuai
tidaknya sistem dengan kondisi negara. Setiap keputusan dalam masalah
pembiayaan sekolah akan mempengaruhi bagaimana sumber daya diperoleh
dan dialokasikan. Oleh karena itu perlu dilihat siapa yang akan dididik dan
seberapa banyak jasa pendidikan dapat disediakan, bagaimana mereka akan
dididik, siapa yang akan membayar biaya pendidikan. Demikian pula sistem
pemerintahan seperti apa yang paling sesuai untuk mendukung sistem
pembiayaan pendidikan.

Standar Pembiayaan Pendidikan diatur berdasarkan Peraturan Menteri


Pendidikan Nasional Nomor 69 Tahun 2009 tentang Standar Biaya Operasi
Nonpersonalia Tahun 2009 untuk Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidaiyah
(SD/MI), Sekolah Menengah Pertama / Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs),
Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah (SMA/MA), Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK), Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), Sekolah Menengah
Pertama Luar Biasa (SMPLB), dan Sekolah Menengah Atas Luar Biasa
(SMALB).

2. Biaya Operasional Pendidikan

Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang,
yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu (Mulyadi,
1999: 8-9). Ada 4 unsur pokok dalam definisi biaya:

1. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi

2. Diukur dalam satuan uang

3. Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi

4. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu

Menurut Hadi Purnomo (2007: 11), biaya pendidikan merupakan semua jenis
pengeluaran yang berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan baik dalam bentuk

6
uang maupun barang dan tenaga yang dapat dihargakan dengan uang. Kriteria yang
harus dipenuhi agar pengeluaran dapat disebut biaya, yaitu :

1. Bahwa pengeluaran itu tidak dapat dihindarkan

2. Bahwa pengeluaran itu dapat diduga sebelumnya

3. Bahwa pengeluaran itu secara kuantitatif dapat dihitung

4. Bahwa pengeluaran itu inhaeren pada hasil, berapapun besarnya biaya yang
digunakan akan berpengaruh terhadap jumlah dan mutu hasil pendidikan.

Biaya operasional pendidikan adalah bagian dari dana pendidikan yang


diperlukan membiayai kegiatan operasi satuan pendidikan agar kegiatan pendidikan
dapat berlangsung sesuai standar nasional pendidikan secara teratur dan berkelanjutan
yang terdiri atas biaya operasi kepersonaliaan dan biaya operasi non kepersonaliaan.
Jenis-jenis biaya pendidikan menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (PP 19
Tahun 2005 Pasal 62) adalah :

1. Biaya investasi yaitu biaya penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan


sumber daya manusia dan modal kerja tetap

2. Biaya operasional adalah biaya yang meliputi gaji pendidik, tenaga pendidikan
serta segala tunjangan yang melekat pada gaji.

3. Biaya personal adalah biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik
untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan

3. Sifat Dan Karakteristik Pembiayaan Operasional Pendidikan

Tinggi rendahnya kualitas SDM dapat diukur melalui tingkat kreativitas dan
produktivitas yang diwujudkan dalam hasil kerja atau kinerja baik secara perorangan
maupun kelompok. Hal-Hal Yang Mempengaruhi Pembiayaan Operasional
Pendidikan2

1. Faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang ada di luar sistem pendidikan

a) Berkembangnya demokrasi pendidikan

2
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, (2014). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 161 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Penggunaan dan Pertanggungjawaban
Keuangan Dana BOS Tahun Anggaran 2015. Jakarta: Kemendikbud.

7
b) Kebijaksanaan pemerintah

c) Tuntutan akan pendidikan

d) Kenaikan tuntutan akan pendidikan

e) Adanya inflasi

2. Faktor internal, yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam sistem pendidikan
yang mempengaruhi besarnya pembiayaan

a) Tujuan pendidikan

b) Pendekatan

c) Materi yang disajikan

d) Tingkat dan jenis pendidikan

Sumber-Sumber Pembiayaan Pendidikan Dari Pemerintah kurang lebih 70%,


terbagi atas :

1. Pemerintah Pusat

2. Pemerintah Daerah Provinsi

3. Pemerintah Daerah Tingkat II

Biaya Operasional Pendidikan Dapat Dikategorikan :

1. Biaya Langsung dan Biaya Tak Langsung

2. Biaya Pribadi

Metode-Metode Penetapan Biaya Operasional Pendidikan Pembiayaan Sumber


pembiayaan sekolah tergantung pada beberapa faktor :

1. Kondisi masyarakat di mana sekolah berada

2. Kebijaksanaan pemerintah di bidang keuangan

3. Dana yang dialokasikan tidak sesuai dengan harapan yang dibebankan kepada
sekolah

8
Pengeluaran menurut jenis, tingkatan dan sifat

1. Pengeluaran menurut jenis : keseluruhan pengeluaran untuk biaya pendidikan


dihitung menurut jenis pengeluarannya.

2. Pengeluaran menurut tingkatan : metode pengeluaran biaya didasarkan


tingkatan persekolahan dalam menentukan pemisahan tingkatan. Misalnya,
membedakan tingkat lanjutan antara SLTP dan SLTA.

Pengeluaran menurut sifat pengeluaran :

1. Pengeluaran yang berulang-ulang

2. Pengeluaran modal

B. STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN


1. Pengertian Penialaian Pendidikan

Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi


untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. Penilaian hasil belajar
peserta didik dilaksanakan berdasarkan standar penilaian pendidikan yang berlaku
secara nasional. Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan
yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar
peserta didik.3

Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia


Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Pendidikan

BAB I KETENTUAN UMUM :

Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai lingkup, tujuan, manfaat,


prinsip, mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasilbelajar peserta
didik yang digunakan sebagai dasar dalam penilaian hasil belajar peserta didik
pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
2. Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.

Departemen Pendidikan Nasional, (2003). Undang-UNDANG Republik Indonesia Nomor 20 Thun


3

2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.

9
3. Pembelajaran adalah proses interaksi antar peserta didik, antara peserta didik
dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
4. Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian Kompetensi
Peserta Didik secara berkelanjutan dalam proses Pembelajaran untuk memantau
kemajuan dan perbaikan hasil belajar Peserta Didik.
5. Ujian sekolah/madrasah adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik sebagai pengakuan prestasi belajar
dan/atau penyelesaian dari suatu satuan pendidikan.
6. Kriteria Ketuntasan Minimal yang selanjutnya disebut KKM adalah kriteria
ketuntasan belajar yang ditentukan oleh satuan pendidikan yang mengacu pada
standar kompetensi kelulusan, dengan mempertimbangkan karakteristik peserta
didik, karakteristik mata pelajaran, dan kondisi satuan pendidikan.

BAB II LINGKUP PENILAIAN :

Pasal 2 Penilaian pendidikan pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah


terdiri atas:

a. penilaian hasil belajar oleh pendidik;

b. penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan; dan

c. penilaian hasil belajar oleh Pemerintah.

Pasal 3 :

1. Penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan
menengah meliputi aspek: a. sikap; b. pengetahuan; dan c. keterampilan.
2. Penilaian sikap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan
kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk memperoleh informasi deskriptif
mengenai perilaku peserta didik.
3. Penilaian pengetahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan
kegiatan yang dilakukan untuk mengukur penguasaan pengetahuan peserta
didik.
4. Penilaian keterampilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c merupakan
kegiatan yang dilakukan untuk mengukur kemampuan peserta didik
menerapkan pengetahuan dalam melakukan tugas tertentu.

10
5. Penilaian pengetahuan dan keterampilan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dan ayat (4) dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan, dan/atau Pemerintah.

BAB III TUJUAN PENILAIAN

Pasal 4 :

1. Penilaian hasil belajar oleh pendidik bertujuan untuk memantau dan


mengevaluasi proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar peserta
didik secara berkesinambungan.

2. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan bertujuan untuk menilai


pencapaian Standar Kompetensi Lulusan untuk semua mata pelajaran.

3. Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah bertujuan untuk menilai pencapaian


kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu.

2. Prinsip Penilaian

Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:

a. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan


kemampuan yang diukur.

b. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas
dan tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.

c. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik


karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku,
budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.

d. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen


yang tidak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.

e. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan


keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.

f. Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik


mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik
penilaian yang sesuai. Hal ini dilakukan untuk memantau perkembangan
kemampuan peserta didik.

11
g. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan
mengikuti langkah-langkah baku.

h. Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian


kompetensi yang ditetapkan.

i. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi


teknik, prosedur, maupun hasilnya.

Standar Penilaian Pendidikan yang relevan pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah meliputi :

1. Penilaian hasil belajar oleh pendidik4


Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesi-
nambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil, dalam
bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan
ulangan kenaikan kelas. Penilaian tersebut di atas digunakan untuk menilai
pencapaian kompetensi peserta didik, dan sebagai bahan penyusunan laporan
kemajuan hasil belajar, serta untuk memperbaiki proses pembelajaran.
Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
serta kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan
melalui :

a. pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai


perkembangan afeksi dan kepribadian peserta didik.

b. ujian, ulangan, dan/atau penugasan untuk mengukur aspek kognitif


peserta didik.Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi diukur melalui ulangan, penugasan, dan/atau
ben- tuk lain yang sesuai dengan karakteristik materi yang dinilai.
Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran estetika dilakukan
melalui pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk
menilai perkembangan afeksi dan ekspresi psikomotorik peserta didik.
Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan
kesehatan dilakukan melalui :

4
E, Mulyasa. (2014). Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Remaja Kemendikbud.

12
a. Pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai
perkembangan psikomotorik dan afeksi peserta didik.

b. Ulangan, dan/atau penugasan untuk mengukur aspek kognitif peserta


didik.

2. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan

Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan merupakan penilaian


akhir yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk menen- tukan kelulusan
peserta didik, dengan mempertimbangkan hasil penilaian peserta didik oleh
pendidik. Penilaian tersebut bertujuan untuk menilai pencapaian standar
kompetensi lulusan untuk semua mata pelajaran, yang dilakukan melalui
Ujian Sekolah (US). Peserta didik yang mengikuti Ujian Sekolah harus
mendapatkan nilai sama atau lebih besar dari nilai batas ambang kompetensi
yang dirumuskan oleh BSNP

3. Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah

Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah dilakukan untuk menilai


pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pe- lajaran tertentu
dalam bentuk Ujian Nasional (UN).

Hasil Ujian Nasional digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk :

1. Pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan.

2. Dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya.

3. Penentuan kelulusan peserta didik dari program dan/atau satuan


pendidikan.

4. Pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam


upayanya untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan dasar dan menengah
setelah :

a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran.

b. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata
pelajaran.

13
c. Lulus Ujian Sekolah (US).

d. Lulus Ujian Nasional (UN).

4. Teknik dan Instrumen Penilaian

Penilaian hasil belajar oleh pendidik menggunakan berbagai teknik


penilaian berupa tes, observasi, penugasan perseorangan atau kelompok, dan
bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat
perkembangan peserta didik :

1. Teknik tes berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau tes kinerja :

2. Teknik observasi atau pengamatan dilakukan selama pembelajaran


berlangsung dan atau di luar kegiatan pembelajaran;

3. Teknik penugasan baik perseorangan maupun kelompok dapat berbentuk


tugas rumah dan atau proyek

Instrumen penilaian hasil belajar yang digunakan pendidik memenuhi


persyaratan:

1. Substansi, adalah merepresentasikan kompetensi yang dinilai,

2. Konstruksi, adalah memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk


instrumen yang digunakan,

3. bahasa, adalah menggunakan bahasa yang baik dan benar serta


komunikatif sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik.

Instrumen penilaian yang digunakan oleh satuan pendidikan dan


pemerintah dalam bentuk ujian sekolah atau madrasah harus memenuhi
persyaratan substansi, konstruksi, dan bahasa, serta memiliki bukti validitas
empirik. Sedangkan instrumen penilaian yang digunakan oleh pemerintah
dalam bentuk UN memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, bahasa, dan
memiliki bukti validitas empirik serta menghasilkan skor yang dapat
diperbandingkan antarsekolah, antardaerah, dan antar tahun.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem pembiayaan pendidikan adalah proses dimana pendapatan dan sumber
daya tersedia digunakan untuk memformulasikan dan mengoperasionalka sekolah,
tergantung dari kondisi masing-masing negara seperti kondisi geografis, tingkat
pendidikan, kondisi politik pendidikan, hukum pendidikan, ekonomi pendidikan,
program pembiayaan pemerintah dan administrasi sekolah.Biaya operasional
pendidikan adalah bagian dari dana pendidikan yang diperlukan membiayai kegiatan
operasi satuan pendidikan agar kegiatan pendidikan dapat berlangsung sesuai standar
nasional pendidikan secara teratur dan berkelanjutan yang terdiri atas biaya operasi
kepersonaliaan dan biaya operasi non kepersonaliaan. Menurut PP No. 32 tahun 2013
standar pembiayaan pendidikan adalah kriteria mengenai komponen dan besarnya
biaya operasi satuan peandidikan yang berlaku.selama satu tahun. Menurut Mulyono.
MA standar pembiayaan pendidikan adalah sebuah analisis terhadap sumber-sumber
pendapatan dan penggunaan biaya yang diperuntukan sebagai pengelolaan pendidikan
secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23
Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Pendidikan yaitu Standar Penilaian Pendidikan
adalah kriteria mengenai lingkup, tujuan, manfaat, prinsip, mekanisme, prosedur, dan
instrumen penilaian hasil belajar peserta didik yang digunakan sebagai dasar dalam
penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan merupakan penilaian akhir yang
dilakukan oleh satuan pendidikan untuk menen- tukan kelulusan peserta didik, dengan
mempertimbangkan hasil penilaian peserta didik oleh pendidik. Penilaian tersebut
bertujuan untuk menilai pencapaian standar kompetensi lulusan untuk semua mata
pelajaran, yang dilakukan melalui Ujian Sekolah (US). Peserta didik yang mengikuti
Ujian Sekolah harus mendapatkan nilai sama atau lebih besar dari nilai batas ambang
kompetensi yang dirumuskan oleh BSNP

15
B. Saran
Demikianlah pembahasan mengeni Supervisi Standar Pendidik dan Tenaga
Pendidik. Besar harapan kami makalah ini dapat bermanfaat untuk kami dan para
pembaca. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
saran dan kritik yang membagun sangat kami harapkan agar makalah ini dapat
disusun menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan mendatang.

16
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional, (2003). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor


20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta; Depdiknas.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, (2014). Peraturan Menteri Pendidikan dan


Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 161 Tahun 2014 Tentang Petunjuk
Teknis Penggunaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Dana BOS Tahun
Anggaran 2015. Jakarta: Kemendikbud.

Mulyasa, E. (2014). Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Remaja


Rosdakarya

Tim Redaksi Pustaka Yustisia, (2013). Perundangan tentang Kurikulum Sistem


Pendidikan Nasional 2013. Yogyakarta: Pustaka Yustisia

17

Anda mungkin juga menyukai