Di susun Oleh:
Kelompok 10
Norhidayah (2020122366)
Nurlaila Adhayati (2020122370)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. karena atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Supervisi aspek 8
Standar : Standar Pembiayaan dan Penilaian”. Shalawat serta salam senantiasa kita
panjatkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW. yang telah menjadi suri tauladan dan
pemberi syafaat di akhirat nanti. Tak lupa penulis berterima kasih kepada Bapak Akhmad
Saihu, S.Ag, M.Pd.I. selaku dosen pengajar dalam mata kuliah Supervisi Pendidikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan ilmu yang bermanfaat bagi pembaca dan
pembuatan makalah ini tentunya tak luput dari kesalahan, dan semoga pembaca dapat
memberikan kritik dan saran bagi penulis agar makalah penulis ke depannya bisa lebih
baik lagi. Mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata dalam penulisan makalah ini.
Terima kasih.
Kelompok 10
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 1
PENDAHULUAAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan hak setiap warga negara Republik Indonesia dari
jenjang terendah pendidikan usia dini hingga jenjang tertinggi yakni jenjang doktoral.
Untuk meningkatkan sumberdaya manusia yang berkualitas yakni manusia yang
beriman, bertakwa serta memiliki akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa , pemerintah berusaha dan menyelenggarakan suatu sistem
pendidikan nasional yang diatur dalam perundang-undangan. Wajib belajar
pendidikan dasar 9 tahun merupakan langkah nyata pemerintah untuk meningkatkan
kualitas sumberdaya manusia di Indonesia. Dengan program tersebut setiap warga
negara diwajibkan untuk mengenyam pendidikan minimal lulusan SLTP, Pasal 6 (1)
Undang- Undang Sistem Pendidikan Nasioanal menyebutkan bahwa setiap warga
negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun wajib mengikuti
pendidikan dasar. Dan pemerintah berkewajiban untuk membiayai pelaksanaan wajib
belajar 9 tahun tersebut sebagaimana disebutkan dalam pasal 11 (2) Undang-Undang
Sisdiknas bahwa : “ Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib menjamin tersedianya
dana guna terselenggaranya pendidikan.
Turunan dari Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional kita telah memiliki
Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang telah digulirkan oleh pemerintah dalam PP
No. 19 Tahun 2005. Standar Nasional Pendidikan tersebut merupakan kriteria
minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI). SNP ini digulirkan dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan, agar sejalan dengan kebutuhan masyarakat, akselerasi ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni. Ada 8 standar nasional pendidikan dalam PP No. 19 Tahun 2005,
4 standar mengalami penataan ulang yakni standar kompetensi lulusan, standar isi,
standar proses dan standar penilaian sebagaimana dituangkan dalam PP No. 32 Tahun
2013. Adapun 4 standar yang lain tidak mengalami perubahan. Mutu pendidikan akan
tercapai apabila 8 standar nasional pendidikan dapat terpenuhi dan diupayakan dengan
baik secara menyeluruh, dengan demikian mutu pendidikan tidak dapat dicapai jika
1
hanya mengedepankan salah satu dari 8 standar nasional pendidikan. Sinergitas dan
upaya secara simultan mutlak diperlukan, karena 8 standar nasional pendidikan
merupakan satu sistem.Dalam makalah ini penulis membatasi pembahasan pada salah
satu standar nasional pendidikan yaitu standar pembiayaan, dan standar penilaian
pendidikan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian Sistem Pembiayaan Pendidikan
2. Apa Biaya Oprasional Pendidikan
3. Apa Sifat dan Karakteristik Pembiayaan Oprasional Pendidikan
4. Apa Pengertian Standar Penilaian pendidikan
5. Apa saja Prinsip Penilaian
6. Apa Teknik dan Instrumen Penilaian
C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui Sistem Pembiayaan Pendidikan
2. Untuk mengetahui Biaya Oprasional Pendidikan
3. Untuk mengetahui Sifat dan Karakteristik Pembiayaan Oprasional Pendidikan
4. Untuk mengetahui Pengertian Standar penilaian
5. Untuk mengetahui Prinsip Penilaian
6. Untuk mengetahui Teknik dan Penilaian
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Menghitung berbagai proporsi dari kelompok usia, jenis kelamin, tingkat buta
huruf.
2. Distribusi alokasi sumber daya pendidikan secara efisien dan adil sebagai
kewajiban pemerintah pusat mensubsidi sektor pendidikan dibandingkan
dengan sektor lainnya.
2. Pembiayaan pendidikan terkait dengan hak orang tua dan murid untuk memilih
menyekolahkan anaknya ke pendidikan yang akan berdampak pada social
benefit secara keseluruhan.
3
a. Biaya investasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud di atas meliputi
biaya penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan sumber daya
manusia, dan modal kerja tetap.
2. Jumlah siswa
labour intensive
5. Kualifikasi guru
4
Peraturan Pemerintah No.19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan terdapat
kerancuan antara Bab I Pasal 1 Ayat (10) dan Bab IX Pasal 62 Ayat (1) s/d (5)
tentang ruang lingkup standar pembiayaan. Ketentuan Umum tentang Standar
Pembiayaan pada Pasal 1 tampak lebih sempit dari Pasal 62 yaitu standar
pembiayaan pada Pasal 1 adalah mencakup standar yang mengatur komponen dan
besarnya “biaya operasi” satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun. Pada
Pasal 62 mencakup “biaya investasi, biaya operasi dan biaya personal”. Pada Bab
IX: Standar Pembiayaan, Pasal 62 disebutkan bahwa1
1. Pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi, dan biaya
personal.
3. Biaya personal sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) meliputi biaya pendidikan
yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses
pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan.
4. Biaya operasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) meliputi:
1
Tim Redaksi Yustisia, (2013). Perundangan tentang Kurikulum Sistem Pendidikan Nasional 2013. Yogyakarta:
Pustaka Yuatisia.
5
tergantung dari kondisi masing-masing negara seperti kondisi geografis, tingkat
pendidikan, kondisi politik pendidikan, hukum pendidikan, ekonomi pendidikan,
program pembiayaan pemerintah dan administrasi sekolah. Sementara itu
terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan untuk mengetahui sesuai
tidaknya sistem dengan kondisi negara. Setiap keputusan dalam masalah
pembiayaan sekolah akan mempengaruhi bagaimana sumber daya diperoleh
dan dialokasikan. Oleh karena itu perlu dilihat siapa yang akan dididik dan
seberapa banyak jasa pendidikan dapat disediakan, bagaimana mereka akan
dididik, siapa yang akan membayar biaya pendidikan. Demikian pula sistem
pemerintahan seperti apa yang paling sesuai untuk mendukung sistem
pembiayaan pendidikan.
Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang,
yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu (Mulyadi,
1999: 8-9). Ada 4 unsur pokok dalam definisi biaya:
Menurut Hadi Purnomo (2007: 11), biaya pendidikan merupakan semua jenis
pengeluaran yang berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan baik dalam bentuk
6
uang maupun barang dan tenaga yang dapat dihargakan dengan uang. Kriteria yang
harus dipenuhi agar pengeluaran dapat disebut biaya, yaitu :
4. Bahwa pengeluaran itu inhaeren pada hasil, berapapun besarnya biaya yang
digunakan akan berpengaruh terhadap jumlah dan mutu hasil pendidikan.
2. Biaya operasional adalah biaya yang meliputi gaji pendidik, tenaga pendidikan
serta segala tunjangan yang melekat pada gaji.
3. Biaya personal adalah biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik
untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan
Tinggi rendahnya kualitas SDM dapat diukur melalui tingkat kreativitas dan
produktivitas yang diwujudkan dalam hasil kerja atau kinerja baik secara perorangan
maupun kelompok. Hal-Hal Yang Mempengaruhi Pembiayaan Operasional
Pendidikan2
2
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, (2014). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 161 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Penggunaan dan Pertanggungjawaban
Keuangan Dana BOS Tahun Anggaran 2015. Jakarta: Kemendikbud.
7
b) Kebijaksanaan pemerintah
e) Adanya inflasi
2. Faktor internal, yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam sistem pendidikan
yang mempengaruhi besarnya pembiayaan
a) Tujuan pendidikan
b) Pendekatan
1. Pemerintah Pusat
2. Biaya Pribadi
3. Dana yang dialokasikan tidak sesuai dengan harapan yang dibebankan kepada
sekolah
8
Pengeluaran menurut jenis, tingkatan dan sifat
2. Pengeluaran modal
9
3. Pembelajaran adalah proses interaksi antar peserta didik, antara peserta didik
dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
4. Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian Kompetensi
Peserta Didik secara berkelanjutan dalam proses Pembelajaran untuk memantau
kemajuan dan perbaikan hasil belajar Peserta Didik.
5. Ujian sekolah/madrasah adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik sebagai pengakuan prestasi belajar
dan/atau penyelesaian dari suatu satuan pendidikan.
6. Kriteria Ketuntasan Minimal yang selanjutnya disebut KKM adalah kriteria
ketuntasan belajar yang ditentukan oleh satuan pendidikan yang mengacu pada
standar kompetensi kelulusan, dengan mempertimbangkan karakteristik peserta
didik, karakteristik mata pelajaran, dan kondisi satuan pendidikan.
Pasal 3 :
1. Penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan
menengah meliputi aspek: a. sikap; b. pengetahuan; dan c. keterampilan.
2. Penilaian sikap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan
kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk memperoleh informasi deskriptif
mengenai perilaku peserta didik.
3. Penilaian pengetahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan
kegiatan yang dilakukan untuk mengukur penguasaan pengetahuan peserta
didik.
4. Penilaian keterampilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c merupakan
kegiatan yang dilakukan untuk mengukur kemampuan peserta didik
menerapkan pengetahuan dalam melakukan tugas tertentu.
10
5. Penilaian pengetahuan dan keterampilan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dan ayat (4) dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan, dan/atau Pemerintah.
Pasal 4 :
2. Prinsip Penilaian
Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:
b. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas
dan tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.
11
g. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan
mengikuti langkah-langkah baku.
Standar Penilaian Pendidikan yang relevan pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah meliputi :
4
E, Mulyasa. (2014). Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Remaja Kemendikbud.
12
a. Pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai
perkembangan psikomotorik dan afeksi peserta didik.
Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan dasar dan menengah
setelah :
b. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata
pelajaran.
13
c. Lulus Ujian Sekolah (US).
1. Teknik tes berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau tes kinerja :
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem pembiayaan pendidikan adalah proses dimana pendapatan dan sumber
daya tersedia digunakan untuk memformulasikan dan mengoperasionalka sekolah,
tergantung dari kondisi masing-masing negara seperti kondisi geografis, tingkat
pendidikan, kondisi politik pendidikan, hukum pendidikan, ekonomi pendidikan,
program pembiayaan pemerintah dan administrasi sekolah.Biaya operasional
pendidikan adalah bagian dari dana pendidikan yang diperlukan membiayai kegiatan
operasi satuan pendidikan agar kegiatan pendidikan dapat berlangsung sesuai standar
nasional pendidikan secara teratur dan berkelanjutan yang terdiri atas biaya operasi
kepersonaliaan dan biaya operasi non kepersonaliaan. Menurut PP No. 32 tahun 2013
standar pembiayaan pendidikan adalah kriteria mengenai komponen dan besarnya
biaya operasi satuan peandidikan yang berlaku.selama satu tahun. Menurut Mulyono.
MA standar pembiayaan pendidikan adalah sebuah analisis terhadap sumber-sumber
pendapatan dan penggunaan biaya yang diperuntukan sebagai pengelolaan pendidikan
secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23
Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Pendidikan yaitu Standar Penilaian Pendidikan
adalah kriteria mengenai lingkup, tujuan, manfaat, prinsip, mekanisme, prosedur, dan
instrumen penilaian hasil belajar peserta didik yang digunakan sebagai dasar dalam
penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan merupakan penilaian akhir yang
dilakukan oleh satuan pendidikan untuk menen- tukan kelulusan peserta didik, dengan
mempertimbangkan hasil penilaian peserta didik oleh pendidik. Penilaian tersebut
bertujuan untuk menilai pencapaian standar kompetensi lulusan untuk semua mata
pelajaran, yang dilakukan melalui Ujian Sekolah (US). Peserta didik yang mengikuti
Ujian Sekolah harus mendapatkan nilai sama atau lebih besar dari nilai batas ambang
kompetensi yang dirumuskan oleh BSNP
15
B. Saran
Demikianlah pembahasan mengeni Supervisi Standar Pendidik dan Tenaga
Pendidik. Besar harapan kami makalah ini dapat bermanfaat untuk kami dan para
pembaca. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
saran dan kritik yang membagun sangat kami harapkan agar makalah ini dapat
disusun menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan mendatang.
16
DAFTAR PUSTAKA
17