Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Sistem
Disusun Oleh :
Anita Farida (1103618006)
Dewi Anatasya (1103818034)
Muhammad Dandy Prasetyo (1103618080)
Muhammad Ibrahim Adham (1103618072)
Yulia Gusti Wulandari (1103618068)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Menentukan
Kebutuhan dan Kebijakan Pendidikan”. Kami menyadari selesainya makalah ini
tidak lepas dari bantuan berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung.
Untuk itu kami menyampaikan ucapan banyak terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Mukhneri M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Teori Sistem.
2. Teman-teman sekelas MP 2018 B yang membantu dan mendukung kami
sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Sistem dan
memberikan manfaat bagi pembaca khususnya untuk kami sendiri. Makalah ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, penyusun
berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya civitas
akademika Universitas Negeri Jakarta.
Penyusun
DAFTAR ISI
ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan .................................................................................................. 2
D. Manfaat Penulisan ................................................................................................ 2
BAB II ................................................................................................................................ 3
KAJIAN TEORI ............................................................................................................... 3
A. Menentukan Kebutuhan Pendidikan .................................................................. 3
B. Pedoman Penetepan Kebutuhan Pendidikan ..................................................... 5
C. Konsep Dasar Kebijakan...................................................................................... 5
D. Konsep Dasar Kebijakan Pendidikan ................................................................. 7
E. Stratifikasi Kebijakan Pendidikan ...................................................................... 9
F. Proses Dasar Formulasi Kebijakan Pendidikan .............................................. 14
G. Proses Formulasi Kebijakan Pendidikan .......................................................... 16
H. Implementasi Kebijakan Pendidikan ................................................................ 20
I. Monitoring dan Evaluasi Kebijakan Pendidikan............................................. 22
BAB III............................................................................................................................. 25
PENUTUP........................................................................................................................ 25
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 25
B. Saran .................................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 26
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada dekade terakhir ini telah banyak disadari bahwa Pendidikan yang
bermutu dapat diukur dari pemenuhan harapan masyarakat yang memfokuskan
pelayanannya pada kebutuhan pelanggan, baik pelanggan di dalam organisasi
(Intern Customers) maupun pelanggan diluar organisasi (External Customers).
Pemenuhan kebutuhan pelanggan tersebut merupakan usaha organisasi untuk
menjaga kualitas, dengan harapan pelanggan tetap percaya dan bertahan pada
produk dan jasa yang dihasilkan organisasi. Begitu juga dalam organisasi
Pendidikan, sekolah yang berkualitas selalu memenuhi kebutuhan dan harapan
guru, siswa, masyarakat, dan pemerintah.
Pemenuhan kebutuhan dan pemenuhan harapan pelanggan internal dan
eksternal yang diberikan Lembaga Pendidikan pada akhir-akhir ini
menunjukkan belum memenuhi harapan pelanggan, baik ditinjau dari guru
sebagai pelanggan internal yang masih merasakan kebutuhan dan harapan
mereka belum terpenuhi, misalnya : masih rendahnya gaji guru, kenaikan
pangkat yang tertunda, dan perbaikan layanan terhadap pelanggan masih
rendah. Begitu juga dari pelanggan eksternal siswa yang tidak terpenuhi
kebutuhan pembelajaraannya di sekolah lebih memilih Pendidikan non-formal
untuk memenuhi kebutuhan mereka, pelayanan guru dan kepala sekolah belum
sesuai dengan harapan dan kebutuhan siswa.
Engkoswara mengatakan, “Administrasi Pendidikan adalah ilmu yang
mempelajari penataan sumber daya manusia yaitu : Kurikulum dan fasilitas
untuk mencapai tujuan Pendidikan secara optimal dan penciptaan suasana yang
baik bagi manusia dalam mencapai tujuan Pendidikan”. Setelah kita mengetahui
definisi administrasi Pendidikan tentu administrasi Pendidikan menjadi salah
satu disiplin ilmu yang berkontribusi untuk mencapai tujuan Pendidikan. Di
dalam administrasi Pendidikan terdapat kebijakan Pendidikan yang digunakan
dalam dunia persekolah dan Pendidikan tentunya. Kebijakan disamakan dengan
cara dan program, bahkan sering tidak dibedakan antara perbuatan kebijakan
1
2
3
4
lainnya tidak. BAB XIII Pasal 31 Ayat 4 UUD 1945 menyatakan, “Negara
memprioritaskan anggaran Pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari APBN
serta dari APBD untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan
nasional.” Sebagai konsekuensinya, setiap pelaksana dan penyelenggara
Pendidikan berkewajiban untuk memahami dan melaksanakan kebijakan
Pendidikan sebagaimana mestinya. Diperlukan pengetahuan mengenai
kebijakan Pendidikan, baik secara teori, maupun implementasi, monitoring dan
evaluasinya, agar tujuan tersebut dapat dicapai.
Kata kebijakan atau polesi (Policy) itu sendiri, menurut Bernard
Schaffer (1996) mempunyai tiga makna. Pertama, kebijakan mengacu kepada
tujuan-tujuan yang diasosiasikan orang dengan polis. Makna kedua berkaitan
dengan tinjauan informasi dan determinasi tindakan yang sesuai. Makna ketiga
berkaitan dengan pengamanan dan komitmen sumber daya.
Istilah (terminology) kebijakan (Policy term) sebagaimana dikatakan
Jones (2004) digunakan dalam praktik sehari-hari untuk menggantikan kegiatan
atau keputusan yang sangat berbeda. Istilah kebijakan sering dipertukarkan
dengan tujuan (Goals), program, keputusan (Decisions), standard, proposal, dan
grand design. Secara umum istilah kebijakan digunakan untuk menunjuk
perilaku seorang pejabat suatu kelompok, maupun suatu Lembaga pemerintah
atau sejumlah aktor dalam suatu bidang kegiatan tertentu (Anderson, 2000).
Menurut Lasswell (1970) kebijakan didefinisikan sebagai suatu program
pencapaian tujuan, nilai-nilai dan praktik-praktik yang terarah. Sedangkan
Eulao sebagai mana dikutip Jones (2004) mendefinisikan kebijakan sebagai
cara bertindak yang sengaja dilaksankan untuk menyelesaikan masalah-masalah
dengan keputusan yang tepat, dicirikan oleh tindak yang berkesinambungan dan
berulang-ulang kepada mereka yang menyusun dan melaksanakan kebijakan.
Dalam praktik penyelengaraan negara, sesuai dengan peraturan Meneg-
PAN Nomor: PER/04/M.PAN/42007 tentang Pedoman Umum Formulasi,
Implementasi, Evaluasi kinerja, dan Revisi Kebijakan Publik di Lingkungan
Pemerintah Pusat dan Daerah, dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan
“kebijakan” adalah keputusan yang dibuat oleh suatu Lembaga pemerintahan
7
atau organisasi dan bersifat mengikat para pihak yang terkait dengan Lembaga
tersebut.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
kebijakan adalah arah tindakan yang mempunyai tujuan yang ditetapkan oleh
seseorang atau beberapa aktor guna mengatasi suatu masalah, baik masalah
kenegaraan maupun masalah organisasi.
D. Konsep Dasar Kebijakan Pendidikan
Menurut Carter V. Good (1959), kebijakan Pendidikan adalah suatu
pertimbangan yang didasarkan atas sistem nilai dan beberapa penilaian terhadap
faktor-faktor yang bersifat situasional; pertimbangan tersebut dijadikan sebagai
dasar untuk mengoperasikan Pendidikan yang bersifat melembaga;
pertimbangan tersebut merupakan perencanaan umum yang dijadikan sebagai
pedoman untuk mengambil keputusan, agar tujuan yang bersifat melembaga
bias tercapai. Good melihat kebijakan Pendidikan sebagai suatu proses.
Menurut Gamage & Pang (2003), kebijakan Pendidikan dapat juga
dipahami sebagai perangkat panduan yang memberikan kerangka kerja bagi
tindakan dalam hubungan dalam persoalan substantif. Garis panduan dimaksud
mencakup istilah umum (General Terms), dan tindakan (yang akan
dilaksanakan dengan mempertimbangkan masalah yang ada). Garis panduan
atau kebijakan Pendidikan akan menjadikan kepala sekolah, staf, dan personalia
lainnya sebagai warga sekolah dapat melaksanakan tanggung jawabnya dengan
arah yang jelas.
Tilaar & Riant Nugroho (2009), merumuskan makna atau Batasan
kebijakan Pendidikan. Menurut mereka, “kebijakan Pendidikan merupakan
keseluruhan proses dan hasil perumusan langkah-langkah strategic Pendidikan
yang dijabarkan dari visi, misi Pendidikan, dalam rangka untuk mewujudkan
tercapainya tujuan Pendidikan dalam suatu masyarakat untuk suatu kurun waktu
tertentu.”
Kebijakan Pendidikan menurut Tilaar & Riant Nugroho (2009), dapat
dikenali berdasarkan aspek-aspek yang terkandung didalamnya sebagaimana
diuraikan berikut ini:
8
Ideologi
Negara
Politik Negara
Politik
Pembangunan
Kebijakan
Publik
Kebijakan Pembangunan
Kebijaka
Kebijaka Kebijaka
n Kebijaka Kebijaka
Pendidik
n n Luar Dst..
15. n Militer n Sosial
Ekonomi Negeri
an
akan menjadi sekadar impian atau rencana yang sempurna yang tersimpan
rapi sebagai arsip apabila tidak dapat diimplementasikan.
1. Konsep Dasar Implementasi
Webster Dictionary merumuskan singkat kata to implement
(mengimplementasikann) dalam arti to provide the means for carrying
out yang artinya kurang lebih “ menyediakan sarana untuk
melaksanakan sesuatu “, dan to give practical effect to, yang artinya
kurang lebih “menimbulkan dampak terhadap sesuatu.” Jika makna
harfiah tersebut digunakan, maka implementasi kebijakan pendidikan
berarti suatu proses melaksanakan keputusan kebijakan Pendidikan.
Proses untuk melaksanakan kebijakan Pendidikan perlu
mendapatkan perhatian yang seksama, sehingga keliru kalau ada
anggapan bahwa proses implementasi akan terjadi dengan sendirinya
dan bersifat mulus.
Implementasi kebijakan dipandang dalam pengertian yang luas
merupakan tahap dari proses kebijakan segera setelah kebijakan
ditetapkan (Budi Winarno, 2008). Istilah implementasi menunjuk pada
sejumlah kegiatan yang mengikuti pernyataan maksud tentang tujuan-
tujuan program dan hasil- hasil yang diinginkan oleh para pejabat
pemerintah. Implementasi mencakup tindakan- tindakan (tanpa
tindakan- tindakan) oleh berbagai actor, khususnya para birokrat yang
dimaksudkan untuk membuat program berjalan.
Berdasarkan pandangan- pandangan yang diutarakan ahli- ahli
tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa proses implementasi kebijakan
pendidikan itu sesungguhnya tidak hanya menyangkut prilaku badan-
badan administrative yang bertanggung jawab untuk melaksanakan
program pendidikan dan menimbulkan ketaatan pada diri kelompok
sasaran, melainkan pula menyangkut jaringan kekuatan-kekuatan
politik, ekonomi, dan social yang langsung dan tidak langsung dapat
memengaruhi prilaku dari semua pihak yang terlibat, dan pada akhirnya
berpengaruh terhadap dampak, baik yang diharapkan maupun yang
22
25
DAFTAR PUSTAKA
26