Disusun Oleh :
Diana Evanti Andriani (1445155362)
Permata Adelia (1103818020)
Mega Sasmita (1103618060)
Ulfatun Widiastuti (1103618023)
Lyla Salistia Pratiwi (1103618016)
Yulia Gusti Wulandari (1103618068)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Pancasila
sebagai Dasar Negara”. Kami menyadari selesainya makalah ini tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu kami
menyampaikan ucapan banyak terima kasih kepada :
1. Dr. Wahyu Sri Ambar Arum M.A selaku dosen pengampu mata kuliah
Pancasila.
2. Teman-teman sekelas MP 2018 B yang membantu dan mendukung kami
sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pancasila dan
memberikan manfaat bagi pembaca khususnya untuk kami sendiri. Makalah ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, penyusun
berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya civitas
akademika Universitas Negeri Jakarta.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pancasila merupakan salah satu dasar fundamental Negara Republik Indonesia.
Dalam hal ini, setiap hal yang berkaitan dengan negara Republik Indonesia
ditetapkan dan diputuskan dengan memperhatikan nilai-nilai yang ada dalam
Pancasila. Pancasila sendiri berasal dari Bahasa sansakerta yang mana “panca”
berarti lima dan “sila” berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan nilai-nilai
kehidupan Indonesia sejak jaman nenek moyang sampai dewasa ini.
Masyarakat Pancasilalah yang hendak kita wujudkan, artinya suatu tatanan
masyarakat Indonesia yang modern berdasarkan nilai-nilai luhur yang
terkandung dalam pancasila.
Pancasila sebagai dasar negara berfungsi sebagai pokok pangkal bagi warga
negara Indonesia dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Terdapat lima sila dalam Pancasila, setiap silanya memiliki nilai-
nilai tersendiri. Nilai-nilai tersebut sekaligus sebagai jiwa dan kepribadian
bangsa Indonesia. Nilai Pancasila berkembang sebagai nilai dasar dan puncak
budaya bangsa yang dirumuskan dan ditetapkan melalui pemikiran para tokoh
bangsa sebagai dasar negara dan pandangan hidup.
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia merupakan sesuatu yang
sangat bernilai. Pancasila sebagai pandangan hidup berisi konsep kehidupan
yang dicita-citakan oleh bangsa Indonesia,, sekaligus mengandung pemikiran
ataupun gagasan yang mendasar mengenai tatanan kehidupan, sesuai dengan
nilai-nilai Pancasila. Pandangan hidup inilah yang menjadikan suatu bangsa
memiliki suatu arah yang jelas.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian Pancasila?
2. Apa yang dimaksud dengan dasar negara?
3. Bagaimana proses perumusan Pancasila dan UUD 1945?
4. Jelaskan bagaimana hubungan Pancasila dan pembukaan Undang-Undang
Dasar Republik Negara Indonesia
1
2
2
3
BAB II
KAJIAN TEORI
A. PENDAHULUAN
Pancasila merupakan sumber nilai dan sumber norma dalam setiap
aspek penyelenggaraan negara termasuk sebagai sumber tertib hukum di negara
Republik Indonesia. Oleh karena itu segala sesuatu yang dilakukan oleh
pemerintah untuk mengatur rakyatnya agar berjalan tertib, harus ada aturan
hukumnya. Dasar Negara Republik Indonesia adalah naskah yang tertuang
dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Tahun 1945 yang
telah disahkan/ditetapkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(PPKI) tanggal 18 Agustus 1945.
Sila-sila Pancasila yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 Tahun
1945 secara filosofis-sosiologis berkedudukan sebagai norma dasar Republik
Indonesia dan dalam konteks politis-yuridis sebagai dasar negara Republik
Indonesia. Konsekuensi dan Pancasila tercantum dalam Pembukaan UUD NRI
tahun 1945 secara yuridis konstitusional mempunyai kekuatan hukum yang sah,
kekuatan hukum yang berlaku, dan kekuatan hukum mengikat.
1. Pengertian Istilah Pancasila
Istilah Pancasila pertama kali dikenal dalam pidato Ir. Soekarno sebagai
anggota BPUPKI 1 juni 1945 di Jakarta, badan ini kemudian setelah
mengalami penambahan anggota menjadi Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI). Dari uraian tersebut dinyatakan : Panca adalah Lima dan
Sila adalah asas atau dasar. Untuk lebih jelas dikutip bagian pidato beliau
antara lain :
“……..namanya bukan panca Dharma, tetapi nama ini dengan petunjuk
seorang teman kita ahli bahasa Namanya adalah Pantja Sila, Pantja artinya
lima sedangkan Sila artinya asas atau dasar. Dan diatas kelima dasar itu
mendirikan Negara Indonesia yang kekal dan abadi.
3
4
yang dapat mengumpulkan semua, dan jikalau kita mencari suatu leitser
yang dinamis yang dapat menjadi arah perjalanan, kita harus menggali
sedalam dalamnya di dalam jiwa masyarakat kita sendiri. Kalau kitamau
memasukkan elemen elemen yang tidak ada dalam jiwa Indonesia, tidak
mungkin dijadikan dasar untuk duduk diatasnya”
Pancasila sebagai dasar negara mempunyai kedudukan sebagai
berikut; Panji Setiyoso (2006:62)
1) Sumber dari segala sumber hukum
2) Meliputi suasana kebatinan dari UUD 1945
3) Menciptakan cita cita hukum bagi hukum dasar negara
4) Menjadi sumber semangat bagi UUD 1945
5) Mengandung norma norma yang mengharuskan UUD untuk
mewajibkan pemerintah maupun penyelenggara negara yang lain untuk
memelihara budi pekerti luhur.
Mengingat bahwa pancasila bekedudukan sebagai dasar negara
maka seluruh kehidupan bernegara dan bermasyarakat yang terkait dengan
hal hal pokok kenegaraan di samping penyelenggaraan negara, semuanya
harus sesuai dan dapat diatur berdasarkan pancasila, diantaranya masalah
politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, pendidikan dan lain lain.
Termasuk juga hubungan antar rakyat, kekuasaan serta penguasa. Juga
segenap peraturan perundangan yang dikeluarkan oleh pemerintah republik
indonesia harus sejiwa dan dijiwai oleh pancasila, sedangkan isi maupun
materinya tidak boleh menyimpang dari hakikat pancasila sebagai dasar
negara.
Selain itu mengingat arti nilai nilai kebenaran dan keadilan bagi
pancasila yang telah ada selama berabad abad dalam kehidupan bangsa
indonesia maka pancasila telah memberikan corak khas ataupun
kepribadian pada bangsa Indonesia yang pada dasarnya membedakan
bangsa indonesia dari bangsa bangsa lain di dunia ini. Pancasila merupakan
suatu sosial bidaya bangsa memberikan dasar kehidupan bangsa dalam
peran sebagai negara penyelenggara pemerintahan negara republik
9
indonesia. Oleh karena itu segenap tindakan, langkah langkah yang diambil,
termasuk keputusan kenegaraan yang penting harus selalu memedomani
serta mempertimbangkan nilai nilai luhur budaya bangsa yang terkandung
dalam sila sila pancasila.
Pembukaan UUD 45
Pasal-Pasal UUD 45
Rakyat
c. Pasal 28 :
Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan ppikiran dengan
lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang – undang.
Berdasarkan penjabaran kedua pokok pikiran tersebut, maka pembuatan
kebijakan negara dalam bidang politik harus berdasar pada manusia merupakan
subjek penduduk Pancasila, sebagaimana dikatakan oleh Notonegoro (1975:23)
bahwa berketuhanan, berperikemanusian, berpersatuan, berkerakyatan , dan
berkeadilan adalah manusia. Pembuatan kebijakan negara dalam bidang politik
di Indonesia harus memperhatikan rakyat yang merupakan pemegang
kekuasaan atau kedaulatan berada di tangan rakyat. Rakyat merupakan asal
mula kekuasaan dan oleh karna itu, politik Indonesia yang dijalankan adalah
politik yang bersumber dari rakyat, bukan dari kekuasaan perseorangan,
kelompok, dan suatu golongan. Sebagaimana ditunjukkan Kaelan (2000:238)
bahwa sistem politik di Indonesia bersumber pada penjelmaan hakikat manusia
sebagai makhluk individu dan makhluk sosial dalam wujud dan kedudukannya
sebagai rakyat. Kebijakan negara dalam bidang politik harus mewujudkan buji
pekerti kemanusaian dan memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur
untuk mencapai keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.
Kebijakan Negara dalam Bidang Ekonomi
a. Pasal 27 ayat (2) menyatakan bahwa tiap-tiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan kehidupan yang layak. Ketentuan ini memancarkan asas
kesejahteraan atau asas keadilan sosial dan hak asasi manusia atas
kehidupan yang layak.
b. Pasal 33 ayat (1) menyatakan perekomonian disusun sebagai usaha
berdasarkan asas kekeluargaan, sedangkan pada ayat (2) ditetapkan bahwa
cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat
orang banyak dikuasai oleh negara, dan pada ayat (3) ditegaskan bahwa
bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
negara dan dipergunakan untuk kemakmuran rakyat. Ayat (1) pada pasal ini
menunjukkan adanya hak asasi manusia atas usaha perekonomian,
19
yang dianut. Ketentuan ini pernyataan tentang hak asasi manusia atas
kemerdekaan beragama.
b. Pasal 31 ayat (1) menetapkan setiap warga negara berhak mendapatkan
pendidikan. Selanjutnya pada ayat (2) dikemukakan bahwa setiap warga
negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya. Sebagai upaya memenuhi kewajiban tersebut, maka dalam
ayat (3) pasal ini diatur bahwa pemerintah wajib mengusahakan dan
menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam pasal (4) ditetapkan bahwa negara
memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari
APBN (anggaran pendapatan dan belanja negara) dan APBD (anggaran
pendapatan dan belanja daerah) untuk memenuhi kebutuhan
penyelenggaraan pendidikan nasional. Dalam ayat (5) ditetapkan pula
bahwa pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan
menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk
memajukan peradaban dan kesejahteraan untuk warga negara.
c. Pasal 32 ayat (1) menyatakan negara memajukan kebudayaan nasional
Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan
masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya.
Pada ayat (2) menyatakan negara menghormati dan memelihara bahasa
daerah sebagai kekayaan budaya nasional.
d. Pasal 29, pasal 31, dan pasal 32 merupakan penjabaran dari pokok-pokok
pikiran Ketuhanan yang Maha Esa yang masing-masing pancaran dari sila
pertama, kedua, dan ketiga pancasila.
Berdasarkan penjabaran pokok-pokok tersebut, maka implementasi
pancasila dalam pembuatan kebijakan negara dalam bidang sosial budaya
mengandung pengertian bahwa nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang dalam
masyarakat Indonesia harus diwujudkan dalam proses pembangunan dan
kebudayaan di Indonesia. Pancasila sebagai sumber nilai dapat menjadi arah
bagi kebijakan negara dalam mengembangkan bidang kehidupan sosial budaya
21
Indonesia yang beradab, sesuai dengan sila kedua, kemanusiaan yang adil dan
beradab.
Kebijakan negara dalam bidang pertahanan keamanan nasional.
a. Pasal 27 ayat (3) menetapkan bahwa setiap warga negara berhak dan wajib
ikut serta dalam pembelaan negara. Dalam ketentuan ini, hak dan kewajiban
warga negara merupakan satu kesatuan, yaitu bahwa untuk turut serta dalam
bela negara pada satu sisi merupakan hak asasi manusia, namun pada sisi
lain merupakan kewajiban asasi manusia.
b. Pasal 30 ayat (1) menyatakan hak dan kewajiban setiap warga negara ikut
serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Ayat (2) dinyatakan
bahwa usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem
pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh tentara dan kepolisian,
sebagai kekuatan utama, dan rakyat sebagai kekuatan pendukung. Ayat (3)
menjelaskan bahwa tentara nasional terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan
Laut, Angkatan Udara, sebagai alat negara bertugas mempertahankan,
melindungi, dan memelihara keutuhan dan kedaulatan negara. Ayat (4)
menyatakan kepolisian sebagai alat negara yang menjaga keamanan dan
ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani
masyarakat, serta menegakkan hukum. Ayat (5) menyatakan susunan dan
kedudukan tentara, kepolisian, hubungan kewenangan tentara dan
kepolisian dalam menjalankan tugasnya, syarat-syarat keikutsertaan warga
negara dalam usaha pertahanan dan keamanan negara sesuai yang diatur
dalam undang-undang.
c. Pasal 27 ayat (23) dan pasal 30 adalah penjabaran dari pokok pikiran
persatuan merupakan pancaran dari sila ketiga pancasila.
Dengan demikian, demi tegaknya hak-hak warga negara diperlukan
peraturan perundang-undangan negara untuk mengatur ketertiban warga negara
dalam rangka melindungi hak-hak warga negara. Pertahanan dan keamanan
negara diatur dan dikembangkan menurut dasar kemanusiaan, bukan
kekuasaan. Dengan kata lain, pertahanan dan keamanan indonesia berbasis pada
moralitas kemanusiaan sehingga kebijakan yang terkait dengannya harus
22
24
DAFTAR PUSTAKA
Nopirin. (1980). Beberapa Hal Mengenai Falsafah Pancasila. Jakarta: Pancoran Tujuh.
25