Anda di halaman 1dari 28

Pancasila Sebagai Dasar Negara

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pancasila

Dosen Pengampu : Dr. Wahyu Sri Ambar Arum, M.A

Disusun Oleh :
Diana Evanti Andriani (1445155362)
Permata Adelia (1103818020)
Mega Sasmita (1103618060)
Ulfatun Widiastuti (1103618023)
Lyla Salistia Pratiwi (1103618016)
Yulia Gusti Wulandari (1103618068)

Manajemen Pendidikan 2018 B

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Pancasila
sebagai Dasar Negara”. Kami menyadari selesainya makalah ini tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu kami
menyampaikan ucapan banyak terima kasih kepada :
1. Dr. Wahyu Sri Ambar Arum M.A selaku dosen pengampu mata kuliah
Pancasila.
2. Teman-teman sekelas MP 2018 B yang membantu dan mendukung kami
sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pancasila dan
memberikan manfaat bagi pembaca khususnya untuk kami sendiri. Makalah ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, penyusun
berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya civitas
akademika Universitas Negeri Jakarta.

Jakarta, 13 Maret 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii


DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan .................................................................................................. 2
D. Manfaat Penulisan ................................................................................................ 2
BAB II ................................................................................................................................ 3
KAJIAN TEORI ............................................................................................................... 3
A. PENDAHULUAN ................................................................................................. 3
1. Pengertian Istilah Pancasila ............................................................................. 3
2. Pengertian Dasar Negara ................................................................................. 4
B. PROSES PERUMUSAN PANCASILA DAN UUD 1945 .................................. 4
1. Proses Perumusan Pancasila ............................................................................ 4
2. Proses Perumusan UUD 1945 .......................................................................... 7
C. HUBUNGAN PANCASILA DENGAN PEMBUKAAN UNDANG UNDANG
DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA (UUD NRI TAHUN 1945 ............... 9
D. PENJABARAN PANCASILA DALAM PASAL-PASAL UUD 1945 ............ 13
E. IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEBIJAKAN NEGARA DALAM
BIDANG POLITIK, EKONOMI, SOSIAL BUDAYA, DAN HANKAM ............. 17
Kebijakan Negara Dalam Bidang Politik ............................................................. 17
Kebijakan Negara dalam Bidang Ekonomi .......................................................... 18
Kebijakan negara dalam bidang agama dan sosial budaya ................................ 19
Kebijakan negara dalam bidang pertahanan keamanan nasional. .................... 21
F. KELEBIHAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA .......................... 22
BAB III............................................................................................................................. 24
PENUTUP........................................................................................................................ 24
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 24
B. Saran .................................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 25

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pancasila merupakan salah satu dasar fundamental Negara Republik Indonesia.
Dalam hal ini, setiap hal yang berkaitan dengan negara Republik Indonesia
ditetapkan dan diputuskan dengan memperhatikan nilai-nilai yang ada dalam
Pancasila. Pancasila sendiri berasal dari Bahasa sansakerta yang mana “panca”
berarti lima dan “sila” berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan nilai-nilai
kehidupan Indonesia sejak jaman nenek moyang sampai dewasa ini.
Masyarakat Pancasilalah yang hendak kita wujudkan, artinya suatu tatanan
masyarakat Indonesia yang modern berdasarkan nilai-nilai luhur yang
terkandung dalam pancasila.
Pancasila sebagai dasar negara berfungsi sebagai pokok pangkal bagi warga
negara Indonesia dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Terdapat lima sila dalam Pancasila, setiap silanya memiliki nilai-
nilai tersendiri. Nilai-nilai tersebut sekaligus sebagai jiwa dan kepribadian
bangsa Indonesia. Nilai Pancasila berkembang sebagai nilai dasar dan puncak
budaya bangsa yang dirumuskan dan ditetapkan melalui pemikiran para tokoh
bangsa sebagai dasar negara dan pandangan hidup.
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia merupakan sesuatu yang
sangat bernilai. Pancasila sebagai pandangan hidup berisi konsep kehidupan
yang dicita-citakan oleh bangsa Indonesia,, sekaligus mengandung pemikiran
ataupun gagasan yang mendasar mengenai tatanan kehidupan, sesuai dengan
nilai-nilai Pancasila. Pandangan hidup inilah yang menjadikan suatu bangsa
memiliki suatu arah yang jelas.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian Pancasila?
2. Apa yang dimaksud dengan dasar negara?
3. Bagaimana proses perumusan Pancasila dan UUD 1945?
4. Jelaskan bagaimana hubungan Pancasila dan pembukaan Undang-Undang
Dasar Republik Negara Indonesia

1
2

5. Jelaskan penjabaran Pancasila dalam batang tubuh (pasal-pasal) UUD NRI


1945?
6. Jelaskan implementasi Pancasila dalam kebijakan negara di bidang politik,
ekonomi, social, dan HanKam?
7. Jelaskan apa kelebihan Pancasila sebagai dasar negara?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pancasila
2. Sebagai bahan diskusi kelompok.
3. Untuk mengetahui hubungan Pancasila dan UUD NRI 1945
4. Untuk mengetahui bagaimana implementasi Pancasila dalam kebijakan
negara
D. Manfaat Penulisan
1. Untuk menambah referensi tentang Pancasila sebagai dasar negara.
2. Untuk menumbuhkan kembali semangat nasionalisme dengan menjunjung
tinggi nilai-nilai luhur Pancasila.

2
3

BAB II
KAJIAN TEORI
A. PENDAHULUAN
Pancasila merupakan sumber nilai dan sumber norma dalam setiap
aspek penyelenggaraan negara termasuk sebagai sumber tertib hukum di negara
Republik Indonesia. Oleh karena itu segala sesuatu yang dilakukan oleh
pemerintah untuk mengatur rakyatnya agar berjalan tertib, harus ada aturan
hukumnya. Dasar Negara Republik Indonesia adalah naskah yang tertuang
dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Tahun 1945 yang
telah disahkan/ditetapkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(PPKI) tanggal 18 Agustus 1945.
Sila-sila Pancasila yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 Tahun
1945 secara filosofis-sosiologis berkedudukan sebagai norma dasar Republik
Indonesia dan dalam konteks politis-yuridis sebagai dasar negara Republik
Indonesia. Konsekuensi dan Pancasila tercantum dalam Pembukaan UUD NRI
tahun 1945 secara yuridis konstitusional mempunyai kekuatan hukum yang sah,
kekuatan hukum yang berlaku, dan kekuatan hukum mengikat.
1. Pengertian Istilah Pancasila
Istilah Pancasila pertama kali dikenal dalam pidato Ir. Soekarno sebagai
anggota BPUPKI 1 juni 1945 di Jakarta, badan ini kemudian setelah
mengalami penambahan anggota menjadi Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI). Dari uraian tersebut dinyatakan : Panca adalah Lima dan
Sila adalah asas atau dasar. Untuk lebih jelas dikutip bagian pidato beliau
antara lain :
“……..namanya bukan panca Dharma, tetapi nama ini dengan petunjuk
seorang teman kita ahli bahasa Namanya adalah Pantja Sila, Pantja artinya
lima sedangkan Sila artinya asas atau dasar. Dan diatas kelima dasar itu
mendirikan Negara Indonesia yang kekal dan abadi.

3
4

2. Pengertian Dasar Negara


Sesuai dengan pengertian paham organisme tentang negara, yakni negara
adalah sesuatu yang hidup, tumbuh, mekar, dan dapat mati atau lenyap,
maka pengertian dasar negara meliputi sebagai berikut :
a. Basis atau fundamental negara
b. Tujuan yang menentukan arah negara
c. Pedoman yang menentukan cara bagaimana negara itu menjalankan
fungsi-fungsinya dalam mencapai tujuan itu.
Istilah presiden Soekarno ialah “dasar statis” dan “leitsatar dinamis” di kutip
sebagai berikut :
“…..bahwa bagi Republik Indonesia kita memerlukan satu dasar yang bisa
menjadi dalam statis dan yang bisa menjadi leitsatar (bintang pimpinan)
dinamis.”
B. PROSES PERUMUSAN PANCASILA DAN UUD 1945
1. Proses Perumusan Pancasila
Konsep pancasila sebagai dasar negara Indonesia dalam pengertian
historisnya merupakan hasil perkumpulan pemikiran para pendiri negara
(The Founding Fathers) untuk menemukan landasan atau pijakan yang
kokoh untuk diatasnya didirikan negara Indonesia merdeka. Walaupun
rumusan dasar negara itu baru mengemuka pada masa persidangan Badan
Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)
namun bahan-bahannya telah dipersiapkan sejak awal pergerakan
kebangsaan Indonesia.
BPUPKI yang selanjutnya disebut dalam bahsa Jepang sebagai
Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia) dibentuk pada 29 April 1945 sebagai realisasi janji
kemerdekaan Indonesia pada 24 Agustus 1945 dari Perdana Menteri Jepang
Kaiso. Anggota BPUPKI berjumlah 63 orang termasuk Dr. KRT. Rajiman
Wedyodiningrat sebagai ketua, Itibangase Yosio (anggota luar biasa yang
berkebangsaan Jepang) dan R. Panji Soeroso (merangkap Tata Usaha)
5

masing-masing sebagai wakil ketua. Pembicaraan mengenai rususan dasar


negara Indonesia melalui sidang-sidang BPUPKI berlangsung dalam dua
babak yaitu: pertama, mulai 29 Mei sampai 1 Juni 1945; dan kedua, mulai
10 Juli sampai 17 Juli 1945.
Pergumulan pemikiran dalam sejarah perumusan dasar negara
Indonesia bermula dari permintaan Dr. KRT. Rajiman Wedyodiningrat,
selaku ketua BPUPKI pada 29 Mei 1945 kepada anggota sidang untuk
mengemukakan dasar (negara) Indonesia merdeka. Untuk merespon
permintaan Ketua BPUPKI, maka dslam masa sidang pertama, yaitu 29 Mei
sampai 1 Juni 1945, Muhamad Yamin dan Soekarno mengajukan usul
berhubungan dengan dasar negara. Soepomo juga menyampaikan
pandangannya dalam masa sidang ini, namun hal dibicakan terkait aliran
atau paham kenegeraan bukan mengenai dasar negara.
Usul Muhamad Yamin dikemukaan pada sidang hari pertama 29
Mei 1945, menyampaikan dasar kebangsaan Negara Indonesia sebagai
berikut : (Trubus 201360-62)
- Pertama : Peri Kebangsaan
- Kedua : Peri Kemanusiaa
- Ketiga : Peri Ketuhanan
- Keempat : Peri Kerakyatan
- Kelima : Kesejahteraan Rakyat
Pada akhir pidatonya Muhamad Yamin menyerahkan lampiran surat
rancangan sementara naskah UUD RI yang berisi lima dasar negara, yaitu :
- Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
- Kedua : Kebangsaan Persatuan Indonesia
- Ketiga : Rasa Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
- Keempat : Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmah Kebijaksanaan
Dalam Permusyawaratan Perwakilan
- Kelima : Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Pada 31 Mei 1945. Soepomo dalam pidatonya mengatakan antara lain :
- Pertama : Dasar Persatuan dan Kekeluargaan
6

- Kedua : Takluk kepada Tuhan


- Ketiga : Kerakyatan
- Keempat : Kekeluargaan dalam Bidang Ekonomi
- Kelima : Hubungan antar bangsa membatasi diri sebagai anggota
Asia Timur Raya
Pada 1 Juni 1945 Soekarno dalam pidatonya mengemukaan lima
dasar Indonesia merdeka, yaitu :
- Pertama : Nasionalisme atau Kebangsaan Indonesia
- Kedua : Internasionalisme atau perikemanusiaan
- Ketiga : Mufakat atau Demokrasi
- Keempat : Kesejahteraan Sosial
- Kelima : Ketuhanan yang berkebudayaan
Dalam pidato 1 juni 1945 ini, Soekarno menyebut dasar negara
dengan menggunakan bahasa Belanda philisophische grondslag bagi
indonesia merdeka. Usul soekarna mengenai dasar negara yang
disampaikan dalam pidato 1 juni 1945 terdiri atas lima dasar.
Untuk menampung usulan-usulan yang bersifat perorangan,
dibentuklah panitia kecil yang diketuai oleh Soekarno dan dikenal sebagai
“Pantia Sembilan”. Dari rumusan usulan-usulan itu, Panitia Sembilan
berhasil merumuskan Rancangan Mukadimah (Pembukaan) Hukum Dasar
yang dinamakan “Piagam Jakarta” atau Jakarta Charter oleh Muhamad
Yamin pada 22 juni 1945. Rumusan dasar negara yang secara sistematik
dalam alinea keempat, bagian terakhir pada rancangan mukadimah tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluk-
pemeluknya
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan bagi seluruh rakyat indonesia
7

2. Proses Perumusan UUD 1945


Dalam sidang pertama PPKI, yaitu pada 18 agustus 1945, berhasil
disahkan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD NRI)
yang disertai dengan pembukaan Undang Undang Dasar Negara Republik
Indonesia. Sebelum pengesahan, terlebih dahulu dilakukan perubahan atas
piagam jakarta atau Rancangan Mukadimah Dasar (RMHD) dan Rancangan
Hukum Dasar (RHD). Pengesahan dan penetapan setelah dilakukan
perubahan atas Piagam Jakarta tersebut tetap mencantumkan lima dasar
yang diberi nama pancasila. Atas prakasa Moh. Hatta, sila “ Ketuhanan
dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluk pemeluknya”
dalam piagam jakarta sebagai pembukaan Undang Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tersebut diubah menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”
Dengan demikian Pancasila menurut pembukaan UUD 1945 adalah sebagai
berikut:
1) Ketuhanan yang maha esa
2) Kemanusiaan yang adil dan beradab
3) Persatuan indonesia
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan
permusyawaratan/perwakilan
5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia sesuai dengan jiwa bangsa
Indonesia, sebagaimana dikatakan oleh Soekarno (1960:42) bahwa dalam
mengadakan negara Indonesia merdeka itu “harus dapat meletakkan negara
itu atas suatu meja statis yang dapat mempersatukan segenap elemen di
dalam bangsa itu, tetapi juga harus mempunyai tuntutan dinamis ke arah
mana kita gerakkan rakyat, bangsa dan negara ini” selanjutnya Soekarno
menegaskan dengan berkata “Saya beri uraian itu tadi agar saudara saudara
mengerti bahwa bagi Republik Indonesia kita memerlukan satu dasar yang
biasa menjadi dasar statis dan yang bisa menjadi leitsar dinamis. Leitsar
adalah istilah dari bahasa jerman yang berarti “bintang pimpinan”. Lebih
lanjut, Soekarno mengatakan,”Kalau kita mencari satu dasar yang statis
8

yang dapat mengumpulkan semua, dan jikalau kita mencari suatu leitser
yang dinamis yang dapat menjadi arah perjalanan, kita harus menggali
sedalam dalamnya di dalam jiwa masyarakat kita sendiri. Kalau kitamau
memasukkan elemen elemen yang tidak ada dalam jiwa Indonesia, tidak
mungkin dijadikan dasar untuk duduk diatasnya”
Pancasila sebagai dasar negara mempunyai kedudukan sebagai
berikut; Panji Setiyoso (2006:62)
1) Sumber dari segala sumber hukum
2) Meliputi suasana kebatinan dari UUD 1945
3) Menciptakan cita cita hukum bagi hukum dasar negara
4) Menjadi sumber semangat bagi UUD 1945
5) Mengandung norma norma yang mengharuskan UUD untuk
mewajibkan pemerintah maupun penyelenggara negara yang lain untuk
memelihara budi pekerti luhur.
Mengingat bahwa pancasila bekedudukan sebagai dasar negara
maka seluruh kehidupan bernegara dan bermasyarakat yang terkait dengan
hal hal pokok kenegaraan di samping penyelenggaraan negara, semuanya
harus sesuai dan dapat diatur berdasarkan pancasila, diantaranya masalah
politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, pendidikan dan lain lain.
Termasuk juga hubungan antar rakyat, kekuasaan serta penguasa. Juga
segenap peraturan perundangan yang dikeluarkan oleh pemerintah republik
indonesia harus sejiwa dan dijiwai oleh pancasila, sedangkan isi maupun
materinya tidak boleh menyimpang dari hakikat pancasila sebagai dasar
negara.
Selain itu mengingat arti nilai nilai kebenaran dan keadilan bagi
pancasila yang telah ada selama berabad abad dalam kehidupan bangsa
indonesia maka pancasila telah memberikan corak khas ataupun
kepribadian pada bangsa Indonesia yang pada dasarnya membedakan
bangsa indonesia dari bangsa bangsa lain di dunia ini. Pancasila merupakan
suatu sosial bidaya bangsa memberikan dasar kehidupan bangsa dalam
peran sebagai negara penyelenggara pemerintahan negara republik
9

indonesia. Oleh karena itu segenap tindakan, langkah langkah yang diambil,
termasuk keputusan kenegaraan yang penting harus selalu memedomani
serta mempertimbangkan nilai nilai luhur budaya bangsa yang terkandung
dalam sila sila pancasila.

C. HUBUNGAN PANCASILA DENGAN PEMBUKAAN UNDANG


UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA (UUD NRI
TAHUN 1945
Berdasarkan ajaran Stuffen Theory dari Hans Kelsen, menurut Abdullah
(1984:71), hubungan pancasila dengan pembukaan UUD NRI Tahun 1945
dapat digambarkan sebagai berikut:

Pembukaan UUD 45

Pasal-Pasal UUD 45

Rakyat

Gambar yang berbentuk piramidal di atas menunjukkan pancasila


sebagai suatu cita cita hukum yang berada di puncak segi tiga pancasila
menjiwai seluruh bidang kehidupan bangsa indonesia. Dengan kata lain gambar
piramidal tersebut mengandung pengertian bahwa pancasila adalah cerminan
dari jiwa dan cita cita hukum bangsa indonesia.
Pancasila sebagai cerminan dari jiwa dan cita cita hukum bangsa
indonesia tersebut merupakan norma dasar dalam penyelenggaraan bernegara
dan yang menjadi sumber dari segala sumber hukum sekaligus sebagai cita
hukum baik tertulis maupun tidak tertulis di indonesia. Cita hukum inilah yang
mengarahkan hukum pada cita cita bersama bangsa indonesia. Cita cita itu
10

secara langsung merupakan cerminan kesamaan kesamaan kepentingan di


antara sesama warga bangsa.
Dalam pengertian yang bersifat yuridis kenegaraan, pancasila yang
berfungsi sebagai dasar negara tercantum dalam alinea ke empat pembukaan
UUD NRI Tahun 1945 yang dengan jelas menyatakan “...maka disusunlah
kemerdekaan kebangsaan indonesia itu dalam suatu undang undang dasar
negara republik indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan negara republik
indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan
yang maha esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan indonesia, dan
Kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial
bagi seluruh rakyat indonesia”.
Nilai nilai pancasila bersifat universal yang memperlihatkan nafas
humanisme, karenanya pancasila dapat dengan mudah diterima oleh siapa saja.
Sekalipun pancasila memiliki sifat unversal, akan tetapi tidak begitu saja dapat
dengan mudah diterima oleh semua bangsa. Perbedaannya terletak pada fakta
sejarah bahwa nilai nilai secara sadar dirangkai dan disahkan menjadi satu
kesatuan yang berfungsi sebagai basis perilaku politik dan sikap moral bangsa.
Dalam arti bahwa pancasila adalah milik khas bangsa indonesia dan sekaligus
menjadi identitas bangsa berkat legitimasi moral dan budaya bangsa indonesia
sendiri. Nilai nilai khusus yang termuat dalam pancasila dapat ditemukan dalam
sila sila nya berikut ini : Syahrial (2012:69-70)
 Sila pertama, Ketuhanan yang maha esa. Pada dasarnya memuat pengakuan
akan eksistensi Tuhan sebagai sumber dan pencipta. Pengakuan ini
sekaligus memperlihatkan hubungan antara yang mencipta dan yang
diciptakan serta menunjukkan ketergantungan yang di ciptakan terhadap
yang mencipta.
 Sila kedua, Kemausiaan yang adil dan beradab. Sila ini memperlihatkan
secara mendasar dari negara atas martabat manusia dan sekaligus komitmen
untuk melindunginya. Manusia, mempunyai kedudukan yang khusus
diantara ciptaan ciptaan yang lainnya, mempunyai hak dan kewajiban untuk
11

mengembangkan kesempatan untuk meningkatkan harkat dan martabatnya


sebagai manusia.
 Sila ketiga, Persatuan indonesia. Secara khusus meminta perhatian setiap
warga negara akan hak dan kewajiban dan tanggung jawabnya pada negara,
kuhusunya dalam menjaga eksistensi bangsa dan negara.
 Sila keempat, Demokrasi yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan dan perwakilan. Memperlihatkan pengakuan negara serta
perlindungannya terhadap kedaulatan rakyat yang dilaksanakan dalam iklim
“musyawarag dan mufakat”.
 Sila kelima, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indoensia. Secara istimewa
menekankan keseimbangan antara hak dan kewajiban. Setiap warga negara
harus bisa menikmati keadilan secara nyata.
Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa pancasila dan
pembukaan UUD 1945 dapat dinyatakan sebagai pokok pokok kaidah negara
yang fundamental, karena didalamnya terkandung pula konsep konsep berikut:
 Dasar dasar pembentukan negara, yaitu tujuan negara, asas politik negara
(negara republik dan kedaulatan rakyat) dan asas kerohanian negara
(pancasila).
 Ketentuan diadakannya Undang Undang Dasar, yaitu”....maka disusunlah
kemerdekaan kebangsaan indonesia dalam suatu undang undang dasar
negara indonesia”. Hal ini menunjukkan adanya sumber hukum.
Nilai dasar yang fuundamental suatu negara dalam hukum mempunyai
hakikat dan kedudukan yang tetap kuat dan tidak berubah, dalam arti denga
jalan hukum apapun, tidak mungkin lagi untuk di ubah. Berhubung pembukaan
UUD NRI 1945 itu memuat nilai nilai dasar yang fundamental, maka
pembukaan UUD NRI 1945 yang didalamnyaterdapat pancasila tidak dapat
diubah secara hukum. Apabila terjadi perubahan berarti pembubaran negara
proklamasi 17 agustus 1945.
Dasar negara indonesia, dalam pengertian historisnya merupakan hasil
pergumulan pemikiran para peneliti negara untuk menemukan landasan pijakan
yang kokoh untuk diatasnya didirikan negara indonesia merdeka.
12

Peraturan perundang-undangan Republik Indonesia (Ketetapan MPR,


Undang-undang, peraturan pemerintah, keputusan presiden dan peraturan-
peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh Negara dan pemerintahan republic
Indonesia) harus sejiwa dan sejalan dengan pancasila. dengan kata lain, tidak
boleh menyimpang dari jiwa pancasila. Hubungan Pancasila dengan
pembukaan UUD NKRI tahun 1945 adalah bersifat timbal balik yang oleh
Kaelan (2010: 172-174) dapat dipahami sebgai hubungan yang bersifat formal
dan material adalah sebagai berikut :
1. Hubungan Secara Formal
Dengan di cantumkannya pancasila secara formal di dalam
pembukaan UUD NRI 1945, maka pancasila memperoleh kedudukan
sebagai norma dasar hokum positif. maka dari itu, kehidupan bernegara
tidak hanya bertopang pada asas-asas sosial,ekonomi,politik akan tetapi
dalam perpaduan dengan keseluruhan asasnya, yaitu perpaduan asas-asas
kultural,religious, dan kenegaraan yang unsurnya terdapat dalam pancasila.
2. Hubungan secara material
Proses perumusan pancasila dan pembukaan UUD NRI 1945, maka
secara kronologis, materi yang dibahas BPUPKI yang pertama-tama adalah
dasar filsafat pancasila baru kemudian pembukaan UUD NRI 1945.
Berdasarkan urutan-urutan tertib hokum Indonesia, pembukaan
UUD NRI 1945 adalah sebagai tertib hokum tertinggi. adapun tertib hokum
Indonesia bersumber pada pancasila, atau dengan perkataan lain pancasila
sebagai sumber tertib hokum Indonesia. hukum Indonesia meliputi sumber
nilai,sumber materi,sumber bentuk dan sifat.
Dalam tertib hokum Indonesia diadakan pembagian yang hierakis.
undang-undang dasar bukanlah peraturan hokum yang tertinggi. diatasnya
masih ada dasar pokok bagi undang-undang dasar, yaitu pembukaan sebagai
pokok kaidah Negara yang fundamental yang didalamnya termuat materi
pancasila.
Pokok kaidah yang tertulis bagi Negara Indonesia pada saat ini
diharapkan tetap berupa pembukaan UUD NRI 1945.
13

 mukadimah konstitusi RIS 1949


 mukadimah UUDS 1950
pokok kaidah yang tidak tertulis mencangkup ;
 hukum tuhan
 hukum kodrat
 hukum etis
pokok kaidah tidak tertulis adalah fundamen moral Negara, yaitu
ketuhanan yang maha esa meurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
D. PENJABARAN PANCASILA DALAM PASAL-PASAL UUD 1945
Pembukaan UUD NRI 1945 mengandung pokok-pokok pikiran yang
meliputi suasana kebatinan, cita-cita hukum dan cita-cita moral bangsa
Indonesia. pokok pikiran tersebut mengandung nilai-nilai yang di junjung tinggi
oleh bangsa Indonesia karena bersumber dari pandangan hidup dan dasar
Negara, yaitu Pancasila. hubungan pembukaan UUD NRI 1945 dengan batang
tubuh UUD NRI 1945 bersifat kausal dan organis
1. hubungan kausal
mengandung pengertian pembukaan UUD NRI 1945 merupakan penyebab
keberadaan batang tubuh UUD NRI 1945.
2. hubungan organis
pembukaan dan batang tubuh UUD NRI 1945 merupakan satu kesatuan
yang tidak terpisahkan.
Pembukaan mengandung empat pokok pikiran yang diciptakan dan
dijelaskan dalam pasal-pasal sebagai berikut :
1. persatuan, “Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dengan berdasar atas persatuan dengan
mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”
2. keadilan sosial, “Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat”
3. kedaulatan rakyat,”Negara yang berkedaulatan rakyat, berdasar atas
kerakyatan dan permusyawaratan perwakilan”. Kedaulatan rakyat dalam
14

pokok pikiran ini merupakan system negara yang menegaskan kedaulatan


berada di tangan rakyat.
4. ketuhanan yang maha esa,”Negara berdasar atas ketuhanan yang maha esa
menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab” yang mana
mengandung maksud menjunjung tinggi hak asasi manusia yang luhur dan
berbudi pekerti kemanusiaan yang luhur.
MPR RI telah melakukan amandemen UUD NRI 1945 sebanyak 4 kali
secara berturut-turut terjadi pada 19 oktober 1999, 18 agustus 2000, 9 november
2001, dan 10 agustus 2002. keseluruhan pasal-pasal UUD NRI 1945 yang telah
mengalami amandemen dapat di kelompokan menjadi 3 bagian.
1. pasal-pasal yang terkait aturan pemerintahan Negara dan kelembagaan
Negara.
2. pasal-pasal yang mengatur hubungan Antara Negara dan penduduknya yang
meliputi warga negra,agama,pertahanan Negara,pendidikan,dan
kesejahteraan sosial.
3. pasal-pasal yang berisi materi lain berupa aturan mengenai bendera
Negara,bahasa Negara,lambing Negara,lagu kebangsaan,perubahan
UUD,aturan peralihan,dan aturan tambahan.
1) Sistem Pemerintahan Negara dan Kelembagaan Negara
a. Pasal 1 Ayat (3) : Negara Indonesia adalah negara hukum. Berdasarkan
prindip negara hukum, penyelenggaraan negara tidak saja bertindak
sesuai dengan hukum tertulis dalam menjalankan tugas untuk menjaga
ketertiban dan keamanan, namun juga bermuara pada upaya mencapai
kesejahteraan umum, kecerdasan kehidupan bangsa, dan perlindungan,
dan perlindungan terhadap segenap bangsa Indonesia.
b. Pasal 3 ayat (1) : Majelis permusyawaratan rakyat berwenang mengubah
dan menetapkan Undang-Undang Dasar. Ayat (2) : Majelis
permusyawaratan rakyat melantik presiden dan/atau wakil presiden.
Ayat (3) : majelis permusyawaratan rakyat hanya dapat
memberhentikan presiden dan/atau wakil presiden dalam masa
jabatannya menurut Undang-Undang Dasar.
15

Wewenang atau kekusaan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR),


sebagaimana disebutkan pada pasal 3 ayat (1) ,(2), dan (3) menunjukan
secara jelas bahwa MPR bukan merupakan penjelmaan seluruh rakyat
Indonesia dan lembaga negara tertinggi. Ketentuan yang terkait dengan
wewenang atau kekuasaan MPR tersebut juga menunjukan bahwa dalam
ketatanegaraan Indonesia dianut sistem horizontal – fungsional dengan
prinsip saling mengimbangi dan saling mengawasi antar lembaga negara.
Sistem Pemerintah Presidensial RI (Syahrial: 2012:75-76)
a. Presiden sewaktu – waktu dapat diberhentikan oleh MPR atas usul DPR.
b. Presiden dalam mengangkat pejabat negara perlu pertimbangan
dan/atau persetujuan DPR.
c. Presiden dalam mengeluarkan kebijakan tertentu perlu pertimbangan
dan/atau persetujuan DPR.
d. Parlemen diberi kekuasaan yang lebih besar dalam membentuk undang
– undang dan hak budget (anggaran)
Dapat disimpulkan bahwa dalam perkembangan sistem
pemerintahan presidensial dinegara Indonesia terdapat perubahan –
perubahan sesuai dengan dinamika politik bangsa Indonesia. Hal itu
diperuntukkan dalam memperbaiki sistem presidensial yang lama.
Dengan dilaksanakannya amandemen Undang – Undang Dasar
1945 pada era reformasi, telah banyak membawa perubahan yang mendasar
baik terhadap ketatanegaraan , sistem politik, hukum, hak manusia,
pertahanan keamanan dan sebagainya.

Struktur Ketatanegaraan Sebelum Perubahan UUD 1945


16

Kelembagaan Negaraan Sesudah Perubahan UUD 1945

3. Hubungan antara negara dan penduduknya


Hubungan antara negara dan penduduknya sudah diatur dalam
Undang – Undang Dasar 1945, dengan rincian sebagai berikut :
a. Pasal 26 ayat (2) : Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang
asing yang bertempat tinggal di Indonesia.
b. Pasal 27 ayat (3) : Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya pembelaan negara.
c. Pasal 29 ayat (2) : Negara menjadi kemerdekaan tiap – tiap penduduk
untuk memeluk agamanya masing – masing dan untuk beribadah
menurut agamanya dan kepercayaannya itu.
d. Pasal 31 ayat (2) : Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan
dasar dan pemerintah wajib membiayainya; ayat (3): Pemerintah
mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional,
yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam
rangka mencerdaskan kehibupan bangsa, yang diatur dengan Undang –
Undang.
17

e. Pasal 33 ayat (1): Perekonomian disusun sebagai usaha bersama


berdasarkan asas- asas kekeluargaan.
f. Pasal 34 ayat (2): Negara mengembangkan sistem jaminan social bagi
seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak
mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan.
E. IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEBIJAKAN NEGARA
DALAM BIDANG POLITIK, EKONOMI, SOSIAL BUDAYA, DAN
HANKAM
Penjabaran keempat pokok pikiran Pembukaan ke dalam pasal – pasal
UUD 1945 mencakup empat aspek kehidupan bernegara, yaitu: politik,
ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan, yang disingkat menjadi
POLEKSOSBUDHANKAM.
a. Aspek politik dituangkan dalam pasal 26, pasal 27, ayat (1), dan pasal 28.
b. Aspek ekonomi dituangkan dalam pasal 27 ayat (2), pasal 33, dan pasal 34.
c. Aspek sosial budaya dituangkan dalam pasal 29, pasal 31, dan pasal 32.
d. Aspek pertahanan keamanan dituangkan dalam pasal 27 ayat (3) dan pasal
30.
Kebijakan Negara Dalam Bidang Politik
a. Pasal 26 :
(1) Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli
dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang
sebagai warga negara.
(2) Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang
bertempat tinggal di Indonesia.
(3) Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur dengan
undang-undang.
b. Pasal 27 ayat (1) :
Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan
pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu
dengan tidak ada kecualinya.
18

c. Pasal 28 :
Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan ppikiran dengan
lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang – undang.
Berdasarkan penjabaran kedua pokok pikiran tersebut, maka pembuatan
kebijakan negara dalam bidang politik harus berdasar pada manusia merupakan
subjek penduduk Pancasila, sebagaimana dikatakan oleh Notonegoro (1975:23)
bahwa berketuhanan, berperikemanusian, berpersatuan, berkerakyatan , dan
berkeadilan adalah manusia. Pembuatan kebijakan negara dalam bidang politik
di Indonesia harus memperhatikan rakyat yang merupakan pemegang
kekuasaan atau kedaulatan berada di tangan rakyat. Rakyat merupakan asal
mula kekuasaan dan oleh karna itu, politik Indonesia yang dijalankan adalah
politik yang bersumber dari rakyat, bukan dari kekuasaan perseorangan,
kelompok, dan suatu golongan. Sebagaimana ditunjukkan Kaelan (2000:238)
bahwa sistem politik di Indonesia bersumber pada penjelmaan hakikat manusia
sebagai makhluk individu dan makhluk sosial dalam wujud dan kedudukannya
sebagai rakyat. Kebijakan negara dalam bidang politik harus mewujudkan buji
pekerti kemanusaian dan memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur
untuk mencapai keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.
Kebijakan Negara dalam Bidang Ekonomi
a. Pasal 27 ayat (2) menyatakan bahwa tiap-tiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan kehidupan yang layak. Ketentuan ini memancarkan asas
kesejahteraan atau asas keadilan sosial dan hak asasi manusia atas
kehidupan yang layak.
b. Pasal 33 ayat (1) menyatakan perekomonian disusun sebagai usaha
berdasarkan asas kekeluargaan, sedangkan pada ayat (2) ditetapkan bahwa
cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat
orang banyak dikuasai oleh negara, dan pada ayat (3) ditegaskan bahwa
bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
negara dan dipergunakan untuk kemakmuran rakyat. Ayat (1) pada pasal ini
menunjukkan adanya hak asasi manusia atas usaha perekonomian,
19

sedangkan ayat (2) menetapkan adanya hak asasi manusia atas


kesejahteraan sosial.
c. Pada pasal 33 ayat (4) ditetapkan bahwa perekonomian nasional
diselenggarakan berdasarkan demokrasi ekonomi dengan prinsip
kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan,
kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan
ekonomi nasional. Sesuai dengan pernyataan pasal 33 ayat (5), maka
pelaksanaan seluruh ayat dalam pasal ini diatur dalam undang-undang.
d. Pasal 34 ayat (1) mengatur bahwa fakir miskin dan anak-anak yang terlantar
dipelihara oleh negara.
e. Pasal 34 ayat (2) menyatakan negara harus mengembangkan sistem jaminan
sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan
tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan.
f. Pasal 34 ayat (4) menetapkan bahwa negara bertanggung jawab atas
penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum
yang layak. Pelaksanaan ini diatur dalam undang-undang, sebagaimana
dinyatakan dalam pasal 34 ayat (5)
g. Adapun pasal 27 ayat (2), pasal 33, dan pasal 34 adalah penjabaran dari
pokok-pokok pikiran kedaulatan rakyat dan keadilan sosial yang masing-
masing merupakan pancaran dari sila ke empat dan ke lima.
Dengan demikian, sistem perekonomian yang berdasar pada pancasila
dan yang hendak dikembangkan dalam pembuatan kebijakan negara bidang
ekonomi harus terhindar dari sistem persaingan bebas, monopoli dan lainnya
yang berpotensi menimbulkan penderitaan rakyat dan penindasan terhadap
sesama manusia.
Kebijakan negara dalam bidang agama dan sosial budaya
a. Pasal 29 ayat (1) menyatakan negara berdasarkan Ketuhanan yang Maha
Esa. Menurut UUD pasal 29 ayat (1) menegaskan kepercayaan Bangsa
Indonesia terhadap Tuhan yang Maha Esa. Adapun dalam pasal 29 ayat (2)
ditetapkan bahwa negara menjamin kemerdekaan tiap penduduk untuk
memeluk agamanya masing-masing dan beribadah menurut kepercayaan
20

yang dianut. Ketentuan ini pernyataan tentang hak asasi manusia atas
kemerdekaan beragama.
b. Pasal 31 ayat (1) menetapkan setiap warga negara berhak mendapatkan
pendidikan. Selanjutnya pada ayat (2) dikemukakan bahwa setiap warga
negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya. Sebagai upaya memenuhi kewajiban tersebut, maka dalam
ayat (3) pasal ini diatur bahwa pemerintah wajib mengusahakan dan
menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam pasal (4) ditetapkan bahwa negara
memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari
APBN (anggaran pendapatan dan belanja negara) dan APBD (anggaran
pendapatan dan belanja daerah) untuk memenuhi kebutuhan
penyelenggaraan pendidikan nasional. Dalam ayat (5) ditetapkan pula
bahwa pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan
menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk
memajukan peradaban dan kesejahteraan untuk warga negara.
c. Pasal 32 ayat (1) menyatakan negara memajukan kebudayaan nasional
Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan
masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya.
Pada ayat (2) menyatakan negara menghormati dan memelihara bahasa
daerah sebagai kekayaan budaya nasional.
d. Pasal 29, pasal 31, dan pasal 32 merupakan penjabaran dari pokok-pokok
pikiran Ketuhanan yang Maha Esa yang masing-masing pancaran dari sila
pertama, kedua, dan ketiga pancasila.
Berdasarkan penjabaran pokok-pokok tersebut, maka implementasi
pancasila dalam pembuatan kebijakan negara dalam bidang sosial budaya
mengandung pengertian bahwa nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang dalam
masyarakat Indonesia harus diwujudkan dalam proses pembangunan dan
kebudayaan di Indonesia. Pancasila sebagai sumber nilai dapat menjadi arah
bagi kebijakan negara dalam mengembangkan bidang kehidupan sosial budaya
21

Indonesia yang beradab, sesuai dengan sila kedua, kemanusiaan yang adil dan
beradab.
Kebijakan negara dalam bidang pertahanan keamanan nasional.
a. Pasal 27 ayat (3) menetapkan bahwa setiap warga negara berhak dan wajib
ikut serta dalam pembelaan negara. Dalam ketentuan ini, hak dan kewajiban
warga negara merupakan satu kesatuan, yaitu bahwa untuk turut serta dalam
bela negara pada satu sisi merupakan hak asasi manusia, namun pada sisi
lain merupakan kewajiban asasi manusia.
b. Pasal 30 ayat (1) menyatakan hak dan kewajiban setiap warga negara ikut
serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Ayat (2) dinyatakan
bahwa usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem
pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh tentara dan kepolisian,
sebagai kekuatan utama, dan rakyat sebagai kekuatan pendukung. Ayat (3)
menjelaskan bahwa tentara nasional terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan
Laut, Angkatan Udara, sebagai alat negara bertugas mempertahankan,
melindungi, dan memelihara keutuhan dan kedaulatan negara. Ayat (4)
menyatakan kepolisian sebagai alat negara yang menjaga keamanan dan
ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani
masyarakat, serta menegakkan hukum. Ayat (5) menyatakan susunan dan
kedudukan tentara, kepolisian, hubungan kewenangan tentara dan
kepolisian dalam menjalankan tugasnya, syarat-syarat keikutsertaan warga
negara dalam usaha pertahanan dan keamanan negara sesuai yang diatur
dalam undang-undang.
c. Pasal 27 ayat (23) dan pasal 30 adalah penjabaran dari pokok pikiran
persatuan merupakan pancaran dari sila ketiga pancasila.
Dengan demikian, demi tegaknya hak-hak warga negara diperlukan
peraturan perundang-undangan negara untuk mengatur ketertiban warga negara
dalam rangka melindungi hak-hak warga negara. Pertahanan dan keamanan
negara diatur dan dikembangkan menurut dasar kemanusiaan, bukan
kekuasaan. Dengan kata lain, pertahanan dan keamanan indonesia berbasis pada
moralitas kemanusiaan sehingga kebijakan yang terkait dengannya harus
22

terhindar dari pelanggaran hak-hak asasi manusia. Secara sistematis, pertahanan


keamanan negara harus berdasar pada tujuan yaitu tercapainya kesejahteraan
hidup manusia sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa (sila pertama dan
kedua), berdasar pada tujuan untuk mewujudkan kepentingan seluruh warga
(sila ketiga), harus mampu menjamin hak-hak dasar, persamaan derajat serta
kebebasan kemanusiaan (sila keempat), dan ditujukan untuk terwujudnya
keadilan dalam hidup bermasyarakat (sila kelima). Semua ini dimaksudkan agar
pertahanan dan keamanan dapat ditempatkan dalam konteks negara hukum,
yang menghindari kewenangan negara dalam melindungi dan membela wilayah
negara dan bangsa, serta dalam mengayomi masyarakat.
F. KELEBIHAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA
Pancasila sebagai ideologi memiliki karakter utama sebagai ideologi
nasional. Ia adalah cara pandang dan metode bagi seluruh bangsa Indonesia
untuk mencapai cita-citanya, yaitu masyarakat yang adil dan Makmur.
Pancasila adalah ideologi kebangsaan karena ia digali dan dirumuskan untuk
kepentingan membangun negara bangsa Indonesia. Pancasila yang memberikan
pedoman dan pegangan bagi tercapainya persatuan dan kesatuan di kalangan
warga bangsa dan membangun pertalian batin antara warga negara dengan tanah
airnya.
Pandangan Soekarno yang demikian ini merupakan pengulangan dari
apa yang pernah ia ucapkan pada pidato 1 juni yang merupakan hari lahirnya
Pancasila.
Bukti bahwa ideologi Pancasila lebih dari ideologi lainnya adalah :
1. Sila ketuhanan memuat pokok-pokok pikiran bahwa manusia Indonesia
menganut berbagai agama, dengan kata lain ada kebebasan beragama dan
tidak beragama, serta ada kebebasan berpindah agama (keyakinannya).
Bahkan mereka yang tidak percaya tuhan, karena toleransinya yang
merupakan sifat bangsa Indonesia, mengakui bahwa kepercayaan kepada
Tuhan yang maha kuasa merupakan karakteristik dari bangsanya, sehingga
mereka mampu menerima sila pertama ini.
23

2. Nasionalisme Indonesia (maksudnya sila ketiga Pancasila) bukanlah


chauvanisme. Bangsa Indonesia tidak menganggap diri lebih unggul dari
bangsa lain. Ia tidak pula berusaha untuk memaksakkan kehendaknya
kepada bangsa-bangsa lain (bandingkan dengan ideologi imperalisme dan
kapitaslime). Di barat, nasionalisme berkembang sebagai kekuatan agresif
yang mencari daerah jajahan demi keuntungan ekonomi nasionalnya. Di
asia, afrika, dan amerika latin nasionalisme adalah gerakan pembebasan
gerakan protes terhadap penjajah akibat penindasan barat.
3. Internasionalisme (maksudnya sila kemanusiaan yang adil dan beradab)
menghendaki setiap bangsa mempunyai kedudukan yang sederajat, setiap
bangsa menghargai dan menjaga hak-hak semua bangsa.
4. Keempat, demokrasi (maksudnya sila ke-4 dari Pancasila) telah ada sejak
dahulu di bumi Indonesia meskipun bentuknya beda dengan demokrasi yang
ada di barat. Demokrasi di Indonesia mengenal tiga prinsip : Mufakat,
perwakilan, dan musyawarah.
5. Keadilan social. Pada sila ini terkandung maksud untuk keadilan dan
kemakmuran social, jadi bukan keadilan dan kemakmuran individu. Hanya
dalam suatu masyarakat yang Makmur berlangsung keadilan social.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pancasila merupakan sumber nilai dan sumber norma dalam setiap
aspek penyelenggaraan negara termasuk sebagai sumber tertib hukum di negara
Republik Indonesia. Oleh karena itu segala sesuatu yang dilakukan oleh
pemerintah untuk mengatur rakyatnya agar berjalan tertib, harus ada aturan
hukumnya. Konsep pancasila sebagai dasar negara Indonesia dalam pengertian
historisnya merupakan hasil perkumpulan pemikiran para pendiri negara (The
Founding Fathers) untuk menemukan landasan atau pijakan yang kokoh untuk
diatasnya didirikan negara Indonesia merdeka. Dalam siding BPUPKI pertama
tanggal 29 mei -1 juni 1945 terdapat tiga tokoh yang mengusulkan usulan dasar
negara yaitu : Soekarno, Soepomo, dan Moh. Yamin.
Dalam sidang pertama PPKI, yaitu pada 18 agustus 1945, berhasil
disahkan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD NRI) yang
disertai dengan pembukaan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia.
Pancasila dan pembukaan UUD 1945 dapat dinyatakan sebagai pokok pokok
kaidah negara yang fundamental karena di dalamnya terdapat dasar-dasar
pembentukan negara dan nilai-nilai Pancasila. Nilai dasar yang fuundamental
suatu negara dalam hukum mempunyai hakikat dan kedudukan yang tetap kuat
dan tidak berubah, dalam arti denga jalan hukum apapun, tidak mungkin lagi
untuk di ubah.
B. Saran
Pancasila sangat penting dalam menentukan arah tujuan dari
pembangunan bangsa Indonesia ke depannya. Pancasila sebagai pedoman
bangsa Indonesia merupakan landasan yang kuat baik dalam segi budaya,
politik, social, serta Hukum dan HAM. Para pendiri bangsa ini menyadari
bahwasanya dasar negara Pancasila merupakan dasar negara yang tepat dan kuat
bagi keberagaman bangsa Indonesia. Oleh karena itu, Sebagai warga negara
Indonesia, sudah seharusnya kita menanamkan nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila di kehidupan sehari-hari kita.

24
DAFTAR PUSTAKA

Dosen, T. (n.d.). Bahan Ajar Pendidikan Pancasila. Jakarta: MKU UNJ.

Keelan. (2003). Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma.

Nopirin. (1980). Beberapa Hal Mengenai Falsafah Pancasila. Jakarta: Pancoran Tujuh.

Syahar H, & Syaidus. (1975). Pancasila Sebagai Paham Kemasyakarakatan dan


Kenegaraan Indonesia. Bandung: Alumni.

25

Anda mungkin juga menyukai