PENDIDIKAN SEKOLAH
Makalah ini ditujukan untuk memenuhi mata kuliah Kebijakan Pendidikan
Dosen Pengampu : Dr. Suryadi
Evitha Soraya, M.Pd
Disusun Oleh :
Kelompok 6
Manajemen Pendidikan 2018 B
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT, karena atas berkat dan
karunia Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kebijakan
Pendidikan pada Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah”. Kami menyadari
selesainya makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak baik secara
langsung maupun tidak langsung. Untuk itu kami menyampaikan ucapan banyak
terima kasih kepada :
1. Dr. Suryadi dan Evitha Soraya, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah
Kebijakan Pendidikan.
2. Teman-teman sekelas MP 2018 B yang membantu dan mendukung kami
dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kebijakan
Penddikan dan memberikan manfaat bagi pembaca khususnya untuk kami sendiri.
Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kami mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata,
peneliti berharap makalah ini bermanfaat bagi semua pihak khususnya civitas
akademika Universitas Negeri Jakarta.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB I ...................................................................................................................... 1
PEDAHULUAN ..................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................... 1
C. Tujuan ......................................................................................................... 2
D. Manfaat ....................................................................................................... 2
BAB II ..................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3
H. Penilaian ................................................................................................ 40
PENUTUP ............................................................................................................. 44
A. Kesimpulan ............................................................................................... 44
B. Saran ......................................................................................................... 44
iii
1
BAB I
PEDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan tidak dapat diabaikan
dalam mentransformasi ilmu pengetahuan, keahlian dan nilai - nilai akhlak.
Hal tersebut sesuai dengan fungsi dan tujuan pendidikan sebagaimana yang
tercantum dalam UU No. 20 tentang Sistem Pendidikan nasional tahun 2003
dinyatakan pada pasal 3 yaitu: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar manjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab
Pemerintah memberlakukan tingkat satuan pendidikan sekolah dimana
pendidikan di jenjang SD, SMP dan SMA dirancang untuk mencapai tujuan
pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan tingkat satuan pendidikan ?
2. Apa saja program sekolah yang diterapkan ?
3. Apa sajakah kurikulum yang diterapkan ?
4. Bagaimana proses belajar mengajar di tingkat satuan pendidikan ?
5. Bagaimana sarana dan prasarana sekolah dapat mendukung pembelajaran ?
2
D. Manfaat
Memberikan pemahaman dan mempermudah pembelajaran mengenai
program, kurikulum, sarana dan prasarana, dan sistem penilaian tingkat satuan
pendidikan sekolah.
BAB II
PEMBAHASAN
B. Program Sekolah
1
Handa S. Abidin, “Pengertian Satuan Pendidikan”, diakses dari
http://rethno23.blogspot.com/2013/05/cara-penulisan-footnote-catatan-kaki.html, pada tanggal
24 April 2019
3
4
3
Baedhowi, “Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan”. Diakses dari
http://jurnaldikbud.kemdikbud.go.id/index.php/jpnk/article/view/323/217 pada
tanggal 24 April 2019
18
pendataan dan pelayanan kepada siswa yang baru masuk sekolah setelah
mereka memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh sekolah tersebut.
1. Kebijakan Penerimaan Peserta Didik
Kebijakan operasional penerimaan peserta didik baru, memuat
aturan mengenai jumlah peserta didik yang dapat diterima disuatu
sekola. Penentuan mengenai jumlah peserta didik, tentu juga
didasarkan atas kenyataan-kenyataan yang ada di sekolah (faktor
kondisional sekolah). Faktor kondisional tersebut meliputi: daya
tampung kelas baru, kriteria mengenai siswa yang dapat diterima,
anggaran yang tersedia, prasarana dan sarana yang ada, tenaga
kependidikan yang tersedia, jumlah peserta didik yang tinggal dikelas
satu, dan sebagainya.
Kebijakan operasional penerimaan peserta didik, juga memuat
sistem pendaftaran dan seleksi atau penyaringan yang akan diberikan
untuk peserta didik. Selain itu, kebijakan penerimaan peserta didik,
juga berisi mengenai waktu pendaftaran, kapan dimulai dan kapan
diakhiri. Selanjutnya, kebijakan penerimaan peserta didik harus juga
memuat tentang personalia-personalia yang akan terlibat dalam
pendaftaran, seleksi, dan penerimaan peserta didik.
Kebijakan penerimaan peserta didik ini dibuat berdasarkan
petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota. Petunjuk demikian harus dipedomani karena ia
memang dibuat dalam rangka mendapatkan calon peserta didik
sebagaimana yang diinginkan atau diidealkan.
2. Sistem Penerimaan Peserta Didik
Sistem yang dimaksudkan disini lebih menunjuk kepada cara.
Berarti, sistem penerimaan peserta didik adalah cara penerimaan
peserta didik baru. Ada dua macam penerimaan peserta didik baru,
yakni:
a. Menggunakan sistem promosi
19
4
Anonim, “Penerimaan Peserta Didik Baru”, diakses dari
http://akucintamanajemen.blogspot.com/, pada tanggal 24 April 2019
23
5
Asef Umar Fakhruddin , Menjadi Guru Favorit!, (Jogjakarta: Diva Press, 2010), hlm. 34-35.
6
Roestiyah, Masalah Pengajaran Sebagai Suatu Sistem, (Jakarta: Rineka Cipta, 1994), hlm. 37.
24
d. Metode Mengajar
Metodologi mengajar dalam dunia pendidikan perlu dimiliki
oleh pendidik, karena keberhasilan Proses Belajar Mengajar (PBM)
bergantung pada cara mengajar gurunya. Jika cara mengajar gurunya
enak menurut siswa, maka siswa akan tekun, rajin, antusias menerima
pelajaran yang diberikan, sehingga diharapkan akan terjadi peribahan
tingkah laku pada siswa baik tutur katanya, sopan santunnya, motorik
dan gaya hidup.
e. Media
Pengajaran yang baik perlu ditunjang oleh pengunaan media
pengajaran. Berkenaan dengan media pengajaran ada yang
mengartikan secara sempit, terbatas pada alat bantu pengajaran atau
alat peraga. Tapi ada pula yang mengartikan secara luas termasuk juga
sumber-sumber belajar selain buku, jurnal, adalah perpustakaan,
laboratorium, kebun sekolah, dan sebagainya.
f. Evaluasi
Evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu
pendidikan secara nasional sampai bentuk akuntabilitas
penyelengaraan pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan (
UU Sisdiknas 2003, pasal 57 ). Sedangkan evaluasi hasil belajar
peserta didik untuk membantu aktivitas, kemajuan dan perbaikan hasil
belajar peserta didik secara berkesinambungan ( pasal 58 ).
2. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Proses Pembelajaran
Pelaksanaan proses belajar mengajar selayaknya berpegang pada
apa yang tergantung dalam perencanaan pembelajaran. Selanjutnya
diterbitkan oleh Depdiknas ( 2004 : 6 ) tentang factor-faktor yang
mempengaruhi PBM tersebut antara lain :
a. Faktor Guru
Pada faktor ini yang perlu mendapat perhatian adalah
keterampilan mengajar, metode yang tepat dalam mengelola
tahapan pembelajaran. Didalam intraksi belajar mengajar guru
27
Sekolah (ATS), Bahan dan Alat Habis Pakai, — yang habis dipakai
dalam waktu satu tahun atau kurang, pemeliharaan dan perbaikan
ringan, daya dan jasam transportasi/perjalanan dinas, konsumsi,
asuransi, pembinaan siswa/ekstra kurikuler.
3. Prinsip-prinsip dalam Pengelolaan Dana Pendidikan
Pengelolaan dana pendidikan berdasarkan pada prinsip efisiensi,
transparansi, dan akuntabilitas publik. Berikut ini dijelaskan secara singkat
keempat prinsip tersebut:
1. Transparansi
Transparan berarti adanya keterbukaan sumber dana dan
jumlahnya, rincian penggunaan, dan pertanggungjawabannya harus
jelas sehingga bisa memudahkan pihak-pihak yang berkepentingan
untuk mengetahuinya.. Beberapa informasi keuangan yang bebas
diketahui oleh semua warga sekolah dan orang tua siswa misalnya
rencana anggaran pendapatan dan belanja sekolah (RAPBS) bisa
ditempel di papan pengumuman di ruang guru atau di depan ruang tata
usaha sehingga bagi siapa saja yang membutuhkan informasi itu dapat
dengan mudah mendapatkannya. Orang tua siswa bisa mengetahui
berapa jumlah dana yang diterima sekolah dari orang tua siswa dan
digunakan untuk apa saja dana tersebut.
2. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kondisi seseorang yang dinilai oleh orang lain
karena kualitas performansinya dalam menyelesaikan tugas untuk
mencapai tujuan yang menjadi tanggung jawabnya. Penggunaan dana
pendidikan dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan perencanaan
yang telah ditetapkan. Ada tiga pilar utama yang menjadi prasyarat
terbangunnya akuntabilitas, yaitu (1) adanya transparansi para
penyelenggara pendidikan dengan menerima masukan dan
mengikutsertakan berbagai komponen dalam mengelola pendidikan,
(2) adanya standar kinerja di setiap institusi yang dapat diukur dalam
melaksanakan tugas, fungsi dan wewenangnya, (3) adanya partisipasi
38
b. Observasi
Observasi adalah teknik penilaian yang dilakukan dengan cara mencatat
hasill pengamatan terhadap objek tertentu. Pelaksanaan observasi
dilakukan dengan cara menggunakan instrumen yang sudah dirancang
sebelumnya sesuai dengan jenis perilaku yang akan di amati dan situasi
yang akan di observasi, misalnya dalam kelas, bengkel, atau
laboratorium. Metode pencatatan, berapa lama dan berapa kali
observasi dilakukan disesuaikan dengan tujuan observasi. Metode ini
digunakan juga untuk memeriksa proses melalui analisis tugas tentang
suatu kegiatan/pekeraan tertentu maupun produk beroperasinya
dihasilkannya. Penilaian atau guru dapat secara langsung mengamati
dan mencatat perilaku yang muncul, dan dapat juga menggunakan
lembar observasi/daftar ceklis mengenai aspek-aspek tugas/pekerjaan
tertentu yang akan diamati.
c. Tes Kinerja
Tes kinerja adalah teknik penilaian yang menuntut peserta didik
mendemonstrasikan kemahirannya dalam melakukan kegiatan atau
pekerjaan tertentu, misalnya kemahiran mengidentifikasi kerusakan
pada alat-alat yang diperlukan untuk melakukan kinerja tertentu,
bersimulasi, ataupun melakukan pekerjaan yang sesungguhnya. Tes
kinerja dapat dilakukan untuk menilai proses, produk, serta proses dan
produk. Tes kinerja, untuk memperoleh data tentang kinerja atas bidang
keterampilan tertentu yang dipertunjukkan oleh seseorang peserta didik.
Penilaian mengajukan sejumlah tugas atau pekerjaan untuk dilakukani
oleh peserta didik dengan cara memperagakan secara psikomotor. Misal
seorang peserta didik disuruh memperagakan cara merawat kulit wajah
yang berjerawat atau berkomedo secara manual.
d. Penugasan
Penugasan adalah teknik penilaian yang menuntut peserta didik
menyelesaikan tugas di luar kegiatan pembelajaran di kelas,
laboratorium, atau bengkel. Penugasan dapat diberikan dalam bentuk
42
individual atau kelompok dan dapat berupa tugas rumah atau projek.
Tugas rumah adalah tugas yang harus diselesaikan peserta didik di luar
kegiatan kelas. Tugas projek adalah tugas yang melibatkan kegiatan
perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan
dalam waktu tertentu. Proyek untuk memperoleh data tentang kinerja
atas suatu tugas/pekerjaan tertentu yang dikerjakan dalam jangka waktu
tertentu, baik melalui pengawasan maupun tanpa pengawasan. Misalnya
penilaian mempersiapkan dan merancang suatu tugas/pekerjaan tertentu
untuk dikerjakan peserta didik kemudian hasil dari pekerjaannya dinilai.
e. Tes Lisan
Tes lisan dilaksanakan melalui komunikasi langsung tatap muka antara
peserta didik dengan seorang penguji atau beberapa penguji. Pertanyaan
dan jawaban diberikan secara lisan dan spontan. Ujian lisan, untuk
memperoleh data tentang performansi tertentu, dengan cara
berkomunikasi dua arah antara penilai atau guru dengan peserta didik
melalui tanya jawab atau wawancara langsung, berkenaan dengan
pemahaman, perilaku, kinerja, dan tugas tertentu yang berkaitan dengan
materi pelajaran yang telah dipelajari.
f. Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara
menilai hasil karya peserta didik. Portofolio adalah kumpulan karya
peserta didik dalam bidang tertentu yang diorganisasikan untuk
mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan kreativitas peserta
didik. Portofolio, untuk memperoleh data dengan cara mengumpulan
bukti-bukti fisik yang bersifat pribadi, atau hasil karya dan pencapaian
dijadikan sebagai dasar untuk menilai kinerja seseorang sebelum dan
setelah mengikuti pendidikan.
g. Penilaian Diri
Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta
didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya.
Penilaian diri untuk memperoleh data tentang kelebihan dan
43
kekurangan yang dimilki peserta didik dan bersumber dari peserta didik
sendiri. Dalam penilaian diri, peserta didik menyampaikan sendiri
secara jujur apa yang telah dikuasai dan yang belum dikuasai setelah
atau sebelum mengikuti pembelajaran. Bentuk penilaian diri adalah
laporan tentang keadaan diri peserta didik yann disusun sendiri oleh
peserta didik. Misal laporan tentang keterampilan yang telah dikuasai
dan yang belum dalam menggunting rambut keriting pada minggu ke
dua.
h. Penilaian antar Teman
Penilaian antar teman merupakan teknik penilaian dengan cara meminta
peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan
temannya. Teknik penilaian antar teman dilakukan dengan melalukan
observasi terhadap temannya sendiri. Instrumen observasi, skala
penilaian, dan daftar ceklis yang digunakan berisikan aspek-aspek
kemampuan/kelebihan dan kesulitan kekurangan temannya dalam
mengerjakan suatu pekerjaan. Misal peserta didik diberikan tugas untuk
menilai kinerja temannya dalam merawat kulit wajah dengan
menggunakan skala penilaian.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Tingkat satuan pendidikan di Indonesia masih banyak yang harus di
perbaiki dari segi kualitas, mutu, sumber daya guru, fasilitas dan lain-lain. Oleh
karena tu, pemerintah harus dapat memfasilitasi dan menyelenggarakan
pendidikan dengan baik. Peran pemerintah juga harus selalu didukung oleh
masyarakat agar tujuan pendidikan terlaksana dengan sempurna.
44
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, H. S. (2013, Januari 19). Peneliti Hukum. Retrieved 4 24, 2019, from
Satuan Pendidikan: https://penelitihukum.org/tag/pengertian-satuan-
pendidikan/
Anonim. (2017, Juli 24). caracariuangblog. Retrieved April 24, 2019, from
Program Sekolah:
https://caracariuangblog.wordpress.com/2017/07/24/contoh-program-
sekolah-2/
45