Anda di halaman 1dari 15

STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM

D
I
S
U
S
U
N
OLEH

NAMA:JUNITA SINAGA
NIM:190101171
GROUP/SEMESTER :
E/IV
MATA KULIAH:
PENGEMBANGAN KURIKULUM PAK BERBASIS SEKOLAH
DOSEN PENGHAMPU:
ANDRIANUS NABABAN,M.Pd

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN KRISTEN


INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI TARUTUNG

2021
KATA PENGANTAR

            Puji syukur kehadirat TUHAN YANG MAHA ESA yang telah memberikan kita
berbagai macam nikmat, sehingga aktivitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa
keberkahan, baik kehidupan di alam dunia ini, lebih lagi pada kehidupan di akhirat kelak,
sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebih mudah dan penuh
manfaat.

Terima kasih sebelum dan sesudahnya Saya ucapkan kepada teman-teman yang telah
membantu, baik dukungan moril maupun materil, sehingga makalah yang
berjudul “STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM” ini terselesaikan dalam waktu
yang diharapkan. Makalah ini dibuat untuk melengkapi pemenuhan tugas dari mata kuliah
“PENGEMBANGAN KURIKULUM PAK BERBASIS SEKOLAH”dari BAPAK
ANDRIANUS NABABAN,M.Pd.Selaku dosen yang membawakan mata kuliah tersebut.

  Saya menyadari sekali dalam penyusunannya, makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan serta banyak kekurangannya, baik dari segi tata bahasa maupun dalam hal
pengkonsolidasian, untuk itu besar harapan Saya jika ada kritik dan saran yang membangun
untuk lebih menyempurnakan makalah-makalah Kami di lain waktu.

Harapan terbesar dari penyusunan makalah ini ialah, semoga apa yang Saya susun ini
penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-teman, serta orang lain yang ingin membaca dan
menyempurnakan lagi.

Sidikalang, 27Maret 2021


Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR . . . .  . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .      i


DAFTAR ISI  . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii
BAB I PENDAHULUAN                             
A.    Latar belakang . . . . . . . . . . . . . . . . .  . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .       1
B.     Rumusan masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .       1
C.     Tujuan………….. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .       1
BAB II PEMBAHASAN
    Strategi Pengembangan Kurikulum Di Sekolah………………..………. 2
A.   Prosedur Pengembangan Kurikulum    …………..………………..2
B. Peran Sumber daya manusia dalam pengembangan Kurikulum …..……………………5
C.    Strategi Pengembangan Kurikulum Sekolah ……………………7
D. Langkah_Langkah dalam Pengembangan Kurikulum Sekolah……………………8
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .  10
B.     Saran. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .  10

DAFTAR PUSTAKA. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . …. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . …… 11
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pengembangan kurikulum merupakan suatu kegiatan yang memberikan jawaban atas
sejumlah tuntutan kebutuhan yang berkembang pada pendidikan. Pengembangan kurikulum
dilakukan atas sejumlah komponen pada pendidikan, di antaranya pada pembelajaran yang
merupakan implementasi dari kurikulum. Hasil dari proses ini adalah adanya perubahan pada
guru dan siswa, serta komponen lainnya. Pandangan tentang kurikulum dikenal dalam
dimensi kurikulum yang membedakan peran dan fungsinya. Oleh karena itu perlu dipahami
mengenai seluk beluk kurikulum.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Strategi Pengembangan Kurikulum?
2.      Bagaimana Peranan Sumber daya Manusia dalam pengembangan kurikulum?

C.    Tujuan
1.      Menjelaskan Strategi Pengembangan Kurikulum
2.      Bagaimana Peranan Sumber daya Manusia dalam pengembangan kurikulum?
BAB II
PEMBAHASAN

STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM DI SEKOLAH

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 36


ayat 1 menyatakan bahwa “Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada
standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional” dan ayat 2
menyebutkan bahwa “Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan
dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan potensi daerah dan peserta
didik” Pasal 38 ayat 2 menyatakan bahwa “Kurikulum pendidikan dasar dan menengah
dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan
komite sekolah di bawah koordinasi dan supervisi kantor Departemen Agama pendidikan
atau kabupaten untuk pendidikan dasar dan Provinsi untuk pendidikan menengah .
Dalam rangka melaksanakan perundangan tersebut, telah diterbitkan Peraturan
Pemerintah(PP) No. 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan yang meliputi 8
standar, yaitu standar isi, standar kompetensi lulusan, standar proses, standar penilaian,
standar sarana dan prasarana, standar tenaga kependidikan, dan standar pembiayaan. Pasal
17 (ayat 2)PP tersebut menyatakan sekolah dan komite sekolah ,atau Madrasah dan komite
Madrasah, mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya berdasarkan
kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi pendidikan untuk SD, SMP, SMA, dan
MK dan departemen yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama untuk bahwa
MI,MTS, MA, dan MAK.
Sejak keluarnya PP. No. 19 tahun 2005 secara resmi penyusunan kurikulum menjadi
tanggung jawab setiap satuan pendidikan atau sekolah dan Madrasah, Dengan demikian tidak
lagi dikenal istilah kurikulum nasional yang dulu menjadi tanggung jawab pemerintah pusat.
Hingga saat ini telah terbit tujuh dari delapan Standar Nasional Pendidikan yang seharusnya
dijadikan acuan dalam pengembangan dan penyusunan kurikulum sekolah/ madrasah pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Pembelajaran kurikulum 2013 merupakan esensi pendekatan ilmiah dalam
pembelajaran.Pendekatan ilmiah diyakini sebagai titian emas perkembangan dan
pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik.
1

A. Prosedur Pengembangan Kurikulum

Saat ini, penyelenggaraan pendidikan di level menerapkan sistem otonomi


pengelolaan pendidikan merupakan bagian yang penting dalam keberhasilan sekolah otonomi
ini menjadi potensi bagi sekolah untuk meningkatkan kinerja para staf,menawarkan
partisipasi langsung kepada masyarakat terkait dengan meningkatkan pemahaman masyarakat
terhadap pendidikan.Keterlibatan kepala sekolahdan guru dalam pengambilan keputusan-
keputusan sekolah juga mendorong kepemilikan yang lebih tinggi terhadap sekolah yang
pada akhirnya mendorong mereka untuk menggunakan sumber daya yang seefisien mungkin
untuk mencapai hasil yang optimal.
Tujuan utama K.13 adalah memandirikan dam memperdayakan sekolah dalam
mengembangkan kompetensi yang akan disampaikan kepada peserta didik ,sesuai dengan
kondisi lingkungan penyusunan K.13 pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah. Prinsip ini
diimplementasikan memberdayakan daerah sekolah dalam merencanakan, melaksanakan dan
mengelola serta menilai pembelajaran sesuai dengan kondisi dan aspirasi mereka.
Berangkat dari konsepsi demikian, maka keberadaan dan keterlibatan semua pihak
dalam penyelenggaraan Pendidikan, termasuk kepala sekolah ,guru,dan masyarakat harus
mengikuti ketentuan yang berlaku. Kurikulum sesungguhnya ialah apa yang menjadi apa
yang yang menjadi kelas dalam interaksi siswa dengan guru dan siswa lainnya dengan
lingkungan di dalam kelas kurikulum adalah benda hidup yang dinamis. Bukan sekedar
kumpulan dokumen cetak belaka. Guru harus menerjemahkan kurikulum itu dalam bentuk
interaksi hidup antara guru dan siswa. Untuk melaksanakan kurikulum itu dan juga dalam
usaha untuk mengubahnya agar sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan anak dalam
masyarakat tertentu diperlukan peserta lain.
Istilah pengembangan kurikulum sebenarnya sering Anda dengar namun apa yang
sesungguhnya makna dari istilah tersebut itu penting dalam pendidikan kita.
2

1
Andrianus Nababan,Pengembangan Kurikulum PAK berbasis sekolah.Hal.42
2
Andrianus Nababan,Pengembangan Kurikulum PAK berbasis sekolah.Hal.43
Kebijakan mengenai pengembangan KTSP merupakan suatu bentuk perwujudan
pelaksanaan otonomi pendidikan sekolah diberi kesempatan yang lebih leluasa untuk
mengembangkan program pendidikan yang akan dilaksanakan dengan melibatkan
berbagai komponen antara lain kepala sekolah, guru, dan karyawan, komite sekolah,
dewan pendidikan, tokoh masyarakat, pakar kurikulum setempat, dan pejabat daerah
setempat. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan masukan dari berbagai komponen
masyarakat sehingga pengembangan kurikulum dapat mengakomodasi kebutuhan
masyarakat setempat.
Pendelegasian wewenang pengembangan kurikulum kepada kepala sekolah
untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pendidikan. Melalui
otonomi, pihak sekolah dipacu untuk dapat memberdayakan semua sumber daya,\
yang ada secara optimal baik sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber dana,
dan sumber belajar.
Dengan demikian sekolah, diharapkan dapat memiliki kemandirian dalam mengelola
pendidikan untuk dapat mencapai tujuan pendidikan secara efisien dalam konteks ini
pameran utama dalam pengembangan KTSP adalah kepala sekolah guru dan komite
sekolah pihak lain yang dapat dilibatkan dalam pengembangan kurikulum itu
diantaranya adalah pemerintah perguruan tinggi ahli kurikulum dan berbagai lapisan
masyarakat umum seperti golongan agama dimaksudkan industri politik dan juga
siswa.
Dengan kata  lain pengembangan kurikulum sekolah dapat dibagi kedalam dua
kelompok, yaitu kelompok intern atau dari dalam sekolah dan kelompok ekstern
sekolah.
3
 
B.PERAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM PENGEMBANGAN
KURIKULUM
1.PERAN KEPALA SEKOLAH

3
Andrianus Nababan,Pengembangan Kurikulum PAK berbasis sekolah.Hal.46
Pertama,Sebagai manajer sebagai manajer, kepala sekolah bertanggung jawab
atas manajemen sekolah Kepala sekolah mengkoordinasikan kegiatan merencanakan,
mengorganisasikan, melaksanakan, mengendalikan segenap usaha pencapaian tujuan
pendidikan.
Dalam aspek perencanaan kepala sekolah merupakan pelaku yang selalu
terlibat dan bahkan sering menjadi tumpuan dalam kegiatan perencanaan dan
pengembangan kurikulum mulai dari konsep hingga hal-hal yang lebih teknis bisa jadi
ia tidak terlibat secara fisik pada keseluruhan kegiatan perencanaan namun kepala
sekolah terus memimpin dan melakukan pemantauan dari waktu ke waktu.
Dalam aspek pengorganisasian kepala sekolah mengorganisasikan unsur-unsur baik
Unsur manusia maupun unsur non manusia unsur-unsur itu diorganisasikan untuk
membangun Sinergi antar unsur.
Kedua peran sebagai inovator, sebagai tokoh penting di sekolah kepala
sekolah harus mampu melahirkan ide-ide baru yang kreatif pengembangan kurikulum
seringkali bermula dari gagasan kepala sekolah mengingat kedudukannya sebagai
pihak yang mengemban tanggung jawab atas sekolah yang dipimpinnya maka pada
dari kepala sekolah cenderung muncul dorongan dorongan untuk terus memajukan
sekolah karena kewenangan yang dimilikinya ide-ide menjadi lebih terbuka untuk
diimplementasikan di sekolah begitu pula dalam konteks pengembangan kurikulum
sekolah ini.
Ketiga peran sebagai fasilitator,dalam pengembangan kurikulum pelaksana
teknis pengembangan biasanya tidak langsung oleh Kepala Sekolah melainkan oleh
tim khusus yang ditunjuk melayani konsultasi dan sebagainya.
4

2.PERAN GURU
Pertama guru sebagai pemberi pertimbangan. Keputusan mengenai kurikulum
sekolah secara institusional terletak pada tangan kepala sekolah. Dalam konteks ini guru
adalah pemberi pertimbangan dalam pengembangan kurikulum sekolah sebagai seorang yang
profesional, guru memiliki keahlian dibidangnya, termasuk dalam hal kurikulum atau
pendidikan Oleh karenanya, dalam rangka pengembangan kurikulum,guru perlu  memiliki
gagasan atau ide kreatif untuk mewujudkan harapan dan berbagai pihak yang berkepentingan

4
Andrianus Nababan,Pengembangan Kurikulum PAK berbasis sekolah.Hal.47-48
dengan sekolah.
Kedua guru sebagai pelaksana pengembangan kurikulum sekolah, Konsep ini dapat
ditarik ke dalam dua konteks ke-1 guru sebagai pelaksana proses pengembangan kurikulum
sekolah terlibat sebagai tim yang ditunjuk untuk “membuat” kurikulum sekolah. Di sini, guru
harus mampu berpikir luas dan komprehensif, bahkan menjangkau masuk ke ruang masa
depan. Bersama tim guru berpikir secara keseluruhan mengenai kurikulum dan segenap
potensi yang dimiliki sekolah.
Selanjutnya guru sebagai pelaksana kurikulum yang dikembangkan sekolah peran ini
berkaitan dengan tugas pokok guru sebagai pengampu proses pembelajaran mata pelajaran
tertentu menjabarkan kurikulum sekolah menjadi bentuk-bentuk program yang lebih rinci
atau silabus ataupun rencana pelaksanaan pembelajaran sampai dengan penejawatahannya 
dalam bentuk kegiatan pembelajaran. 
Penjelasan di atas, menunjukkan bahwa yang memegang peranan dalam proses
pengembangan kurikulum ialah guru karena dialah yang paling bertanggung jawab atas mutu
pendidikan anak didiknya guru menghadapi kesulitan tersendiri karena pada hakekatnya ia
bekerja dalam dunia yang tertulis ASI apa yang dikerjakan dalam kelasnya tertutup bagi
dunia luar jarang sekali pelajarannya dihadiri oleh orang luar sehingga ia tidak memperoleh
masukan tentang proses belajar mengajar dalam kelasnya Ia cenderung tenggelam dalam
cengkraman kegiatan rutin pengalaman mengajar yang bertahun-tahun cenderung kurang
berdampak pada peningkatan profesionalisme nya karena tindak pembelajaran yang
dilakukannya tidak berbeda dari waktu ke waktu hanya mengulang-ulang.
Profesionalisme guru akan dapat berkembang, apabila ia membiasakan diri untuk:
(1)berunding untuk bertukar pikiran dengan siswa, dan terbuka terhadap pendapat mereka,
yang terkait dengan profesinya. (3) bertukar pikiran dan pengalaman dengan teman guru-guru
lainnya atau dengan kepala sekolah.
5

3.PERAN KOMITE SEKOLAH


1. Advisory agency, yaitu pemberi pertimbangan dalam penentuan dan pelaksanaan
kebijakan pendidikan sekolah,
2. Suporting agency, yaitu pendukung baik yang berwujud finansial, pemikiran, maupun
tenaga,dalam penyelenggaraan pendidikan sekolah,
3. Controlling agency, yaitu pengontrol dalam rangka transparansi dan akuntabilitas

5
Andrianus Nababan,Pengembangan Kurikulum PAK berbasis sekolah.Hal.48-49
akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan sekolah, serta
4.Media agency, yaitu mediator antara pemerintah dan masyarakat.
6

4.PERAN SISWA
Umumnya kurang dipertimbangkan dalam pengembangan kurikulum karena memang
mereka belum mempunyai kompetensi dalam bidang itu. Namun pada tingkat kegiatan kelas,
bila guru  bertanya, bagaimana pendapatnya tentang pelajaran, apa yang ingin dipelajarinya
tentang suatu topik, atau atau bila guru mengajak siswa turut serta dalam perencanaan suatu
kegiatan belajar, pada pokoknya mereka sudah dilibatkan dalam kurikulum. Di sekolah
progresif kepada murid diberikan peranan yang lebih besar lagi tentang apa yang mereka
harapkan dari pelajaran. Partisipasi murid sama sekali tidak berarti bahwa keinginan mereka
harus selalu dituruti akan tetapi pandangan mereka dapat dimanfaatkan, sekalipun keputusan
berada di tangan guru memaksakan tidak mereka sukai. 
7

C.STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM


PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM
Dalam strategi pengembangan kurikulum terdapat prinsip pengembangan kurikulum
yang dimaksud dengan prinsip disini ialah asas yang dijadikan pokok dasar berpikir dan
bertindak dalam mengembangkan sebuah kurikulum.
Prinsip Pengembangan Kurikulum adalah
1. Peningkatan keimanan budi pekerti dan penghayatan nilai-nilai budaya 
2. Keseimbangan etika logika estetika dan kinestetika 
3.Penguatan integritas nasional
4. Perkembangan pengetahuan dan teknologi informasi
 5.Pengembangan kecakapan hidup 
6.Pilar pendidikan komprehensif
7Komprehensif berkesinambungan
8 .Belajar sepanjang Hayat

6
Andrianus Nababan,Pengembangan Kurikulum PAK berbasis sekolah.Hal.50

7
Andrianus Nababan,Pengembangan Kurikulum PAK berbasis sekolah.Hal.52
9. Diversifikasi pengembangan kurikulum
8

STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM


Berangkat dari prinsip pengembangan kurikulum di atas maka pijakan untuk
menetapkan strategi pengembangan kurikulum dalam proses mengubah atau
mengembangkan kurikulum mencakup hal-hal sebagai berikut.
1. Mengubah sistem pendidikan
Mengubah seluruh sistem pendidikan hanya dapat dilakukan oleh pemerintah pusat
yakni Dinas Pendidikan Nasional, yang mempunyai wewenang untuk mengadakan perubahan
kurikulum secara total di samping itu ,pemerintah pusat memiliki sumber daya personalia
yang profesional dan sumber daya lainnya untuk merencanakan perubahan kurikulum itu
sebaik-baiknya
Perubahan ini menyeluruh dan dijalankan secara seragamdiseluruh negara usaha besar-
besaran ini hanya dapat dikoordinasikan oleh pemerintah pusat dengan menjelaskan
kebijaksanaan,petunjuk pelaksanaan, dan buku pedoman.
2.Mengubah kurikulum tingkat local
Kurikulum yang nyata, yang Ril, Hanya terdapat di tempat guru dan murid berada,
yakni di sekolah atau dalam kelas. Disinilah masalah kurikulum yang sesungguhnya berada
dalam kelas kurikulum menjadi hidup, bukan hanya secarik kertas dalam menghadapi anak
dengan segala macam karakteristiknya setiap guru akan menghadapi masalah yang tidak
selalu dapat diperkirakan sebelumnya. Guru harus mengadakan penyesuaian Oleh karena, itu
Betapapun ketat dan isinya sebuah kurikulum guru selalu mendapat kesempatan untuk
mencoba Kan pikiran dan kreativitasnya kelaslah yang menjadi garis depan serta basis
perubahan dan pengembangan kurikulum.
Di bawah pimpinan kepala sekolah dapat diadakan rapat seluruh staf, setiap tingkatan,
atau setiap bidang studi rapat-rapat mengenai pengembangan kurikulum sebaiknya dilakukan
secara pengembangan yang sesungguhnya akan terjadi bila guru sendiri menyadari
kekurangannya, baik karena pemikiran sendiri, interaksi dengan siswa. maupun diskusi
dengan guru lainnya usaha pengembangan yang dijalankan oleh guru-guru memerlukan
koordinasi kepala sekolah
Perubahan kurikulum di sekolah tidak berarti bahwa sekolah itu menyendiri dan
melepaskan diri dari kurikulum resmi sekolah itu itu tetap bergerak dalam kerangka

8
Andrianus Nababan,Pengembangan Kurikulum PAK berbasis sekolah.Hal.53
kurikulum resmi yang berlaku, akan tetapi sekolah berusaha menyesuaikan dan
mengaitkannya dengan kebutuhan anak dan lingkungan kurikulum seperti ini ada yang
menyebutkan sebagai “kurikulum plus” Kurikulum resmi hanya memberikan kurikulum
minimal yang diharapkan harus dicapai oleh segenap siswa di seluruh Indonesia sama sekali
tidak Dilarang memberi bahan yang lebih mendalam dan luas bagi anak-anak yang berbakat
adanya perbedaan antar antara apa yang diajarkan di suatu sekolah tidak perlu mempersulit
anak pindah sekolah, selama sekolah itu mengajarkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip atau
struktur ilmu sedangkan isinya secara dan tidak esensial.
9

3. Memberikan pendidikan in service dan pengembangan staf


Kurikulum sekolah akan mengalami pengembangan jika mutu ditingkatkan in service
training dianggap lebih formal, dengan rencana yang lebih ketat, dan diselenggarakan atas
instruksi pihak atasan pengembangan staf lebih baik tidak formal, sehingga lebih bebas dan
sesuai dengan kebutuhan guru guru dengan menerapkan apa yang sudah diperolehnya dalam
pendidikan in service atau kegiatan pengembangan staf lainnya,
4. Supervisi
Dahulu pemilik sekolah mengunjungi sekolah untuk mengadakan infeksi dan
memberi penilaian terhadap guru dan sekolah kedatangannya dipandang sebagai hari
mendung penuh rasa takut yang dihadapi guru dengan segala macam tipu muslihat. Kini
pengertian supervisi adalah berubahnya tujuan ialah membantu guru mengadakan
pengembangan dalam pengajaran. Supervisi adalah memberi pelayanan kepada guru agar
dapat melakukan pembelajaran aktif bila dirasa perlu, pemilik sekolah dapat memberikan
demontrasi Bagaimana melaksanakan suatu metode baru seorang pemilik sekolah harus
senantiasa mempelajari perkembangan kurikulum dan metode mengajar modern serta dapat
pula menerapkannya dialah sebenarnya menjadi hulubalang dalam modernisasi pendidikan.
5.Reorganisasi sekolah
Reorganisasi diadakan bila sekolah itu ingin merombak seluruh cara mendidik di
sekolah itu dengan menerima cara yang sama sekali baru Hal ini antara lain dapat terjadi bila
sekolah itu akan menerapkan misalnya tim teaching non- reading metode unit, dan Open
school, yang memerlukan perubahan pada semua aspek pengajaran, seperti bentuk ruangan
fasilitas, penjadwalan, tugas guru, kegiatan siswa, administrasi, dan sebagainya.
6. Eksperimentasi dan penelitian

9
Andrianus Nababan,Pengembangan Kurikulum PAK berbasis sekolah.Hal.54
Negara kita tidak tertutup bagi macam-macam pembaruan dalam pendidikan.
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi membuka pendidik kita terhadap pengaruh
dari negara-negara lain di dunia ini adalah ciri kemajuan ialah perubahan dan perbaikan.
Yang lebih mungkin dilaksanakan ialah eksperimentasi yakni mencobakan metode
atau bahan baru pada dasarnya setiap kurikulum baru harus diuji cobakan lebih dari semua
sekolah.
Percobaan metode baru dilakukan secara berkala, antara lain sekolah pengembangan
yang kemudian menjadi PPSI cukup dikenal. sayang tidak berlanjut demikian pula CBSA dan
“muatan local” serta yang lainnya diujicobakan
10

.
D. LANGKAH-LANGKAH DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM SEKOLAH
1. Selidiki berbagai kebutuhan sekolah, antara lain kebutuhan siswa kebutuhan guru
dan kebutuhan akan perubahan dan perbaikan..
2.Mengidentifikasi masalah serta merumuskannya, dan timbul berdasarkan studi
tentang berbagai kebutuhan yang tersebut di atas, lalu memilih salah satu yang dianggap
paling mendesak diatasi
3.Mengajukan saran perbaikan, yang dapat didiskusikan bersama, Apakah sesuai
dengan tuntutan kurikulum yang berlaku, menilai maknanya bagi pengembangan sekolah,
dan menjelaskan makna serta implikasinya.
4.Menyiapkan desain perencanaan yang mencakup tujuan cara mengevaluasi
menentukan bahan pelajaran metode penyampaian percobaan penilaian balikan perbaikan
pelaksanaan dan seterusnya.
5.Memilih anggota panitia, sedapat mungkin sesuai dengan kompetensi masing-
masing .
6.Mengawasi pekerjaan pekerjaan panitia biasanya oleh Kepala Sekolah
7. Melaksanakan hasil kerja panitia oleh guru dalam kelas. Karena pekerjaan ini tidak
mudah, kepala sekolah hendaknya senantiasa menunjukkan penghargaan terhadap pekerjaan
semua pihak yang terlibat dalam usaha pengembangan kurikulum
8.Menerapkan cara-cara evaluasi, apakah yang direncanakan itu dapat direalisasikan,
karena apa yang indah di atas kertas belum tentu dapat diwujudkan.

10
Andrianus Nababan,Pengembangan Kurikulum PAK berbasis sekolah.Hal.55-56
9.Memantapkan perbaikan, bila ternyata usaha itu berhasil baik dan dijadikan
pedoman selanjutnya.
11

BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Prinsip merupakan asas yang dijadikan pokok dasar berpikir dan bertindak.Dalam konteks
ini,prinsip ialah asas yang dijadikan dasar dalam pengembangan kurikulum.
Strategi pengembangan kurikulum antara lain:
1.mengubah sistem pendidkan
2.mengubah kurikulum tingkat local
3.memberikan pendidikan im-service dan pengembangan staf,
4.supervisi,reorganisasi sekolah,
5. Eksperimentasi dan penelitian.
B.Saran
Saran dari Saya kepada seluruh pembaca adalah lebih banyak menambah buku-buku
atau pembelajaran tentang Strategi Pengembangan Kurikulum serta agar lebih mendalami
lagi tentang hal tersebut, karena hal tersebut akan membantu kita dalam mengatasi masalah-
masalah pengajaran kelak.

11
Andrianus Nababan,Pengembangan Kurikulum PAK berbasis sekolah.Hal.57
DAFTAR PUSTAKA
Nababan,Andrianus .2021.Pengembangan Kurikulum PAK Berbasis Sekolah.Tarutung

Anda mungkin juga menyukai