Pengertian Sintaksis merupakan istilah yang mencakup pola-pola komposisi, tata bahasa
dan sematik yang dapat membetuk suatu kesimpulan yang tepat dan benar. Pola-pola komposisi
menangani hubungan disetiap kalimat dengan menyediakan dasar studi Sintaksis. Tata bahasa
menangani hubungan di setiap frasa dan istilah yang menyediakan tahab kedua dari Analisis
Sintaksis. Sedangkan sematik menangani hubungan semotaksis di antara makna-makna dari
istilah-istilah dan yang menyediakan bagian bangunan terakhir dari Analisis Sintaksis. Yang
menghubungkan ketiga aspek tersebut adalah struktur dan pada intinya Sintaksis merupakan
struktural. Sintaksis memadukan berbagai aspek dalam tugas hermeneutika dan memampukan
untuk menyelidiki lebih jauh ke dalam teks Alkitab untuk usaha menemukan berita dari Allah.
MAJAS
Ungkapan figuratif secara tradisi yang dibahas dalam bidang hermeneutika khusus.
Ungkapan konfiguratif yang mencakup topik yang beragam sebagai bahasa, genre dan theologi.
Dalam majas banyak mengandung aspek tata bahasa dan sematik.
Majas membentuk tingkat ketiga dari pengertian yang beragam dari makna setelah makna
primer dan makna sekunder. Makna harafiah menempati dua tingkat awal dan
mengidentifikasikan penekanan dasar suatu istilah. Majas memperhatikan hubungan asosiatif
antara pengertian. Dalam Alkitab selalu menerapkan gambaran-gambaran yang beraneka warna
untuk diambil sejumlah besar pengalamannya. Terminologi bisnis digunakan untuk
menggambarkan pemuridan dan hubungan-hubungan keluarga untuk menggambarkan hubungan
antara Allah dan umatNya.
Beekman dan Callow memaparkan terdapat dua kelompok utama dari pengertian asosiatif
atau figurative. Tipe satu, yaitu yang pertama, dalam asosiatif dengan waktu, keterangan waktu
menggantikaan peristiwa.
Yang kedua, relasi ruang memanfaatkan ide tempat. Yang ketiga, relasi-relasi logis atau
sebab akibat mengganti sebab dengan akibat atau sebaliknya. Kemudian tipe dua, yaitu yang
pertama relasi anggota kelompok, satu anggota tertentu mewakili keseluruhan. Yang kedua,
relasi konstituen-keseluruhan, satu bagian dari struktur yang lebih besar mewakili keseluruhan.
Yang ketiga, relasi atribut-keseluruhan terjadi ketika sifat atau tujuan dari suatu hal digunakan
untuk hal itu sendiri.
Kesulitan utama dalam menafsir adalah majas dengan alasan setiap bahasa
mengembangkan relasi asosiatif mereka secara sendiri-sendiri. Sehingga bahasa metafora dalam
Ibrani atau Yunani sering sama sekali tidak memiliki padanannya dalam ungkapan-ungkapan
bahasa Inggris. Disaat bahasa asli menggunakan ungkapan figurative, maka itu dapat
diterjemahkan kedalam tigaa caraa yang sangat memungkinkan: yang pertama, jika gaya bahasa
memiliki paralelnya dalam bahasa penerima, maka kita dapat secara langsung
menerjemahkannya.
Yang kedua, jika suatu pengalihan makna tidak terjadi secara langsung, namun tetap ada
sedikit kesepadanan serta untuk menghilangkan ambiguitas. Yang ketiga, jika antara bahasa asli
dan bahasa penerima sama sekali tidak ada kesepadanan, majas dapat diganti dengan idom yang
sepadan.
Terdapat tegangan kekuatan yang sangat besar dalam bahasa figuratif dalam
memunculkan gambaran-gambaran segar dalam pikiran orang yang sedang belajar. Ungkapan
figuratif merupakan suatu pilihan yang disengaja dari penulis yang menggunakannya untuk
memaksa para pembaca diguncang oleh keganjalan pemikiran, sebab dari makna harafiah yang
normal tidak sesuai.
1. Majas Perbandingan
Dalam majas perpandingan terdapat metafora dan simile yang adalah dua bahasa yang
terikat dengan perbandingan secara langsung.simile adalah bahasa yang membangun
perbandingan formal dengan menggunakan konjungsi seperti.
Sedangkan metafora adalah suatu perbandingan tersirat, namun dalam banyak cara
bahkan bisa lebih langsung, metafora tidak menggunakan konjungsi seperti atau bagai.
2. Majas Penambahan atau Ungkapan Penuh
Dalam majas ini terdapat banyak gaya bahasa, yaitu yang pertama pleonasme adalah
gaya bahasa yang menunjuk kepada pendambahan sinonim yang melimpah untuk
menegaskan satu hal. Pleonasme merupakan gaya bahasa penulisan kuno untuk
menjelaskan dan menekankan, juga serupa dengan sarana puitis dari partikel sinonim.
1) Paranomasia atau permainan kata dengan menunjukkan kata-kata yang bunyinya
mirip dan penempatannya berdampingan dalam suatu teks yang berfungsi sebagai
penegasan dan untuk menarik perhatian pembaca asli serta menyatakan maksud
yang ingin diutamakan. Epizeuxis atau epanadiplosis, majas ini akan muncul
ketikaa suatu kata penting diulangi dengan fungsi sebagai penegasan.
2) Hiperbola merupakan majas yang melebih-lebihkan secara sadar dengan fungsi
untuk menekankan suatu kebenaran. Hendiadi adalah majsa yang terjadi ketika
ada dua atau tiga istilah ditambahkan satu pada yang lain dengan fungsi untuk
menyatakan suatu hal yang sama.
3. Majas Yang Tidak Lengkap
Majas ini kebalikan dari majas penambahan atau ungkapan penuh. Dalam majas ini
banyak melibatkan peniadaan dibandingkan penambahan.
1) Ellipsis adalah majas yang secara tata bahasa ungkapannya tidak lengkap
sehingga menuntut pembaca untuk menambahkan konsep-konsep untuk
menyelesaikan pemikiran terhadap ungkapan tersebut.
2) Zeugma merupakan majas yang berbentuk elipsis yang khusus dimana terdapat
dua istilah yang dipadukan, walaupun dua istilah tersebut berbeda daan perlu
dipisahkan melalui penambahan verba.
3) Aposiopesis, majas ini muncul ketika satu bagian dari suatu kalimat yang
disengaja dihilangkaan dengan alasan penegasan.
4. Majas Yang Melibatkan Kontras Atau Pernyataan Yang Mengecilkan Persoalan
Ironi merupakan suatu sarana retorika yang penting dan menyatakan satu hal sementara
memaksudkaan kebalikannya serta sering diteraapkaan dalam konteks polemik dan
diiringi dengan saarkasme atau pengejekan.
Eufemisme merupakan suatu majas yang menggantikan istilaah yang kasar dengan istilah
yang lebih halus atau tidak kasar.