Anda di halaman 1dari 4

Cohesion

Tekstur diekspresikan oleh kohesi, bersama dengan koherensi. Kohesi menyatukan komponen
internal teks sebagai satu kesatuan makna, yang bagian-bagiannya secara semantik terkait dengan
bagian-bagian lainnya. Jadi, tiga representasi kohesi disajikan: kohesi leksikal, gramatikal, dan
retoris.

Lexical Cohesion

Kohesi leksikal dapat diungkapkan melalui direct repetition, synonyms and antonyms, word families,
words from the same semantic field, lexical chains and lists or substitution with one or ones. Sinonim
dan antonim juga merupakan bentuk kohesi leksikal dalam teks. Berikut contoh sinonim dan
antonim dalam teks tentang sepakbola yaitu win or lose, pitch or field, beat or hit, and match or
game. Dengan topik yang sama, kata-kata dari root yang sama bisa juga dapat dinyatakan lexical
seperti score, scores, scoring, and scorer. Secara keseluruhan, sumber kohesif hubungan leksikal
mengacu pada bagaimana penulis atau pembicara menggunakan item leksikal berupa nouns, verbs,
adjective, or adverbs. Lexical relations analysis adalah suatu cara untuk menggambarkan secara
sistematis bagaimana kata-kata dalam sebuah teks berhubungan satu sama lain, bagaimana mereka
berkelompok untuk membangun lexical sets or lexical strings.

Grammatical Cohesion

Kohesi gramatikal dapat diekspresikan dengan berbagai perangkat seperti reference (pronouns and
articles), substitution of clause elements (using so, not, both, neither, do/does/did and so forth),
ellipsis of clause elements, conjuncts (or linkers), comparatives, and also tense. Pronouns, such as,
she, it¸ they, etc., Tidak hanya subject pronouns, object pronouns and possessive pronouns can also
be used for reference. Secara khusus, fungsi referensi untuk menyatukan teks, menghubungkan
klausa dan menghubungkan teks dengan konteks.

Sehubungan dengan itu, Eggins (1994) menyebutkan ada beberapa jenis referensi yang diidentifikasi
meliputi homophoric, exophoric, and anaphoric. Homophoric reference mengacu pada benda yang
hanya ada satu di dunia dan diakui secara umum. Contohnya the sun, the moon, or the earth

Exophoric reference mengacu pada penggunaan perangkat referensi dalam konteks komunikasi
langsung dan berbagi informasi antara lawan bicara. Misalnya when you are talking about certain
Math assignments at school, you can say the teacher in which you and your friends understand and
share the same knowledge about that (in the use of the) in that immediate context.

Endophoric reference mengacu pada yang ada didalam teks. Anaphoric reference mengacu pada
referensi yang ada didepan atau pada titik sebelumnya (Rossi was born in Italy. He is considered
GOAT). Cataphoric reference didefinisikan sebagai yang direalisasikan sebelum referensi, namun
referensi diberikan sesuai (I don’t like this: to come to an unorganized event). Esphoric reference
yang mana referensi kebetulan berada di frase segera setelah item referensi dugaan yang tidak
dalam klausa yang berbeda, namun masih dalam kelompok nominal yang sama (We are going to the
swimming pool that is near our campus). Contoh Esphoric reference di atas menunjukkan bahwa
kolam renang tidak memerlukan penjelasan lagi karena dimodifikasi dengan yang berada di dekat
kampus.

Rhetorical Cohesion

Rhetorical cohesion dapat diekspresikan dalam parallelism, di mana klausa mengulangi satu sama
lain. Ini biasanya dimanifestasikan dalam karya sastra (Thornbury, 2005, p. 22).
It’s not your music.

It’s not your handshake.

It’s not your clothes.

It’s your watch that says most about who you are.

Seperti yang terlihat pada contoh di atas, It's not diulang tiga kali menggunakan parallelism.

COHERENCE: WHAT MAKES A TEXT MAKE SENSE?

Selain tergantung bersama, sebuah teks harus masuk akal dengan cara disusun agar relevan dengan
topik atau tema tulisan, yang disebut koherensi. Halliday and Hasan (1976) ) menyatakan bahwa
koherensi berkaitan dengan bagaimana klausa dan kalimat dibuat dalam sebuah teks sesuai dengan
konteksnya. Koherensi berbeda dengan kohesi. Teks yang koheren tidak bisa begitu saja dihasilkan
oleh teks yang kohesif. Contoh

The Australian composer Mozart was a musical genius. He has got a swimming pool. It actually
tingles on your skin to tell you it’s working. Water would then come out of fountains such as the one
shown here. And that is why dogs still chase rabbits. (p.36)

Teks di atas tidak bermakna meskipun menggunakan cohesive devices such as pronouns,
substitutions, and conjunctions. Cohesive devices biasanya digunakan untuk membuat teks lebih
mudah diikuti. Contonya seorang penulis atau pembicara ingin menunjukkan hubungan sebab-
akibat, maka menggunakan therefore, as a result, consequently, and ect. agar memperjelas
hubungan antar klausa. Selain itu seorang penulis atau pembicara ingin menunjukkan contrast akan
menggunakan kata despite, in contrast, however, etc. Disisi lain jika teks bersifat nonsense in nature
maka konjungsi apa pun tidak dapat memperbaikinya menjadi koheren.

Kekhawatiran koherensi biasanya ditujukan dari dua sudut pandang yang berbeda: the micro and
the macro levels. Pembaca memiliki prasangka tentang cara di mana proposisi yang diangkat dalam
kalimat cenderung dieksplorasi dalam kalimat yang datang setelah itu. Ketika prasyarat ini
terpenuhi, teks yang ada akan memberi kesan koherensi. Pada level makro, koherensi meningkat jika
1) the reader is able to quickly determine what the text is about.

2) the text is ordered in a way that provides answers to the likely questions that the reader will have.

3) the text is constructed in an easily recognizable way for the reader.

Ordering

Tatanan berkaitan dengan bagaimana kalimat-kalimat diurutkan sehingga dapat membangun


kesatuan yang masuk akal. Ketika sekelompok klausa tidak diurutkan dengan benar, ide atau pesan
yang ingin mereka sampaikan mungkin tidak jelas sehingga pembaca mungkin kesulitan
memahaminya.

He worked hard but earned little money and died very poor at the age of 35. Two years later his
father took him to play at concerts in the great cities of Europe. (Thornbury, 2005, p.35).

Contoh di atas menunjukkan bagaimana urutan klausa itu penting. Urutan klausa di atas sama sekali
tidak masuk akal.
Logical relationships: additive, adversative, causal, temporal

Hubungan logis dapat dilihat dari empat kategori: additive, adversative, causal, and temporal.
Hubungan additive mengacu pada hubungan antar klausa di mana klausa menunjukkan spesifikasi
atau detail tentang gagasan dikalimat sebelumnya seperti dalam Systemic Functional Linguistics sees
language as choice for making meaning. It describes language from three perspectives: ideational,
interpersonal, and textual meanings.

Hubungan adversatif mengacu pada hubungan antara klausa di mana klausa berikut menandakan
kontras dengan yang sebelumnya. Contoh however and but can be used to indicate this kind of
relationships, as in Your boss said this project was very special. That was not what you said when we
last met. Meskipun, tidak ada cohesive devices yang digunakan kontras antara kedua klausa dapat
terlihat dengan jelas. Selain itu, relevansi dari klausa kedua dari klausa sebelumnya menunjukkan
koherensi.

Hubungan causal menunjukkan hubungan logis yang menandakan sebab dan akibat. Contoh The
club decided to sack their Head Coach. It has not won any trophy for almost ten years. Untuk
menggambarkan hubungan, penulis menggunakan kata because or since.

Hubungan temporal mengacu pada hubungan logis bahwa klausa menunjukkan peristiwa berurutan
yang biasa diungkapkan dengan and then.

CONTEXT, REGISTER AND GENRE

Menurut Christie and Mission (1998, as cited in Emilia, 2014) istilah konteks awalnya terjalin
bersama, dengan awalan con- yang berarti kebersamaan. Untuk lebih spesifik, konteks melekat
dalam teks. Untuk membuat teks bermakna memerlukan pemahaman konteks. Ada dua macam
konteks yang diperhatikan: context of situation, and context of culture. The field, the tenor, and the
mode membentuk konsep situasi, yang juga disebut sebagai register. The social function or genre of
a piece of writing dapat memberikan wawasan tentang konteks budaya.

Istilah field digunakan untuk menggambarkan sifat kegiatan yang sedang berlangsung, topik materi,
atau pokok bahasannya. Maksudnya saat anda berbicara tentang tugas akhir di sekolah akan
berbeda dengan ketika berbicara tentang sembako di pasar

Tenor adalah istilah yang menggambarkan partisipan dalam sebuah interaksi serta hubungan peran
mereka satu sama lain, status relatif mereka, dan bentuk interaksi yang mereka miliki satu sama lain.

Mode Istilah mengacu pada cara di mana pesan disampaikan, yang mungkin mengambil bentuk
bahasa lisan atau tulisan. Contoh pesan yang disampaikan lewat casual conversation, telephone, e-
mail, fax, radio, novel.

THE TEXT-CONTEXT INTERDEPENDENCE AND INTERTEXTUALITY

Teks tidak dapat dipisahkan dari konteks. Memahami makna teks hanya bisa dicapai dengan
mengetahui konteksnya. Satu-satunya cara untuk memahami konteks adalah melalui teks. Di sisi
lain, satu-satunya alasan teks itu dikenal adalah karena konteksnya, yang mana adalah apa yang
membuatnya signifikan. Menurut Martin (2010), jika Anda tidak tahu apa itu seseorang lakukan, di
mana dia melakukannya, atau kepada siapa dia melakukannya, Anda tidak akan dapat memahami
apa mereka mencoba untuk mengatakan. Anda akan dapat memahami teks setelah Anda memiliki
deskripsi tentang konteks di mana ia dinyatakan dan konteks di mana ia dikatakan. Menurut Halliday
(1985), hubungan antara teks dan konteks bersifat dialektis karena teks memberikan kontribusi yang
sama besarnya pembentukan konteks seperti halnya konteks. Selain itu intertextuality menjadi
relevan untuk dibahas dalam kaitannya dengan teks dan konteks. Istilah intertextuality diartikan
sebagai hubungan suatu teks dengan teks lain yang telah ada. Sebuah teks dikatakan memiliki makna
yang diungkapkan yang diambil dari bentuk tulisan lain. Derewianka (2011) menegaskan tidak ada
satu pun teks yang orisinal dan berdiri sendiri karena setiap kali sebuah teks diproduksi, seorang
penulis atau pembicara akan selalu berusaha melibatkan pembaca dengan teks-teks sebelumnya
dalam interaksi tersebut.

SUMMARY

Dengan menggunakan lexical cohesion, grammatical cohesion, and rhetorical cohesion penulis atau
pembicara dapat menghasilkan teks yang klausanya saling terkait. Demikian pula, coherence juga
dapat diproduksi dengan urutan dan hubungan logis antar klausa. Agar koheren, sebuah teks harus
masuk akal. Selain itu, hubungan teks dan konteks dalam hubungannya dengan register juga telah
dikemukakan bahwa makna suatu teks hanya dapat diukur dengan melihat konteksnya, yang
sekaligus mempengaruhi pilihan bahasa yang dihasilkan oleh penutur atau penulis, yaitu context of
situation (Register) and context of culture (Genre). Selanjutnya, apapun pilihan bahasa yang
dimanifestasikan dalam komunikasi, hal ini harus dan akan selalu dikaitkan dengan teks-teks yang
tersedia sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai