Anda di halaman 1dari 14

MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM

OLEH :
kelompok IV : Aritha Rajagukguk (190101168)
: Lestari Gloria Marbun(190101149)
: Zakaria Panggabean(190101157)
: Sortauli Pasaribu(190101154)
: Agustina Manik(190101174)
: Ester Malyana Silaban(190101156)
Grup/Sem : E/IV
Prodi : PAK
Mata Kuliah : Pengembangan Kurikulum Pak Berbasis Sekolah
Dosen M.K : Andrianus Nababan, M.Pd.

INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI TARUTUN


TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan
Rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik dan tepat waktu.
Dalam makalah ini akan  membahas mengenai “Model Pengembangan
Kurikulum”. Kami mengetahui masih ada kekurangan di dalam makalah ini. Untuk itu,
Kami mengharapkan saran dan kritik dari Bapak Dosen yang membawakan Mata Kuliah
Pengembangan Kurikulum PAK pada kali ini. Semoga makalah ini berguna dalam rangka
menambah wawasan dan pengetahuan bagi kita semua. Tuhan Yesus Memberkati.

Tarutung, 25 Maret 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………
1.3 Tujuan …………………………………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................
2.1 Pengertian Pengembangan Kurikulum.....................................................................
2.2 Pendekatan Dan Model Pengembangan Kurikulum………………………………
2.3 Macam-Macam Pendekatan Model Pengembangan Kurikulum..............................
BAB III PENUTUP..........................................................................................................
3.1 Kesimpulan ..............................................................................................................
3.2 Saran……………………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pengembangan kurikulum tidak dapat lepas dari berbagai aspek yang
mempengaruhinya, seperti: cara berpikir, sistem nilai (nilai moral, keagamaan, politik,
budaya dan sosial), proses pengembangan, kebutuhan peserta didik, kebutuhan masyarakat
maupun arah program pendidikan. Aspek-aspek tersebut akan menjadi bahan yang perlu
dipertimbangkan dalam suatu pengembangan kurikulum. Model pengembangan kurikulum
merupakan suatu alternatif prosedur dalan rangka mendesain, menerapkan, dan
mengevaluasi suatu kurikulum.

Dalam praktik pengembangan kurikulum sering terjadi kecenderungan hanya


menekankan pada pemenuhan mata pelajaran. Artinya, isi atau materi yang harus dipelajari
peserta didik hanya berpusat pada disiplin ilmu yang terstruktur, sistematis, dan logis.
Sehingga mengabaikan pengetahuan dan kemampuan aktual yang dibutuhkan sejalan
dengan perkembangan masyarakat. Oleh karena itu, model pengembangan kurikulum
harus dapat menggambarkan suatu proses sistem perencanaan pembelajaran yang dapat
memenuhi berbagai kebutuhan dan standar keberhasilan pendidikan. Dalam makalah ini
akan diuaraikan beberapa model pengembangan kurikulum yang ada.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Itu Pengembangan Kurikulum ?
2. Apa Itu Pendekatan Atau Model Pengembangan Kurikulum ?
3. Apa Apa Saja Pendekatan Model Model Dalam Pengembangan Kurikulum ?
1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Apa Itu Pengembangan Kurikulum
2. Untuk Mengetahui Apa Itu Pendekatan Atau Model Pengembangan Kurikulum
3. Untuk Mengetahui Apa Apa Saja Pendekatan Model Model Dalam Pengembangan
Kurikulum
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Pengembangan Kurikulum

Ditinjau dari asal katanya kurikulum berasal dari Bahasa Yunani yang mula mula
digunakan dalam bidang olahraga yaitu kata currure yang berarti jarak tempuh lari.
Kurikulum adalah aktivitas dan kegiatan belajar yang direncanakan, diprogramkan bagi
peserta didik dibawah bimbingan sekolah baik dalam maupun luar sekolah atas dasar
tersebut secara operasional.1

Diantara para ahli dan pelaksanaan kurikulum Pendidikan belum memiliki


keseragaman dalam mengartikan kata pengembangan yang terdapat dalam pengertian
kurikulum. Sebagian orang berpendat jika bicara tentang pengembangan tentu harus ada
modal yang dikembangkan, sebagian orang berpendapat bahwa pengembangan dapat
dimulai dari yang tidak ada menjadi ada, berarti mulai mengadakan baru secara bertahap
menyempurnakan melalui evaluasi revisi lagi dan lagi sampai sesuai dengan harapan.
Tampak sebagian besar ahli kurikulum cenderung ke pemahaman yang kedua ini.

Menurut Winarno Surahmad, yang dimaksud dalam kegiatan pengembangan adalah


penyusunan, pelaksanaan penilaian dan penyempurnaan. Henyat Soetonopo dan Wasty
Soemanto mengemukakan istilah pengembangan menunjukkan pada suatu kegiatan
menghasilkan suatu alat untuk cara yang baru dimana dalam kegiatan tersebut diadakan
penilaian dan penyempurnaan terhadap alat-alat cara tersebut terus dilakukan. bila setelah
mengalami penyempurnaan akhirnya alat tersebut dapat dipandang cukup dalam
penyempurnaan dan digunakan Seterusnya, maka berakhirlah kegiatan pengembangan
tersebut. penegrtian pengembangan seperti itu maka berlaku pula dalam kurikulum.
kegiatan pengembangan kurikulum mencakup baian kurikulum itu sendiri pelaksanaan
disekolah sekolah yang disertai dengan nilai nilai yang intensif dan penyempurnaan
penyempurnaan dilakukan terhadap komponen komponen didalam kurikulum tersebut
untuk kemudian dilanjutkan dalam dengan tugas pembinaan.

1
Sarinah, S. Ag,M.Pd.I.,Pengantar kurikulum, Deepublish 2015 Hal 3
Jadi, pengembangan kurikulum adalah proses yang dimulai dari menyusun
kurikulum/mengiplementasikan, mengevaluasi dan memperbaiki sehingga diperoleh suatu
bentuk kurikulum yang ideal.2

Terdapat prinsip prinsip dalam pengembangan kurikulum yaitu relevasi, efektivasi,


efesiensi, kesinambungan, fleksibilitasi dan berorientasi tujuan. Pengembangan kurikulum
menunjukkan suatu kegiatan menghasilkan suatu alat atau cara baru namun penilian
terhadap alat-alat tetap sama.3

2.2 Pengertian Pendekatan Model Pengembangan Kurikulum

Pendekatan atau Model adalah pola atau contoh, acuan ragam, dari suatu yang akan
dihasilkan. Dikaitkan dalam model pengembangan kurikulum berarti merupakan suatu
pola, contoh, dari bentuk kurikulum yang akan menjadi suatu yang menghasilkan
kurikulum suatu kurikulum yang akan dijadikan sebagai acuan pelaksanaan Pendidikan.

Menurut tim pengembang kurikulum dan pembelajaran bahwa pendekatan/model


pengembangan kurikulum adalah merupakan prosedur umum dalam kegiatan mendesain,
menerapkan dan mengevaluasi suatu kurikulum .

Berdasarkan orientasi sasaran yang ingin dihasilkan dari pengembangan kurikulum


selain menggunakan pendekatan atau model, pendekatan pengembangan kurikulum
fokusnya ada yang berorientasi pada kopentensi mata pelajaran rekontruksi social,
teknologis dan lain sebagainya. Sesuai dengan fungsinya bahan ajar yang dikembangkan
adalah merupakan suplemen terhadap bahan aja yang sudah disusun sebelumnya. Maka
pegayaan pembahasan hanya difokuskan kepada 3 model pendekatan kurikulum, dan dua
pendekatan merupakan pengayaan dan perluassan terhadap pembahasan .4

2.3 Pendekatan Dan Model Model Pengembangan Kurikulum

Banyak model yang digunakan dalam pengembangan kurikulum. Pemilihan suatu


model pengembangan kurikulum bukan saja didasarkan pada kelebihan atau kemungkinan
pencapaian hasil optimal tetapi juga perlu disesuaikan dengan system Pendidikan dan
system pengolahan yang dianut. Model pengembangan kurikulum dalam system

2
Lismina, Pengembangan Kurikulum, Uwais Inspirasi Indonesia 2017, Hal 5 dan 6
3
Teguh Triwiyanto, Manajemen Kurikulum Dan Pembelajaran, PT. Bumi Aksara 2015, Hal 86

4
Andrianus Nababan M.Pd, pengembangan kurikulum pak berbasis sekolah, institute agama Kristen negeri
tarutung 2021, hal 33
Pendidikan dan system pengolahan Pendidikan yang stralistik tentunya akan berbeda
dengan system Pendidikan dengan yang desentralistik. Dibawah ini diuraikan tentang
pendekatan dan model pengembangan kurikulum.

1. Pendekatan Pengembangan Kurikulum


a. Administrative/Staff Line / Centralized Model

Model ini merupakan model pengembangan kurikulum yang paling lama dan
paling banyak digunakan. Gagasan konsep inisiatif datang dari atas. Model ini digunakan
dalam system pengolahan Pendidikan atau krikulum yang bersifat sentralistrik maka model
ini disebut dengan “model top down”. Dalam pelaksanaannya, diperlukan monitoring
pengawasan dan pembimbingan setelah berjalan beberapa saat perludilakukan evaluasi.

b. Gross Roots Decentralize Model

Model pengembangan ini merupakan lawan dari model pertama, inisiatif dan upaya
pengembangan kurikulum bukan datang dari atas tetapi dari bawah. Dalam model
pengembangan yang bersifat grasss roots seorang guru, sekelompok guru atau bebrapa
keseluruhan guru mengadakan pengembangan upaya kurikulum. pengembangan atau
penyempurnaan ini dapat bekembang dan berkenan pada suatu komponen kurikulum satu
atau beberapa bidang sutudi atau pun seluruh komponen kurikulum.apabila kondisinya
telah memumngkinkan baik dilihat dari kemampua guru guru fasilitas biaya maupun bahan
bahan kepustakaan pengembangan kurikulum model grass roots tanpaknya akan lebih baik.

Hal itu didasarkan atas pertimbangan bahwa guru adalah perencana, pelaksana dan juga
penyempurna dari pengajaran dikelas dialah yang paling tau kebutuhan kelasnya oleh
karena itu dialah yang paling kompoten yang menyusun kurikulum bagi kelasnya.

2. Model Pengembangan Kurikulum


a) Tyler’s Model

Salah satu model perkembangan kurikulum adalah model perkembangan kurikulum


tyler. hal tersebut dapat ditemukan dalam buku klasik yang sampai saat ini banyak
dijadikan rujukan dalam pengembangan kurikulum.del mengembangkan kurikulum lebih
bersifat bgaimana merancang suatu kurikulum agar sesuai dengan tujuan dan misis suatu
insitusi Pendidikan dengan demikian model ini tidak menguraikan kurikulum dalam bentuk
lamgkah langkah atau tahapan tahapan secara terperinci tyler hanya memberikan dasar
dasar pengembangan saja.
Ada empat hal yang dianggap funda mental untuk dijadikan dasar dalam
mengembangkan kurikulum keempat hal tersebut adalah pertama, apa yang berhubunang
dengan tujuan Pendidikan yang ingin dicapai, kedua, berhubungan dengan pengalam
belajar untuk mencapai tujuan Pendidikan. ketiga, pengorganisasian pengalaman belajar.

b) Demonstration Model

Pengembangan model demonstration model bersifat grass roots datang dari bawah.
model ini diprakarsai oleh beberapa sekolah atau guru. kemudian mereka bekerjasama
dengan para ahli mengadakan penyempurnaan pada beberapa komponen kurikulum yang
ada.

Smith, Stanley, dan shores menyatakn ada dua varian dalam model ini pertama, suatu
guru dari beberapa sekolah atau satu sekolah mengadakan suatu pencobaan tentang
pengembangan kurikulum, kegiatan ini melukan sebuah penelitian. kedua, beberapa guru
yang kurang puas dalam kurikulum yang ada, selanjutnya mengadakan penelitian dan
pengembangan sendiri da kegiatan ini bersifat tidak formal.

c) Bechamp’s System

Model ini dinamakan dengan system beauchamp, karena memang diciptakan dan
dikembangkan oleh beuacham seorang ahi kurikulum. beaucham mengemukakan ada lima
langkah dalam proses pengembangan kurikulum yaitu pertama, menentukan lingkup
wilayah. artinya menerapkan lingkungan area atau lingkunga yang dicakup dalam
kurikulum. kedua, memilih personel, yaitu para guru yang handal dilibatkan para ahli
kurikulum. ketiga, menyusun organisasi dan prosedur pengembangan yang memutuskan
tujuan umum dan khusus, memilih isi dan pengalaman belajar dan mentapkan evaluasi.
keempat,implementasi kurikulum, kelima, evaluasi kurikulum.

d) Oliva’s Model

Model kurikulum inibersifat simple, komprehensif dan sistematis ( oliva’s


1988).model pengembangan kurikulum yang dikemukakan oleh olivia terdiri dari dua
belas koponen yang harus dikembangkan.Komponen pertama adalah perumusan filosofis,
sasaran, misi serta visi lembaga pendidikan yang kesemuanya bersumber dari analisis kebu
tuhan peserta didik dan analisis kebutuhan masyarakat.

Komponen kedua adalah analisis kebutuhan masyarakat di mana sekolah itu


berada, kebutuhan peserta didik dan urgensi dari disiplin ilmu yang harus diberikan oleh
sekolah seko Sumber kurikulum dapat dilihat dari komponen pertama dan kedua ini.
Komponen pertama berisi pernyataan-pernyataan yang bersifat umum dan sangat ideal,
sedangkan komponen sedan kedua sudah mengarah kepada tujuan yang lebih khusus,

Komponen ketiga dan keempat, berisi tentang tujuan umum dan tujuan khusus
kurikulum yang didasarkan kepada kebutuhan seperti yang tercantum dalam komponen
pertama dan kedua. Adapun dalam komponen kelima, bagaimana me: ngorganisasi
rancangan dan mengimplementasikan kurikulum tersebut di lapangan.

Komponen keenam, ketujuh dan kedelapan mulai menjabarkan ku rikulum dalam


bentuk perumusan tujuan umum dan tujuan khusus pembelajaran bagaimana menjabarkan
atau perbeaan antara tujuan umum dan tujuan khusus pembelajaran, akan dijelaskan pada
bagian tersendiri. Setelah tujuan pembelajaran dinanukan, maka tahap selanjutnya
menetapkan strategi pembelajaran yang cocok dan dimungkinkan dapat mencapul tujuan
pembelajaran yang diharapkan. Selama itu pula dapat dilakukan studi awal tentang
kemungkinan strategi atau teknik penilaian yang akan digunakan. Komponen kdembilan
pengembangan kurikuhan diteruskan pada komponen kesepuluh yaitu implementasi strategi
pembelajaran Setelah strateg dimplementasikan. pengem bang kurikulum kembali pada
komponen keadilan, yaitu komponen bilan untuk menyempurnakan alat atau teknik
penilaian.

Teknik penilaian seperti yang telah digunakan pada komponen kesembilan A bisa
ditambah atau direvisi setelah mendapatkan masukan dari pelaksanaan atau imple mentasi
kurikulum. Berdasarkan penetapan alat dan teknik penilaian itu, maka selanjutnya pada
komponen kesebelas dan keduabelas dilakukan evaluasi terhadap pembelajaran dan
evaluasi kurikulum (Sanjaya, 2007: 194).

Komponen-komponen pengembangan kurikulum sebagaimana disebutkan pada bagian


di atas, menurut Oliva (1988) bahwa model yang dikembangkan ini dapat digunakan dalam
beberapa dimensi. Pertama, untuk penyempurnaan kurikulum sekolah dalam bidang-
bidang khusus, misalkan penyempurnaan kurikulum bidang studi tertentu di sekolah, baik
dalam tataran perencanaan kurikulum maupun dalam proses pembelajarannya. Kedua,
model ini juga dapat digu nakan untuk membuat keputusan dalam merancang suatu
program kurikulum. Ketiga, model ini dapat digunakan dalam mengembangkan program
pembelajaran secara khusus.

e) Taba’s Intertedmodel
Model ini lebih menitik beratkan kepada bagaimana mengembangkan kurikulum
sebagai suatu perbaikan dan penyempurnaan maka dalam model ini dikembangkan tahapan
tahapan yang harus dilakukan oleh pengembang kurikulum.pengembangan kurikulum
biasanya dilakukan secara deduktif yang dimulai dari langkah peentuan prinsip prinsip dan
kebjakan dasar merumuskan desain kurikulum menyusun didalam kelas.

Hilda Taba tidak sependapat dengan langkah tersebut alasannya perngembangan


kurikulum secara deduktif tidak menciptakan pembaharuan kurikulum.oleh karena itu
menurut Hilda Tabah pengembangkan kurikulum dilakukan secara terbalik yaitu dengan
pendekatan induktif ada lima langkah dalam pegemenbangan kurikulum yaitu:pertama
menyusun unit eksperimen melalui langkah-langkah berikut: (1) Mendiag. nosa kebutuhan.
Pada langkah ini, pengembang kurikulum memulai dengan menentukan kebutuhan-
kebutuhan peserta didik melalui diagnosa tentang "gaps" berbagai kekurang an
(deficiencies) dan perbedaan latar belakang peserta didik: (2) Memformalisasikan tujuan.
Setelah kebutuhan-kebutuh- an peserta didik didiagnosa selanjutnya para pengembang
kurikulum merumuskan tujuan; (3) Memilih isi. Pemilihan isi kurikulum sesuai dengan
tujuan merupakan langkah ber ikutnya. Pemilihan isi bukan saja didasarkan kepada tujuan
yang harus dicapai sesuai dengan langkah kedua, akan tetapi juga harus
mempertimbangkan segi validitas dan kebermak naannya untuk peserta didik: (4)
Mengorganisasi isi. Melalui penyesuaian, selanjutnya isi kurikulum yang telah ditentukan
itu disusun urutannya, sehingga nampak pada tingkat atau kelas berapa sebaiknya
kurikulum itu diberikan: (5) Memilih pengalaman belajar. Pada tahap ini ditentukan
pengalaman pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa untuk menca pai tujuan
kurikulum: (6) Mengorganisasi pengalaman bel ajar. Guru selanjutnya menentukan
bagaimana mengemas pengalaman pengalaman belajar yang telah ditentukan itu ke dalam
paket-paket kegiatan. Sebaiknya dalam menentu kan paket-paket kegiatan itu, peserta didik
diajak serta agar mereka memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan kegia atan belajar
(7) Menentukan alat evaluasi serta prosedur yang harus dilakukan peserta didik. Pada
penentuan alat evaluasi guru dapat menyeleksi berbagai teknik yang dapat dilaku kan
untuk menilai prestasi peserta didik apakah peserta didik Hudal dapat mencapai tujuan atau
belum; (8) Menguji keseimbangan isi kurikulum Pengujian ini perlu dilakukan untuk
melihat kesesuaian antara isi pengalaman belajar dan tipe tipe belajar peserta didik.

Langlah kedua menguji unit eksperimen data dalam rangka menemukan validitas
dan kelayakan penggunanya.ketiga revisi dan konsolidasi unit ekspermen erdasarkan data
yang diperoleh dalam ujicoba. keempat pengembangan seluruh kerengka kurikulumdan
kelima, implementasi dan disemenasi kurikulum yang telah teruji .

f) Roger’s Interpersonal Relation Model

Model ini dkembangkan oleh Rogers, seorang psikolog yang juga mendalami
bidang pendidikan. Asumsi dasar Rogers adalah bahwa perubahan kurikulum pada
dasarnya per ubahan individu. Setiap individu berada dalam suatu proses perubahan. Untuk
memperlancar proses tersebut diperlukan bantuan orang lain melalui proses pendidikan.
Kurikulum harus mampu membentuk individu yang terbuka dan adap tif terhadap situasi
perubahan dan syarat untuk itu adalah guru harus dapat menciptakan hubungan
interpersonal un tuk memperlancar perkembangan peserta didik (Sanjaya. 2007:195).

Model pengembangan kurikulum Rogers lebih menekan kan bagaimana sebuah


kurikulum dapat menghasilkan insan yang memiliki kemampuan interpersonal yang baik
de ngan masyarakat di sekitarnya, dalam artian bahwa peserta didik tidak hanya unggul
dalam bidang akademik, samun juga memiliki kepekaan sosial yang tinggi di mana dia
tinggal Paling tidak ada empat langkah yang perlu diperhatikan dalam pengembangan
kurikulum model ini yaitu: (1) penentuan sasaran pendidikan atau pemilihan target dari
sistem pen didikan (2) partisipasi guru dan pengalaman kelompok pongabangan intensi
pengalaman kelompok dalam satu kalan atau mata pelajaran, dan (4) partisipasi orangtua
dalam kegiatan kompok. Model pengembangan kurikulum ini berbeda dengan model-
model pengembangan lainnya Di dalamnya tidak terdapat suatu perencanaan secara
tertulis yang ada hanyalah serangkaian kegiatan kelompok.

g) Emerging Technical Model

Model kurikulum ini didasarkan pada asumsi bahwa perkembangan kurikulum


merupakan perubahan sosial. Hal ini mencakup suatu proses yang melibatkan kepribadian
orang tua, peserta didik, guru, struktur sistem sekolah, pola hubung. an pribadi dan
kelompok dari sekolah dan masyarakat. Sesuai dengan asumsi tersebut, model ini
menekankan pada tiga hu bungan utama, yaitu: hubungan instansi, sekolah, dan orga nisasi
masyarakat, serta wibawa dari pengetahuan profesional(Sukmadinata, 1997: 169). Model
sistematic action research dikenal beberapa lang kah pengembangan kurikulum di
antaranya, yaitu: (1) meng kaji masalah-masalah kurikulum: (2) menyusun rencana untuk
mengatasi masalah-masalah yang telah dikaji dalam kurikulum; (3) implementasi rencana,
kemudian rencana ter sebut dievaluasi dan selanjutnya disempurnakan.

h) Emerging Technical Model

Model pengembangan kurikulum emerging technical lebih menekankan kepada


pengembangan kurikulum berba sis teknologi. Ada beberapa langkah yang dilakukan
dalam pengembanganya di antaranya adalah: (1) behavior analysis, menekankan
penguasaan perilaku atau kemampuan: (2) sys tem analysis, pada tahap ini beberapa
langkah yang perlu di lakukan oleh pengembang kurikulum saat menggunakan atau
memilih model emerging technical sebagai bentuk atau mo del kurikulumnya. Pertama.
menentukan spesifikasi perang kat hasil belajar yang akan dicapai oleh peserta didik.
Kedua, menyusun instrumen untuk mencapai hasil-hasil yang akan dicapai dari belajar.
Ketiga, mengidentifikasi tahap-tahap ke tercapaian dari instrumen yang telah disusun serta
memper timbangkan biaya yang digunakan. Keempat, membanding kan biaya dan
keuntungan dari program pendidikan tersebut dan (3) computer based adalah suatu model
pengeinbangan kurikulum dengan memanfaatkan komputer.5

5
Dr. Alhamddin,M.M.Pd.Politik Kbijakan Pengembangan Kurikulum Di Indonesia, Kencana 2019, hal 33-43
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Ditinjau dari asal katanya kurikulum berasal dari Bahasa Yunani yang mula mula
digunakan dalam bidang olahraga yitu kata currure yang berarti jarak tempuh
lari,.kurikulum adalah aktivitas dan kegiatan belajar yang direncanakan, diprogramkan
bagi peserta didik dibawah bimbingan sekolah baik dalam maupun luar sekolah atas dasar
tersebut secara operasional. pengembangan kurikulum adalah proses yang dimulai dari
menyusun kurikulum mengiplementasikan mengevaluasi dan memperbaiki sehingga
diperoleh suatu bentuk kurikulum yang ideal.

Menurut tim pengembang kurikulum dan pembelajaran bahwa pendekatan / model


pengembangan kurikulum adalah merupakan prosedur umum dalam kegiatan mendesain,
menerapkan dan mengevaluasi suatu kurikulum .

Pendekatan model kurikulum, yaitu antara lain: Administrative, Dan Gros Roots
decenstralize model, dan model pengembangan kurikulum ataralain ; Tyler’s Model ,
Demonstration Model, Bechamps System , Olivas Model Taba’s Inverted Model, Roger’s
Interpersonal Relation Model, Systematic Action Research, Emerging Techrical Model.

3.2 Saran

Kami penilis makalah mengharapkan teman teman sekalian dapat memahami


model pendekatan kurikulum yang kami tuliskan dan kami susun, anak muda kristus
sangatlah diharapkan mengetahui model model pengembangan kurikulum, agar teman
teman sebagai calon guru agama Kristen dapat menerapkan model model kurikulum
tersebut, agar tercapainya suasana belajar yang baik bagi siswa yang akan diajar.
Daftar Pustaka

Sarinah, S. Ag,M.Pd.I.,Pengantar kurikulum, Deepublish 2015 Hal 3

Lismina, Pengembangan Kurikulum, Uwais Inspirasi Indonesia 2017, Hal 5 dan 6

Teguh Triwiyanto, Manajemen Kurikulum Dan Pembelajaran, PT. Bumi Aksara 2015, Hal
86
Andrianus Nababan M.Pd, Pengembangan Kurikulum Pak Berbasis Sekolah, institute
agama Kristen negeri tarutung 2021, hal 33

Dr. Alhamddin,M.M.Pd.Politik Kebijakan Pengembangan Kurikulum Di Indonesia,


Kencana 2019, hal 33-43

Anda mungkin juga menyukai