Anda di halaman 1dari 4

Prinsip Management Science

Sains manajemen beranggapan bahwa pengambil keputusan adalah rasional dan


obyektif, sehingga permasalahan yang ada akan dapat dikuantifikasikan dan dimodelkan
dengan menggunakan ilmu matematika dan statistika. Model yang dikembangkan kemudian
dicari solusinya dengan prinsip optimasi.
Kontribusi sains manajemen terhadap keilmuan TI adalah pendekatan untuk
mendapatkan solusi optimal atas permasalahan yang terjadi dalam sistem integral untuk
meningkatkan produktivitas dan efisiensi. Sains manajemen memiliki ciri pokok yaitu
memodelkan alternatif solusi ke dalam model matematis, dan mencari solusi
optimalnya.Pendekatan sains manajeman menggunakan model standar yang valid dalam
mencari solusi atas permasalahan yang timbul dalam sistem integral. Bila tidak dapat
dipecahkan dengan model standar, digunakan simulasi. Hampir setiap model standar kini
sudah tersedia dalam bentuk perangkat lunak, sehingga pengambil keputusan dituntut untuk
dapat:
1. Memformulasikan masalah.
2. Menentukan kriteria kinerja untuk menilai keberhasilan penyelesaian masalah.
3. Mengembangkan alternatif solusi dan mencari model standar yang sesuai.
4. Memilih alternatif solusi terbaik berdasarkan atas kriteria kinerja yang telah ditetapkan.

Tahapan Pendekatan Sains Manajemen


1. Analisis sistem nyata.
Mengetahui gambaran tentang sistem nyata yang dikaji.
2. Formulasi masalah.
Mengidentifikasi gejala masalah dan akar masalah (penyebab). Merupakan tahap
paling penting.
3. Pembentukan/formulasi model.
Mengidentifikasi komponen model:
a. Kriteria kinerja: ukuran sampai seberapa jauh tujuan yang ingin dicapai.
b. Variabel keputusan: apa yang akan diputuskan atau dicari dalam permasalahan
yang dihadapi.
c. Pembatas: sesuatu yang membatasi ruang gerak dalam memilih alternatif solusi.
d. Parameter: nilai input yang besarnya tetap dan diketahui untuk situasi tertentu.
e. Hubungan logik: fungsi yang menyatakan keterkaitan antara kriteria kinerja
dengan variabel keputusan (linier vs non linier).
4. Pencarian solusi: menentukan besar variabel keputusan yang terbaik. Solusi harus
layak atau memenuhi semua pembatas.
5. Implementasi hasil.
Sains manajemen hanya memperhitungkan aspek yang terkuantifikasi, sehingga untuk
implementasinya harus dipertimbangkan faktor lain yang tidak terkuantifikasi.
Sains manajemen beranggapan bahwa pengambil keputusan adalah rasional dan
obyektif, sehingga permasalahan yang ada akan dapat dikuantifikasikan dan dimodelkan
dengan menggunakan ilmu matematika dan statistika. Model yang dikembangkan kemudian
dicari solusinya dengan prinsip optimasi.
Kontribusi sains manajemen terhadap keilmuan TI adalah pendekatan untuk
mendapatkan solusi optimal atas permasalahan yang terjadi dalam sistem integral untuk
meningkatkan produktivitas dan efisiensi. Sains manajemen memiliki ciri pokok yaitu
memodelkan alternatif solusi ke dalam model matematis, dan mencari solusi
optimalnya.Pendekatan sains manajeman menggunakan model standar yang valid dalam
mencari solusi atas permasalahan yang timbul dalam sistem integral. Bila tidak dapat
dipecahkan dengan model standar, digunakan simulasi. Hampir setiap model standar kini
sudah tersedia dalam bentuk perangkat lunak, sehingga pengambil keputusan dituntut untuk
dapat:
1. Memformulasikan masalah.
2. Menentukan kriteria kinerja untuk menilai keberhasilan penyelesaian masalah.
3. Mengembangkan alternatif solusi dan mencari model standar yang sesuai.
4. Memilih alternatif solusi terbaik berdasarkan atas kriteria kinerja yang telah ditetapkan.

Tahapan Pendekatan Sains Manajemen


6. Analisis sistem nyata.
Mengetahui gambaran tentang sistem nyata yang dikaji.
7. Formulasi masalah.
Mengidentifikasi gejala masalah dan akar masalah (penyebab). Merupakan tahap
paling penting.
8. Pembentukan/formulasi model.
Mengidentifikasi komponen model:
f. Kriteria kinerja: ukuran sampai seberapa jauh tujuan yang ingin dicapai.
g. Variabel keputusan: apa yang akan diputuskan atau dicari dalam permasalahan
yang dihadapi.
h. Pembatas: sesuatu yang membatasi ruang gerak dalam memilih alternatif solusi.
i. Parameter: nilai input yang besarnya tetap dan diketahui untuk situasi tertentu.
j. Hubungan logik: fungsi yang menyatakan keterkaitan antara kriteria kinerja
dengan variabel keputusan (linier vs non linier).
9. Pencarian solusi: menentukan besar variabel keputusan yang terbaik. Solusi harus
layak atau memenuhi semua pembatas.
10. Implementasi hasil.
Sains manajemen hanya memperhitungkan aspek yang terkuantifikasi, sehingga untuk
implementasinya harus dipertimbangkan faktor lain yang tidak terkuantifikasi.
a. Pendekatan Optimasi Klasik
Pada tahap ini, mulai diperkenalkan penggunaan pendekatan matematika dan
statistika, serta prinsip optimasi dalam menyelesaikan masalah khususnya untuk
permasalahan yang tidak berkendala.

Kategori masalah :
Berdasarkan fenomena statistiknya, permasalahan dapat dikategorikan:
1. Model deterministic
Variabel bersifat pasti (standar deviasi = 0)
2. Model probabilistic
Variabel bersifat tidak pasti namun memiliki pola distribusi yang diketahui.
3. Model tak tentu
Variabel bersifat tidak pasti dan tidak memiliki pola distribusi yang diketahui.

Model Deterministik : Model Wilson


1. Komponen Model Wilson
a. Kriteria kinerja: Ongkos inventori total per tahun (OT)
b.Variabel keputusan: Ukuran kuantitas pemesanan ekonomis (qo) dan interval
waktu antar pemesanan (T)
c. Parameter: ongkos pesan per pemesanan (A), ongkos simpan/unit/ tahun (h),
harga barang per unit (p), kebutuhan barang per tahun (D).

2. Formulasi model matematik


Minimasi ongkos inventori total = ongkos beli barang + ongkos pesan + ongkos
simpan
Minimasi OT = OB + OP + OS
Minimasi OT = (D.p) + (AD/qo) + (1/2h.qo)

b. Pendekatan OR (Operational Research)


OR membantu pengambil keputusan dalam mencari solusi bagaimana
mengalokasikan sumber daya yang terbatas dan menunjukkan alternatif alokasi
yang optimum yang dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan.

1. Model Programa Linier


Programa liner (Linear Programming) adalah suatu model matematik yang
diperuntukkan dalam pengalokasian sumber daya yang terbatas agar
menghasilkan kinerja yang optimal. Model ini telah digunakan secara luas
dalam menyelesaikan permasalahan produksi, distribusi, pemasaran,
akuntansi, keuangan, dsb, asalkan memenuhi beberapa asumsi dari model ini.
2. Model Transportasi
Merupakan aplikasi khusus dari model programa liner dalam bidang
transportasi. Model ini dimaksudkan untuk mencari pola alokasi pengiriman
suatu barang dari beberapa lokasi asal ke beberapa lokasi tujuan (destinations)
dengan fungsi tujuan untuk meminimumkan total ongkos angkut.

c. Pendekatan Simulasi
Pendekatan optimasi klasik dan penelitian operasional (OR) tidak selalu dapat
dilakukan. Pendekatan dengan simulasi digunakan karena:
1. Fenomena riil yang dimodelkan tidak mengikuti kaidah baku dan tidak
diketahui polanya sehingga akan sulit dikembangkan model matematisnya;
2. Fenomena riil yang dimodelkan sangat kompleks sehingga hubungan
keterkaitan antara variabel satu dengan yang lainnya tidak dapat
dinyatakan dengan fungsi matematis yang tidak diketahui;
3. Model matematis akan sangat sulit untuk memecahkan permasalahan yang
bersifat dinamis dan stokastik;
4. Solusi model matematis yang dihasilkan sangat sulit dicari pemecahannya;
5. Model matematis cukup sulit untuk dikomunikasikan kepada pengambil
keputusan, apalagi bila ingin dilakukan analisis perubahan input.

Pendekatan simulasi adalah suatu pendekatan pemodelan eksperimental yang


diterapkan pada sistem yang bersifat dinamis (Khosnevis, 1994). Model simulasi
merupakan alat bereksperimen dengan menggunakan model tiruan dari sistem
nyata untuk menentukan bagaimana respon dari sistem tersebut terhadap
perubahan (Bateman, 1995).

Anda mungkin juga menyukai