Anda di halaman 1dari 6

A.

Pengambilan Keputusan Kuantitatif


Secara umum, pendekatan kuantitatif mengandalkan penilaian objektif
berdasarkan model matematika yang telah dibuat. Pendekatan ini menekankan pada
pengukuran berdasarkan jumlah, di mana kualitas bukanlah faktor utama yang
menjadi dasar penilaian. Menurut Sugiyono, metode penelitian kuantitatif adalah
metode penelitian yang berlandaskan filsafat positivisme. Metode ini digunakan
dalam meneliti sampel dan populasi penelitian. Teknik pengambilan sampel umumnya
dilakukan dengan acak atau random sampling. Sementara itu, pengumpulan data
dilakukan dengan cara memanfaatkan instrumen penelitian yang digunakan. Analisis
data yang digunakan bersifat kuantitatif atau bisa diukur, dengan tujuan untuk
menguji hipotesis yang ditetapkan sebelumnya.
Model kuantitatif (dalam hal ini adalah model matematika) adalah serangkaian
asumsi yang tepat yang dinyatakan dalam serangkaian hubungan matematis yang
pasti. Ini dapat berupa persamaan, atau analisis lainnya, atau merupakan intruksi bagi
komputer yang berupa program-program untuk komputer. Adapun ciri-ciri pokok
model ini ditetapkan secara lengkap melalui asumsi-asumsi dan kesimpulan berupa
konsekuensi logis dari asumsi-asumsi tanpa menggunakan pertimbangan mengenai
proses dunia nyata (praktik) atau permasalahan yang dibuat model untuk
pemecahannya. Dalam perusahaan yang besar, ada kecenderungan semakin banyak
perusahaan yang menggunakan metode kuantitatif dalam pengambilan keputusan.
Metode tersebut sering disebut juga operations research.

B. Teknik Pengambilan Keputusan Kuantitatif


Terdapat beberapa teknik untuk mengambil keputusan kuantitatif, antara lain:
1. Mengumpulkan data: data yang akurat, sumber data.
2. Mendifinisikan masalah: masalah merupakan GAP antara situasi yang diinginkan
dengan kenyataan yang ada.
3. Mengembangkan model: model adalah representasi dari sebuah situasi nyata.
4. Membuat solusi: memanipulasi model dan memasukan data, menggunakan
pendekatan trial and error.
5. Menguji solusi: dilakukan untuk melihat akurasi dan kelengkapan model serta
data menjamin konsistensi hasil.
6. Menganalisis hasil: dilakukan untuk memahami langkah-langkah yang harus
dilakukan, implikasi langkah-langkah.
C. Peran Pendekatan Kuantitatif dalam Pengambilan Keputusan
Pendekatan kuantitatif memiliki peran yang sangat penting dalam membantu
proses pengambilan keputusan dengan cara yang sistematis dan objektif. Dalam
konteks ini, pendekatan kuantitatif menggunakan data dan angka untuk menganalisis
situasi, memecahkan masalah, dan mengevaluasi alternatif solusi. Berikut adalah
langkah-langkah rinci dalam penerapan pendekatan kuantitatif dalam pengambilan
keputusan:
1. Mengidentifikasi dan Merumuskan Masalah
Langkah awal dalam proses pengambilan keputusan adalah mengidentifikasi
masalah dengan jelas dan merumuskannya secara tepat. Ini melibatkan
pemahaman mendalam tentang situasi atau tantangan yang dihadapi dan
bagaimana masalah tersebut memengaruhi tujuan atau kepentingan yang ingin
dicapai.
2. Menentukan Berbagai Alternatif Pemecahan Masalah
Setelah masalah diidentifikasi, langkah berikutnya adalah mencari berbagai
alternatif solusi yang mungkin. Hal ini memungkinkan pengambil keputusan
untuk mempertimbangkan berbagai pendekatan yang berbeda untuk
menyelesaikan masalah.
3. Menentukan Kriteria Evaluasi
Sebelum mengevaluasi alternatif, kriteria yang akan digunakan untuk menilai
keefektifan setiap alternatif harus ditetapkan. Kriteria ini bisa berupa biaya,
waktu, risiko, keuntungan, atau faktor-faktor lain yang relevan tergantung pada
sifat masalah yang dihadapi.
4. Mengevaluasi Berbagai Alternatif
Setelah kriteria evaluasi ditetapkan, selanjutnya adalah mengevaluasi setiap
alternatif berdasarkan kriteria tersebut. Dalam pendekatan kuantitatif, data dan
angka digunakan untuk mengukur sejauh mana setiap alternatif memenuhi kriteria
yang ditetapkan.

5. Memilih Alternatif
Setelah evaluasi dilakukan, pengambil keputusan harus memilih alternatif
yang paling sesuai dengan kebutuhan dan tujuan mereka. Pemilihan ini harus
didasarkan pada analisis kuantitatif yang kuat terhadap data yang ada.
6. Menerapkan Alternatif yang Dipilih
Setelah alternatif dipilih, langkah selanjutnya adalah menerapkannya dalam
praktik. Ini mungkin melibatkan perencanaan yang cermat, alokasi sumber daya,
dan pelaksanaan strategi yang efektif untuk mengimplementasikan solusi yang
telah dipilih.
7. Mengevaluasi Hasil dan Mengembangkan
Langkah terakhir dalam proses pengambilan keputusan adalah mengevaluasi
hasil dari implementasi alternatif yang dipilih. Evaluasi ini dapat memberikan
wawasan tentang efektivitas solusi dan apakah hasilnya memenuhi harapan. Jika
diperlukan, langkah-langkah perbaikan atau pengembangan lebih lanjut dapat
dilakukan untuk meningkatkan kinerja di masa mendatang.

D. Pengembangan Model dalam Pendekatan Kuantitatif


Pengembangan model dalam pendekatan kuantitatif merupakan langkah kunci
dalam menerapkan solusi yang sistematis dan terukur terhadap masalah yang
kompleks. Model adalah representasi abstrak dari suatu sistem atau fenomena yang
memungkinkan kita untuk memahami, menganalisis, dan memprediksi perilaku
sistem tersebut. Dalam konteks pendekatan kuantitatif, model dapat diklasifikasikan
menjadi tiga bagian utama: Model Ikon Umum, Model Analog, dan Model Matematis.
1. Model Ikon Umum
Model Ikon Umum menggunakan representasi visual atau grafis untuk
menggambarkan sistem atau masalah yang sedang dipelajari. Model ini seringkali
memanfaatkan diagram alir, diagram pohon, atau gambar lainnya untuk
menunjukkan hubungan antar elemen dalam sistem. Model ini membantu dalam
memperjelas konsep dan interaksi antar variabel, sehingga memudahkan
pemahaman terhadap masalah yang kompleks.
2. Model Analog
Model Analog menggunakan analogi atau perbandingan dengan situasi yang
lebih mudah dipahami untuk memahami sistem atau masalah yang sedang
dipelajari. Misalnya, dalam merancang sistem pengiriman barang, kita bisa
menggunakan analogi dengan jaringan transportasi seperti sistem jalan raya atau
sungai untuk memahami bagaimana aliran barang bekerja. Model Analog
membantu dalam mengekstraksi prinsip-prinsip dasar dan mengidentifikasi pola-
pola yang mungkin terjadi dalam sistem yang sedang dipelajari.
3. Model Matematis
Model Matematis menggunakan representasi matematika untuk
menggambarkan hubungan antara variabel-variabel dalam sistem atau masalah
yang diteliti. Ini melibatkan pembentukan persamaan matematika, fungsi, atau
model statistik untuk menganalisis perilaku sistem secara kuantitatif. Model
Matematis memungkinkan kita untuk melakukan simulasi, peramalan, dan
optimisasi dalam memecahkan masalah yang kompleks.

E. Komponen Utama dalam Pembentukan Model


Terdapat dua komponen utama dalam pembentukan model, yaitu:
1. Menentukan Tujuan dari Sistem
Langkah pertama adalah menetapkan tujuan atau objektif yang ingin dicapai
dari sistem yang sedang dipelajari. Tujuan ini harus jelas dan terukur sehingga
dapat menjadi panduan dalam pengembangan model dan evaluasi kinerja sistem.
2. Menentukan Pembatas Sistem
Pembatas sistem adalah batasan atau batas yang mengatur lingkup dari model
yang akan dikembangkan. Hal ini meliputi identifikasi variabel-variabel yang
relevan, parameter-parameter yang perlu dimasukkan, dan asumsi-asumsi yang
digunakan dalam menggambarkan sistem. Pembatas sistem membantu dalam
memfokuskan analisis dan memastikan bahwa model yang dikembangkan sesuai
dengan kebutuhan dan tujuan yang telah ditetapkan.

F. Tahap Penyelesaian dalam Pendekatan Kuantitatif


Tahap penyelesaian dalam pendekatan kuantitatif adalah serangkaian langkah
yang sistematis dan terstruktur yang digunakan untuk memecahkan masalah dan
mengambil keputusan berdasarkan data kuantitatif. Tahapan ini memastikan bahwa
solusi yang dihasilkan dapat dipercaya dan relevan dengan masalah yang sedang
dihadapi. Berikut adalah tahapan-tahapan tersebut:

1. Merumuskan Persoalan
Langkah pertama dalam tahap penyelesaian adalah merumuskan dengan jelas
dan tepat persoalan yang akan diselesaikan. Ini melibatkan identifikasi masalah,
tujuan yang ingin dicapai, dan batasan-batasan yang mungkin mempengaruhi
proses penyelesaian. Rumusan masalah yang baik akan membantu dalam
memandu langkah-langkah selanjutnya dengan tepat.
2. Pembentukan Model
Setelah masalah dirumuskan, langkah selanjutnya adalah pembentukan model.
Model adalah representasi abstrak dari sistem yang sedang dipelajari, yang
membantu dalam memahami interaksi antara berbagai variabel yang terlibat.
Dalam tahap ini, berbagai jenis model seperti model ikon umum, model analog,
atau model matematis dapat digunakan, tergantung pada kompleksitas dan sifat
masalah yang dihadapi.
3. Menentukan Solusi Model
Setelah model terbentuk, langkah berikutnya adalah menentukan solusi model
yang optimal atau paling sesuai dengan masalah yang sedang dihadapi. Ini
melibatkan penggunaan teknik analisis kuantitatif untuk mengevaluasi berbagai
alternatif dan memilih solusi yang paling memuaskan berdasarkan kriteria yang
telah ditetapkan sebelumnya.
4. Validasi Model
Validasi model adalah proses memastikan bahwa model yang dibentuk
memberikan hasil yang akurat dan dapat dipercaya dalam memprediksi perilaku
sistem yang sesungguhnya. Ini melibatkan pengujian model menggunakan data
yang independen atau proses verifikasi oleh ahli domain terkait. Validasi model
penting untuk memastikan bahwa keputusan yang diambil berdasarkan model
tersebut dapat dipertanggungjawabkan.
5. Penerapan Hasil Akhir
Langkah terakhir dalam tahap penyelesaian adalah penerapan hasil akhir dari
solusi model. Ini melibatkan implementasi solusi yang telah dipilih dalam konteks
praktis, dan memonitor hasilnya untuk memastikan bahwa tujuan yang diinginkan
tercapai. Penerapan hasil akhir juga dapat melibatkan penyusunan rencana
tindakan, pelatihan staf, atau perubahan proses yang diperlukan untuk
mengimplementasikan solusi secara efektif.

Anda mungkin juga menyukai