Oleh :
KELOMPOK 2
PRODI INFORMATIKA
UNIVERSITAS ADZKIA
PADANG
2022
DAFTAR ISI
i
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pancasila sebagai dasar filsafat negara Republik Indonesia. Ada
beberapa hal yang perlu masa zaman dahulu terkait sejarah indonesia sebelum
proses dan setelah perumusan pancasila sebagai dasar negara. Hal ini berkaitan
dengan perjuangan kerajaan dalam mempertahankan ekstitensi bangsa
indonesia. Adapun kerajaan dan masa kebangkitan seperti kerajaan kutai,
sriwijaya, majapahit, dan masa kebangkitan indonesia. Pancasila juga
merupakan sebagai dasar Negara bangsa Indonesia hingga sekarang telah
mengalami perjalanan waktu yang tidak sebentar, dalam rentang waktu tersebut
banyak hal atau peristiwayang terjadi menemani perjalanan Pancasila, sehingga
berdirilah pancasila seperti sekarang ini didepan semua bangsa Indonesia.
Mulai peristiwa pertama saat pancasila dicetuskan sudah menuai
banyak konflik diinternal para pencetusnya hingga sekarang pun di era
reformasi dan globalisasi Pancasilamasih hangat diperbincangkan oleh banyak
kalangan berpendidikan terutama kalangan Politikdan mahasiswa. Kebanyakan
dari para pihak yang memperbincangkan masalah Pancasilaadalah mengenai
awal dicetuskan nya Pancasila tentang sila pertama. Memang dari sejarahawal
perkembangan bangsa Indonesia dapat kita lihat bahwa komponen
masyarakatnyaterbentuk dari dua kelompok besar yaitu kelompok agamais
dalam hal ini didominasi oleh kelompok agama Islam dan yang kedua adalah
kelompok Nasionalis. Kedua kelompok tersebut berperan besar dalam
pembuatan rancangan dasar Negara kita tercinta ini.
Maka, setelah banyak aspek memperbincangkan pancasila sebagai
dasar Negara ini dibuat sebagai catatan perjalanan Pancasila dari jaman ke
jaman, agar kitasenantiasa tidak melupakan Pancasila sebagai dasar Negara,
1
dan juga dapat digunakan untuk rnenjadi penengah bagi pihak yang sedang
berbeda pendapat tentangdasar Negara supaya ke depan kita tetap seperti
semboyan kita yaitu "Bhinneka Tunggal Ika". Terutama hal tersebut dalam
penerapan nya dalam kehidupan kita, Termasuk di lingkungan sekitar kita.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Paradigma?
2. Bagaimana Pancasila sebagai paradigma pembangunan?
3. Bagaimana implementasi Pancasila sebagai Paradugma pembangunan
Bidang Pendidikan
C. Tujuan Masalah
1. Untuk memahami definisi Paradigma
2. Untuk mengetahui Pancasila sebagai paradigma pembangunan
3. Untuk mengetahui implementasi Pancasila sebagai Paradugma
pembangunan Bidang Pendidikan
2
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Definisi Paradigma
Secara etimologis istilah paradigma ini pada dasarnya berasal dari
bahasa Yunani, yaitu kata Para yang artinya di sebelah atau di samping. Serta
kata diegma yang artinya teladan, ideal, model, atau pun arketif. Sedangkan
secara terminologisnya istilah paradigma ini diartikan sebagai sebuah
pandangan atau cara pandang yang digunakan untuk menilai dunia serta alam
sekitarnya. Yang menjadi gambaran atau perspektif secara umum, yang berupa
beberapa cara untuk menjabarkan segala macam permasalahan dunia yang
nyata yang sangat kompleks. Definisi Paradigma menurut para ahli :
1. Menurut Robert Freidrichs paradigma adalah kumpulan tata nilai yang
membentuk pola pikir seseorang, sebagai titik tolak pandangannya sehingga
terbentuklah citra yang subjektif pada seseorang terhadap realita, yang berujung
pada ketentuan tentang bagaimana cara dalam menangangi realita tersebut.
2. Menurut Robert Freidrichs paradigma adalah kumpulan tata nilai yang
membentuk pola pikir seseorang, sebagai titik tolak pandangannya sehingga
terbentuklah citra yang subjektif pada seseorang terhadap realita, yang berujung
pada ketentuan tentang bagaimana cara dalam menangangi realita tersebut.
3. Menurut Robert Freidrichs paradigma adalah kumpulan tata nilai yang
membentuk pola pikir seseorang, sebagai titik tolak pandangannya sehingga
terbentuklah citra yang subjektif pada seseorang terhadap realita, yang berujung
pada ketentuan tentang bagaimana cara dalam menangangi realita tersebut.
4. Menurut Robert Freidrichs paradigma adalah kumpulan tata nilai yang
membentuk pola pikir seseorang, sebagai titik tolak pandangannya sehingga
3
terbentuklah citra yang subjektif pada seseorang terhadap realita, yang berujung
pada ketentuan tentang bagaimana cara dalam menangangi realita tersebut.1
1
Saranailmu. 2019. “Paradigma – Pengertian Secara Umum dan Menurut Para Ahli Lengkap”
(Online), (https://bprsku.co.id/pengertian-paradigma-secara-lengkap/, diakses pada 5 Agustus 2019)
4
dalam cita-cita bersama yang ingin diwujudkan dengan menggunakan
nilai-nilai dalam Pancasila.2
2. Bidang Hukum
Pembangunan nasional yang dilancarkan negara pada
hakikatnya merupakan usaha modernisasi dalam berbagai bidang
kehidupan. Kondisi ini dapat diartikan sebagai suatu usaha transformasi
total dari pola kehidupan tradisional kepada pola kehidupan modern
sesuai dengan kemajuan jaman serta didukung oleh ilmu pengetahun
dan teknologi.
Dalam rangka mencapai sasaran pembangunan tersebut, hukum
harus menampakkan perannya. Dalam Pandangan hukum harus mampu
tampil ke depan dalam memberikan arah pembaharuan. Hukum
merupakan sarana pembaharuan masyarakat didasarkan atas anggapan
bahwa adanya keteraturan atau ketertiban dalam usaha pembangunan
atau pembaharuan itu merupakan suatu yang diinginkan atau bahkan
dipandang (mutlak) diperlukan. Baik perubahan maupun ketertiban
(atau keteraturan) merupakan tujuan kembar dari masyarakat yang
sedang membangun, maka hukum menjadi suatu yang tidak dapat
diabaikan dalam proses pembangunan.3
2
Pratama, Cahya Dicky. 2020. “Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Politik” (Online),
(https://www.kompas.com/skola/read/2020/12/25/201515569/pancasila-sebagai-paradigma-
pembangunan-politik, diakses pada 25 Desember 2020)
3
Kurrohman, Taufik. Jurnal Surya Kencana Satu : Dinamika Masalah Hukum dan Keadilan. Vol. 9 No.
1 Maret 2018.
5
3. Bidang Ekonomi
Pembangunan nasional merupakan upaya kehendak rakyat
secara terus menerus meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran
rakyat secara adil dan merata berdasarkan UUD 1945 dan Pancasila.
Dalam usaha mewujudkan cita-cita Negara sebagaimana tersebut dalam
pembukaan UUD 1945 maka dibutuhkan visi atau arah yang menjadi
tuntunan pembangunan nasional Indonesia yaitu mewujudkan masya-
Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan (Tinjauan Implementasi
Pancasila Dalam Sistem Ekonomi)
Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu prasyarat penting
dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, cita-cita
pembangunan nasional adalah untuk kesejahteraan seluruh rakyat, oleh
sebab itu kebijaksanaan pembangunan ekonomi harus dilaksanakan
melalui pertumbuhan yang mewujudkan pemerataan.
Ekonomi terpimpin tujuan pertumbuhan pendapatan nasional
harus menjadi satu dengan memperbesar kemakmuran secara merata
dan seadiladilnya (Subiakto dkk. 2017: 106). Pembangunan nasional
harus juga dapat menjamin pembangunan yang lestari serta
berkelanjutan yang dapat dinikmati oleh generasi kegenerasi
selanjutnya.
Untuk mencapai tujuan pembangunan dibutuhkan sumber
pembiayaan pembangunan yang berasal dari dalam negeri dan luar
negeri, yang meliputi: 1) pajak dan non pajak, 2) hutang dengan
menerbitkan surat-surat berharga hutang Negara atau obligasi, dan 3)
bantuan luar negeri. Sistem ekonomi Pancasila berupa partisipasi aktif
seluruh masyarakat termasuk pembiayaan pembangunan nasional dapat
6
berjalan sebagaimana yang dicitacitakan untuk kemakmuran bersama
seluruh rakyat Indonesia.4
4. Kehidupan Antar Umat Beragama
Masyarakat Indonesia sudah ditakdirkan hidup dalam
keragaman dan perbedaan, dan yang paling sensitif adalah pluralisme
agama yang menyiratkan makna mengakui adanya kemajemukan,
keragaman dan perbedaan, baik berskala prinsipil maupun tidak, dalam
menjalan kan ajaran keyakinan agama yang dianut oleh masing-
masing pemeluknya. Konse kuensinya adalah menuntut tumbuhnya
kewajiban untuk menerima dan mengakui sekaligus menghormati antar
pemeluk agama, sehingga sikap keagamaan yang perlu dibangun dalam
menjalani pluralitas agama adalah prinsip kebebasan dalam memeluk
suatu agama serta kebebasan dalam menajalankan ajarannya.
Pluralitas merupakan kondisi nyata kehidupan manusia dan
keberadaannya tidak bisa dipungkiri. Agar terwujudnya suasana
harmonis dan damai dalam perbedaan, adanya pemahaman dan
kesadaran pluralisme agama adalah suatu keharusan.
Adapun hal-hal yang harus dilakukan untuk menebarkan
kesadaran pluralisme agama di masyarakat adalah :
1. Sosialisasi kesadaran pluralisme agama harus ditebarkan pada
berbagai elemen yang ada di masyarakat. Karena persoalan kurangnya
kesadaran pluralisme agama bisa terdapat pada siapa saja, maka tidak
salah ketika masyarakat umum mudah terprovokasi isu-isu yang
bernuansa primordialisme.
2. Melakukan penguatan kesadaran pluralisme agama tidak
hanya dalam bentuk formal yang dilembagakan seperti atas nama
lembaga kajian, forum dialog dan semacamnya, karena akan
4
Syarbaini. 2017. Forum Ilmiah Volume 14 Nomor 2, Mei 2017.
7
menyebabkan tidak longgar bahkan terbatas dalam ruang-ruang
tertutup. Tapi perlu membumi yang bersifat longgar dan dapat berakses
ke mana saja.
3. Membuat tema dan program pluralisme agama yang akrab
dengan kehidupan masyarakat dimana kita tinggal jangan bersifat
melangit seperti seminar, diskusi yang dikonsumsi oleh kalangan terbatas,
masyarakat luas tidak ikut mengakses.5
5
Almahfuz. 2019. Jurnal Syariah dan Hukum. Volume 1 Nomor 1, Maret 2019.
8
Tuhanlah yang memiliki segala sesuatu di dunia ini termasuk
pendidikan. Sila pertama ini juga dapat mendidik bangsa Indonesia agar
lebih taat dan patuh kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Kemanusian yang adil dan beradab, pada sila kedua ini memiliki peran
yaitu sebagai acuan guru bagaimana cara yang benar dalam mendidik
anak dengan mengutamakan rasa kemanusiaan. Dari segi pendidikan
sila ini berperan dalam memperoleh pengetahuan yang berasal dari diri
sendiri. Contohnya seperti dalam perumusan pancasila yang berawal
dari gagasan-gagasan yang muncul, yang akhirnya terciptalah pancasila
yang seperti sekarang ini yang menjadi landasan dalam pendidikan.
3. Persatuan Indonesia, Sila persatuan indonesia memiliki makna bahwa
kita sebagai pelajar maupun sebagai pengajar diharapkan untuk bersatu
meskipun pada dasarnya Indonesia adalah negara yang majemuk.
Meskipun di lingkungan masyarakat kita berbeda kebudayaan, agama
yang dianut, ras yang dimiliki, suku bangsa dan perbedaan lainnya.
Namun, diantara semua perbedaan itu masih ada persamaan diantara
masyarakat yaitu kita adalah warga negara Indonesia yang berpegang
pada pancasila sebagai pedoman dalam kehidupan. Peran sila ini dalam
pendidikan adalah dalam segi pembelajaran di lingkungan sekolah.
Contohnya, walaupun di berbagai sekolah memiliki kebijakan yang
berbeda pada cara dalam pembelajaran dan mendidik murid-muridnya,
sehingga sekolah harus selalu berpedoman dengan kurikulum yang
ditetapkan oleh negara. Kurikulum yang di dalamnya terdapat standar
kopetensi dasar hal ini lah yang dapat mempersatukan sistem
pendidikan di sekolahsekolah yang ada di negara kita.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan, pada sila keempat ini kita diajarkan untuk
melakukan demokrasi, terlebih dalam melakukan musyawarah agar
dapat menerima pendapat orang lain dan menjadi kesepakatan umum.
9
Dalam bidang pendidikan sendiri sila ini dapat menjadi pedoman untuk
mengambil keputusan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, pada sila kelima
mengajarkan bahwa seorang pemimpin harus berlaku adil untuk seluruh
anggotanya . Di dalam bidang pendidikan sila kelima ini berperan dalam
pengajaran contohnya guru sangat membolehkan untuk membeda-
bedakan murid yang satu dengan yang lainnya. Seorang guru haruslah
bersikap adil kepada seluruh muridnya.6
6
Putri. 2020. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar, 7(1), 2020, 13-22.
10
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Paradigma menempati posisi dan fungsi yang strategis dalam setiap
proses kegiatan. Perencanaan, pelaksanaan, dan pemanfaatan hasil dalam setiap
kegiatan dapat diukur dengan paradigma tertentu yang diyakini kebenarannya.
Dalam konteks negara Indonesia, paradigma yang diyakini kebenarannya
adalah pancasila. Pancasila bisa dikatakan sebagai paradigma karena pancasila
dijadikan landasan, acuan, metode, nilai, dan tujuan yang ingin dicapai dalam
setiap program pembangunan nasional.
Pembangunan nasional sendiri merupakan rangkaian upaya
pembangunan berkesinambungan yang meliputi aspek politik, ekonomi, sosial,
budaya, serta pertahanan dan keamanan. Pembangunan nasional dilaksanakan
dalam rangka mewujudkan kemakmuran masyarakat Indonesia. Hakikat
kedudukan pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional mengandung
suatu konsekuensi bahwa dalam setiap pelaksanaan pembangunan nasional
harus didasarkan atas nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila.
Dengan menempatkan pancasila sebagai paradigma pembangunan
nasional, maka semangat, arah, dan gerak pembangunan nasional harus
mencerminkan pengamalan semua sila pancasila sebagai sebuah
kesatuan yang utuh.
11
DAFTAR PUSTAKA
Almahfuz. 2019. Jurnal Syariah dan Hukum. Volume 1 Nomor 1, Maret 2019.
Kurrohman, Taufik. Jurnal Surya Kencana Satu : Dinamika Masalah Hukum dan Keadilan. Vol. 9 No.
1 Maret 2018.
Pratama, Cahya Dicky. 2020. “Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Politik” (Online),
(https://www.kompas.com/skola/read/2020/12/25/201515569/pancasila-sebagai-paradigma-
pembangunan-politik, diakses pada 25 Desember 2020)
Putri. 2020. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar, 7(1), 2020, 13-22.
Saranailmu. 2019. “Paradigma – Pengertian Secara Umum dan Menurut Para Ahli Lengkap” (Online),
(https://bprsku.co.id/pengertian-paradigma-secara-lengkap/, diakses pada 5 Agustus 2019)
12