Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM


MASYARAKAT BERBANGSA DAN BERNEGARA

MATA KULIYAH : PENDIDIKAN PANCASILA

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3 :
SALSABILA SYIFA SYAUQIAH NIM 2210209012
LIZA ANRIYANI NIM 2210209008
ENDANG NIM 2210209006
CUT NUR IKLIMA NIM 2210209014
MIFTAHUS SHOBRINA NIM 2210209015

DOSEN PEMBIMBIN :
MEGI VORNIKA, M.Pd

MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) KERINCI
T.A 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat karunia
dan hidayahNya kepada kita semua sehingga akhirnya tugas karya tulis ini dapat
terselesaikan. Shalawat serta salam senantiasa tercurah pada Nabi Muhammad
SAW beserta para pengikutnya yang setia menemani hingga akhir zaman.
Tugas makalah yang diberi judul “PANCASILA SEBAGAI
PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM MASYARAKAT BERBANGSA DAN
BERNEGARA” ini ialah suatu karya tulis yang terbentuk dari hasil kerja penulis
dimana tugas ini merupakan syarat dari aspek penilaian mata kuliah Ilmu
Pendidikan Islam.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini tentunya tidak terlepas
dari kekurangan, terutama disebabkan oleh kurang spesifiknya informasi dan
sumber yang penulis dapatkan, untuk itu kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca sangat penulis perlukan untuk perbaikan penulisan
makalah ini.
Semoga Allah SWT selalu mencurahkan rahmat dan karunia-Nya serta
keridhoan-Nya kepada kita semua, Aamiin.

Sungai Penuh, November 2022

Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i
DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii

BAB I PENDAHULUHAN
1.1 Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
1.2 Rumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
1.3 Tujuan Penulisan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Paradigma Secara Umum . . . . . . . . . . . . . . . 6
2.2 Pancasila Sebagai Paradigma Dalam Pembangunan
Politik . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7
2.3 Pancasila Sebagai Paradigma Dalam Pembangunan
Ekonomi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7
2.4 Pancasila Sebagai Paradigma Dalam Pembangunan
Sosial Budaya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8
2.5 Pancasila Sebagai Paradigma Dalam Pembangunan
Hukum . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9
2.6 Pancasila Sebagai Paradigma Dalam Pembangunan
Kehidupan Antar Umat Beragama . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10
2.7 Pancasila Sebagai Paradigma Dalam Pembangunan
IPTEKS . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 13
3.2 Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 13
DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 15

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pancasila adalah dasar negara Republik Indonesia. Pancasila
mempunyai arti dan makna dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Dalam perjalanan sejarah eksistensi pancasila mengalami
berbagai macam interpretasi dan manipulasi politik sesuai kepentingan
penguasa demi kokoh dan tegaknya kekuasaan. Pancasila sebagai paradigma
dimaksudkan bahwa pancasila dijaadikan sebagai kerangka acuan berpikir,
atau sebagai sistem nilai yang dijadikan kerangka landasan sekaligus
kerangka tujuan dalam menjalankan kehidupan dalam bidang politik, bidang
ekonomi, bidang sosial budaya, bidang hukum, bidang kehidupan antar
umat beragama dan IPTEKS.
Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Kehidupan Bernegara
(LPPKB) telah berhasil menyusun Pedoman Umum Implementasi Pancasila
Dalam Kehidupan Bernegara, namun masih perlu dirumuskan ke dalam
Paradigma yang secara operasional dapat digunakan sebagai pedoman dan
model baik dalam merumuskan kebijakan publik maupun sebagai acuan
kritik, untuk menentukan mana yang sesuai atau yang tidak sesuai dengan
Pancasila.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan latar belakang diatas maka, rumusan masalah
untuk makalah ini adalah sebagai berikut:
1.2.1 Apa yang dimaksud paradigma secara umum?
1.2.2 Apa yang dimaksud pancasila sebagai paradigma dalam
pembangunan politik?
1.2.3 Apa yang dimaksud pancasila sebagai paradigma dalam
pembangunan ekonomi?
1.2.4 Apa yang dimaksud pancasila sebagai paradigma dalam
pembangunan sosial budaya?
1.2.5 Apa yang dimaksud pancasila sebagai paradigma dalam
pembangunan hukum?
1.2.6 Apa yang dimaksud pancasila sebagai paradigma dalam
pembangunan kehidupan antar umat beragama?
1.2.7 Apa yang dimaksud pancasila sebagai paradigma dalam
pembangunan IPTEKS?
1.3 Tujuan Masalah
Dari rumusan masalah diatas dapat disimpulkan penulisan makalah
ini bertujuan sebagai berikut :
1.3.1 Memberi informasi kepada pembaca tentang pengertian
paradigma secara umum.
1.3.2 Memberi informasi kepada pembaca tentang pengertian
pancasila sebagai pembangunan politik.
1.3.3 Memberi informasi kepada pembaca tentang pengertian
pancasila sebagai pembangunan ekonomi.
1.3.4 Memberi informasi kepada pembaca tentang pengertian
pancasila sebagai pembangunan sosial budaya.
1.3.5 Memberi informasi kepada pembaca tentang pengertian
pancasila sebagai pembangunan hukum.
1.3.6 Memberi informasi kepada pembaca tentang pengertian
pancasila sebagai pembangunan kehidupan antar umat
beragama.
1.3.7 Memberi informasi kepada pembaca tentang pengertian
pancasila sebagai pembangunan IPTEKS.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Paradigma Secara Umum.
Awalnya istilah paradigma berkaitan dengan filsafat ilmu
pengetahuan. Secara terminologis, tokoh yang mengembangkan istilah
tersebut dalam dunia pengetahuan adalah Thomas S. khun dalam bukunya
yang berjudul the structure of scientific revolution (1970:49) yang berbunyi:
“Paradigma adalah asumsi-asumsi dasar dan asumsi-asumsi nilai
(merupakan sumber nilai) sehingga merupakan suatu sumber hukum,
metode serta penerapan dalam ilmu pengetahuan yang menentukan sifat,
ciri serta karakter ilmu pengetahuan sendiri.”(Kaelan, 2010: 226).
Dalam perjalanan sejarah istilah-istilah paradigma berkembang
menjadi terminologi yang mengandung konotasi pengertian sumber nilai,
kerangka pikir, orientasi dasar, sumber asas, serta tujuan dari suatu
perkembangan, perubahan serta proses dari suatu bidang tertentu termasuk
dalam bidang pembangunan reformasi maupun dalam pendidikan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia istilah paradigma, yaitu : 1.
Daftar dari semua pembentukan sebuah kata yang memperlihatkan
konjugasi dan deklinasi kata tersebut. 2. Model dalam teori ilmu
pengetahuan. dan 3. Kerangka berfikir (Azmi, 2013: Online
[http://ululazmiai.blogspot.com/2013/01/pancasila-dalam-paradigma-
kehidupan_3.html]).
Dari berbagai pendapat para tokoh disimpulkan bahwa paradigma
merupakan kerangka berpikir masyarakat yang berlandaskan pada suatu
pedoman tertentu untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang terjadi di
dalam kehidupan masyarakat sehingga dapat tercapai pemecahan
permasalahan-permasalahan yang terjadi.
2.2 Pancasila Sebagai Paradigma Dalam Pembangunan Politik.
Yang dimaksud pancasila sebagai paradigma pembangunan politik
adalah meletakkan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila sebagai
sumber nilai politik . Sumber nilai politik harus mengacu pada nilai-nilai
pancasila terutama sila ke-4 dimana semua praktik-praktik politik harus
berkembang atas asas kerakyatan. Hal ini dikarenakan warga negara
merupakan pelaku politik sehingga masyarakat harus mampu menempatkan
kekuasaan tertingginya sebagai warga negara Indonesia yang menganut
sistem politik demokrasi dimana kekuasaannyan dari rakyat, oleh rakyat dan
untuk rakyat (Setiyono, 2013: Online
[anakmudaberbagi.blogspot.com/2013/06/makalah-pancasila-sebagai-
paradigma.html]). Selain itu perwujudan pancasila dalam pengembangan
kehidupan politik dilakukan dengan cara:
1. Mewujudkan tujuan Negara demi peningkatan harkat dan martabat
Indonesia.
2. Memposisikan rakyat Indonesia sebagai subjek dalam kehidupan
politik, bukan hanya sebagai objek politik penguasa semata.
3. Sistem politik Negara harus mendasarkan pada tuntutan hak dasar
kemanusiaan, sehingga system politik Negara harus mampu
menciptakan system yang menjamin perwujudan ham.
4. Para penyelenggara Negara dan para politisi senantiasa memegang
budi pekerti kemanusiaan serta memegang teguh cita-cita moral rakyat
Indonesia.
2.3 Pancasila Sebagai Paradigma Dalam Pembangunan Ekonomi.
Sesuai dengan Paradigma Pancasila dalam pembangunan ekonomi,
sistem ekonomi harus mendasarkan pada moralitas ketuhanan, dan
kemanusiaan. Hal itu bertujuan untuk mensejahterakan rakyat secara
keseluruhan. Pengembangan ekonomi harus mampu menghindarkan diri
dari monopoli serta persaingan bebas yang nantinya akan memberikan
keuntungan besar pada pihak-pihak yang kuat dalam bidang ekonomi.
Seperti halnya, di era saat ini ekonomi dikuasai oleh pengusaha-pengusaha
swasta yang sukses dalam mengembangkan perekonomiannya. Sedangkan,
pengusaha-pengusaha kecil akan dirugikan dengan adanya sistem
persaingan bebas dalam perekonomian.
Sesuai dengan UUD 1945 pasal 33, menyebutkan bahwa sistem
persaingan bebas dan monopoli dilarang dalam perekonomian. Mengenai
pasal 33 ini, penjelasan UUD 1945 menyatakan: “Dalam Pasal 33 tercantum
dasar demokrasi ekonomi, produksi dikerjakan oleh semua, untuk semua
dibawah pimpinan atau penilikan anggota-anggota masyarakat.” Oleh sebab
itu sistem perekonomian negara harus mengutamakan kesejahteraan rakyat.
Masyarakat pun harus ikut andil dalam kegiatan pembangunan ekonomi.
Sedangkan pemerintah berkewajiban memberikan pengarahan dan
bimbingan terhadap pertumbuhan ekonomi yang sehat bagi perkembangan
dunia usaha (Budiyono, 2012: 168).
2.4 Pancasila Sebagai Paradigma Dalam Pembangunan Sosial Budaya.
Pancasila sebagai paradigma dalam pembangunan sosial budaya
adalah mendasarkan pembangunan sosial budaya berdasarkan nilai-nilai
yang telah ada dalam masyarakat. Nilai-nilai yang ada pada masyarakat
pada hakikatnya merupakan dasar dari nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila.
Dalam rangka pembangunan sosial budaya, Pancasila merupakan
sumber normatif yang bertujuan untuk meningkatkan harkat dan martabat
manusia. Menjadikan warga negara menjadi masyarakat yang beradab dan
berbudaya (Kaelan, 2010: 232).
Pada era globalisasi, nilai-nilai budaya yang berkembang dalam
masyarakat sudah mulai tertimbun oleh budaya-budaya barat yang masuk ke
Indonesia. Nyaris semua penduduk Indonesia terpengaruh oleh budaya-
budaya tersebut baik itu budaya yang bersifat positive maupun budaya yang
negative. Dengan masuknya berbagai budaya-budaya baru, masyarakat
mulai meninggalkan nilai-nilai budaya yang telah berkembang dalam ruang
lingkupnya dan mereka lebih memilih budaya-budaya bangsa barat yang
bahkan tidak sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
Hal tersebut membuat masyarakat memiliki sifat-sifat biadab, contohnya
seperti gaya berpakaian yang meniru bangsa barat, berbagai macam tarian-
tarian bangsa barat yang mengandung unsur pornografi, dan lain
sebagainya.
Sudah menjadi tugas pemerintah untuk mengingatkan serta
mengarahkan masyarakat untuk kembali menerapkan aspek budaya yang
berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan, nilai ketuhanan, dan nilai keberadaban.
2.5 Pancasila Sebagai Paradigma Dalam Pembangunan Hukum.
Menurut ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 Pancasil merupakan
sumber dari segala sumber hukum, dengan demikian semua peraturan
perundang-undangan di Indonesia harus tidak boleh bertentangan dengan
pancasila sebagai Dasar Negara. Pembukaan UUD 1945 yang memuat
pancasila tidak boleh dirubah oleh siapapun juga termasuk MPR. Hal ini
didasarkan pada Pasal 3 dan Pasal 37 karena merubah isi pembukaan
berarti pembubaran negara (Budiyono, 2012: 176).
Dengan demikian subtansi hukum yang dikembangkan harus
merupakan perwujudan atau penjabaran sila-sila yang tekandung dalam
pancasila. Adapun bentuk-bentuk perundang-undangan Republik Indonesia
menurut UUD 1945 ialah sebagai berikut:
a) UUD 1945
b) Ketetapan MPR
c) Undang-Undang atau Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang
d) Peraturan Pemerintah
e) Keputusan Presiden
f) Peraturan-peraturan Pelaksanaan lainnya, seperti:
1. Peraturan Menteri
2. Intruksi Mentri (Budiyono, 2012: 176-177).
Pembangunan hukum yang berdasarkan pancasila tidak hanya tugas
dan tanggung jawab penyelenggara negara saja, tetapi juga rakyat Indonesia
secara keseluruhan. Masyarakat indonesia secara keseluruhan sudah
seharusnya ikut berpartisipasi aktif dalam rangka mewujudkan tegaknya
hukum berdasarkan keranggka pemikiran pancasila yang sebenarnya sudah
menjadi karakter orang indonesia. Pokok-pokok pemikiran dalam pancasila
yang dijadikan sebagai paradigma hukum adalah bahwa Negara Indonesia
merupakan negara kesatuan yang menjunjung tinggi persatuan, hal ini
adalah syarat mutlak untuk membangun indonesia mewujudkan keadilan
sosial bagi seluruh rakyat indonesia. Dalam rangka mewujudkan keadilan
tersebut, harus dijunjung tinggi asas kedaulatan rakyat, berdasarkan atas
kerakyatan dan permusyawaratan. Dan semua pembangunan Indonesiaa
merdeka itu harus berdasarkan ketuhanan yang Maha Esa menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab. Negara indonesia bukanlah negara satu
agama sehingga sumber hukum yang diambil bukanlah sumber hukum yang
berasal dari satu agama tertentu, namun berdasarkan mufakat yang adil.
2.6 Pancasila Sebagai Paradigma Dalam Pembangunan Kehidupan Antar Umat
Beragama.
Pada era saat ini, banyak berkembang organisasi-organisasi agama
yang mengatas namakan Tuhan. Mereka mengaku-ngaku bahwa agamanya
lah yang paling benar. Dalam kasus ini, terlihat semakin melemahnya
toleransi dalam kehidupan beragama sehingga menyimpang dari asas
kemanusiaan yang adil dan beradab.
Pancasila telah memberikan dasar-dasar nilai yang fundamental bagi
umat beragama untuk dapat hidup secara damai dalam kehidupan beragama
di negara Indonesia. Sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung pada nilai
pancasila sila pertama dan sila kedua yang berbunyi ketuhanan yang esa dan
kemanusiaan yang adil dan beradab. Negara Indonesia sangat terbuka
dengan umat beragama lainya. Negara Indonesia juga memberikan
kebebasan kepada warganya untuk memeluk agama serta menjalankan
ibadah sesuai dengan keyakinanya masing-masing (Kaelan, 2010: 234).
Indonesia harus lebih dikembangkan ke arah terciptanya kehidupan
bersama yang penuh toleransi, saling menghargai berdasarkan nilai
kemanusiaan yang beradab.

2.7 Pancasila Sebagai Paradigma Dalam Pembangunan IPTEKS.


Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) adalah hasil dari upaya
manusia yang meliputi aspek akal, rasa, dan kehendak dalam meningkatkan
kesejahteraan dan martabat manusia. Pancasila memberikan dasar-dasar
nilai bagi pengembangan IPTEK sebagai hasil kebudayaan manusia yaitu
harus didasarkan pada moral ketuhanan dan kemanusiaan yang adil dan
beradap. Pancasilaa harus dijadikaan sebagai sistem etika dalam
pengembangan iptek.
Sila ketuhanan yang maha esa memberikaan arti bahwa iptek tidak
hanya memikirkan apa yang ditemukan, dibukktikan dan diciptakan, namun
juga dipertimbangkan maksud-maksudnya dan akibatnya, apakah merugikan
manusia dan alam sekitarnya.dengan begitu pengembangan iptek tidak
hanya memberikan pengaruh pada kesejahteraan fisik namun juga nonfisik.
Sila kemanusiaan yang adil dan beradap memberikan dasar moralitas
bahwa dalam pengembangan IPTEK haruslah bersikap beradap,
pengembangan iptek yang merugikan tidak akan mewujudkan tujuan
sebenarnya Iptek yaitu kesejahteraan. Iptek bukan hanya untuk kepentingan
pribadi dan mengabaikan orang lain namun untuk kesejahteeraan bersama.
Sila persatuan indonesia memberikan arti bahwa pengembangan iptek
hendaknya dapat menumbuhkan rasa nasionalisme, sehingga pengembangan
iptek dapat memunculkan persatuan. Dengan begitu Bangsa Indonsia akan
semakin kokoh dan damai.
Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan /perwakilan, mendasari pengembangan iptek secara
demokratis, artinya setiap individu bebas dalam melakukan pengembangan
iptek. Para pengembang iptek harus bersikap terbuka, artinya terbuka untuk
dikritik, dikaji ulang maupun dibandingkan dengan teori lainnya.
Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia, memberikan arti
bahwa pengembangan iptek harus menjaga keseimbangan keadilan dalam
kehidupan kemanusiaan. Keseimbangan itu terkait dengan hubungannya
dengan dirinya sendiri, manusia dengan tuhannya, manusia dengan manusia,
manusia dengan masyarakat dan manusia dengan alam lingkungannya (Ayu,
2013: Online [http://ayups87.wordpress.com/2013/11/01/pancasila-sebagai-
paradigma-kehidupan-dalam-bermasyarakat-berbangsa-dan-bernegara-
singkat/]).
Dengan begitu Pancasila sebagai paradigma pengembangan iptek
adalah bahwa sila-sila pancasila dijadikan sebagai sumber nilai, kerangka
berfikir, dan moral dalam upaya pengembangan iptek. Dengan begitu
pancasila sebagai dasar negara dalam menjalankan kehidupan berbangsa,
benar-benar akan dapat terwujud sesuai dengan dasar yang ada yaitu
pancasila.

BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa
Pancasila merupakan asas normatif untuk kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Pancasila adalah tonggak yang dijadikan sebagai
paradigma atau kerangka berfikir masyarakat dalam menjalani kehidupan
yang berkenaan dengan kegiatan sosial dari berbagai aspek yang ada dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Aspek – aspek tersebut
meliputi aspek politik, sosialbudaya, ekonomi, hokum, kehidupanberagama,
dan IPTEKS.
3.2 Saran
Untuk Pemerintah:
 Lebih meningkatkan kualitas program kerja yang berkenaan dengan
masyarakat
 Dalam hal ekonomi, pemerintah harus membuat kebijakan ekonomi
untuk kesejahteraan rakyat, agar mampu mewujudkan perekonomian
yang stabil dan maju dan terhindar dari persaingan bebas dan
monopoli.

DAFTAR PUSTAKA
Budiyono, Kabul. 2012. Pendidikan Pancasila Untuk Perguruan Tinggi.
Bandung: Alfabeta.
Kaelan. 2010. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma.

Anda mungkin juga menyukai