Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PANCASILA

D
I
S
S
U
N
OLEH :

WIDA YUSTIKA (0506212085)

DOSEN :

LIA SA’ADAH, M.Pd

MANAJEMEN I (D)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Swt. Yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “PANCASILA” tepat pada waktu yang
ditentukan.

Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah pancasila. Pancasila adalah
pilar ideologis negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari Sanskerta: पञ्च "pañca" berarti
lima dan शीला "śīla" berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman
kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.

Terimah kasih kepada Ibu Lia Sa’ádah, M.Pd selaku dosen mata kuliah pancasila. Terimah
kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian makalah ini.

Meski telah disusun secara maksimal, namun penulis sebagai manusia biasa menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini
bisa bermanfaat dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Medan, 22 September 2021

Penulis,
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI ...................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................
1. Latar Belakang ..............................................................................................1
2. Rumusan Masalah .........................................................................................1
3. Tujuan Penulis...............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................
1. Pengertian Pancasila .....................................................................................3
2. Makna simbol pancasila ................................................................................5
3. Filsafat (nilai-nilai) pancasila .......................................................................6
4. Tujuan pancasila ...........................................................................................9
5. Contoh permasalahan ....................................................................................11
BAB III PENUTUP ........................................................................................................
Kesimpulan ...............................................................................................................17
Saran .........................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia yang berfungsi sebagai pemersatu masyarakat
Indonesia dalam wilayah nusantara yang begitu luas dengan berbagai suku, budaya, hingga agama.
Realitanya pancasila justru kian berkurang diakibatkan arus globalisasi, seharusnya di era
globalisasi ini pancasila justru menjadi filter dan bukannya jadi boomerang.

Keberadaan pancasila saat ini sudah tidak seperti yang diharapkan sebelumnya sebagaimana
yang dicita-citakan oleh pejuang atau pendiri negara bangsa ini, yang menetapkan pancasila sebagai
ideologi yang kelak mampu membawa bangsa ini yang terdepan. Hari peringatan kelahiran
pancasila yang dirayakan setiap tahun menjawab realita tersebut, peringatan hari kelahiran
pancasila hanya sebagai peringatan simbolis semata. Tidak ada perubahan menuju cita-cita luhur
pancasila maupun upaya untuk menegakkannya, sebagaimana spirit para pendiri bangsa ini ketika
merumuskan ide tersebut.

Sebagai generasi bangsa, pemuda memiliki peran yang sangat besar dalam kemajuan suatu
bangsa. Bahkan sebelum Indonesia merdeka peran pemuda pada masa-masa melawan penjajah
selalu menjadi terdepan dengan tekad namun hal ini menimbulkan gerakan yang luarbiasa. Kini
pemuda harus mampu membangun dirinya senidri, menyiapkan dirinya untuk bisa menjadi penerus
perjuangan pemimpin sebelumnya. Pemuda harus kreatif dan mampu melakukan berbagai kegiatan
yang efektif sesuai zamannya dalam mengelola bangsa ini dengan baik dengan mengembangkan
toleransi untuk mencapai hubungan yang harmonis, dan jangan mudah terhasut atau terprovokasi.

Generasi muda yang intelektual adalah mereka yang mau bersungguh-sungguh dalam
meningkatkan kualitas dirinya, dan mengamalkan kemampuannya bagi pembangun bangsa dan
negara sekaligus membangun masa depan yang lebih baik bagi dirinya dan keluarga serta
lingkungan sekitarnya. Salah satu hal yang berkaitan dengan pembangunan bangsa adalah
pengamalan dan penerapan pancasila, karena pancasila sebagai dasar negara dan ideologi nasional
memiliki makna filosofis, yuridis dan sosial politik. Masalah yang ada pada saat sekarang ini
belum terealisasinya kontekstualisasi dan penerapan pancasila dalam kehidupan berbangsa,
pancasila hanya sebagai slogan yang dalam penerapannya masih kurang bahkan yang terjadi
ditanah air masyarakat mulai meninggalkan pancasila.

B. RUMUSAN MASALAH
Untuk dapat memperjelas masalah yang akan diteliti serta memberikan arah dan pedoman
dalam melaksanakan pengumpulan data perlu membuat rumusan masalah untuk menghindari
timbulnya kesalahan yang dibicarakan.
Maka penulis mengemukakan rumusan masalah dalam penelitian adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan pancasila?
2. Apa saja makna yang terkandung dalam simbol-simbol pancasila?
3. Apa saja nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila?
4. Apa saja tujuan dalam pancasila?
5. Apa saja contoh permasalahan yang berkaitan dengan setiap sila?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui apa itu pancasila
2. Untuk mengetahui apa saja makna yang terkandung dalam simbol-simbol pancasila
3. Untuk mengetahui nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila
4. Untuk mengetahui apa saja tujuan adanya pancasila
5. Untuk mengetahui contoh permasalahan yang terdapat pada setiap sila
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pancasila
secara umum pancasila adalah pilar ideologis negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata
dari Sanskerta: पञ्च "pañca" berarti lima dan शीला "śīla" berarti prinsip atau asas. Pancasila
merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat
Indonesia. Namun kedudukan dan fungsi pancasila jika dikaji secara ilmiah memiliki pengertian
yang luas, baik dalam kedudukannya sebagai dasar negara, pandangan hidup bangsa, ideologi
negara dan sebagai kepribadian bangsa bahkan dalam proses terjadinya, terdapat berbagai macam
terminologi yang harus kita deskripsikan secara kronologis baik menyangkut rumusannya maupun
peristilahannya maka pengertian pancasila meliputi:
1. Pengertian Pancasila Secara Etimologis
Pancasila berasal dari bahasa sanskerta dari india, menurut Muhammad Yamin dalam
bahasa Sanskerta kata Pancasila memiliki dua macam arti secara leksikal, yaitu :
- Panca artinya lima
- Syila artinya batu sendi,alas,dasar
- Syiila artinya peraturan tingkah laku yang baik
Secara etimologis kata Pancasila berasal dari istilah pancasyila yang memiliki arti secara
harfiah dasar yang memiliki lima unsur.
Kata Pancasila mula-mula terdapat dalam kepustakaan Budha di India. Dalam ajaran
budha terdapat ajaran moral untuk mencapai nirwana dengan melalui samadhi dan setiap
golongan mempunyai kewajiban moral yang berbeda. Ajaran terebut Dasasyiila, Sapasyiila,
Pancasyiila. Pancasyiila menurut Budha merupakan lima aturan (five moral principle) yang
harus ditaati, meliputi larangan membunuh, mencuri, berzina, berdusta, dan larangan
minum-minuman keras.
2. Pengertian Pancasila Secara Historis
Sidang BPUPKI pertama membahas tentang dasar negara yang akan diterapkan. Dalam
sidang tersebut muncul tiga pembicara yaitu M. Yamin, Mr.Soepomo, dan Ir.Soekarno yang
mengusulkan nama dasar negara indonesia disebut Pancasila.
Tanggal 18 Agustus 1945 disahkan UUD 1945 termasuk pembukaannya di dalamnya
termuat isi rumusan lima prinsip sebagai dasar negara walaupun pembukaan Uud 1945
tidak termuat istilah/kata Pancasila, namun yang dimaksudkan dasar negara Indonesia
adalah disebut Pancasila. Hal ini didasarkan atas interprestasi historis terutama dalam
rangka pembentukan rumusan dasar negara yang secara spontan diterima oleh peserta
sidang BPUPKI secara bulat.
3. Pengertian Pancasila Secara Terminologis
Dalam pembukaan UUD 1945 yang ditetapkan tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI
tercantum rumusan Pancasila sebagai berikut :
a. Ketuhanan Yang Maha Esa
b. Kemanusiaan yang adil dan beradab
c. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam pemusyawaratan
perwakilan
d. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Rumusan Pancasila sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945 inilah yang
secara konstitusional sah dan benar sebagai dasar negara Republik Indonesia. Namun dalam
sejarah ketatanegaraan Indonesia dalam upaya bangsa Indonesia mempertahankan
proklamasi dan eksistensinya, terdapat pula rumusan-rumusan Pancasila sebagai berikut :
a. Dalam Konstitusi Republik Indonesia Serikat (27 Desember – 17 Agustus 1950)
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Peri Kemanusiaan
3. Kebangsaan
4. Kerakyatan
5. Keadilan Sosial
b. Dalam UUD Sementara 1950 (17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959)
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Peri Kemanusiaan
3. Kebangsaan
4. Kerakyatan
5. Keadilan sSosial
c. Dalam kalangan masyarakat luas
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Peri Kemanusiaan
3. Kebangsaan
4. Kedaulatan Rakyat
5. Keadilan Sosial
B. Makna Simbol Pancasila
Lambang Pancasila adalah Garuda Pancasila yang berwujud Burung
Garuda. Burung Garuda merupakan raja dari segala burung yang juga dikenal
sebagai Burung Sakti Elang Rajawali. Kedua kaki Burung Garuda yang kokoh
mencengkeram pita putih yang bertuliskan seloka yang berbunyi: Bhinneka
Tunggal Ika. Seloka ini diambil dari buku buku Sutasoma, karangan Empu
Tantular. Bhinneka Tunggal Ika, berarti "berbeda-beda tetapi satu jua". Slogan ini menjadi kekuatan
bangsa Indonesia yang memiliki perbedaan suku, agama, budaya, dan sebagainya.Warna pokok dari
Burung Garuda, adalah kuning emas. Warna kuning emas melambangkan keagungan. Bangsa
Indonesia senantiasa menjunjung tinggi martabat bangsa yang bersifat agung dan luhur. Jumlah
bulu yang berada pada Garuda Pancasila terkait dengan kelahiran Negara Kesatuan Republik
Indonesia, di antaranya:
- Bulu pada sayap kanan dan kiri, masing-masing berjumlah 17 helai (menunjukkan tanggal 17)

- Bulu ekor berjumlah delapan helai (menunjukkan bulan 8 atau Agustus)

- Di bawah kalung perisai yang menghubungkan dengan ekor terdapat bulu berjumlah 19 dan bulu
pada leher berjumlah 45 (menunjukkan angka tahun 1945).

Dalam pancasila memiliki 5 sila yang masing-masing memiliki simbol dan makna yang
terkandung. Berikut makna simbol masing-masing sila, yaitu:

a. Sila Ke-1

Bunyi sila pertama: Ketuhanan yang Maha Esa. Bintang menjadi simbol sila pertama yang
menggambarkan sebuah cahaya, seperti cahaya kerohanian yang berasal dari Tuhan kepada setiap
manusia.Di bagian bintang, terdapat latar berwarna hitam. Latar tersebut melambangkan warna
alam yang asli yang memiliki Tuhan, bukanlah sekadar rekaan manusia, tetapi sumber dari
segalanya dan telah ada sebelum segala sesuatu di dunia ini ada.
b. Sila Ke-2

Bunyi sila kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Rantai pada simbol sila kedua terdiri
atas mata rantai yang berbentuk segi empat dan lingkaran yang saling berkaitan membentuk
lingkaran.Keterkaitan itu memiliki makna bahwa bangsa Indonesia saling terkait erat, saling bahu-
membahu, dan saling membutuhkan.

c. Sila Ke-3

Bunyi sila ketiga: Persatuan Indonesia. Pohon Beringin merupakan pohon besar yang bisa
digunakan oleh banyak orang sebagai tempat berteduh di bawahnya.Hal tersebut dikorelasikan
sebagai Negara Indonesia, di mana semua rakyat Indonesia dapat 'berteduh' di bawah naungan
Negara Indonesia.Tak hanya itu saja, pohon beringin memiliki sulur dan akar yang menjalar ke
segala arah. Hal ini dikorelasikan dengan keragaman suku bangsa yang menyatu di bawah nama
Indonesia.
d. Sila Ke-4

Bunyi sila keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan. Kepala Banteng memiliki filosofi sebagai hewan sosial yang suka
berkumpul, seperti halnya musyawarah, di mana orang-orang berdiskusi untuk melahirkan suatu
keputusan.
e. Sila Ke-5

Bunyi sila kelima: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Lambang padi dan kapas
merupakan simbol pangan dan sandang yang menyiratkan makna bahwa syarat utama negara yang
adil ialah yang bisa mencapai kemakmuran untuk rakyatnya secara merata.

C. Filsafat (Nilai-Nilai) Pancasila

Secara filsafat Pancasila merupakan sistem-nilai-ideologis yang berdera berderajat. Artinya, di


dalamnya terkandung nilai-luhur (NL), nilai-dasar (ND), nilai-instrumental (NI), nilai-praksis (NP),
dan nilai-teknis (NT). Agar ia dapat menjadi ideologi bangsa dan negara Indonesia yang lestari
tetapi juga dinamis/berkembang, NL dan ND-nya harus dapat bersifat tetap, sementara NI, NP, dan
NT-nya harus semakin dapat direformasi sesuai dengan perkembangan tuntutan zaman. Berikut
nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila, yaitu:

1. Ketuhanan Yang Mahaesa

Di dalamnya terkandung nilai-nilai bahwa NKRI bukan sebagai Negara Agama dan bukan pula
sebagai Negara Sekuler, tetapi NKRI ingin dikembangkan sebagai Negara Beragama. Sebagai
bukan negara-agama, NKRI tidak menerapkan hukum agama tertentu sebagai hukum positif,
artinya:

(1) ideologi negara tidak berasal dari ideologi agama tertentu,

(2) Kepala Negara tidak harus berasal dari Kepala Agama tertentu,

(3) konstitusi negara tidak dari Kitab Suci agama tertentu. Sebagai bukan negara sekuler,

NKRI tidak memisahkan urusan negara dari urusan agama, artinya:

(1) keputusan negara harus didasarkan pada ajaran agama-agama,


(2) suara terbanyak dalam lembaga MPR, DPR, dan lain sebagai nya harus dilandaskan pada
kesesuaiannya dengan ajaran Tuhan Yang Mahaesa.

Sebagai negara beragama, NKRI mendasarkan pengelolaan negara pada hukum positif yang
disepakati oleh bangsa (MPR, DPR+Pemerintah) yang warganegaranya beragam agama, sementara
negara pun tidak boleh mencampuri urusan aqidah agama apapun, tetapi negara wajib melindungi
agama apapun. Di sini terkandung tekad bahwa mereka yang ber-Aliran Kepercayaan tidak
diwajibkan (secara hukum positif) untuk beragama, tetapi mereka dibina oleh Negara (Pemerintah
dan Masyarakat) untuk:

(1) Tidak menjadi atheis,

(2) Tidak membentuk agama baru, atau

(3) Sedapat mungkin memilih salah satu agama yang resmi diakui Negara (karena lebih banyak
kedekatan ajarannya).

2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Di dalamya terkandung nilai-nilai bahwa NKRI merupakan Negara berHAM (kemanusiaan),


Negara ber-Hukum (yang adil), dan Negara ber-Budaya (yang beradab). Sebagai negara yang ber-
HAM, NKRI ingin mengembangkan dirinya sesebagai negara yang melindungi dan menegakkan
HAM bagi warganegaranya. HAM dimaksud adalah yang sesuai dengan hukum positif Indonesia
dan budaya bangsa Indonesia.

Contoh, karena hukum positif Indonesia bersumber pada Ketuhanan Yang Mahaesa, maka
HAM seperti euthanasia (seperti di Selandia Baru, Belanda) atau aborsi (seperti di Irlandia Utara
dan Skotlandia) tidak bisa diundang-undangkan (tidak bisa dijadikan hukum positif di Indonesia).
Sebagai negara yang ber-Hukum, NKRI ingin melindungi dan mengembangkan:

(1) Supremasi hukum,

(2) Persamaan di muka hukum,

(3) Menegakkan HAM, dan

(4) Membudayakan kontrol publik/sosial/masyarakat atas jalannya pemerintahan yang baik dan
bersih (good governance).

Sebagai negara yang ber-Budaya/Adab, NKRI ingin mengembangkan:

(1) Cipta, yang dapat melahirkan ilmu pengetahuan dan teknologi,

(2) Rasa, yang dapat melahirkan moral dan etika,

(3) Rasa, yang dapat melahirkan seni dan estetika, serta


(4) Karya, yang dapat melahirkan karya-karya monumental dalam arti yang seluas-luasnya.
Sebagaimana diketahui, keempatnya itu merupakan unsur dari budaya/adab 3.

3. Persatuan Indonesia

Di dalamnya terkandung nilai-nilai bahwa NKRI menyatakan diri sebagai negara yang diikat
oleh “persatuan” dan “kesatuan”. Nilai persatuan berprinsip pada “bersatu dalam keberagaman/
keberbedaan/ketidaksamaan/heterogenitas”. Sementara, nilai kesatuan berprinsip pada “bersatu
dalam keseragaman/ketidakberbedaan/kesamaan/homogenitas”. Nilai-persatuan sebagai faktor
penopang dan pemberi peluang nilai-nilai demokratisasi, sivilisasi, penegakkan HAM, madanisasi,
dan partisipasi (singkatnya kedaulatan rakyat). Sementara, nilai-kesatuan sebagai faktor penopang
dan pemberi peluang nilai-nilai otokratisasi, militerisasi, etatisasi, dan mobilisasi (singkatnya
kedaulatan negara). Sila ketiga ini (Persatuan Indonesia, bukan Kesatuan Indonesia) dengan
demikian lebih akan mengedepankan dan memprioritaskan NKRI sebagai negara yang berjiwa civil
society.

4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan

Di dalamnya terkandung makna bahwa NKRI menerapkan asas kerakyatan, asas ini sebagai
landasan penerapan kedaulatan rakyat, kedaulatan rakyat ini sebagai basis demokrasi, dan prinsip-
prinsip demokrasi itu bersifat universal bagi bangsa-bangsa beradab di dunia. Sebagai negara
demokrasi, NKRI menerapkan prinsip-prinsip:

(1) Pembagian kekuasaan antarlembaga negara,

(2) Pemilu yang bebas,

(3) Multi parpol,

(4) Pemerintahan mayoritas, perlindungan minoritas,

(5) Pers yang bebas,

(6) Kontrol publik/sosial,

(7)Negara untuk kesejahteraan rakyat dan pelayanan publik,

(8) dan seterusnya.

Jadi, NKRI merupakan negara demokrasi yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan. Pemimpin
yang hikmat adalah pemimpin yang berakal sehat, rasional, cerdas, terampil, dan seterusnya pada
hal-hal yang bersifat fisis/jasmaniah, sementara kebijaksanaan adalah pemimpin yang
berhatinurani, arif, bijaksana, jujur, adil, dan seterusnya pada hal-hal yang bersifat psikis/ rohaniah.
Jadi, pemimpin yang hikmat-kebijaksanaan itu lebih mengarah pada pemimpin yang profesional
(hikmat) dan juga dewasa (bijaksana). Itu semua negara demokratis yang dipimpin oleh orang yang
dewasa profesional dilakukan melalui tatanan dan tuntunan permusyawaratan/ perwakilan.
Tegasnya, sila keempat menunjuk pada NKRI sebagai negara demokrasi perwakilan yang dipimpin
oleh orang profesional-dewasa melalui sistem musyawarah (government by discussion).

5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Di dalamnya terkandung makna keadilan-sosial (keadilan-socius) atau pemerataan-bersama


bagi seluruh-rakyat (atas dasar keadilan distributif), bukan keadilan bagi
segolongan/pemerintah/penguasa. Dengan demikian secara filsafat (hakikat) kelima sila tersebut
dipahami sebagai sistem nilai-yang-mencakup/meliputi (satu kesatuan nilai 8 Pancasila), yaitu
bahwa :

- Sila-1 melandasi Sila-sila ke-2, 3, 4, 5

- Sila ke-2 melandasi Sila-sila ke-3, 4, 5

- Sila ke-3 melandasi Sila-sila ke-4, 5

- dan Sila ke-4 melandasi Sila ke-5.

Sehingga, sebagai contoh, bila berbicara Demokrasi Pancasila misalnya, maka dapat dipahami
bahwa Sila ke-4 (negara demokrasi) itu yang dilandasi oleh Sila ke-1 (norma agama), yang
menjunjung tinggi Sila ke-2 (HAM, negara hukum, negara budaya), yang mengutamakan Sila ke-3
(persatuan dan kesatuan bangsa), dan yang untuk kepentingan Sila ke-5 (keadilan sosial bagi
seluruh rakyat).

D. Tujuan Pancasila

a. Tujuan Pancasila Sebagai Dasar Negara

- Membentuk suatu pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia,

- Memajukan kesejahteraan umum,

- Mencerdaskan kehidupan bangsa,

- Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial.

b. Tujuan Pancasila Sebagai Pandangan Hidup


- Untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang terjadi di masyarakat. Baik itu
permasalahan yang terjadi di Indonesia atau bahkan di masyarakat dunia,
- Untuk menyelesaikan persoalan budaya, sosial, ekonomi, dan politik agar negara kita semakin
maju,
- Warga negara Indonesia jadi memiliki acuan untuk membangun dirinya berdasarkan apa yang
menjadi cita-cita bangsa,
- Mempersatukan masyarakat yang memiliki latar belakang yang berbeda-beda.

c. Tujuan Pancasila Sebagai Warga Negara

- Agar adanya kesadaran gaya hidup sederhana dan cinta produk dalam negeri,

- Agar adanya kesadaran pentingnya kelangsungan hidup generasi mendatang,

- Agar adanya kesadaran pentingnya semangat kesatuan persatuan (solidaritas) nasional,

- Agar adanya kesadaran pentingnya norma-norma dalam pergaulan,

- Agar adanya kesadaran pentingnya kesahatan mental bangsa,

- Agar adanya kesadaran tentang pentingnya penegakan hukum,

- Untuk Menanamkan pentingnya kesadaran terhadap ideologi Pancasila.

d. Tujuan Pancasila Sebagai Mahasiswa

- Agar Menjadi pribadi yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

- Agar memiliki kemampuan untuk mengambil sikap bertanggung jawab sesuai hati nuraninya

- Agar memiliki kemampuan untuk mengenali masalah hidup dan kesejahteraan serta cara-cara
pemecahannya

- Agar mampu mengikuti perkembangan IPTEK dan seni serta

- Agar mampu ikut mewujudkan kehidupan yang cerdas dan berkesejahteraan bagi bangsanya.

E. Contoh Permasalahan

Munculnya permasalahan yang mendera Indonesia, memperlihatkan telah tergerusnya nilai-


nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Berikut contoh
permasalahan yang berkaitan di setiap sila, yaitu:

a. Sila Ke-1
Sila pertama yang berbunyi “ Ketuhanan Yang Maha Esa “ Artinya kita harus lebih
mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa, tetapi di Indonesia banyak ognum-ognum yang
kurang bertanggung jawab dan menyalah gunakan sila pertama,ada beberapa penyimpangan yang
pernah ada di Indonesia misalnya :

1. Perusakan tempat ibadah

2. Gerakan radikal kelmpok tertentu yang mengatas namakan agama

3. Tidak ada sikap toleransi kepada sesama


Contoh kasusnya seperti : Bom di bali.
12 Oktober 2002 Paddy's Pub dan Sari Club (SC) di Jalan Legian, Kuta, Bali diguncang
bom. Dua bom meledak dalam waktu yang hampir bersamaan yaitu pukul 23.05 Wita. Lebih
dari 200 orang menjadi korban tewas keganasan bom itu, sedangkan 200 lebih lainnya luka
berat maupun ringan. Kurang lebih 10 menit kemudian, ledakan kembali mengguncang Bali.
Pada pukul 23.15 Wita, bom meledak di Renon, berdekatan dengan kantor Konsulat Amerika
Serikat. Namun tak ada korban jiwa dalam peristiwa itu.
b. Sila Ke-2
Sila kedua yang bunyinya “Kemanusiaan yang adil dan beradap “ artinya setiap
masyarakat diharapkan bisa hidup adil dan sesuai dengan hakikat manusia. Mungkin saja kita
pernah mengetahui sedikit hal tentang penyimpangan yang ada pada sila ke dua ini misalnya :
1. Memperkerjakan anak di bawah umur
2. Ketidak adilan dalam bidang ekonomi dan hukum
3. Perbudakan
4. Pelecehan
Contoh kasusnya seperti : Gadis 14 Tahun di Banyumas Jadi Korban Pencabulan, Pelakunya
Ayah dan Kakak Kandung.
Kasus pencabulan atau persetubuhan sedarah itu pun langsung diusut petugas Unit
Pelayanan Perempuan dan Anak Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kota (Polresta),
Banyumas "Pelaku berinisial WTM (46) dan SA (18), warga Ajibarang, Banyumas yang
merupakan bapak dan anak kandung telah kami tahan. Kedua pelaku diketahui melakukan
persetubuhan terhadap korban berinisial AJ (14) yang merupakan anak kandung dari WTM
dan adik kandung SA," kata Kepala Satreskrim Polresta Banyumas Komisaris Polisi Berry
dikutip dari ANTARA, di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Kamis (16/9/2021).
Menurut dia, kasus tersebut terungkap saat saksi atas nama Tapsir yang merupakan
seorang perangkat desa menerima kabar ada warganya yang sedang berada di Kepolisian
Sektor Karanglewas, Banyumas pada Selasa (14/9/2021). Karena itu, Tapsir bersama ketua RT
mendatangi Polsek Karanglewas guna memastikan kebenaran informasi tersebut.
Sesampainya di Polsek Karanglewas, Tapsir melihat ada seorang anak perempuan berinisial
AJ yang dikabarkan pergi meninggalkan rumah sejak Senin (13/9/2021). Saat ditanya oleh
Tapsir, AJ mengaku meninggalkan rumah karena telah mengalami persetubuhan yang
dilakukan oleh ayah dan kakak kandungnya.
"Setelah mengetahui peristiwa yang dialami AJ, ibunda korban, TKY (43) segera
melaporkan perbuatan WTM dan SA ke Unit PPA Satreskrim Polresta Banyumas. Atas dasar
laporan tersebut, kami segera mengamankan WTM dan SA pada Selasa (14/9)," kata
Kasatreskrim. Ia mengatakan berdasarkan hasil pemeriksaan, perbuatan tersebut dilakukan
kedua pelaku pada Minggu (5/9) dan Sabtu (11/9), saat korban sedang tidur di kamar, dan
perbuatan itu tidak dilakukan bersama-sama. Menurut dia, kedua pelaku juga mengancam
korban untuk tidak memberitahu perbuatan mereka kepada siapa pun.
"Atas perbuatan tersebut, kedua pelaku bakal dijerat Pasal 81 dan 82 Undang-Undang
Nomor 35 Tahun 2014 jo Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2016 tentang Penetapan
Peraturan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman pidana paling
lama 15 tahun penjara," katanya.
Kasatreskrim mengaku sangat menyayangkan perbuatan kedua pelaku, karena mereka
seharusnya menjadi sosok pelindung bagi korban yang merupakan anak dan adik kandungnya.
"Apalagi berdasarkan keterangan AJ, perbuatan tersebut telah dilakukan kedua pelaku sejak
korban masih berusia 12 tahun hingga sekarang," katanya. Aksi bejat tesi di Kabupaten.
Banyumas Seorang gadis dibawah umur menjadi korban pencabulan oleh Ayah dan Kakak
kandungnya sendiri.
c. Sila Ke-3
Sila ke tiga yang bunyinya “ Persatuan Indonesia “ artinya walaupun kita berbeda
ras,suku,budaya,agama,tradisi kita harus bersatu serta menghormati dan menghargai satu sama lain
tidak boleh bertindak yang menyinggung perasaan orang lain sehingga menimbulkan emosi dan
menuju pada perbuatan yang kejam dan tidak bermoral. Disamping itu kita perlu mengetahui apa
saja penyimpangan-penyimpangan yang menyangkut sila ke tiga ini :
1. Menjadi provokator suku tertentu.
2. Perang antar suku.
3. Menganggap suku lain lebih baik dari sukunya sendiri.
4. Ras yang berbeda akan mendapat celaan.
Contoh kasus seperti: Perang Antar Suku di Sentani Papua
Ratusan warga dari Kampung Kehiran dan Kampung Toware Sentani, Kabupaten Jayapura
terlibat bentrok Minggu (19/4/2020) sore. Dua kelompok massa ini masing-masing mempersentai
diri dengan membawa senjata tajam berupa panah, parang dan tombak.

Akibat bentrokan tersebut, data yang dihimpun sebanyak 8 rumah di Toware ludes dibakar, dan
6 orang luka-luka. Kapolres menyebut, semua korban sudah di evakuasi ke RSUD Yowari untuk
mendapatkan perawaran. Kapolres Jayapura, AKBP. Victor D. Mackbon kepada awak media
memaparkan awal masalah bentrok tersebut.

"Jadi ini adalah aksi balasan oleh warga Kampung Kehiran karena kepala kampung mereka
dipukul oleh oknum pemuda dari Kampung Toware pada Sabtu malam. Awal persoalan adalah
sengketa tanah," kata Kapolres Victor D. Mackbon, Minggu, (19/4/2020) petang.

Dikatakan, persoalan sengketa tanah antara dua kampung tersebut sesungguhnya telah
berlangsung lama, dan telah berlangsung beberapa kali mediasi yang juga melibatkan pihak Dewan
Adat Sentani (DAS). “Ini masalah sebenarnya sudah lama terjadi dan sudah sering kami mediasi
kedua belah pihak melalui Dewan Adat Sentani. Namun disayangkan kenapa ada pemukulan
terhadap kepala kampung itu,"ucapnya.

Diakui Kapolres, pasca pemukulan terhadap Kepala kampung tersebut, pihaknya sudah
menyiagakan personil sejak pagi, namun akibat masa yang banyak hingga terjadi bentrokan dan
aksi pembakaran."Kita sudah siagakan sekitar 15 personil di lokasi untuk melerai kedua belah pihak
untuk melakukan aksi pembalasan. Namun ada sejumlah oknum yang melakukan provokasi
sehingga terjadi bentrok.Namun karena ada oknum yang melakukan provokasi sehingga terjadi
bentrok. Personil kita yang dilokasi hanya bisa mencegah agar tidak terjadi korban jiwa,” katanya.

Saat ini pihaknya sementara mencari oknum yang melakukan pemukulan terhadap kepala
kampung dan oknum warga yang melakukan provokasi yang menyebabkan bentrok. Sementara
untuk menjaga tidak terjadinya bentrok susulan, ratusan aparat keamanan TNO Polri disiagakan di
sekitar lokasi kejadian. Namun pada Senin (20/4/2020), bentrok kembali pecah. Massa menyerang
aparat yang berusaha melerai.

d. Sila Ke-4

Sila ke empat yang bunyinya “ kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan “ yang perlu kita tau dalam sila ke empat ini adalah rasa
tanggung jawab, kedudukan, hak dan kepribadian yang bijaksana dalam sebuah kehidupan
bermasyarakat dan atau bernegara. Menjadi kewajiban kita untuk mengetahui apa saja sih
penyimpangan yang di alami oleh sila ke empat ini , misalnya :
1. Melarang orang menduduki jabatan tertentu karena suku,ras,agama dll
2. Ketidak adilan bagi masyarakat
3. Pelanggaran Hak Asasi Manusia
4. Menurunnya rasa simpati terhadap sesama warga negara
Contoh kasusnya seperti: Nakes Korban Kekerasan KKB di Distrik Kiwirok Papua

Salah seorang tenaga kesehatan (nakes) korban kekerasan Kelompok Kriminal Bersenjata
(KKB) menceritakan kronologi terjadinya penyerangan puskesmas di Distrik Kiwirok,
Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, pada Jumat 17 September 2021.
Marselinus Ola Attanila (30) nakes yang selamat bersama 8 rekannya dalam peristiwa penyerangan
KKB mengisahkan awal mulai terjadinya aksi brutal tersebut dengan berurai air mata. "Awalnya
kami sudah mendengar ada rencana penyerangan ke Pos TNI-AD, sehingga kami tetap berada dan
bersembunyi di puskesmas," kata Marselinus mengawali cerita.

"Namun tiba-tiba mereka (KKB) menyerang dan melempari puskesmas dengan batu dan
membakar puskesmas dan rumah yang menjadi tempat tinggal nakes," lanjutnya.
Mengetahui hal itu, para nakes termasuk Marselinus kocar-kacir keluar dari puskesmas mencoba
mengamankan diri dari penyerangan brutal KKB. Karena panik, mereka berpencar. Saat melarikan
diri, Marselinus bersama tiga rekannya lari ke permukiman warga. Namun saat tiba di salah satu
rumah dan bersembunyi, ia justru terjebak di jurang. Tepat di belakang rumah tersebut.

Karena KKB terus melakukan pengejaran, Marselinus dan ketiga rekannya termasuk
almarhum Gabriella Meilan nekat masuk ke jurang. Namun teroris itu tetap melakukan
pengejaran hingga akhirnya tertangkap dan dianiaya. "Bahkan rekan wanita dianiaya termasuk
almarhum Gabriela Meilan yang mengalami luka serius," kata Marselinus.
Akibat mengalami luka serius, Gabriela Meilan tewas di tempat. Sementara Marselinus dan satu
orang rekannya berhasil melarikan diri meski sempat mendapatkan penganiayaan. Keduanya
ditemukan warga sipil keesokan harinya dalam keadaan selamat. Keduanya langsung dievakuasi ke
rumah warga.

Menurut Marselinus, yang dilakukan KKB di luar batas kemanusiaan. Karena melakukan
penganiayaan hingga rekan-rekan wanita pakaiannya dilepas dengan kasar bahkan ada yang
menggunakan senjata tajam. "Aksi mereka benar-benar brutal bahkan hingga kini seorang rekan
yakni Gabriel Sokoy belum diketahui nasibnya," kata Marselinus melanjutkan.
Sembilan tenaga kesehatan yang dievakuasi yaitu Lukas Luji, Marthinus Deni Setya, Siti
Khotijah, Dr. Restu Pamanggi, Marselinus Ola Atanila, Patra, Emanuel Abi, Katrianti Tandila dan
Kristina Sampe Tonapa serta Pratu Ansar anggota Yonif 403/WP.

e. Sila Ke-5
Sila ke lima yang bunyinya “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia “ artinya kita
sebagai mahkluk sosial yang membutuhkan satu sama lain harus menegakkan keadilan bagi
semua orang. Sekilas contoh penyimpangan dari sila ke lima :

1. Perilaku tidak adil karena kondisi tertentu.


2. Kurangnya akan kesadaran pemerintah dalam dunia pendidikan.
3. Semakin minim fasilitas dan pelayanan kesehatan
4. Adanya kesenjangan sosial disekolah
5. Korupsi yang semakin menebal dan hukuman yang semakin menipis
Contoh kasusnya seperti: Korupsi Bansos Covid-19 yang Menjerat Juliari
Pada 6 Desember 2021, KPK menetapkan Mantan Menteri Sosial Juliari Batubara sebagai
tersangka kasus dugaan suap bantuan sosial penanganan pandemi Covid-19 untuk wilayah
Jabodetabek tahun 2020. Penetapan tersangka Juliari saat itu merupakan tindak lanjut atas operasi
tangkap tangan yang dilakukan KPK pada Jumat, 5 Desember 2021. Usai ditetapkan sebagai
tersangka, pada malam harinya Juliari menyerahkan diri ke KPK. Selain Juliari, KPK juga
menetapkan Matheus Joko Santoso, Adi Wahyono, Ardian I M dan Harry Sidabuke sebagai
tersangka selalu pemberi suap.
Menurut KPK, kasus ini bermula dari adanya program pengadaan bansos penanganan Covid-19
berupa paket sembako di Kemensos tahun 2020 dengan nilai sekitar Rp 5,9 Triliun dengan total 272
kontrak dan dilaksanakan dengan 2 periode. Juliari sebagai menteri sosial saat itu menunjuk
Matheus dan Adi sebagai Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dalam pelaksanaan proyek tersebut
dengan cara penunjukkan langsung para rekanan dan diduga disepakati ditetapkan adanya fee dari
tiap-tiap paket pekerjaan yang harus disetorkan para rekanan kepada Kemensos melalui Matheus.
Untuk setiap paket bansos, fee yang disepakati oleh Matheus dan Adi sebesar Rp 10.000 per
paket sembako dari nilai Rp 300.000 per paket bansos. Pada Mei sampai November 2020, Matheus
dan Adi membuat kontrak pekerjaan dengan beberapa suplier sebagai rekanan yang di antaranya
Ardian I M dan Harry Sidabuke dan juga PT RPI yang diduga milik Matheus. Penunjukkan PT RPI
sebagai salah satu rekanan tersebut diduga diketahui Juliari dan disetujui oleh Adi. Pada
pelaksanaan paket bansos sembako periode pertama diduga diterima fee Rp 12 miliar yang
pembagiannya diberikan secara tunai oleh Matheus kepada Juliari melalui Adi. Dari jumlah itu,
diduga total suap yang diterima oleh Juliari sebesar Rp 8,2 miliar. Uang tersebut selanjutnya
dikelola Eko dan Shelvy selaku orang kepercayaan Juliari untuk digunakan membayar berbagai
keperluan pribadi Juliari. Kemudian pada periode kedua pelaksanaan paket bansos sembako,
terkumpul uang fee dari Oktober sampai Desember 2020 sekitar Rp 8,8 miliar. Sehingga, total uang
suap yang diterima oleh Juliari menurut KPK adalah sebesar Rp 17 miliar. Seluruh uang tersebut
diduga digunakan oleh Juliari untuk keperluan pribadi. Atas perbuatannya itu, Juliari disangkakan
melanggar Pasal 12 huruf a atau Pasal 12 huruf b atau Pasal 11 Undang-Undang (UU) Nomor 31
Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU
Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi Jo Pasal 55 ayat 1 ke 1 KUHP.
Juliari divonis 12 tahun penjara dan denda Rp 500 juta oleh majelis hakim Pengadilan Tindak
Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta pada Senin (23/8/2021).
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Pancasila adalah pilar ideologis negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari
Sanskerta: "pañca" berarti lima dan "śīla" berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan
dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam pancasila
memiliki 5 sila yang masing-masing memiliki simbol dan makna yang terkandung. Berikut makna
simbol masing-masing sila, yaitu:

a. Sila Ke-1 Bintang menjadi simbol sila pertama yang menggambarkan sebuah cahaya, seperti
cahaya kerohanian yang berasal dari Tuhan kepada setiap manusia.
b. Sila Ke-2 Rantai menjadi simbol sila kedua yang menggambarkan bahwa bangsa indonesia
saling terikat.
c. Sila Ke-3 Pohon Beringin menjadi simbol yang menggambarkan sebagai Negara Indonesia,
dimana semua rakyat Indonesia dapat berteduh dibawah naungan Negara Indonesia.
d. Sila Ke-4 Kepala Banteng memiliki filosofi sebagai hewan sosial yang suka berkumpul, seperti
halnya musyawarah, di mana orang-orang berdiskusi untuk melahirkan suatu keputusan.
e. Sila Ke-5 Lambang padi dan kapas merupakan simbol pangan dan sandang yang menyiratkan
makna bahwa syarat utama negara yang adil ialah yang bisa mencapai kemakmuran untuk
rakyatnya secara merata.

Pancasila tidak hanya sekedar dideklarasikan namun, juga memiliki tujuan untuk negara Indonesia
dan warga negaranya. Berikut ini tujuan adanya pancasila yaitu :

- Untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang terjadi di masyarakat. Baik itu permasalahan
yang terjadi di Indonesia atau bahkan di masyarakat dunia,
- Untuk menyelesaikan persoalan budaya, sosial, ekonomi, dan politik agar negara kita semakin
maju,
- Warga negara Indonesia jadi memiliki acuan untuk membangun dirinya berdasarkan apa yang
menjadi cita-cita bangsa,
- Mempersatukan masyarakat yang memiliki latar belakang yang berbeda-beda.
B. SARAN

Demikianlah makalah yang kami buat, kami harap makalah ini dapat menjadi sebuah
pengetahuan yang bermanfaat. Untuk itu juga, kami harap kritikan dan saran yang membangun dari
pembaca atas kekurangan makalah ini. Terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA

1. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pancasila
2. Muchji, Ahmad dkk, 2007, Pendidikan Pancasila, Jakarta: Universitas Gunadarma
3. https://bpip.go.id/bpip/berita/1035/895/hai-sobat-pancasila-sudah-tahu-belum-arti-lambang-
pancasila-makna-dan-bunyinya-berikut-ulasannya.html
4. Darmodiharjo, Darji dan Shidarta, 1996, Penjabaran Nilai-nilai Pancasila dalam Sistem
Hukum Indonesia, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
5. https://id.scribd.com/document/416298620/anisa-ratna-palupi-docx
6. https://jateng.suara.com./read/2021/09/16/131531/duh-gadis-14-tahun-di-banyumas-jadi-
korban-pencabulan-pelakunya-ayah-dan-kakak-kandung
7. https://indonews.id/mobile/artikel/29066/Kronologi-Perang-Antar-Suku-di-Sentani-Papua-
Rumah-Dibakar-Aparat-TNI-Polri-Diserang/
8. https://portalmajalengka.pikiran-rakyat.com/majalengka/pr-832637322/nakes-korban-
kekerasan-kkb-di-distrik-kiwirok-papua-ceritakan-kronologi-penyerangan-dengan-berurai-
air-mata
9. https://amp.kompas.com/nasional/read/2021/08/23/18010551/awal-kasus-korupsi-bansos-
covid-19-yang-menjerat-juliari-hingga-divonis

Anda mungkin juga menyukai