Anda di halaman 1dari 25

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pancasila

Dosen Pengampu : Fajrul Mumtaz Kurniawan, S.H., M.H.

Disusun Oleh :

Luay Mazin Nawa Auranisa 33020220093

Annisak Wakhiddatun Astutik 33020220106

Zaky Cipta Fikri 33020220114

Devi Astikasari 33020220118

HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SALATIGA

2022
DAFTAR ISI

COVER

DAFTAR ISI ......................................................... i

KATA PENGANTAR ......................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................... 1

A. Latar Belakang ......................................................... 1


B. Rumusan Masalah ......................................................... 1
C. Tujuan Pembahasan ......................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ......................................................... 3

A. Konsep Ideologi .......................................................... 3


B. Definisi Ideologi .......................................................... 3
C. Fungsi Ideologi .......................................................... 6
D. Macam-macam Ideologi .......................................................... 7
E. Dinamika Pancasila Sebagai Ideologi Negara .......................................................... 9
F. Unsur –unsur yang mempengaruhi Ideologi Pancasila .........................................................14
G. Tantangan Pancasila sebagai Ideologi Negara .........................................................14
H. Peran Pancasila Sebagai Ideologi Negara .........................................................18

BAB III PENUTUP .........................................................21

A. Kesimpulan .........................................................21
B. Saran .........................................................21

DAFTAR PUSTAKA .........................................................22

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr Wb

Puji syukur kami panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa karena dengan rahmat, karunia,
serta hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Pancasila Sebagai Ideologi Negara.
Tidak lupa kami pun berterimakasih kepada Bapak Fajrul Mumtaz Kurniawan, S.H., M.H. selaku
dosen mata kuliah Fiqih yang telah memberikan tugas kepada kami.

Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan
kita mengenai manfaat belajar Pancasila. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah
ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap padanya kritik,
saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan kami
memohon kritik dan saran yang membangun dari anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang
akan datang.

Wassalamualaikum Wr Wb

Salatiga, 4 Oktober 2022

Penyusun

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap bangsa dan negara yang ingin berdiri kokoh kuat, tidak mudah terombang-
ambing oleh kerasnya persoalan hidup berbangsa dan bernegara, sudah barang tentu perlu
memiliki dasar negara dan ideologi negara yang kokoh dan kuat pula. Tanpa itu, maka
bangsa dan negara akan rapuh.
Mempelajari Pancasila lebih dalam menjadikan kita sadar sebagai bangsa Indonesia
yang memiliki jati diri dan harus diwujudkan dalam pergaulan hidup sehari-hari untuk
menunjukkan identitas bangsa yang lebih bermartabat dan berbudaya tinggi.
Sejarah Lahirnya Pancasila sebagai Ideologi dan Dasar Negara Ideologi dan dasar negara kita
adalah Pancasila. Pancasila terdiri dari lima sila. Kelima sila itu adalah: Ketuhanan yang
Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusayawaratan perwakilan, dan Keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sebelum tanggal 17 Agustus bangsa Indonesia belum merdeka. Bangsa Indonesia
dijajah oleh bangsa lain. Banyak bangsa-bangsa lain yang menjajah atau berkuasa di
Indonesia, misalnya bangsa Belanda, Portugis, Inggris, dan Jepang. Paling lama menjajah
adalah bangsa Belanda. Padahal sebelum kedatangan penjajah bangsa asing tersebut, di
wilayah negara RI terdapat kerajaan-kerajaan besar yang merdeka, misalnya Sriwijaya,
Majapahit, Demak, Mataram, Ternate, dan Tidore.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Konsep Ideologi?
2. Apa saja Definisi Ideologi?
3. Apa saja Fungsi Ideologi?
4. Apa saja Macam-macam Ideologi?
5. Bagaimana Dinamika Pancasila Sebagai Ideologi Negara?
6. Apa saja Unsur-unsur yang mempengaruhi Ideologi Pancasila?

1
7. Apa saja tantangan Pancasila sebagai Ideologi Negara?
8. Apa peran Pancasila sebagai Ideologi Negara?

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui konsep Ideologi Negara.
2. Untuk mengetahui apa saja Definisi Ideologi.
3. Untuk mengetahui apa Fungsi Ideologi.
4. Untuk mengetahui apa saja Macam-macam Ideologi.
5. Untuk mengetahui Dinamika Pancasila sebagai Ideologi Negara.
6. Untuk mengetahui apa saja Unsur-unsur yang mempengaruhi Ideologi Pancasila.
7. Untuk mengetahui apa saja Tantangan Pancasila sebagai Ideologi Negara.
8. Untuk mengetahui Peran Pancasila sebagai Ideologi Negara.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSEP IDEOLOGI
Pancasila ideologi terbuka berarti pancasila dapat menerima dan mengembangkan
pemikiran baru dari luar dapat berinteraksi dengan perkembangan / perubahan zaman dan
lingkungannya, bersifat demokratis dalam arti membuka diri masuknya budaya luar dan
dapat menampung pengaruh nilai-nilai dari luar yang akan diinkorporasi, untuk memperkaya
aneka bentuk dan ragam kehidupan bermasyarakat Indonesia juga memuat dimensi-dimensi
secara menyeluruh. Pancasila sebagai ideologi, tidak bersifat kaku dan tertutup, namun
bersifat reformasi, dinamis dan terbuka. Hal ini dimaksudkan bahwa ideologi Pancasila
bersifat aktual, dinamis antisipasif senantiasa mampu menyesuaikan perkembangan zaman.
Ilmu pengetahuan dan teknologi serta dinamika perkembangan aspirasi masyarakat,
keterbukaan ideologi Pancasila bukan berarti mengubah nilai-nilai dasar yang terkandung di
dalamnya. Namun mengeksplisikan wawasan secara konkrit sehingga memiliki kemampuan
yang reformatif untuk memecahkan masalah-masalah aktual masyarakat. Pancasila sebagai
suatu ideologi yang bersifat terbuka memiliki dimensi yaitu dimensi idialis, dimensi normatif
dan dimensi realistis.

B. DEFINISI IDEOLOGI
Sebagai suatu ideologi bangsa dan negara Indonesia maka Pancasila pada hakikatnya
bukan hanya merupakan suatu hasil perenungan atau pemikiran seseorang atau sekelompok
orang sebagaimana ideologi-ideologi lain di dunia. Namun Pancasila diangkat dari nilai-nilai
adat istiadat, nilai-nilai kebudayaan serta nilai religius yang terdapat dalam pandangan hidup
masyarakat Indonesia sebelum membentuk negara. Dengan demikian ideologi sangat
menentukan eksistensi suatu bangsa dan negara. Ideologi membimbing bangsa dan negara
untuk mencapai tujuannya melalui berbagai realisasi pembangunan. Hal ini disebabkan
dalam ideologi terkandung suatu orientasi praksis. Selain sebagai sumber motivasi ideologi
juga merupakan sumber semangat dalam berbagai kehidupan negara. Ideologi akan menjadi
realistis manakala terjadi orientasi yang bersifat dinamis antara masyarakat bangsa dengan

3
ideologi, dengan demikian ideologi akan bersifat terbuka dan antisipatif bahkan bersifat
reformatif dalam arti mampu mengadaptasi perubahan-perubahan sesuai dengan aspirasi
bangsanya. Oleh karena itu, agar ideologi mampu menampung aspirasi para masyarakat
untuk mencapai tujuan dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara maka ideologi
tersebut haruslah bersifat dinamis terbuka antisipatif yang mampu mengadaptasikan dirinya
dengan perkembangan zaman.
Murdiono (1990) mengemukakan beberapa faktor mengenai Pancasila sebagai
ideologi terbuka yaitu:
 Proses pembangunan nasional dan dinamika masyarakat berkembang dengan amat
cepat.
 Kenyataan bangkrutnya ideologiter seperti marxisme komunisme.
 Pengalaman sejarah politik kita di masa lampau sewaktu pengaruh komunisme
sangat besar
 Pancasila sebagai asas dalam hidup bermasyarakat berbangsa dan bernegara.
Keterbukaan ideologi bukan saja merupakan suatu penegasan kembali dari pola pikir yang
dinamis dari para pendiri negara kita dalam tahun 1945 tetapi juga merupakan suatu
kebutuhan konseptual dalam dunia modern yang berubah dengan cepat. Pancasila sebagai
ideologi yang tebuka, di satu pihak akan membangkitkan kesadaran akan nilai-nilai dasarnya
yang bersifat abadi, serta dilain pihak didorong untuk mengembangkannya secara kreatif dan
dinamis untuk menjawab kebutuhan zaman.

1. Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia.


Istilah ideologi berasal dari kata idea, yang artinya gagasan, konsep,
pengertian dasar, citacita; dan logos yang berarti ilmu. Ideologi secara etimologis,
artinya ilmu tentang ide-ide (the science of ideas), atau ajaran tentang pengertian
dasar1

1
Kaelan. 2013. Pendidikan Pancasila. (Yogyakarta : Paradigma) hal 60-61

4
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ideologi didefinisikan sebagai
kumpulan konsep bersistem yang dijadikan atas pendapat yang memberikan arah dan
tujuan untuk kelangsungan hidup. Ideologi juga diartikan sebagai cara berpikir
seseorang atau suatu golongan. Ideologi dapat diartikan paham, teori, dan tujuan yang
merupakan satu program sosial politik (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008 : 517).
Dalam pengertian tersebut, kita menangkap beberapa komponen penting dalam
sebuah ideologi, yaitu sistem, arah, tujuan, cara berpikir, program, sosial dan politik.
Sejarah konsep ideologi dapat ditelurusi jauh sebelum istilah tersebut digunakan
Destutt de Tracy pada penghujung abad kedelapan belas. Tracy menyebut ideologi
sebagai srience of ideas, yaitu suatu program yang diharapkan dapat membawa
perubahan institusional bagi masyarakat Perancis. Namun, Napoleon mengecam
istilah ideologi yang dianggapnya suatu khayalan belaka, yang tidak mempunyai arti
praktek. Hal semacam itu hanya impian belaka yang tidak akan ditemukan dalam
kenyataan. 2

2. Pengertian Ideologi Terbuka


Ciri khas ideologi terbuka ialah bahwa nilai-nilai dan cita-citanya tidak
dipaksakan dari luar, melainkan digali dan diambil dari kekayaan rohani, moral dan
budaya masyarakatnya sendiri. Dasarnya dari konsensus masyarakat, tidak diciptakan
oleh negara, melainkan ditemukan dalam masyarakatnya sendiri. Oleh sebab itu,
ideologi terbuka adalah milik dari semua rakyat dan masyarakat dapat menemukan
dirinya di dalamnya. Ideologi terbuk bukan hanya dapat dibenarkan melainkan
dibutuhkan. Nilainilai dasar menurut pandangan negara modern bahwa negara
modern hidup dari nilainilai dan sikap-sikap dasarnya.

2
Kaelan. 2003. Pendidikan Pancasila. ( Yogyakarta : Paradigma ) hal 113

5
Ideologi terbuka adalah ideologi yang dapat berinteraksi dengan
perkembangan zaman dan adanya dinamika secara internal. Sumber semangat
ideologi terbuka itu sebenarnya terdapat dalam Penjelasan Umum UUD 1945, yang
menyatakan, “ .. terutama bagi negara baru dan negara muda, lebih baik hukum dasar
yang tertulis itu hanya memuat aturan-aturan pokok, sedangkan aturan-aturan yang
menyelenggarakan aturan pokok itu diserahkan kepada undang-undang yang lebih
mudah cara membuatnya, mengubahnya dan mencabutnya”. Selanjutnya dinyatakan,
“... yang sangat penting dalam pemerintahan dan dalam hidupnya bernegara ialah
semangat, semangat para penyelenggara negra, semangat para pemimpin
pemerintahan”. Sehingga Hatta pernahberpendapat bahwa elite bangsa sendiri akan
bisa lebih kejam daripada penjajah bila tidak dikontrol dengan demokrasi.3

C. FUNGSI IDEOLOGI PANCASILA


Sama seperti kartu identitas yang pada umumnya dimiliki oleh masyarakat sebagai
tanda pengenal, ideologi juga bisa digunakan demikian. Sebagai tanda pengenal dari sebuah
bangsa, tak lepas dari fungsi ideologi yakni fungsi kognitif dan orientasi dasar. Fungsi
kognitif berarti ideologi dijadikan sebagai landasan bagi suatu bangsa dalam menjalani
kehidupan dunia.
Fungsi orientasi dasar berarti hal yang bisa dijadikan sebagai sumber wawasan dan
makna bagi masyarakat. Selain itu juga menjadi pembimbing bagi masyarakat dalam
mencapai tujuan, ideologi dengan alasan memiliki kedudukan yang sentral bagi bangsa
Indonesia. Berikut beberapa fungsi Pancasila sebagai ideologi negara.
 Menyatukan bangsa Indonesia
 memperkokoh dan memelihara kesatuan dan serta persatuan.
 Membimbing dan mengarahkan bangsa Indonesia dalam mencapai tujuan bernegara.
 Memberi kemauan guna memelihara dan mengembangkan identitas bangsa
Indonesia.

3
Murdiono. 1990. Pancasila sebagai Ideologi Terbuka. ( Jakarta BP-7 Pusat ) hal 21-23

6
 Menerangi serta mewujudkan keadaan, kritis terhadap adanya upaya dalam
mewujudkan cita-cita dalam Pancasila.
 Sebagai pedoman dalam kehidupan bangsa Indonesia upaya menjaga keutuhan dan
memperbaiki kehidupan bangsa Indonesia.
Pancasila memiliki kedudukan sebagai ideologi nasional bangsa Indonesia, makna
Pancasila dari ketetapan itu menyebutkan bahwa nilai-nilai yang tercantum dalam ideologi
ini menjadi cita-cita normatif bagi penyelenggara bernegara sekaligus menjadi cara
bagaimana menumbuhkan rasa cinta pada Pancasila sebagai dasar negara.

D. MACAM-MACAM IDEOLOGI
1. Kapitalisme
Kapitalisme adalah sistem ekonomi yang didasarkan pada kepemilikan pribadi atas
alat-alat produksi dan operasinya untuk keuntungan. Ciri-ciri utama kapitalisme meliputi
akumulasi modal, pasar kompetitif, sistem harga, kepemilikan pribadi dan pengakuan hak
milik, pertukaran sukarela dan kerja upahan. Dalam ekonomi pasar kapitalis, pengambilan
keputusan dan investasi ditentukan oleh pemilik kekayaan. Sedangkan harga dan distribusi
barang dan jasa ditentukan oleh ekonomi pasar dalam persaingan barang dan jasa.
Ekonomi pasar telah ada di bawah berbagai bentuk pemerintahan, waktu, tempat, dan
budaya yang berbeda. Masyarakat kapitalis modern berkembang di Eropa Barat dalam proses
yang mengarah pada Revolusi Industri. Sistem kapitalis sejak itu menjadi dominan di dunia
Barat. ideologi kapitalisme ini menyebar dengan cepat. Pertumbuhan ekonomi adalah
kecenderungan karakteristik dari ekonomi kapitalis.

2. Liberalisme
Liberalisme adalah filosofi politik dan moral yang didasarkan pada kebebasan,
persetujuan dari yang diperintah dan persamaan di depan hukum. Liberal mendukung
beragam pandangan tergantung pada pemahaman mereka tentang prinsip-prinsip ini, tetapi
mereka umumnya mendukung hak-hak individu termasuk hak-hak sipil dan hak asasi
manusia, demokrasi, sekularisme, kebebasan berbicara, kebebasan pers, kebebasan beragama
dan ekonomi pasar

7
4. Komunisme
Komunisme adalah ideologi dan gerakan filosofis, sosial, politik, dan ekonomi yang
tujuannya adalah pembentukan masyarakat komunis, yaitu tatanan sosial ekonomi yang
terstruktur di atas gagasan kepemilikan bersama atas alat-alat produksi dan tidak adanya
kelas sosial, uang, dan negara. Komunisme adalah bentuk sosialisme yang spesifik, namun
berbeda.

5. Sosialisme
Sosialisme adalah sistem ekonomi dan politik kerakyatan yang didasarkan pada
kepemilikan publik. Sosialisme juga dikenal sebagai kepemilikan kolektif atau bersama atas
alat-alat produksi. Sarana tersebut meliputi mesin, peralatan, dan pabrik yang digunakan
untuk memproduksi barang yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia secara
langsung. Komunisme dan sosialisme adalah istilah umum yang mengacu pada dua aliran
pemikiran ekonomi sayap kiri. Kedua ideologi ini menentang kapitalisme.

6. Nasionalisme
Nasionalisme adalah ideologi di mana orang-orang yang percaya bahwa bangsa
mereka lebih unggul dari yang lain. Rasa superioritas ini sering berakar pada etnisitas
bersama. Dalam situasi lain, nasionalisme dibangun di sekitar bahasa, agama, budaya, atau
seperangkat nilai sosial yang sama. Bangsa menekankan simbol bersama, cerita rakyat, dan
mitologi. Berbagi musik, sastra, dan olahraga dapat semakin memperkuat nasionalisme.

7. Fasisme
Fasisme umumnya dikaitkan dengan rezim Italia dan Jerman yang berkuasa setelah
Perang Dunia I, meskipun negara-negara lain juga telah diperintah oleh rezim fasis. Adolf
Hitler di Jerman, Benito Mussolini di Italia, Francisco Franco di Spanyol dan Juan Perón di
Argentina adalah pemimpin fasis paling terkenal di abad ke-20.
Fasisme menggunakan propaganda untuk mempromosikan anti-liberalisme, menolak
hak-hak individu, kebebasan sipil, perusahaan bebas dan demokrasi anti-sosialisme, menolak
prinsip-prinsip ekonomi berdasarkan kerangka sosialis mengesampingkan kelompok tertentu,

8
seringkali melalui nasionalisme mereka juga menggunakan kekerasan untuk memperluas
pengaruh dan kekuasaan bangsa.

8. Feminisme
Feminisme adalah gerakan sosial, politik, dan ekonomi. Feminisme adalah sebuah
ideologi tentang mengubah cara orang melihat hak laki-laki dan perempuan (terutama
perempuan), dan mengkampanyekan kesetaraan gender. Seseorang yang mengikuti
feminisme disebut feminis. Feminisme dimulai pada abad ke-18 dengan Pencerahan.
Kontroversi atas perbedaan antara jenis kelamin menyebabkan diskusi tentang kesetaraan
gender.4

E. DINAMIKA PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA


1. Pancasila Pra Kemerdekaan
Ketika Dr. Radjiman Wediodiningrat, selaku Ketua Badan dan Penyelidik Usaha
Persiapan Kemerdekaan (BPUPK), pada tanggal 29 Mei 1945, meminta kepada sidang
untuk mengemukakan dasar (negara) Indonesia merdeka, permintaan itu menimbulkan
rangsangan yang memutar kembali ingatan para pendiribangsa ke belakang. Hal ini
mendorong mereka untuk menggali kekayaan kerohanian,kepribadian dan wawasan
kebangsaan yang terpendam lumpur sejarah.
Begitu lamanya penjajahan di bumi pertiwi menyebabkan bangsa Indonesia hilang
arah dalam menentukan dasar negaranya. Dengan permintaan Dr. Radjimaninilah, figur-
figur negarawan bangsa Indonesia berpikir keras untuk menemukan kembali jati diri
bangsanya. Pada sidang pertama BPUPKI yang dilaksanakan daritanggal 29 Mei - 1 Juni
1945, tampil berturut-turut untuk berpidato menyampaikan usulannya tentang dasar
negara.

4
https://www.gramedia.com/literasi/ideologi/amp/ di akses pada tanggal 10 oktober 2022

9
2. Pancasila Era Kemerdekaan
Pada tanggal 6 Agustus 1945 bom atom dijatuhkan di kota Hiroshima olehAmerika
Serikat yang mulai menurunkan moral semangat tentara Jepang. Sehari kemudian
BPUPKI berganti nama menjadi PPKI menegaskan keinginan dan tujuan mencapai
kemerdekaan Indonesia. Bom atom kedua dijatuhkan di Nagasaki yang membuat Jepang
menyerah kepada Amerika dan sekutunya. Peristiwa ini pun dimanfaatkan oleh
Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya. Untuk merealisasikan tekad
tersebut, maka pada tanggal 16 Agustus 1945 terjadiperundingan antara golongan
muda dan golongan tua dalam penyusunan teks proklamasi yang berlangsung
singkat, mulai pukul 02.00-04.00 dini hari.
Teks proklamasi sendiri disusun oleh Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta dan Mr. Ahmad
Soebardjo di ruang makan Laksamana Tadashi Maeda tepatnya di jalan Imam Bonjol No
1. Konsepnya sendiri ditulis oleh Ir. Soekarno. Sukarni (dari golongan muda)
mengusulkan agar yang menandatangani teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno dan Drs.
Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. Kemudian teks proklamasi Indonesia tersebut
diketik oleh Sayuti Melik. Isi Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 sesuai
dengan semangat yang tertuang dalam Piagam Jakarta tanggal 22 Juni1945.

3. Pancasila Era Orde Lama


Terdapat dua pandangan besar terhadap Dasar Negara yang berpengaruh terhadap
munculnya Dekrit Presiden. Pandangan tersebut yaitu mereka yang memenuhi
“anjuran” Presiden/ Pemerintah untuk “kembali ke Undang-Undang Dasar1945” dengan
Pancasila sebagaimana dirumuskan dalam Piagam Jakarta sebagai Dasar Negara.
Sedangkan pihak lainnya menyetujui „kembali ke Undang-Undang Dasar 1945”, tanpa
cadangan, artinya dengan Pancasila seperti yang dirumuskan dalam Pembukaan Undang-
Undang Dasar yang disahkan PPKI tanggal 18 Agustus 1945 sebagai Dasar Negara.
Namun, kedua usulan tersebut tidak mencapai kuorum keputusan sidang konstituante.
Kejadian ini menyebabkan Presiden Soekarno turun tangan dengan sebuah Dekrit
Presiden yang disetujui oleh kabinettanggal 3 Juli 1959, yang kemudian dirumuskan di
Istana Bogor pada tanggal 4 Juli1959 dan diumumkan secara resmi oleh presiden pada
tanggal 5 Juli 1959 pukul 17.00 di depan Istana Merdeka. Dekrit Presiden tersebut berisi:

10
 Pembubaran konstituante
 Undang-Undang Dasar 1945 kembali berlaku
 Pembentukan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara.

4. Pancasila Era Orde Baru


Adapun nilai dan norma-norma yang terkandung dalam Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila (Ekaprasetya Pancakarsa) berdasarkan ketetapan tersebut meliputi
36 butir, yaitu:
a. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
 Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agamadan
kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil
danberadab.
 Hormat-menghormati dan bekerja sama antara pemeluk agama dan
penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda, sehingga terbina
kerukunan hidup.
 Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadat sesuai dengan agama dan
kepercayaannya.
 Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.
b. Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab
 Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban antara
sesama manusia.
 Saling mencintai sesama manusia.
 Mengembangkan sikap tenggang rasa dan teposeliro.
 Tidak semena-mena terhadap orang lain.
 Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
 Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
 Berani membela kebenaran dan keadilan.
 Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.

11
c. Sila Persatuan Indonesia
 Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsadan
negara di atas kepentingan pribadi dan golongan.
 Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
 Cinta tanah air dan bangsa.
 Bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia.
 Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-
Bhinneka Tunggal Ika.
d. Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan.
 Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.
 Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
 Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
bersama.
 Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
 Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan
hasil keputusan musyawarah.
 Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nuraniyang
luhur.
 Keputusan yang diambil harus dipertanggung jawabkan secara moral
kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat
manusia serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan.
e. Sila Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
 Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap
dan suasana kekeluargaan dan kegotong-royongan.
 Bersikap adil.
 Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
 Menghormati hak-hak orang lain.
 Suka memberi pertolongan kepada orang lain.
 Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain.

12
 Tidak bersifat boros.
 Tidak bergaya hidup mewah.
 Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum.
 Suka bekerja keras.
 Menghargai hasil karya orang lain.
 Bersama-sama mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

5. Pancasila Era Reformasi


Pancasila yang seharusnya sebagai nilai, dasar moral etik bagi negara dan aparat
pelaksana Negara, dalam kenyataannya digunakan sebagai alat legitimasi politik. Puncak
dari keadaan tersebut ditandai dengan hancurnya ekonomi nasional, maka timbullah
berbagai gerakan masyarakat yang dipelopori oleh mahasiswa, cendekiawan dan
masyarakat sebagai gerakan moral politik yang menuntut adanya “reformasi” di segala
bidang politik, ekonomi dan hukum (Kaelan, 2000: 245).
Saat Orde Baru tumbang, muncul fobia terhadap Pancasila. Dasar Negara itu untuk
sementara waktu seolah dilupakan karena hampir selalu identik dengan rezim Orde Baru.
Dasar negara itu berubah menjadi ideologi tunggal dan satu- satunya sumber nilai serta
kebenaran. Negara menjadi maha tahu mana yang benar dan mana yang salah. Nilai-nilai
itu selalu ditanam ke benak masyarakat melalui indoktrinasi (Ali, 2009: 50).
Dengan seolah-olah “dikesampingkannya” Pancasila pada Era Reformasi ini, pada
awalnya memang tidak nampak suatu dampak negatif yang berarti, namun semakin hari
dampaknya makin terasa dan berdampak sangat fatal terhadap kehidupan berbangsa dan
bernegara Indonesia. Dalam kehidupan sosial, masyarakat kehilangan kendali atas
dirinya, akibatnya terjadi konflik-konflik horisontal dan vertikal secara masif dan pada
akhirnya melemahkan sendi-sendi persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Indonesia.
Dalam bidang budaya, kesadaran masyarakat atas keluhuran budaya bangsa Indonesia
mulai luntur, yang pada akhirnya terjadi disorientasi kepribadian bangsa yang diikuti
dengan rusaknya moral generasi muda. Dalam bidang ekonomi, terjadi ketimpangan-
ketimpangan di berbagai sektor diperparah lagi dengan cengkeraman modal asing dalam
perekonomian Indonesia. Dalam bidang politik, terjadi disorientasi politik kebangsaan,
seluruh aktivitas politik seolah-olah hanya tertuju pada kepentingan kelompok dan

13
golongan. Lebih dari itu, aktivitas politik hanya sekedar merupakan libido dominandi atas
hasrat untuk berkuasa, bukannya sebagai suatu aktivitas.5

F. UNSUR-UNSUR YANG MEMPENGARUHI IDEOLOGI


1. Unsur Keyakinan
Memuat konsep-konsep dasar yang menggambarkan seperangkat keyakinan untuk
diorientasikan kepada tingkah laku para pendukungnya untuk mencapai suatu tujuan
yg dicita-citakan.
2. Unsur Mitos
Merupakan ideologi yang selalu memitoskan suatu ajaran dari seseorang atau
beberapa orang sebagai kesatuan yang secara fundamental mengajarkan cara sesuatu
hal yang ideal itu pasti akan dapat dicapai.
3. Unsur Loyalitas
Merupakan ideologi yang selalu menuntut adanya kesetiaan dan keterlibatan optimal
para pendukungnya.6

G. TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA


Pancasila berisi nilai-nilai dan cita-cita yang digali dari bumi Indonesia sendiri, artinya
digali dan diambil dari kekayaan, rohani, moral dan budaya masyarakat dan bangsa
Indonesia. Di sini Pancasila dikenal sebagai Ideologi terbuka dalam arti bahwa Pancasila
sebagai Ideologi yang mampu mengikuti perkembangan jaman serta dinamis, merupakan
sistem pemikiraN terbuka dan merupakan hasil konsensus masyarakat itu sendiri, oleh karena
itulah Pancasila juga merupakan dasar negara yang sudah barang tentu harus terwujud dalam
segala aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.

5
https://osf.io/ct2dh/ diakses pada tanggal 10 oktober 2022
6
https://brainly.co.id/tugas/20720805 diakses pada tanggal 10 oktober 2022

14
Pancasila merupakan konsensus politik yang sangat menakjubkan, para pendiri negara
mampu menampung semua kepentingan yang ada ke dalam ideologi Pancasila, dan yang luar
biasa adalah mengambil jalan tengah antara dua pilihan ekstrim yakni negara sekuler dan
negara agama. Dasar negara yang telah ditetapkan itu merupakan pilihan yang sesuai dengan
karakter bangsa, asli, yang akhirnya menjadi negara yang berkarakter religius. Betapa
hebatnya para pendiri republik ini, betapa tidak, mereka telah memberi landasan yang kokoh
bagi suatu bangsa besar yang multiethnik, multi agama, ribuan pulau, dan kaya sumberdaya
alam (yang menjadi daya tarik asing untuk campur tangan).
Pancasila adalah titik pertemuan atau nukthatul liqo yang lahir dari suatu kesadaran
bersama pada saat krisis. Kesadaran tersebut muncul dari kesediaan untuk berkorban demi
kepentingan yang lebih besar membentuk bangsa yang besar. Pancasila adalah suatu
konsensus dasar yang menjadi syarat utama terwujudnya bangsa yang demokratis (As‟ad
Said Ali: 2009). Rumusan Pancasila yang kita kenal sekarang ini bukanlah sesuatu yang tiba-
tiba apalagi kebetulan, akan tetapi dari hasil pemikiran yang mendalam dan tidak terlepas
dari persiapan kemerdekaan yang dilakukan oleh BPUPKI, dalam sidang pertamanya pada
tanggal 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945 membahas rumusan dasar negara. Dengan
demikian jelas bahwa BPUPKI dalam sidang pertama tersebut membahas untuk menentukan
dasar negara yang pada akhirnya ditetapkanlah Pancasila, jadi Pancasila adalah jelas foundasi
negara bukan yang lain, bukan sekedar pilar tetapi merupakan dasar bangunan yang
menentukan bentuk dan wujud bangunan itu sendiri.
Hal ini juga tampak jelas dari pidato Ketua BPUPKI Dr Kanjeng Raden Tumenggung
Radjiman Wedyodiningrat pada pembukaan sidang dengan mengajukan pertanyaan kepada
anggota yakni “Apa dasar Negara Indonesia yang akan kita bentuk ini “? Mencari jawaban
inilah kemudian beberapa tokoh menyampaikan gagasannya dalam sidang tersebut yakni
antara lain: Moh. Yamin dalam pidatonya pada tanggal 29 Mei 1945 mengemukakan 5 (lima)
dasar negara Indonesia yakni:
a. Peri Kebangsaan
b. Peri Kemanusiaan
c. Peri Ke-Tuhanan
d. Peri Kerakyatan
e. Kesejahteraan Rakyat.

15
Namun pada akhir pidatonya Moh, Yamin secara tertulis menyampaikan gagsannya tersebut
yang rumusan kalimatnya agak berbeda sebagai berikut:
1. Ke-Tuhanan Yang Maha Esa
2. Kebangsaan Persatuan Indonesia
3. Rasa Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan
Perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia.
Tanggal 31 Mei 1945 Prof. Dr. Supomo mengusulkan dasar negara sebagai berikut:
 Persatuan
 Kekeluargaan
 Keseimbangan lahir dan batin
 Musyawarah
 Keadilan rakyat.
Ir. Soekarno dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni 1945 menyampaikan lima hal yang
menjadi dasar negara merdeka, yaitu:
 Kebangsaan Indonesia.
 Internasionalisme atau kemanusiaan.
 Mufakat atu demokrasi.
 Kesejahyeraan sosial.
 Ke – Tuhanan yang berkebudayaan.

Pendapat dari tiga tokoh tersebut kemudian dibahas oleh panitia sembilan pada tanggal
22 Juli 1945 yang pada akhirnya menghasilkan rumusan yang memberikan gambaran tentang
maksud dan tujuan dibentuknya negara Indonesia Merdeka yang terkenal dengan sebutan
Piagam Jakarta atau Jakarta Charter. Tanggal 10 – 17 Juli BPUPKI mengadakan sidang
kedua, dalam sidang kedua ini BPUPKI menerima laporan dari Panitia Sembilan tentang isi
Piagam Jakarta, serta membahas Rancangan Pembukaan Undang Undang Dasar 1945,
sekaligus pada saat itu tugas BPUPKI dianggap selesai dan dibubarkan. Tugas

16
mempersiapkan kemerdekaan Indonesia kemudian diserahkan kepada Panitia Per-siapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang dibentuk pada tanggal 7 Agustus 1945.
Pada tanggal 18 Agustus setelah terjadi perdebatan yang sangat berat akhirnya dicapai
kesepakatan dengan merubah Piagam Jakarta menjadi Pembukaan UUD 1945 dengan
rumusan Pancasila sebagai berikut:
 Ke – Tuhanan Yang Maha Esa
 Kemanusiaan yang adil dan beradab
 Persatuan Indonesia
 Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
 Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pancasila sebagai Ideologi dan dasar Negara ini tidak akan diganti dan diubah selama
Negara Kesatuan Reublik Indonesia masih ada. Sebagaimana disampaikan oleh Ketua
Mahkanah Konstitusi Arief Hidayat yang menyatakan Pancasila tidak dapat diubah karena
merupakan kristalisasi dari jiwa bangsa Indonesia yang memiliki sifat religius, kekeluargaan,
gotong royong, dan toleran. 7
Namun disisi lain di era reformasi Pancasila dipersoalkan oleh sejumlah anak bangsa.
Saat terjadi krisis yang mengakibatkan keterpurukan di hampir semua bidang kehidupan,
Pancasila dijadikan kambing hitam. Menurut mereka hanya liberalisme dan kapitalisme yang
terbukti memenangkan pertarungan ideologi dunia bisa menyelamatkan Indonesia. Bahkan,
ada salah seorang tokoh yang terang-terangan menyatakan diri “Aku seorang neoliberalis“.
Sementera yang lain berani mengatakan, “tinggalkan Pancasila, ikutlah neolib”

7
https://news.detikcom/berita/d-3573010/ketuamk-pancasila-tidak-bisa-diubah diakses 10 Oktober 2022

17
Upaya untuk menyisihkan Pancasila masih terus berlanjut, Hizbut Tahrir Indonesia
(HTI) harus dibubarkan dengan surat keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Nomor AHU- 30.AH.0108 Tahun 2017, sebagai pelaksanaan dari Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang – Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Organisasi Kemasyarakatan. HTI
dinilai aktivitasnya banyak yang bertentangan dengan Ideologi Pancasila dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Dengan kenyataan ini Pemerintah harus lebih waspada terhadap organisasi
kemasyarakatan maupun perorangan yang melakukan aktivitas-aktivitas yang secara
langsung maupun tidak langsung dapat merongrong kewibawaan Pancasila. Demikian pula
penanaman terhadap nilai-nilai Pancasila terhadap Bangsa Indonesia harus dimulai sejak dini
dan melalui segala bidang.8

H. PERAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA


Pancasila sebagai dasar negara atau dasar falsafah negara, ideologi negara, maka
dalam pengertian ini Pancasila merupakan suatu dasar nilai serta norma untuk mengatur
pemerintahan negara atau penyelenggaraan negara. Konsekuensinya seluruh pelaksanaan dan
penyelengggaraan negara terutama segala peraturan perundang-undangan termasuk proses
reformasi dalam segala bidang dijabarkan dari nilai-nilai Pancasila, maka Pancasila
merupakan sumber dari segala sumber hukum. Sebagai dasar negara, Pancasila merupakan
suatu dasar kerokhanian yang meliputi suasana kebatinan atau cita-cita hukum, sehingga
merupakan suatu sumber nilai, norma serta kaidah baik moral maupun hukum negara, dan
menguasai hukum dasar baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis dan mempunyai
kekuatan mengikat secara hukum.9

8
Jurnal Cakrawala Hukum, Vol. 7, No. 1 Juni 2016, hlm. 30-38
9
Kaelan, Pendidikan Pancasila, Paradigma, Yogyakarta, 2004, hlm 110

18
Sebagai suatu ideologi bangsa dan negara Indonesia maka Pancasila pada hakekatnya
diangkat dari nilai-nilai adat-istiadat, nilai-nilai kebudayaan serta nilai religius yang terdapat
dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia sebelum membentuk negara, dengan kata lain
unsur-unsur yang merupakan materi Pancasila tersebut diangkat dari pandangan hidup
masyarakat Indonesia sendiri. Unsur-unsur tersebut kemudian dirumuskan oleh pendiri
negara sehingga Pancasila berkedudukan sebagai dasar negara dan ideologi bangsa dan
negara Indonesia.10
Pancasila adalah kekayaan bangsa Indonesia yang tidak ternilai harganya. Pancasila
merupakan rangkuman dari nilai-nilai luhur yang digali Bung Karno dari akar budaya bangsa
yang mencakup seluruh kebutuhan dan hak-hak dasar manusia secara universal, sehingga
dapat dijadikan landasan dan fasafah hidup bangsa Indonesia yang majemuk baik dari segi
agama, etnis, ras, bahasa, golongan dan kepentingan. Karena itu, bangsa Indonesia sudah
seharusnya mengembangkan dan mengamalkan nilai-nilai tersebut sebagai dasar kehidupan
berbangsa dan bernegara untuk mewujudkan cita-cita bangsa.
Namun sayangnya dalam sejarah perjalanan bangsa, sejak kemerdekaan hingga kini,
pelaksanaan Pancasila selalu mengalami berbagai macam hambatan, khususnya karena
adanya proses dan dinamika politik
yang memanipulasi Pancasila demi kekuasaan dengan mengingkari nilai-nilai pancasila itu
sendiri.11
Roeslan Abdoelgani mengatakan bahwa, Pancasila sebagai ruh dan ideologi Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) hingga saat ini masih sangat relevan dan dibutuhkan
untuk membangun bangsa yang bermartabat, sehingga bangsa ini akan mengalami kesulitan
besar kalau ideologi Pancasila ditinggalkan.12

10
Ibid hal 112.
11
Djohermansyah Djohan, Membangkitkan Kembali Pancasila, www.setneg.go.id, 10 oktober 2022
12
Permanent link to, Pancasila Adalah Identitas dan Jiwa Bangsa dan Negara, 10 oktober 2022

19
Para pendiri negara memahami ideologi Pancasila sebagai seperangkat nilai yang
diyakini kebenarannya oleh suatu masyarakat dan dijadikan dasar menata dirinya dalam
menegara yang mengandung nilai utama yaitu kebersamaan dalam hidup bermasyarakat.13

13
Muldi Op.cit hlm. 3.

20
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pancasila adalah sebagai dasar falsafah negara oindonesia,
sehinggadapatdiartikan kesimpulan bahwa pancasila merupakan dasar falsafah dan
ideologinegara yang diharapkan menjadi pandangan hidup bangsa indonesia,
sebagaidasarpemersatu, lambang persatuan dan kesatuan, serta bagian pertahanan
bangsadannegara. Pancasila terdiri dari 4 perkembangan yaitu pancasila era
prakemerdekaan, kemerdekaan, orde lama, orde baru, dan reformasi.
Dinamika Pancasila sebagai ideologi negara dalam sejarah bangsa
Indonesiamemperlihatkan adanya pasang surut dalam pelaksanaan nilai-nilai
Pancasila.Penetapan Pancasila sebagai dasar negara tak hendak menghapuskan perbedaan,
tetapimerangkum semuanya dalam satu semboyan empiris khas Indonesia yang
dinyatakandalam seloka " Bhinneka Tunggal Ika "

B. SARAN
Setelah mengkaji makalah tentang pancasila sebagai dasar negara di atas, maka saran
dari penulis khususnya bagi penulis sendiri, bahwa memegang teguh nilai-nilai pancasila dan
bhinneka tunggal ika merupakan keharusan bagi seorang warga negara Indonesia.
Setiap manusia memiliki kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu penulis berharap
siapapun yang membaca makalah ini dapat memberikan saran maupun kritik. Penulis pun
sadar, masih terdapat kekurangan dalam makalah ini, sehingga perlu dipahami secara
mendalam khususnya tema Pancasila.

21
DAFTAR PUSTAKA

Djohermansyah Djohan, Membangkitkan Kembali Pancasila, www.setneg.go.id, 10 oktober 2022

https://brainly.co.id/tugas/20720805 diakses pada tanggal 10 oktober 2022

https://news.detikcom/berita/d-3573010/ketuamk-pancasila-tidak-bisa-diubah diakses 10 Oktober


2022

https://osf.io/ct2dh/ diakses pada tanggal 10 oktober 2022

https://www.gramedia.com/literasi/ideologi/amp/ di akses pada tanggal 10 oktober 2022

Jurnal Cakrawala Hukum, Vol. 7, No. 1 Juni 2016, hlm. 30-38

Kaelan., Pendidikan Pancasila. ( Yogyakarta : Paradigma ), 2003 hal 113

Kaelan, Pendidikan Pancasila, (Yogyakarta: Paradigma), 2004, hlm 110

Kaelan, Pendidikan Pancasila, (Yogyakarta: Paradigma), 2004, hlm 112

Kaelan. , Pendidikan Pancasila. (Yogyakarta : Paradigma), 2013 hal 60-61

Murdiono. 1990. Pancasila sebagai Ideologi Terbuka. ( Jakarta BP-7 Pusat ) hal 21-23

Muldi Op.cit hlm. 3.

Permanent link to, Pancasila Adalah Identitas dan Jiwa Bangsa dan Negara, 10 oktober 2022

22

Anda mungkin juga menyukai