Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“MENELUSURI KONSEP DAN URGENSI PANCASILA SEBAGAI


IDEOLOGI NEGARA”

Dosen Pengampu : Dr. I Wayan Kartika Jaya Utama, S.H, M Kn,

Disusun Oleh :

I Nyoman Agus Andika Putra

202332121211

C10 Managemen

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS WARMADEWA

TAHUN AJARAN 2023/2024


KATA PENGHANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat-Nya sehingga penyusun makalah ini dapat dapat diselesaikan dengan judul
“Menyusun Konsep Dan Urgensi Pancasila Sebagai Ideologi Negara”.
Terselesaikannya makalah ini tentu tidak lepas dari bantuan dari berbagai belah
pihak. Oleh karena itu, saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada :

1. Dr. I Wayan Kartika Jaya Utama, S.H, M Kn, selaku Dosen Pembimbing mata
kuliah Pendidikan Pancasila Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Warmadewa, yang telah membimbing dalam pengerjaan tugas makalah kali ini.
2. Rekan-rekan dan seluruh pihak yang berkontribusi dan bekerjasama dalam
membantu pengerjaan makalah ini sehingga mampu terselesaikan sesuai dengan
apa yang diharapkan.

Penyusun menyadari bahwa masih terdapat ketidaksempurnaan pada makalah


ini. Maka, penyusun berharap agar pihak pembaca dapat memberikan kritik dan
saran dengan sebaik-baiknya guna membangun makalah ini agar tercapainya
makalah yang dekat dengan kata sempurna. Besar harapan penyusun, agar makalah
ini dapat menambah pengetahuan para pembaca mengenai perihal Menelusuri
Konsep dan Urgensi Pancasila Sebagai Ideologi Negara.

Denpasar, 02 November 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

MAKALAH...........................................................................................................
KATA PENGHANTAR....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 2
1.3 Tujuan ................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3
2.1 Pengertian Pancasila ........................................................................... 3
2.2 Pengertian Ideologi ............................................................................ 4
2.3 Pancasila Sebagai Ideologi Negara ..................................................... 5
2.4 Konsep Dan Urgensi Pancasila Sebagai Ideologi Pancasila ................ 6
2.5 Fungsi Ideologi .................................................................................. 8
BAB III PENUTUP ........................................................................................... 10
3.1 Kesimpulan.......................................................................................... 10
3.2 Saran ................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia, sebagai negara kepulauan yang terbesar di dunia, telah
menghadapi beragam tantangan sepanjang sejarahnya. Dalam perjalanan panjang
menuju kemerdekaan pada tahun 1945, negara ini tidak hanya berhasil merebut
kemerdekaan fisik, tetapi juga menjalani proses yang lebih dalam dan penting, yaitu
pencarian identitas dan arah sebagai sebuah bangsa. Dalam konteks inilah Pancasila
muncul sebagai prinsip dan ideologi negara yang mendefinisikan karakter dan visi
Indonesia.

Pancasila, sebagai dasar negara Indonesia, bukan hanya sekadar serangkaian


kata dalam pembukaan UUD 1945. Ia adalah manifestasi nilai-nilai, keyakinan, dan
pandangan dunia yang mendasari identitas Indonesia sebagai sebuah bangsa yang
beragam dan besar. Namun, untuk memahami secara mendalam konsep dan urgensi
Pancasila sebagai ideologi negara, perlu melihat lebih dalam pada esensinya,
sejarahnya, dan peran yang dimainkannya dalam membentuk masyarakat dan
pemerintahan.

Dalam makalah ini, kita akan menjelajahi konsep Pancasila, menjelaskan


makna setiap sila, serta melihat urgensi dari ideologi ini dalam konteks sosial,
politik, dan budaya Indonesia. Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang
Pancasila, kita dapat menggali bagaimana ideologi ini tidak hanya bertahan, tetapi
juga tetap relevan dalam menghadapi dinamika dunia modern. Pancasila bukan
sekadar dogma ideologis; ia adalah peta jalan untuk masyarakat Indonesia dalam
mencapai kemajuan dan keadilan.

Melalui penelusuran ini, kita akan memahami bahwa Pancasila bukanlah


sekadar simbol, tetapi pondasi dari kesatuan, keragaman, dan cita-cita bangsa
Indonesia. Seiring dengan itu, kita akan memahami urgensi dalam menjaga

1
Pancasila sebagai ideologi negara yang mendefinisikan jati diri dan arah masa
depan Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana definisi dari Pancasila dan Ideologi?
2. Bagaimana konsep dan urgensi Pancasila sebagai ideologi Negara?
3. Apa fungsi ideologi?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari Pancasila dan ideologi.
2. Untuk mengetahui ap aitu konsep dan urgensi Pancasila sebagai ideologi
negara.
3. Untuk mengetahui fungsi ideologi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pancasila

Pancasila diambil dalam bahasa sanskerta yang berarti prinsip atau asas dari
kehidupan bernegara. Pancasila sebagai dasar Negara artinya bahwa seluruh
pelaksanaan dan penyelenggaraan pemerintah harus mencerminkan nilai-nilai yang
memuat dalam pancasila dan tidak boleh bertentangan.
Muhammad Yamin mengemukakan, bahwa di dalam bahasa Sanskerta
Pancasila memiliki dua arti yaitu “Panca” yang berarti “lima”, kemudian “Syila”
yang berarti “berbatu sendi yang lima”. (Yamin, Pembahasan UUD RI). Penerapan
nilai-nilai pancasila juga telah dilakukan oleh Presiden Soekarno pada tahun 1960
(Bunyamin, 2008).
Ir. Soekarno menguraikan apa saja dasar yang harus dimiliki oleh Indonesia
sebagai negara merdeka. Beliau menyebutkan beberapa hal yang pertama ada
kebangsaan atau nasionalisme, lalu yang kedua internasionalisme atau
kemanusiaan, mufakat atau permusyawaratan, keadilan sosial, kemudian yang
kelima yaitu ketuhanan dan kebudayaan. Lima hal tersebut menjadi prinsip yang
kemudian diberi nama pancasila dan diusulkan sebagai Weltanschauung Negara
Indonesia yang merdeka. (Agustinus, W. D. 2015).
Sedangkan, Notonegoro mengemukakan bahwa Pancasila merupakan dasar
falsafah Negara Indonesia yang diharapkan dapat menjadi pandangan hidup setiap
bangsa Indonesia sebagai dasar pemersatu, lambang persatuan dan sebagai bentuk
pertahanan Bangsa dan Negara Indonesia. Lima sila dalam Pancasila menunjukkan
ide-ide fundamental tentang manusia serta seluruh realitas, yang diyakini
kebenarannya Oleh bangsa Indonesia dan bersumber pada watak dan kebudayaan
Indonesia yang melandasi berdirinya negara Indonesia (Kaelan, 1996: 92).

3
2.2 Pengertian Ideologi

Istilah ideologi dipergunakan dalam arti yang bermacam-macam. Istilah


ideologi adalah sebuah kata yang terdiri “ideo” dan “logi”. Kata “ideo” berasal dari
bahasa Yunani eidos, dalam bahasa Latin idea, yang berarti “pengertian”, “ide” atau
“gagasan”. Kata kerja dalam bahasa Yunani oida yang berarti mengetahui, melihat
dengan budi. Dalam bahasa Jawa kita jumpai kata idep dengan arti tahu, melihat.
Kata “logi” berasal dari bahasa Yunani logos, yang berarti “gagasan”, “pengertian”,
“kata”, dan “ilmu”. Jadi secara etimologis dapat diterangkan bahwa ideologi berarti
“pengetahuan tentang ide-ide”, science of ideas.1

Ideologi adalah sebuah istilah yang lahir pada akhir abad ke-18 atau tahun
1796 yang dikemukakan oleh filsuf Perancis bernama Destutt de Tracy dan
kemudian dipakai Napoleon. Istilah itu berasal dari dua kata ideos yang berarti
gagasan, dan logos yang artinya ilmu. Dengan demikian, ideologi adalah sebuah
ilmu tentang gagasan. Adapun gagasan yang dimaksud adalah gagasan tentang
masa depan, sehingga bisa disimpulkan bahwa ideologi adalah sebuah ilmu tentang
masa depan. Gagasan ini juga sebagai cita-cita atau kombinasi dari keduanya, yaitu
cita-cita masa depan. Sungguh pun cita- cita masa depan itu sebagai sebuah utopia,
atau impian, tetapi sekaligus juga merupakan gagasan ilmiah, rasional, yang
bertolak dari analisis masa kini. Ideologi ini tidak sekedar gagasan, melainkan
gagasan yang diikuti dan dianut sekelompok besar manusia atau bangsa, sehingga
karena itu ideologi bersifat mengerakkan manusia untuk merealisasikan gagasan
tersebut. Meskipun gagasan seseorang, betapapun ilmiah, rasional atau luhurnya,
belum bisa disebut ideologi, apabila belum dianut oleh banyak orang dan
diperjuangkan serta diwujudkan, dengan aksi-aksi yang berkesinambungan.2

1
Gunawan Setiardja, Hak-Hak Asasi Manusia Berdasarkan Ideologi Pancasila (Yogyakarta:
Kanisius, 1993), 17.
2
Sarbini, Islam di tepian Revolusi: Ideologi, Pemikiran dan Gerakan (Yogyakarta : Pilar Media,
2005), 1.

4
2.3 Pancasila Sebagai Ideologi Negara

Pancasila sebagai ideologi mencerminkan seperangkat nilai terpadu dalam


kehidupan bangsa Indonesia, yaitu sebagai tata nilai yang dipergunakan sebagai
acuan di dalam kehidupan berrnasyarakat, berbangsa dan bernegara. Semua
gagasan-gagasan yang timbul dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara ini di tata secara sistematis menjadi satu kesatuan yang utuh.
Dari pancasila sebagai ideology anda dipersilakan untuk mencari informasi
tentang nilai-nilai ideal, instrumental, dan praksis dan dihubungkan dengan nilai-
nilai Pancasila sebagai ideologi.Diskusikan dengan kelompok Anda dan laporkan
secara tertulis. Dalam pertumbuhan dan perkembangan kebangsaan indonesia,
dinamika rumusan kepentingan hidup-bersama diwilayah nusantara diuji dan
didewasakan sejak dimulainya sejarah bangsa indonesia. Pendewasaan kebangsaan
indonesia memuncak ketika mulai dijajah dan dihadapkan pada perbedaan
kepentingan ideologi (awal abad XIX) antara Limbralisme, dan Komunisme,
Islamisme, Sosialisme-Indonesia, dan Komunisme yang diakhiri secara yuridis
ketatanegaraan tanggal 18 agustus 1945 bertepatan dengan ditetapkannya Pancasila
oleh PPKI sebagai Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dalam pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia alenia
keempat terdapat rumusan pancasila sebagai dasar negara indonesia. Rumusan
pancasila itulah dalam hukum positif indonesia secara yuridis dan kosntitusional
sah, berlaku, dan mengikat seluruh lembaga Negara, lembaga masyarakat, dan
setiap warga negara, tanpa kecuali.
Dengan berbagai pengalaman yang dihadapi selama ini, penerapan pancasila
perlu diaktualisasikan dalam kehidupan kemaysarakatan, kebangsaan, dan
kenegaraan mengingat pancasila sebagai ideologi negara yang merupakan visi
kebangsaan indonesia yang dipandang sebagai sumber demokrasi yang baik dimasa
depan dan yang lahir dari sejarah kebangsaan indonesia.3

3
Nofia Angela, 2019, PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA INDONESIA, Esa
Unggul, Hal 2-3

5
2.4 Konsep Dan Urgensi Pancasila Sebagai Ideologi Pancasila

Ada beberapa komponen penting dalam sebuah ideologi, yaitu sistem, arah ,
tujuan, cara berpikir, program, sosial, dan politik. Sejarah konsep ideologi dapat
ditelusuri jauh sebelum istilah tersebut digunakan Destutt de Tracy pada
penghujung abad kedelapanbelas. Tracy menyebut ideologi sebagai science of
ideas, yaitu suatu program yang diharapkan dapat membawa perubahan
institusional bagi masyarakat Perancis. Namun , Napoleon mengecam istilah
ideologi yang dianggapnya suatu khayalan belaka, yang tidak mempunyai arti
praktis. Hal semacam itu hanya impian belaka yang tidak akan ditemukan dalam
kenyataa. Jorge Larrain menegaskan bahwa konsep ideologi erat hubungannya
dengan perjuangan pembebasan borjuis dari belenggu feodal dan mencerminkan
sikap pemikiran modern baru yang kritis.Niccolo Machiav merupakan pelopor yang
membicarakan persoalan yang secara langsung berkaitan dengan fenomena
ideologi. Machiavelli mengamati praktik politik para pangeran, dan mengamati
pula tingkah laku manusia dalam politik, meskipun ia tidak menggunakan istilah “
ideology ” sama sekali.

Ada tiga aspek dalam konsep ideologi yang dibahas Machiavelli, yaitu
agama, kekuasaan, dan dominasi.Machiavelli melihat bahwa orang orang
sezamannya lebih dahulu memperoleh kebebasan, hal tersebut lantaran perbedaan
yang terletak dalam pendidikan yang didasarka n pada perbedaan konsepsi
keagamaan. Larrain menyitir pendapat Machiavelli sebagai berikut .“Agama kita
lebih memuliakan orang orang yang rendah hati dan tafakur daripada orang orang
yang bekerja. Agamalah yang menetapkan kebaikan tertinggi manusia dengan
kerendahan hati, pengorbanan diri dan sikap memandang rendah untuk hal hal
keduniawian. Pola hidup ini karenanya tampak membuat dunia itu lemah, dan
menyerahkan diri sebagai mangsa bagi mereka yang jahat, yang menjalankannya
dengan sukses dan aman, karena mereka itu sadar bahwa orang orang yang
menjadikan s u rga sebagai tujuan pada umumnya beranggapan bertahan itu lebih

6
baik daripada membalas dendam, terhadap perbuatan mereka yang tidak adil”
(Larrain, 1996: 9).4

Sikap semacam itulah yang menjadikan Machiavel li menghubungkan antara


ideologi dan pertimbangan mengenai penggunaan kekuatan dan tipu daya untuk
mendapatkan serta mempertahankan kekuasaan.Para penguasa – pangeran – harus
belajar mempraktikkan tipuan, karena kekuatan fisik saja tidak pernah
mencukupi.Machiavelli menengarai bahwa hampir tidak ada orang berbudi yang
memperoleh kekuasaan besar “hanya dengan menggunakan kekuatan yang terbuka
dan tidak berkedok”, kekuasaan dapat dikerjakan dengan baik, hanya dengan
tipuan.Machiavelli melanjutkan analisisnya tentang kekuasaan dengan mengatakan
bahwa meskipun menjalankan kekuasaan memerlukan kualifikasi yang baik,
seperti menepati janji, belas kasihan, tulus ikhlas.Penguasa tidak perlu memiliki
semua persyaratan itu, tetapi dia harus tampak secara meyakinkan memiliki
kesemuanya itu (Larrain, 1996: 9). Ungkapan Machiavelli tersebut dikenal dengan
istilah adagium, “tujuan menghalalkan segala macam cara”.

1. Martin Seliger, lebih lanjut menjelaskankan bahwa ideologi sebagai sistem


kepercayaan didasarkan pada dua hal, yaitu ideologi fundamental dan
ideologi operatif .Ideologi fundamental meletakkan preskripsi moral pada
posisi sentral yang didukung oleh beberapa unsur, yang meliputi: deskrip si,
analisis, preskripsi teknis, pelaksanaan, dan penolakan. Ideologi operatif
meletakkan preskripsi teknis pada posisi sentral dengan unsur unsur
pendukung. Meliputi :deskripsi, analisis, preskripsi moral, pelaksanaan, dan
penolakan.
2. Alvin Gouldner: Ideologi sebagai Proyek Nasional Gouldner mengatakan
bahwa ideologi merupakan sesuatu yang muncul dari suatu cara baru dalam
wacana politis. Wacana tersebut melibatkan otoritas atau tradisi atau retorika
emosi. Lebih lanjut, Gouldner mengatakan bahwa ideologi harus dipisahkan
dari kesadaran mitis dan religius, sebab ideologi itu merupakan suatu

4
Nofia Angela, 2019, PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA INDONESIA, Esa Unggul,
Hal 2-3

7
tindakan yang didukung nilai-nilai logis dan dibuktikan berdasarkan
kepentingan sosial. Gouldner juga mengatakan bahwa kemunculan ideologi
itu tidak hanya dihubungkan dengan revolusi komunikasi, tetapi juga
dihubungkan dengan revolusi industri yang pada gilirannya melahirkan
kapitalisme.
3. Paul Hirst: Ideologi sebagai Relasi Sosial Hirst meletakkan ideologi di dalam
kalkulasi dan konteks politik. Hirst menegaskan bahwa ideologi merupakan
suatu sistem gagasan politis yang dapat digunakan dalam perhitungan politis.
Lebih lanjut, Hirst menegaskan bahwa penggunaan istilah ideologi mengacu
kepada kompleks nir-kesatuan (non-unitary) praktik sosial dan sistem
perwakilan yang mengandung konsekuensi dan arti politis (Thompson,
1984:94-95). Untuk lebih memperdalam pemahaman, berikut ini beberapa
corak ideologi. a. Seperangkat prinsip dasar sosial politik yang menjadi
pegangan kehidupan sosial politik yang diinkorporasikan dalam dokumen
resmi negara. b. Suatu pandangan hidup yang merupakan cara menafsirkan
realitas serta mengutamakan nilai tertentu yang memengaruhi kehidupan
sosial, politik, budaya. c. Suatu model atau paradigma tentang perubahan
sosial yang tidak dinyatakan sebagai ideologi, tetapi berfungsi sebagai
ideologi, misalnya ideologi pembangunan. d. Berbagai aliran pemikiran yang
menonjolkan nilai tertentu yang menjadi pedoman gerakan suatu kelompok
(Sastrapratedja, 2001: 45-46).

2.5 Fungsi Ideologi

Setelah memperoleh gambaran dan pemahaman tentang teori dan corak


ideologi, maka perlu mengenali beberapa fungsi ideologi sebagai berikut:

1. Struktur kognitif; keseluruhan pengetahuan yang dapat menjadi landasan


untuk memahami dan menafsirkan dunia, serta kejadiankejadian di
lingkungan sekitarnya.

8
2. Orientasi dasar dengan membuka wawasan yang memberikan makna serta
menunjukkan tujuan dalam kehidupan manusia.
3. Norma-norma yang menjadi pedoman dan pegangan bagi seseorang untuk
melangkah dan bertindak.
4. Bekal dan jalan bagi seseorang untuk menemukan identitasnya
5. Kekuatan yang mampu menyemangati dan mendorong seseorang untuk
menjalankan kegiatan dan mencapai tujuan.
6. Pendidikan bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami menghayati
serta memolakan tingkah lakunya sesuai dengan orientasi dan norma-norma
yang terkandung di dalamnya.

Fungsi ideologi menurut pakar dibidangnya :

1. Sebagai sarana untuk memformulasikan dan mengisi kehidupan manusia


secara individual.
2. Sebagai jembatan pergeseran kendali kekuasaan dari generasi tua dengan
generasi muda.
3. Sebagai kekuatan yang mampu memberi semangat dan motivasi individu,
masyarakat,dan bangsa untuk menjalani kehidupan dalam mencapai tujuan.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pancasila sebagai Ideologi Negara merupakan ideologi negara Indonesia


yang mendasari fondasi nilai-nilai dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Ini
mencerminkan nilai-nilai yang membentuk karakter Indonesia sebagai sebuah
bangsa yang beragam.
Konsep Ideologi adalah sistem gagasan politis yang memberikan panduan
dan kerangka kerja dalam kehidupan sosial, politik, dan budaya. Ideologi adalah
alat yang memengaruhi tindakan dan pilihan individu dan masyarakat.
Pancasila memiliki urgensi penting sebagai ideologi negara. Ini adalah
pedoman untuk mengatur tata nilai dalam masyarakat dan pemerintahan. Pancasila
memainkan peran kunci dalam memahami identitas Indonesia dan mengarahkan
negara ke arah yang lebih baik.
Ideologi memiliki beberapa fungsi, termasuk memberikan struktur kognitif,
orientasi, norma-norma, dan kekuatan untuk individu dan masyarakat. Ini juga
berfungsi sebagai alat pendidikan dan sebagai penghubung antara generasi tua dan
generasi muda.

3.2 Saran

Bedardasarkan makalah yang telah disusun oleh saya, terdapat beberapa hal
yang dapat menjadi saran bagi pihak-pihak yang membaca penulisan ilmiah ini
yaitu :
1. Meningkatkan pendidikan dan kesadaran ideologi adalah langkah penting. Ini
dapat dilakukan melalui pendidikan formal, seminar, dan pembicaraan
tentang Pancasila dan ideologi di berbagai lapisan masyarakat.
2. Tidak hanya cukup memahami, tetapi juga penting untuk mempraktikkan
ideologi dalam tindakan sehari-hari. Contoh konkret termasuk membantu

10
sesama, berkontribusi pada pembangunan masyarakat, dan berpartisipasi
dalam upaya sosial.
3. Penting untuk memahami nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila,
seperti keadilan sosial, persatuan, dan demokrasi. Ini bisa diaplikasikan dalam
sikap dan tindakan sehari-hari, seperti bersikap adil terhadap semua orang dan
berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial.

11
DAFTAR PUSTAKA

Gunawan Setiardja, Hak-Hak Asasi Manusia Berdasarkan Ideologi Pancasila


(Yogyakarta: Kanisius, 1993), 17.

Nofia Angela, 2019, PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA


INDONESIA, Esa Unggul, Hal 2-3

Sarbini, Islam di tepian Revolusi: Ideologi, Pemikiran dan Gerakan (Yogyakarta :


Pilar Media, 2005), 1.

12

Anda mungkin juga menyukai