DOSEN PEMBIMBING :
DISUSUN OLEH :
KELAS 2B
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu
tanpa ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
2
DAFTAR ISI
Hlm
COVER…………………………………………………………………… 1
KATA PENGANTAR……………………………………………………. 2
DAFTAR ISI……………………………………………………………… 3
BAB I : PENDAHULUAN
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………... 9
3.2 Saran……………………………………………………………………. 9
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 10
3
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sekarang ini memang sudah tidak rahasia lagi semakin
memudar bentuk pemahaman etika sehingga sangat sulit untuk ditemukan
kesusilaan yang sesuai dengan sebagaimana mestinya. Tidak terkecuali di
kalangan intelektual dan kaum elite politik bangsa Indonesia tercinta ini.
Kehidupan berpolitik, ekonomi, dan hukum serta hankam merupakan beberapa
ranah kerja etika. Banyak penyimpangan yang dilakukan para elite politik dalam
berbagai pengambilan keputusan yang seharusnya menjunjung tinggi nilai-nilai
etika dan keadilan bagi seluruh warga negara. Sebagai contoh Indonesia, keadilan
yang seharusnya mengacu pada pancasila dan UUD 1945 yang mencita-citakan
rakyat yang adil dan makmur sebagaimana yang termuat dalam pembukaan UUD
1945 alinea 1 dan 2. Etika yang termasuk dalam kelompok filsafat pada
hakekatnya merupakan suatu nilai dan sumber dari segala penjabaran norma baik
norma hukum, norma moral, maupun norma kenegaraan lainnya.
4
BAB II
PEMBAHASAN
a. Etika
Etika adalah sebagai suatu ilmu yang membahas tentang bagaimana dan
mengapa kita mengikuti suatu ajaran moral tertentu atau bagaimana kita harus
mengambil sikap yang bertanggungjawab terhadap berbagai ajaran moral (Suseno,
1987). Etika mempertanyakan prinsip-prinsip yang berlaku bagi setiap tindakan
manusia.
Etika berkaitan dengan berbagai masalah nilai karena pada pokoknya etika
membicarakan masalah-masalah yang berkaitan dengan predikat nilai susila baik
dan buruk. Sebagai bahan khusus, etika membicarakan sifat-sifat yang
menyebabkan orang dapat disebut susila atau bijak. Kualitas ini dinamakan
kebijakan yang dilawankan dengan kejahatan yang berarti sifat-sifat yang
menunjukkan bahwa orang yang memilikinya dikatakan orang yang tidak susila.
b. Politik
Kata politik berasal dari kata polis, dalam bahasa Yunani kata ini memilki
arti yaitu negara atau kota dari kata ini diperoleh maksud bahwa politik adalah
serangkaian kegiatan yang terkait dengan pengambilan keputusan dalam
kelompok, atau bentuk lain dari hubungan kekuasaan individu, distribusi, sumber
daya air dan status.
Etika politik adalah cabang etika yang mempertanyakan tanggung jawab
dan kewajiban manusia dalam menjalankan kehidupan. Etika politik tidak hanya
mempertanyakan tanggung jawab dan kewajiban manusia sebagai warga negara
saja, melainkan seluruh aktivitas hidupnya.
5
Negara Indonesia yang berdasarkan sila pertama ketuhanan yang maha esa
bukanlah negara teokrasi yang mendasarkan kekuasaan dan
penyelenggaraan negara pada legitiminasi religius
Kekuasaan kepala negara tidak mendasarkan pada legitiminasi religius
melainkan berdasarkan pada legitiminasi hukum dan demokrasi. Oleh
karena itu asas sila pertama lebih berkaitan dengan legitiminasi moral
Inilah yang membedakan negara yang berketuhanan yang maha esa
dengan teokrasi. Walaupun dalam negara tidak mendasarkan pada
legitiminasi religius, namun secara moralitas kehidupan negara harus
sesuai dengan nilai-nilai yang berasal dari Tuhan, terutama hukum serta
moral dalam kehidupan bernegara
Pancasila sebagai sistem etika perlu kajian kritis dan rasional berada nilai
moral yang hidup agar tidak terjebak dalam pandangan yang bersifat mitos.
Misalnya korupsi terjadi karena oejabat diberi hadiah oleh seorang yang
membutuhkan sehingga urusannya lancar. Dia menerima hadiah tanpa
6
memikirkan alasan orang tersebut memberi bantuan sehingga tidak tahu kalau
perbuatannya dikategorikan dalam bentuk suap.
Hal yang penting dalam mengembangkan pancasila sebagai sistem etika
meliputi :
Meneempatkan pancasila sebagai sumber moral dan penentu sikap,
tindakan serta keputusan yang akan diambil setiap warga negara
Pancasila memberikan pedoman setiap warga negara agar memiliki
orientasi yang jelas dalam pergaulan regional, nasional dan internasional
Pancasila menjadi dasar analisis kebijakan yang dibuat penyelenggara
negara sehingga mencerminkan semangat kenegaraan berjiwa pancasila
Pancasila menjadi filter terhadap prularitas nilai yang berkembang dalam
berbagai bidang kehidupan
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.3 Saran
9
DAFTAR PUSTAKA
10