Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK DAN


ETIKA POLITIK DI INDONESIA

Dosen Pengampu:
Alpari Nopindra MP.d

Disusun Oleh :
Kelompok 3
- Kayla Nasywa Niktia Wulandari (PO71341230203)
- Septia Nurfadila (PO71341230091)
- Marsa Aprilia Zaneta (PO71341230085)
- Bilqis (PO71341230334)
- Veronika Humayun ()
- Ikke Nurjayanti (PO71341230084)

POLTEKKES KEMENKES JAMBI


PRODI D-IV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDI
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpah
Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
dalam bentuk yang sangat sederhana.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran Pancasila juga
karena ingin berbagi kepada pembaca tentang “PANCASILA SEBAGAI ETIKA
POLITIK”.

Kami mohon maaf apabila ketika dibaca pekerjaan kami ini banyak
kesalahan baik pemakaian kata, penyusunan kalimat, menjelaskan, menguraikan
isi atau data yang kurang lengkap karena kami baru belajar, kritik dan saran
sangat kami harapkan untuk perbaikan pekerjaan kami dimasa yang akan datang.

Semoga tugas sederhana ini bisa bermanfaat khususnya bagi kami,


umumnya bagi pembaca dan khalayak semoga Allah memberkahi pekerjaan kami.

Jambi, 29 Agustus 2023

Penyusun

DAFTAR IS
I
KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 1

1.2 Maksud dan Tujuan...................................................................................2

1.3 Metode Penulisan...................................................................................... 2

BAB II..................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN..................................................................................................... 3

2.1 Etika Politik.................................................................................................. 3

2.1.1 Filsafat..................................................................................................... 3

2.1.2 Etika Politik............................................................................................. 4

2.2 Nilai-nilai pancasila sebagai sumber etika politik.....................................4

2.3 Nilai etika politik dalam pancasila..............................................................5

1. Nilai Ketuhanan yang maha esa................................................................ 6

2. Nilai Kemanusiaan yang adil dan beradab................................................6

3. Nilai Persatuan Indonesia..........................................................................6

4. Nilai Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dalam


permusyawaratan/perwakilan........................................................................... 7

5. Nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia................................. 7

2.4 Etika Politik dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara.....................7

2.5 Etika politik dalam perilaku bangsa Indonesia yang berdasarkan.........8

Pancasila sebagai dasar negara.........................................................................8


1. Etika politik berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa..............................8

2. Etika politik berdasarkan Kemanusiaan yang adil dan beradab................8

3. Etika politik berasarkan Persatuan Indonesia............................................8

4. Etika politik yang berdasarkan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat


dalam permusyawaratan perwakilan..........................................................9

5. Etika politik berdasarkan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat


indonesia……...................................................................................................9

BAB III..................................................................................................................10

PENUTUP.............................................................................................................10

3.1 Kesimpulan...................................................................................................10

3.2 Saran.............................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pancasila sebagai core philosophy bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara, juga meliputi etika yang sarat dengan nilai-nilai filsafat; jika memahami
Pancasila tidak dilandasi dengan pemahaman segi-segi filsafatnya, maka yang ditangkap
hanyalah segi-segi filsafatnya, maka yang ditangkap hanyalah segi-segi fenomenalnya
saja, tanpa menyentuh hakikatnya.
Masalah etika merupakan masalah yang makin mendapat perhatian di dunia,
bahwa cita-cita reformasi untuk membangun Indonesia Baru harus dilakukan dengan cara
membangun dari hasil perombakan terhadap keseluruhan tatanan kehidupan yang
dibangun oleh Orde Baru. Inti dari cita-cita tersebut adalah sebuah masyarakat sipil
demokratis, adanya dan ditegakkannya hukum untuk supremasi keadilan, pemerintah
yang bebas dari KKN, terwujudnya keteraturan sosial dan rasa aman dalam masyarakat
yang menjamin kelancaran produktivitas warga masyarakat, dan kehiduan ekonomi yang
mensejeterahkan rakyat Indonesia. Bangunan Indonesia Baru adil dari reformasi atau
perombakan tatanan kehidupan Orde Baru adalah sebuah “masyarakat multikultural
Indonesia” dari puing-puing tatanan kehidupan Orde Baru yang bercorak “masyarakat
majemuk” (plural society). Sehingga, corak masyarakat Indonesia yang bhinneka tunggal
ika bukan lagi keaneragaman suku bangsa dan kebudayaan tetapi keaneragaman
kebudayaan yang ada didalam masyarakaat Indonesia.
Acuan utama bagi terwujudnya masyarakat Indonesia yang mulktikultural adalah
multikulturalisme yaitu, sebuah ideologi yang mengakui dan mengagungkan perbedaan
dalam kesederajatan baik secara individual maupun secara kebudayaan (Fay 1996, Jary
dan Jary 1991, Watson 2000). Dalam model multikulturalisme ini, sebuah masyarakat
(termasuk juga masyarakat bangsa seperti Indonesia) dilihat sebagai mempunyai sebuah
kebudayaan yang berlaku umum dalam masyarakat tersebut yang coraknya seperti sebuah
mozaik. Didalam mozaik tercakup semua kebudayaan dari masyarakat-masyarakat yang
lebih kecil yang membentuk terwujudnya masyarakat yang lebih besar, yang mempunyai
kebudayaan yang seperti sebuah mozaik tersebut (Reed, Ed. 1997). Model kulturalisme
ini sebenarnya telah digunakan sebagai acuan oleh para pendiri bangsa ini dalam
mendesain apa yang dinamakan sebagai kebudayaan bangsa, sebagaimana yang
terungkap dalam penjelasan pasal 32 UUD 1945, yang berbunyi : “kedudayaan bangsa
(Indonesia) adalah puncak-puncak kebudayaan didaerah”.
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menjelaskan etika politik,
nilai-nilai pancasila sebagai sumber etika politik, nilai etika politik dalam pancasila, dan
etika politik dalam perilaku bangsa Indonesia yang berdasarkan Pancasila sebagai dasar
negara.
1.3 Metode Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini penulis menggunakan metode kepustakaan, yaitu
metode yang dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari pustaka yang
berhubungan dengan alat, baik berupa buku maupun informasi di internet.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Etika Politik


Istilah ‘etika’ memiliki pengertian umum yaitu filsafat moral yang membicarakan
tentang baik buruk manusia terutama ditinjau dari perilaku/tingkah lakunya. Menurut
Prof. Dr. A. Gunawan Setiardja dalam bukunya Filsafat Pancasila Jilid II
mendefinisikan etika dari definisi nominalis dan definisi realis. Ditinjau dari definisi
nominalis istilah ‘ Etika’ berasal dari bahasa Yunani ‘ethos’ yang berarti kebiasaan,
perilaku, kelakuan. Jadi dapat dikatakan bahwa etika adalah ilmu pengetahuan tentang
perilaku manusia, sedangkan bila ditinjau dari definisi realis etika adalah filsafat tentang
perbuatan manusia menuju ke Tuhan sebagai tujuan terakhir.
2.1.1 Filsafat
Sebagai salah satu cabang etika khusus etika politik termasuk dalam lingkungan
filsafat. Karena kata “filsafat” dipakai untuk segala apa saja, saya merasa perlu untuk
menerangkan dulu apa yang disini dimaksud dengan istilah ini. Istilah “filsafat” tidak
saya pergunakan dalam arti “kebijaksanaan hidup”, “sikap hati”, “sistem nilai”,
“pandangan dunia”, “usaha kebatinan”, “angan-angan” atau “cita-cita mengenai hal-hak
yang luhur”, dan sebagainya, melainkan dalam artiannya.
Filsafat adalah ilmu yang bertujuan untuk menangani pertanyaan-pertanyaan
maha penting yang diluar kemampuan metodis ilmu-ilmu pengetahuan khusus itu secara
metodis, sistematis, kritis, dan berdasar, pendek harta secara rasional dan bertanggung
jawab.

2.1.2 Etika Politik


Etika sendiri dibagi menjadi etika umum dan etika khusus. Etika umum
mempertanyakan prinsip-prinsip dasar yang berlaku bagi segenap tindakan manusia,
sedangkan etika khusus membahas prinsip-prinsip itu dalam hubungan dengan kewajiban
manusia dalam berbagai lingkup kehidupannya. Dibedakan antara etika individual yang
mempertanyakan kewajiban manusia sebagia individu, terutama kepada dirinya sendiri
dan, melalui suara hati, terhadap yang illah, dan etika sosial. Etika sosial jauh lebih luas
dari etika individual karena hampir semua kewajiban manusia bergandengan dengan
kenyataan bahwa ia merupakan makhluk sosial. Etika sosial membahas norma-norma
moral yang seharusnya menentukan sikap dan tindakan antar manusia. Etika sosial
memuat banyak etika yang khusus mengenai wilayah-wilayah kehidupan manusia
tertentu. Disini termasuk misalnya kewajiban-kewajiban disekitar permulaan kehidupan,
masalah pengkuburan isi kandungan dan etika seksual, tetapi juga norma-norma moral
yang berkaitan dalam hubungan dengan satuan-satuan kemasyarakatan yang berlembaga
seperti etika keluarga, etika berbagai profesi, dan etika pendidikan. Dan disini termasuk
juga etika politik atau filsafat moral mengenai politisi kehidupan manusia.

2.2 Nilai-nilai pancasila sebagai sumber etika politik


Sebagai dasar filsafat negara Pancasila tidak hanya merupakan sumber derifasi
peraturan perundang-undangan, melainkan juga merupakan sumber moralitas terutama
dalam hubungannya dengan legitimasi kekuasan, hukum serta berbagai kebijakan dalam
pelaksanan dan penyelenggaraan negara. Sila pertama “ketuhanan yang maha esa” serta
sila kedua “kemanusiaan yang adil dan beradab” adalah merupakan sumber nilai-nilai
moral bagi kehidupan kebangsaan dan kenegaraan.
Dalam pelaksanan dan penyelenggaran negara, etika politik menuntut agar
kekuasaaan dalam negara dijalankan sesuai dengan (1) asas legalitas (legitimasi hukum),
yaitu dijalankan sesuai dengan hukum yang berlaku, (2) disahkan dan dijalankan secara
demokratis (legitimasi demokratis), dan (3) dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip
moral atau tidak bertentangan dengannya legitimasi moral (lihat Suseno,1987:115).
Negara adalah berasal dari rakyat dan segala kebijaksanaan dan kekuasaan yang
dilakukan senantiasa untuk rakyat (sila IV). Oleh karen itu, rakyat adalah merupakan asal
mula kekuasaan negara. Oleh karena itu dalam pelaksanan dan penyelenggaraannya
negara segala kebijaksanaan, kekuasaan, serta kewenangan harus dikembalikan kepada
rakyat sebagai pendukung pokok negara. Maka dalam pelaksanan politik praktis hal-hal
yang menyangkut kekuasaan eksekutif legislatif, konsep pengambilan keputusan,
pengawasan serta partisipasi harus berdasarkan legitimasi dari rakyat, atau dengan kata
lain perkataan harus memiliki “legitimasi demokratis”.

2.3 Nilai etika politik dalam pancasila


Pancasila merupakan sistem etika dalam kehidupan bangsa Indonesia. Sebagai
suatu sistem , keseluruhan susunan Pancasila , merupakan satu kesatuan yang utuh tidak
terpisahkan satu sama lain, masing-masing saling berkaitan dan tidak saling meniadakan.
Pancasila sebagai suatu sistem etika karena nilai-nilai dalam sila-sila Pancasila secara
keseluruhan merupakan satu kesatuan. Nilai yang satu merupakan bagian mutlak dari
yang lain. Sistem nilai Pancasila bersifat hierarkies piramidal, masing-masing nilai yang
terkandung didalam Pancasila memiliki bobot nilai yang berbeda akan tetapi saling
menjiwai dan dijiwai. Pengertian pancasila sebagai suatu sistem artinya sila–sila
pancasila merupakan satu kesatuan yang utuh demikian juga makna yang terkandung
didalamnya. Nilai sila pertama menjiwai sila lainnya dan masing-masing sila saling
mengkualifikasikan dengan sila yang lain.
Masing-masing sila pancasila memiliki bobot nilai yang berbeda. Sila ketuhanan
yang maha esa memiliki bobot nilai tertinggi dibanding dengan nilai sila lainnya hal ini
karena sila ketuhanan yang maha esa mengandung nilai religus. Sedangkan nilai-nilai
dari sila-sila yang dibawahnya merupakan nilai manusiawi yang artinya nilai manusia-
manusia itu walaupun demikian antar sila-sila tersebut juga memiliki tata urutan yang
sedemikian karena bobot nilai dari masing-masing sila juga berbeda-beda. Nilai
kemanusian memiliki nilai bobot yang lebih tinggi dibanding nilai –nilai dibawahnya dan
seterusnya.
Nilai-nilai pancasila bersifat universal dan dapat diterima oleh siapapun, nilai
digali dari dudaya manusia artinya apa yang sudah ada sekarang merupakan warisan dari
nenek moyang, berarti pancasila adalah milik bangsa Indonesia yang menjadikan bangsa
Indonesia memiliki ciri khas dibanding bangsa yang lain.
Nilai etika dalam pancasila dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Nilai Ketuhanan yang maha esa
Pada prinsipnya mengandung makna bahwa negara kita adalah negara yang
monoteisme. Artinya bangsa Indonesia harus memeluk salah satu agama atau
ajaran kepercayaan yang diyakininya dan dapat menjalankan ibadahnya dengan
baik. Negara melindungi kehidupan bangsa Indonesia dalam menjalankan
ibadahnya masing-masing.
2. Nilai Kemanusiaan yang adil dan beradab
Manusia pada dasarnya adalah makhluk monopluralisme yaitu mansuia
yang memiliki susunan kodrat, sifat kodrat dan kedudukan kodrat. Manusia sebagai
makhluk jiwa-raga, sosial-individu, dan pribadi-Tuhan Yang Maha Esa. Perpaduan
tersebut harus berjalan harmonis untuk mewujudkan suatu kehidupan yang baik.
Konsekuensi dari nilai kemanusiaan ini seluruh bangsa Indonesia haruslah
menjunjung tinggi nilai tersebut tanpa meninggalkna sila-sila lain.
3. Nilai Persatuan Indonesia
Sila ini mengandung arti bahwa bangsa Indonesia menjunjung tinggi
peraturan dan kesatuan dengan mengutamakan kepentingan-kepentingan bersama
dibandingkan dengan kepentingan pribadi/golongan. Nilai persatuan banyak
mengandung implikasi bagi bangsa Indonesia, artinya bangsa Indonesia harus
mampu mewujudkan perbedaan yang ada menjadi suatu persatuan dan kesatuan.
4. Nilai Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dalam
permusyawaratan/perwakilan
Kerakyatan menjadi ciri khas bagi pancasila. Nilai kerakyatan ini
diwujudkan dalam berbagai segi kehidupan, terutama dalam kehidupan politik.
Kehidupan politik yang berdasarkan kerakyatan akan lebih mengutamakan
kepentingan rakyat dibandingkan dengan kepentingan pribadi/golongan. Bukan
berdasar egoitisme dan individu tetapi berdasarkan kepentingan bersama.
5. Nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia
Keadilan yang dimaksud sila ini adalah seluruh masyarakat Indonesia
memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan. Hal ini
berarti rakyat berkewajiban untuk mengadakan keadilan. Keadilan akan terwujud
apabila seluruh masyarakat berperan serta dan terlihat di dalamnya untuk bersama-
sama menciptakan keadilan.

2.4 Etika Politik dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara


Nilai-nilai Pancasila bersifat universal yang memperlihatkan napas humanisme,
karenanya Pancasila dapat dengan mudah diterima oleh siapa saja. Sekalipun Pancasila
memiliki sifat universal, tetapi tidak begitu saja dapat dengan mudah diterima oleh
semua bangsa. Perbedaannya terletak pada fakta sejarah bahwa nilai-nilai secara sadar
dirangkai dan disahkan menjadi satu kesatuan yang berfungsi sebagai basis perilaku
politik dan sikap moral bangsa. Dalam arti bahwa Pancasila adalah milik khas bangsa
Indonesia dan sekaligus menjadi identitas bangsa berkat legitimasi moral dan budaya
bangsa Indonesia sendiri. Nilai-nilai khusus yang termuat dalam Pancasila dapat
ditemukan dalam sila-silanya.

Pancasila sebagai nilai dasar yang fundamental adalah seperangkat nilai yang
terpadu berkenaan dengan hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Apabila kita
memahami pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945, yang
pada hakikatnya adalah nilai-nilai Pancasila. Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 dapat
dinyatakan sebagai pokok-pokok kaidah Negara yang fundamental, karena di dalamnya
terkandung pula konsep-konsep sebagai sebagai berikut:
1. Dasar-dasar pembentukan Negara, yaitu tujuan Negara,asas politik Negara (Negara
Republik Indonesia dan berkedaulatan rakyat), dan Negara asas kerohanian Negara
(Pancasila).
2. Ketentuan diadakannya undang-undang dasar, yaitu “...maka disusunlah
kemerdekaan kebangsaan Indonesia dalam suatu undang-undang dasar Negara
Indonesia...”. Hal ini menunjukkan adanya sumber hukum.
Nilai dasar yang fundamental suatu Negara dalam hukum mempunyai hakikat
dan kedudukan yang tetap kuat dan tidak berubah, dalam arti dengan jalan hukum
apapun tidak mungkin lagi untuk dirubah. Berhubung Pembukaan UUD 1945 itu memuat
nilai-nilai dasar yang fundamental, maka Pembukaan UUD 1945 yang di dalamnya
terdapat Pancasila tidak dapat diubah secara hukum. Apabila terjadi perubahan berarti
pembubaran Negara Proklamasi 17 Agustus 1945.

2.5 Etika politik dalam perilaku bangsa Indonesia yang berdasarkan

Pancasila sebagai dasar negara


1. Etika politik berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa
Perilaku para penyelenggara negara seharusnya didasarkan pada rasa takut
terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Tanggung jawab terhadap tugasnya bukan hanya
menjadi kewajiban untuk mempertanggung jawabkan kepada dunia tetapi dalam
kehidupan nanti.
2. Etika politik berdasarkan Kemanusiaan yang adil dan beradab
Rasa tanggung jawab terhadap tugasnya hanya diperuntukkan pada
masyarakat. Artinya, tugas yang disandangnya untuk kepentingan masyarakat
Indonesia bukan untuk kepentingan pribadi/golongan.
3. Etika politik berasarkan Persatuan Indonesia
Artinya perilaku penyelenggara negara hanya untuk mewujudkan persatuan
dan kesatuan bukan perpecahan mengingat bangsa Indonesia terdiri dari berbagai
macam perbedaan dan perbedaan itu dimunculkan untuk mewujudkan persatuan.
4. Etika politik yang berdasarkan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dalam
permusyawaratan perwakilan
Demokrasi yang menjadi inti dari perkembangan sila ini. Demokrasi yang
dilaksanakan dengan baik akan menjadikan kehidupan politik di Indonesia akan lebih
baik pula.
5. Etika politik berdasarkan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia
Tindakan dan perilaku dari para penyelenggara negara harus bisa
mewujudkan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Artinya semua lapisan
masyarakat ikut menikmati keadilan itu. Penguasa tidak memihak satu masyarakat
tertentu. Semua diperlakukan dan memiliki hak yang sama untuk mendapatkan
keadilan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pancasila merupakan suatu penghubung antara dasar negara dengan etika
berpolitik. Pancasila dalam bidang pendidikan memberikan kontibusi yang besar
khususnya di Indonesia. Dengan adanya Pancasila maka bangsa Indonesia ini memiliki
dasar negara sebagai acuan berdirinya negara, dengan hal ini maka akan memberikan
pengaruh positif negara dalam bernegara.

Hal ini disebabkan oleh adanya Pancasila, maka dapat memudahkan negara
menjalankan sebuah negara yang sesuai dengan apa yang dicita-citakan dalam
perwujudan dari sila-sila. Dengan demikian Pancasila sangat berpengaruh dalam
menjalankan/melaksanakan sebuah negara.

3.2 Saran
 Kita dapat menambah ilmu pengetahuan tentang Pancasila.
 Agar para mahasiswa dapat mengetahui peranan Pancasila dalam bernegara.
 Kita akan mengetahui pengaruh-pengaruh Pancasila dalam etika politik.
DAFTAR PUSTAKA

Pasaribu, Rowland Bismark Fernando.2013.Pancasila sebagai Etika Politik.

Widisuseno, Iriyanto dkk.2007.Buku Ajar Pendidikan Pancasila.

Kaelan. 2016.Pendidikan Pancasila.Yogyakarta.Paradigma

Suseno dan Franz Magnis.1987.Etika Politik : prinsip-prinsip moral dasar kenegaraan


modern.Jakarta.Gramedia.

https://repository.unikom.ac.id/37222/1/%28Pertemuan%20IV%29%20Pancasila%20sebagai
%20etika%20%28moral%29%20Politik.pdf

Anda mungkin juga menyukai