Anda di halaman 1dari 16

ETIKA, BUDAYA NUSANTARA DAN

REAKTUALISASI PANCASILA

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan
Dosen pengampu: Bp Lili Supriyadi, S.Pd, M.M

Oleh :
Bhara Abdul Ghifar
NIM : 11210810000138

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT


karena atas limpahan Rahmat dan Karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan
tugas yang diberikan oleh dosen yang kemudian dilanjutkan dengan penyusunan
makalah dengan judul “ Etika Budaya Nusantara dan Reaktualisasi Pancasila ”.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Pendidikan Kewarganegaraan semester ganjil, dengan harapan makalah ini
dapat memberikan manfaat kepada pembaca.
Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Lili Supriyadi, S.Pd., M.M.
selaku dosen Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang saya tekuni.
Saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah,
tentunya kami juga mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk bahan
evaluasi perbaikan makalah.

Tanggerang, September 2021

Bhara Abdul Ghifar


iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

1.1 LATAR BELAKANG....................................................................................1

1.2 RUMUSAN MASALAH...............................................................................1

1.3 TUJUAN........................................................................................................2

BAB II......................................................................................................................3

PEMBAHASAN......................................................................................................3

2.1 Pengertian Etika, Budaya dan Reaktualisasi..................................................3

2.1.1 Etika.............................................................................................................3

2.1.2 Budaya.........................................................................................................3

2.1.3 Reaktualisasi Pancasila................................................................................3

2.2 Pancasila Sebagai Intisari Etika Budaya Nusantara :.....................................7

Bagaimana Re-Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila.................................................8

BAB III..................................................................................................................12

PENUTUP..............................................................................................................12

3.1 KESIMPULAN............................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Pancasila sebagai dasar Negara, pedoman dan tolok ukur kehidupan


berbangsa dan bernegara di Republik Indonesia. Kesadaran etik yang
merupakan kesadaran relational akan tumbuh subur bagi masyarakat Indonesia
ketika nilai-nilai pancasila itu diyakini kebenarannya, kesadaran etik juga akan
lebih berkembang ketika nilai dan moral pancasila itu dapat di b r e a k d o w n ke
dalam norma-norma yang di berlakukan di Indonesia.

Bangsa Indonesia dan juga dasar negara yaitu Pancasila, terbentuk


berdasarkan perbedaan. Pancasila sendiri hadir sebagai penengah adanya
perbedaan yang ada. Dan sebagai bentuk kepribadian bangsa Pancasila membuat
Indonesia hadir dengan ciri khas yang membedakannya dengan negara lain.

Etika sebagai cabang falsafah membahas sistem dan pemikiran mendasar


tentang ajaran dan pandangan moral. Etika sebagai cabang ilmu membahas
bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran moral tertentu. Etika sosial
meliputi cabang etika yang lebih khusus seperti etika keluarga, etika profesi, etika
bisnis, etika lingkungan, etika pendidikan, etika kedokteran, etika jurnalistik, etika
seksual dan etika politik.Pancasila merupakan nilai dasar yang menjadi rambu-
rambu bagi politik hukum nasional.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud Etika dan Budaya?

2. Bagaimana Etika Budaya Nusantara dalam sudut pandang Pancasila?

3. Apa yang dimaksud dengan Rekaktualisasi Pancasila?

4. Mengapa ada rekaktualisasi Pancasila ?

1
2

1.3 TUJUAN

Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Menjelaskan


pengertian Etika dan Budaya Pancasila 2. Menganalisis sejauh mana implementasi
Pancasila sebagai etika dalam kehidupan bernegara. 3. Mengetahui Reaktualisasi
Pancasila
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Etika, Budaya dan Reaktualisasi

2.1.1 Etika

Etika berasal dari kata e t h o s yang berarti kesusilaan atau adat. Etika
adalah kelompok filsafat praktis (filsafat yang membahas bagaimana manusia
bersikap terhadap apa yang ada) dan dibagi menjadi dua kelompok. Etika
merupakan suatu pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan
pandangan-pandangan moral. Etika adalah ilmu yang membahas tentang
bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran tertentu atau bagaimana kita
bersikap dan bertanggung jawab dengan berbagai ajaran moral (1).

2.1.2 Budaya

Budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan,


kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadat, dan kemampuan
yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
( E. B. Tylor ). Kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
( Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi ) (2)

2.1.3 Reaktualisasi Pancasila

Reaktualisasi pancasila adalah penyegaran kembali nilai-nilai pancasila


dalam kehidupan berbangsa dan bernegara terutama dalam menghadapi berbagai
permasalahan masa kini dan masa depan.

Mewujudkan cita-cita reformasi dan pelaksanaan nilai-nilai kehidupan


bermasyarakat, berbangsa dan bernegara secara konsekuen. Memerlukan
kesadaran dan komitmen seluruh warga masyarakat untuk memantapkan
persatuan dan kesatuan nasional, dengan mengelola kehidupan dalam

3
4

kemajemukan. Bangsa Indonesia memiliki modal yang besar untuk memelihara


kemajemukan tersebut. Modal kamajemukan Bangsa Indonesia adalah Pancasila,
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, NKRI, Bhineka
Tunggal Ika dan Ketetapan MPR. Pemahaman secara komprehensif Bangsa
Indonesia terhadap modal kemajemukan tersebut merupakan keharusan dan
kebutuhan.

Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika merupakan nilai-nilai kehidupan


bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bagi Indonesia. Warga Negara Indonesia
harus memahami hal tersebut sebagai landasan dalam penyelenggarann kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Nilai -nilai luhur tersebut merupakan
sari pati karakter bangsa Indonesia dari Sabang sampai Merauke dan dari
Mianggas sampai Pulau Rote. Karakter luhur Bangsa Indoesia tersebut harus
diaktualisasikan dan tidak dicemari sehingga tidak mengoyak kemajemukan
Bangsa Indonesia.

Pancasila pertama kali dirumuskan oleh Ir. Soekarno pada saat sidang
pertama BPUPKI pada tanggal 1 Juni 1945. Lima prinsip negara yaitu pancasila
yang terdiri dari :

1. Kebangsaan Indonesia;

2. Internasionalisme atau peri-Kemansiaan;

3. Mufakat atau Demokrasi;

4. Kesejahteraan Sosial;

5. Ketuhanan yang berkebudayaan.

Kemudian pada tanggan 22 Juni 1945 Panitia Kecil/Panitia Sembilan


menyusun Pancasila dalam Piagam Jakarta yang terdiri dari :

1. Ketuhanan dengan Kewajiban Menjalankan Syariat Islam bagi


Pemeluk-Pemeluknya;
5

2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab;

3. Persatuan Indonesia;

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam


Permusyawaratan/Perwakilan;

5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Sidang PPKI pada 18 Agustus 1945, Pancasila secara resmi dijadikan


dasar negara yang dimasukkan pada Pembukaan UUD NRI Tahun 1945.
Pancasila terdiri dari :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa;

2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab;

3. Persatuan Indonesia;

4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksaan Dalam


Permusyawaratan/Perwakilan;

5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Pancasila dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 merupakan


hakikat tujuan negara, cara mencapai tujuan negara melalui hukum dasar dan
kedaulatan rakyat, dan prinsip dasar penyelenggaaan negara.

Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, merupakan nilai-nilai yang


sudah berkembang dan mencadi ciri Bangsa Indonesia sejak jaman dahulu. Nilai
luhur Pancasila yang merupakan modal utama untuk menjaga kemajemukan tetap
bersatu, mendapatkan resistensi baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Keadaan di dalam negeri saat ini dimana pemahaman dan pengamalan nilai-nilai
Pancasila dan ajaran agama yang sempit, serta lunturnya penghargaan terhadap
6

kemajemukan, ditambah terjadinya ketidakadilan dalam bidang pembangunan


ekonomi, sosial, budaya, politik dan hukum di pusat dan daerah.

Keadaan di luar negeri seperti globalisasi yang membawa persaingan antar


bangsa yang semakin tajam, kuatnya pengaruh budaya asing dan kurangnya
sarana teknologi industri dalam perumusan kebijakan negara.

Begitu juga dengan kondisi faktual di masyarakat menjadi tantangan


tersendiri bagi pancasila. Kondisi masyarakat seperti : 1. Menguatnya paham-
paham individualisme, egoisme sektoral, sikap materialistis, dan mengendurnya
sikap toleransi; 2. Banyaknya terjadi konflik sosial dalam masyarakat; 3.
Penegakan hukum belum optimal; 4. Pembangunan demokrasi masih mencari
bentuk; 5. Penyalahgunaan kekuasaan serta praktek KKN; 6. Masih tingginya
pengangguran dan kemiskinan.

Selain kondisi masyarakat perubahan lingkungan strategis juga menjadi


tantangan bagi pancasila. Dinamika global yang penuh persaingan, dimana
negara-negara di dunia dituntut untuk saling bekerja sama, dimana dilain pihak
harus melindungi kepentingan nasionalnya. Negara-negara maju masih dominan
mempengaruhi kebijakan internasional yang mengakibatkan interdepedensi antar
negara semakin kuat. Kemudian pembangunan demokrasi yang mengedepankan
prinsip-prinsip keragaman, menghindari diktator mayoritas dan tirani minoritas.

Perkembangan teknologi yang ditandai dengan arus informasi yang


semakin masif, dimana melahirkan masyarakat yang lebih menghargai kualitas
individu, sehingga persaingan antar individu semakin memuncak. Hal tersebut
menumbuhkan sikap individu yang mengakibatkan berkurangnya semangat
gotong-royong.

Aktualisasi nilai-nilai Pancasila seharusnya tercermin pada perumusan dan


kebijakan negara. Kebijakan dibidang politik harus selalu berpihak kepada rakyat.
Kebijakan dibidang ekonomi harus lebih berpihak kepada ekonomi kerakyatan,
yang ditujukan untuk kemakmuran rakyat dengan melakukan keberpihakan.
Kebijakan dibidang agama, sosial dan budaya membangun kehidupan
7

kemasyarakatan, kebangsaan, dan kenegaraan dengan membangun etos kerja


bersendikan kepada nilai-nilai Pancasila seperti persatuan, kerukunan dan
toleransi. Dibidang pertahanan dan keamanan, melaksanakan esensi sistem
keamanan rakyat semesta yaitu TNI dan POLRI sebagai kekuatan utama dan
rakyat sebagai kekuatan pendukung. Tercerminnya nilai-nilai Pancasila pada
kebijakan negara akan menjadi sempurna apabila pada saat implementasinya juga
berlandaskan nilai-nilai luhur tersebut.

2.2 Pancasila Sebagai Intisari Etika Budaya Nusantara :

Pancasila sebagai dasar etika tercermin dalam sila-silanya, yaitu :

1. Sila pertama :
 Menghormati setiap orang atau warga negara atas berbagai
kebebasannya dalam menganut agama dan kepercayaannya masing-
masing, serta menjadikan ajaran-ajaran sebagai anutan untuk
menuntun ataupun mengarahkan jalan hidupnya.
 Tidak memaksakan suatu agama pada orang lain.

2. S ila k e d u a :
 Tidak membeda-bedakan manusia berdasarkan suku, agama, warna
kulit, dan lain sebagainya.
 Tidak melakukan diskriminatif
 Menjadi manusia yang disiplin, tepat waktu dalam hal apapun.
 Hidup bersih dan sehat mencerminkan bahwa kita beradab.

3. S ila k e t i g a : 
 Mengutamakan kepentingan bangsa dan Negara di atas kepentingan
pribadi
 Menjaga nama baik bangsa dan negara
8

 Menjalin komunikasi dengan sesama saudara, teman, dari berbagai


daerah.
 Menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu.
 Ikut serta dalam kegiatan gotong royong

4. S ila k e e m p a t :
 Menyelesaikan masalah dengan musyawarah
 Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain
 Menghornati hasil musyawarah
 Ikut serta dalam pemilhan umum

5. S ila k eli m a :
 Menghargai hasil karya orang lain
 Berusaha menolong orang lain sesuai kemampuan
 Bersikap adil dalam melakukan sesuatu

Sila-sila dalam pancasila merupakan satu kesatuan integral dan integratif


menjadikan dirinya sebagai referensi kritik sosial kritis, komprehensif, serta
sekaligus evaluatif bagi etika dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, ataupun
bernegara. Konsekuensi dan implikasinya ialah bahwa norma etis yang
mencerminkan satu sila akan mendasari dan mengarahkan sila-sila lain.

Bagaimana Re-Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila

Reaktualisasi nilai-nilai Pancasila adalah bagaimana cara mengamalkan,


meralisasikan kembali nilai-nilai yang tersurat dan tersirat dalam sila-sila
Pancasila sebagai dasar Negara, ideologi nasional, falsafah bangsa, pandangan
hidup bangsa, akar budaya bangsa dalam kehidupan berbangsa, berbudaya, dan
bernegara di dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Uraian tentang reaktualisasi nilai-nilai Pancasila dalam pembangunan yang


mencakup semua aspek kehidupan bangsa Indonesia, yaitu meliputi aspek alamiah
dan aspek sosial yang dapat diuraikan sebagai berikut:
9

1. Bidang Posisi dan Lokasi Indonesia

Segala Kegiatan Pembangunan yang mencakup masalah penempatan,


pemeliharaan dan pengembangan yang berkaitan dengan posisi dan lokasi
keseluruhan wilayah Indonesia harus senantiasa mempertimbangkan sila-sila
Pancasila secara konsisten.

2. Bidang Kekayaan Alam

Pembangunan yang melibatkan kekayaan alam indonesia yang mencakup


perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi pembangunan tentang
pengadaan, pengolahan, pendayagunaan, dan pemanfaatan, pengembangan, serta
pelestarian segala sumber daya alam Indonesia harus senantiasa
mempertimbangkan pengamalan sila-sila Pancasila secara konsisten.

3. Bidang Kemampuan Penduduk

Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) bagi bangsa Indonesia sangat


mendesak dan tidak bias titawar lagi. Dengan pembangunan SDM yang tinggi
akan menjadikan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang terhormat di mata dunia,
sehingga menjadi bangsa yang disegani oleh bangsa lain. Namun demikian dalam
pembangunan SDM ini tetap mempertimbangkan pengamalan sila-sila Pancasila
secara konsisten.

4. Bidang Ideologi

Pembangunan dalam rangka memperkokoh dan mempertebal ideologi


berbangsa dan bernegara tidak boleh menyimpang, apalagi bertentangan ideologi
bangsa Indonesia yaitu Pancasila. Sejarah telah membuktikan bahwa hanya
Pancasila yang dapat mempersatuan bangsa Indonesia.

5. Bidang Politik

Pendidikan dan pembangunan di bidang politik bagi bangsa Indonesia harus


berlandaskan Pancasila, sehingga tidak dapat digantikan dengan landasan yang
lain, termasuk paham barat dan timur. Untuk itu pendidikan dan pembangunan
10

politik bagi bangsa Indonesia sangat penting, dan pelaksanaannya tetap


mempertimbangkan pengamalan sila-sila Pancasila secara konsisten.

6. Bidang Ekonomi

Pembangunan di bidang ekonomi harus selalu berakar dan bersumber pada


Pancasila secara konsisten. Pembangunan di bidang ekonomi harus mewujudkan
aktualisasi Pancasila dalam wujud sebagai nilai dan ruh bagi:

(a) ekonomi-kerakyatan atas prinsip kebersamaan, keadilan, dan kemandirian,

(b) sistem ekonomi Pancasila yang menekankan pada harmoni mekanisme


harga dan sosial (sistem ekonomi campuran), bukan pada mekanisme pasar,

(c) ekonomi kerakyatan (agar rakyat bebas dari kemiskinan, keterbelakangan,


penjajahan/ketergantungan, rasa was-was, dan rasa diperlakukan tidak adil,

(d) pemerintah yang memiliki asset produksi dalam jumlah yang signifikan
terutama dalam kegiatan ekonomi yang penting bagi negara dan yang
menyangkut hidup orang banyak.

Aktualisasinya dalam bidang lingkungan hidup, Pancasila diwujudkan


sebagairuh bagi perundang-undangan bidang sosial ekonomi, kesejahteraan
rakyat, danlingkungan hidup; yang

(a) menegaskan bahwa kualitas lingkungan hidup sangat berkaitan dengan


kualitas hidup,

(b) yang berwawasan kebangsaan melalui pemeliharaan lingkungan hidup


serta pensejahteraan seluruh rakyat secara adil, makmur, dan merata; serta

(c) dipahami bahwa lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua
benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup beserta perilakunya.

7. Bidang Sosial Budaya


11

Pembangunan di bidang sosial budaya juga harus berakar dari kehidupan


bangsa Indonesia yang berlandaskan Pancasila. Aktualisasinya tidak boleh
menyimpang dari pengamalan sila-sila Pancasila secara konsisten.

Pembangunan di bidang ini merumus pada aktualisasi Pancasila dalam wujud


sebagai landasan idiil bagi pembangunan pendidikan, budaya, dan keagamaan di
Indonesia yang menghilangkan penonjolan kesukuan, keturunan, dan ras; ideologi
terbuka yang mendorong kreativitas dan inovativitas; spirit untuk pengembangan
dinamika masyarakat dalam pembentukkan watak peradaban bangsa dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa; serta visi dan misi pendidikan nasional bagi
anak Indonesia. Problema yang dihadapi berintikan pada masalah kebudayaan,
yang pemecahannya secara mendasar adalah melalui proses pendidikan secara
menyeluruh.

Di bidang budaya, aktualisasi Pancasila berwujud sebagai pengkarakter sosial


budaya (keadaban) Indonesia yang mengandung nilai-nilai religi, kekeluargaan,
kehidupan yang selaras-serasi-seimbang, serta kerakyatan; profil sosial budaya
Pancasila dalam kehidupan bangsa Indonesia yang gagasan, nilai, dan
norma/aturannya yang tanpa paksaan sebagai sesuatu yang dibutuhkan; proses
pembangunan budaya yang dibelajarkan/dikondisikan dengan tepat dan
diseimbangkan dalam tatanan kehidupan, bukan sebagai suatu warisan dari
generasi ke generasi; serta penguat kembali proses integrasi nasional baik secara
vertical maupun horizontal.

Berdasarkan uraian di atas, maka saat ini diperlukan suatu langkah nyata
secara nasional berupa suatu gerakan bersama untuk membudayakan dan
mengembangkan karakter bangsa sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, misalnya
dengan melaksanakan ―Gerakan Hidup Berkarakter Pancasila.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Etika Pancasila adalah etika yang mendasarkan penilaian baik dan buruk pada
nilai-nilai Pancasila, yaitu nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan,
nilai kerakyatan dan nilai keadilan. Suatu perbuatan dikatakan baik bukan hanya
apabila tidak bertentanan dengan nilai-nilai Pancasila tersebut. Nilai-nilai
Pancasila, meskipun merupakan kristalisasi nilai yang hidup dalam realitas sosial,
keagamaan, maupun adat kebudayaan bangsa.

Budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan,


kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadat, dan kemampuan
yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.

Revitalitasi pancasila dengan menghangarkan kembali pancasila sebagai


haluan bersama bangsa Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Predikat pancasila sebagai ideology terbuka seyogianya dibarengi dengan
pengajaran pendidikan pancasila melalui model-model pembelajaran dengan
pendekatan kritis bagi pengajar dan peserta didikan. Sebagai bangsa yang besar,
rakyat Indonesia seyoginya merasa bangga dan percaya diri untuk melahirkan
pancasila yang lahir dari kawah kebudayaannya sebagai panduan dalam
mewujudkan cita-cita kemerdekaan. Pancasila harus segera dibumikan dari
posisinya yang elitis bahkan nyaris dilupakan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Ubaedillah, 2015. Pendidikan Kewarganegaraan (civic education)


Pancasila, Demokrasi dan Pencegahan Korupsi.

Noor Syam, M. (2007). P e m b u d a y a a n N ila i P a n c a s ila s e b a g


a i S i s t e m F ils a f a t d a n I d e olo g i N a s i o n al: (Makalah disajikan
Seminar Nasional dalam rangka HUT 40 th Lab. Pancasila, 3 November 2007 di
Kampus UM).

Rahmatullah , S.Ip, M.Si. (2008). “Pendidikan Pancasila”

13

Anda mungkin juga menyukai