Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH LANDASAN DAN TUJUAN PENDIDIKAN

PANCASILA
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah: Pendidikan Pancasila
Dosen Pengampu: Heru Sofian, SH

Oleh Kelompok 1:
1. Rina Karisma (2211000420083)
2. Arnoldus Yansen Ama Aran (2211000420020)
3. Apliana Bulu (2211000420006)
4. Loga Sanjaya (2211000420072)

KELAS A
JURUSAN EKONOMI
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BUDI UTOMO MALANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan wawasan
mengenai mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, dengan judul “LANDASAN DAN
TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA”.
Dengan tulisan inI diharapkan mahasiswa mampu untuk memahami makna dari
Demokrasi Indonesia. Kami sadar tulisan ini terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu,
kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak,
agar bisa menjadi lebih baik lagi.
Kami berharap semoga tulisan ini dapat memberi informasi yang berguna bagi
pembacanya, terutama mahasiswa, supaya kelak menjadi pribadi yang berdemokrasi
pancasila, karena kita adalah penerus Bangsa Indonesia.

Penulis

i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR .............................................................................................................
i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang .....................................................................................................................1
1.2 Rumusan
Masalah ...............................................................................................................1
1.3 Tujuan .................................................................................................................................1
1.4 Manfaat ...............................................................................................................................1

BAB II: PEMBAHASAN


2.1 Pengertian Pancasila ...........................................................................................................3
2.2 Pentingnya Pendidikan Pancasila .......................................................................................5

2.3 Konsep dan Urgensi Pendidikan


Pancasila ..........................................................................8
2.4 Landasan Dalam Pendidikan
Pancasila .............................................................................10
2.4.1 Landasan
Historis ...............................................................................................10
2.4.2 Landasan
Kultural ..............................................................................................11
2.4.3 Landasan
Yuridis ................................................................................................11
2.4.4 Landasan Filosofis .............................................................................................12
2.5 Tujuan Pendidikan Pancasila ............................................................................................13

BAB III: PENUTUP

3.1 Kesimpulan .................................................................................................................15


3.2 Saran ................................................................................................................................15

ii
DAFTAR PUSTAKA

i
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut UU No. 2 Tahun 1989 tentang sistem Pendidikan Nasional, yang juga
tercantum di dalam SK Dirjen Dikti. No.38/DIKTI/Kep/2003, tujuan pendidikan
Pancasila adalah untuk menunjukkan arah tujuan pada moral dan diharapkan
dapat terealisasi di kehidupan bermasyarakat setiap hari. Yakni tingkah laku yang
memperlihatkan iman serta taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (keyakinannya masing-
masing), bertingkah-laku kerakyatan dengan selalu mendahulukan kepentingan umum.
Tujuan pendidikan Pancasila menjadi sebuah sarana dalam mengerti, memahami,
serta mendalami makna Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia.Kita sebagai
rakyat Indonesia, sangat penting untuk mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-
hari. Hal ini sesuai dengan cita-cita serta tujuan nasional yang tercantum dalam
Pembukaan UUD 1945.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu Pancasila?


2. Apa pentingnya pendidikan Pancasila dalam bangsa Indonesia?
3. Bagaimana konsep dan urgensi pada pendidikan Pancasila?
4. Apa saja landasan dalam pendidikan Pancasila?
5. Apa tujuan pendidikan Pancasila?

C. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah mahasiswa diharapkan untuk lebih
memahami konsep pendidikan Pancasila serta bagaimana pentingnya pendidikan
Pancasila bagi kehidupan kita. Diharapkan mahasiswa memahami landasan dalam
pendidikan Pancasila dan tujuan dari pendidikan Pancasila.

D. Manfaat
Dengan membaca makalah kami diharapkan memberikan manfaat kepada
mahasiswa untuk memahami atas jiwa dan nilai-nilai dasar Pancasila sebagai warga
negara

1
Republik Indonesia, serta membimbing untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

2
BAB 11
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pancasila
Nama Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta, yakni panca yang berarti lima dan
Sila yang berarti dasar. Sehingga pancasila adalah lima dasar negara Indonesia. Mengutip
dari buku Pancasila sebagai Ideologi dan Dasar Negara karangan Ronto, Pancasila terdiri dari
dari kata 'panca' yang berarti lima dan 'syla' yang artinya batu sendi.
Sementara arti sebagai sebuah dasar negara, dikutip dari buku 'Pendidikan
Kewarganegaraan' terbitan Interplus, Pancasila memiliki arti sebagai falsafah negara.
Pengertian ini menjadikan suatu dasar nilai norma untuk mengatur pemerintahan atau
penyelenggaraan negara.
Selain arti, pedoman bangsa Indonesia ini juga memiliki 9 fungsi. Kembali melansir
dari buku Pancasila sebagai Ideologi dan Dasar Negara, berikut ini adalah kesembilan
fungsinya:
1. Pancasila sebagai ideologi Negara
2. Pancasila sebagai dasar Negara
3. Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia
4. Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia
5. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia
6. Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sumber tertib hukum
Republik Indonesia
7. Pancasila sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia
8. Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia
9. Pancasila sebagai falsafah hidup yang mempersatukan bangsa

Makna Lambang
Lambang Pancasila adalah seekor burung Garuda yang memliki makna kekuatan
dengan warna emas sebagai simbol kemuliaan.

1. Sila Pertama
Sila pertama memiliki lambang bintang (tunggal) berwarna kuning. Dikutip
dari laman Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, sila yang pertama ini mengandung

3
maksud bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang beriman dan bertakwa pada Tuhan
Yang Maha Esa, berdasarkan kepercayaan yang dianut oleh masing-masing individu.

2. Sila Kedua
Simbol kedua ini diwakili lambang berupa rantai. Jumlah rantai ini mencapai
17 dan tidak terputus. Rantai yang tidak terputus ini memiliki makna generasi penerus
yang turun-temurun dan selalu saling berkaitan serta membutuhkan satu sama lain.

3. Sila Ketiga
Simbol dari sila ketiga ini adalah pohon beringin yang menandai tempat
berteduh ataupun berlindung. Artinya seluruh rakyat Indonesia bisa berlindung dan
berteduh di bawah naungan Negara Indonesia.

4. Sila Keempat
Simbol sila keempat adalah kepala banteng, yang dikutip dari BPIP RI
menandakan tenaga rakyat. Selain itu, kepala banteng juga mewakili hewan sosial yang
sering berkumpul. Dalam hal ini, sila keempat menjadi pedoman bagi rakyat indonesia
untuk bahu-membahu dan berdiskusi dalam menyelesaikan berbagai persoalan.

5. Sila Kelima
Simbol terakhir yakni sila kelima Pancasila adalah padi dan kapas yang
bermakna kemakmuran dan kesejahteraan. Melalui simbol ini, Negara Indonesia memiliki
kewajiban untuk memakmurkan rakyatnya sebagai landasan.

Sementara lambang pada setiap tubuh garuda yang terdiri dari 17 jumlah bulu, 8 bulu
di ekor, 19 bulu di pangkal ekor, dan 45 bulu di leher menggambarkan waktu kemerdekaan
Indonesia diproklamasikan yakni 17-8-1945.
Burung garuda Pancasila yang mencengkram sebuah gulungan dengan tulisan
Bhinneka Tunggal Ika memiliki arti kesatuan dalam keberagaman. Meskipun berbeda-beda
namun tetap satu.

4
B. Pentingnya Pendidikan Pancasila

Setiap negara pasti ingin tetap kokoh dan tidak mudah terjadi perselisihan diantara
warganya , hal tersebut membuat pentingnya kita memiliki dasar negara dan ideologi yang
kuat dan disusun dengan seksama. Pancasila tidak mengadopsi ideologi dari manapun
sehingga nilai – nilai Pancasila kita lebih unggul dan juga lebih cocok karena berdasarkan
kebiasaan dan sifat warga negara Indonesia sendiri. Alasan Pancasila sangat dibutuhkan
karena kita memiliki banyak sekali suku , budaya , agama dan juga secara demografis kondisi
wilayah Indonesia sangat besar dan terdiri dari pulau – pulau yang dipisahkan oleh laut yang
sangat luas , ini bisa membuat Indonesia sangat cepat berkembang tetapi juga dapat membuat
kehidupan di Indonesia menjadi banyak pandangan sehingga dapat menimbulkan perpecahan.

Oleh karena itu norma – norma yang terkandung dalam Pancasila dapat kita gunakan
dalam dasar kehidupan bangsa agar tidak mudah timbuil perpecahan . DIantara lain norma –
norma yang terkandung didalam Pancasila yakni :

a) Norma Agama
Norma agama disebut juga norma kepercayaan ini ditunjukkan kepada semua
rakyat Indonesia untuk dapat beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa . Dengan adanya
norma ini diharapkan setiap rakyat Indonesia dapat berpegang teguh kepada agama
nya masing – masing dan saling menghargai.
b) Norma Moral atau Norma Kesusilaan
Norma Moral adalah norma yang paling dasar dalam mengatur budi pekerti
kita atau etika kita.Norma moral ini menentukan bagaimana cara kita dapat menilai
lingkungan masyarakat maupun di dalam rumah . Norma ini berasal dari diri sendiri
bagaimana kita menyikapi lingkungan agar kita dapat diterima dan mudah untuk
bersosialisasi.
c) Norma kesopanan
Norma ini juga disebut norma sopan santun , tata krama maupun kadang juga
disebut norma adat . Norma ini didasarkan kebiasaan rakyat Indonesia dalam berlaku
dimasyarakat , pada suatu daerah dengan daerah lain berbeda dasar – dasar norma
kesopanannya . Sanksi dari norma ini biasanya berasal dari masyarakat setempat.

5
d) Norma Hukum
Norma hokum berasal dari luar rakyat, biasanya norma hukum dibuat oleh
negara atau pihak setempat yang mendapatkan kekuasaan penuh dalam mengatur dan
juga memaksa setiap rakyat . Contohnya adalah negara membuat sebuah peraturan
perundang – undangan tentang lalu lintas untuk mengatur rakyatnya agar lalu lintas
jadi lebih teratur. Sanksi yang didapat dari norma ini biasanya didapatkan pada
persidangan resmi yang dipimpin hakim.

Di era modern ini juga  ditandai dengan kemajuan teknologi  yang menimbulkan
beberapa perubahan  dalam kebiasaan masyaratakat, salah satu contoh dampak akibat dari era
modern ini masyarakat yang mengikuti trend dari negara lain dan transformasi budaya
.Dalam kondisi ini masyarakat sudah tidak memperdulikan nilai – nilai Pancasila sebagai
ideologi dan pedoman hidup bagi rakyat Indonesia dalam perkembangan zaman tersebut.
Sehingga banyaknya kasus – kasus yang membuat kehidupan Bersama di Indonesia menjadi
tidak teratur Dengan adanya pengaruh dunia luar , rakyat Indonesia sudah mulai merubah
dasar dalam kehidupan Bersama mereka seperti :

 Mulai hidup secara individualism


 Tidak menghargai orang – orang disekitar
 Berpakaian seperti orang barat
 Melakukan kegiatan – kegiatan dan kebiasaan orang luar

Dengan adanya perkembangan zaman tersebut , penerapan Pancasila sebagai dasar


kehidupan Bersama di Indonesia wajib untuk diupdate dan diupgrade agar penyuluhan dan
juga penerapan Pancasila di lingkungan masyarakat menjadi lebih fleksibel dan juga sesuai
dengan adanya perkembangan zaman.Dalam hal ini biasanya para pemuda harus tetap
menerapkan berbagai hal – hal positif yang terkandung dalam Pancasila agar Pancasila tidak
hilang dan tetap menjadi bagian dari perkembangan zaman meskipun pada masa sekarang
banyak sekali anak – anak muda yang selalu mengikuti perkembangan budaya barat dan juga
lebih konsumtif daripada orang pada zaman dahulu.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam era modern yang tidak sesuai dengan
kehidupan rakyat Indonesia sehari – harinya :

6
1. Budaya berpakaian orang luar
Budaya berpakaian yang selalu terupdate dengan style luar bahkan dengan
harga yang sangat tinggi juga dapat membuat kehidupan Bersama di Indonesia menjadi
terganggu, dengan update update hal tersebut biasanya menyebabkan kesenjangan
dengan orang- orang disekitar sehingga norma norma yang berlaku dilingkungan
masyarakat tersebut diabaikan.

2. Kebiasaan – kebiasaan orang luar


Orang – orang luar yang biasanya melakukan hal – hal yang diperlukan pada
lingkungannya seperti minum – minuman keras untuk menghangatkan tubuh , tetapi
beberapa orang di Indoneseia menyalahi dan meminum minuman keras tersebut tanpa
alasan yang jelas sehingga membuatnya mabuk dan dapat membuat perilakunya di
lingkungan masyarakat tidak terkontrol.

3. Cara berbicara
Orang luar berbicara tanpa adanya adat dan istiadat sehingga mereka biasanya
berbicara dengan hal yang sama terhadap orang tua bahkan teman tanpa adanya
perbedaan bahasa yang digunakan

Karena hal tersebut kita sebagai warga negara Indonesia yang baik dan anak muda
yang merupakan pilar dari bangsa ini harus tetap menerapkan Pancasila dalam kehidupan
sehari – harinya di Indonesia.

7
C. Konsep dan Urgensi Pendidikan Pancasila

Mata kuliah Pendidikan Pancasila diberikan karena adanya kesadaran akan perlunya
pendidikan yang berkesinambungan mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi.
Diharapkan, dengan pemahaman yang semakin mendalam akan nilai-nilai Pancasila, generasi
muda dapat mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari, Pendidikan Pancasila
juga diberikan karena fakta kemerosotan penghayatan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari, baik individual maupun kolektif sebagai bangsa. Dengan kata lain, mata kuliah
ini dihidupkan karena adanya kesenjangan antara kata/pengetahuan dan perbuatan/tingkah
laku.

Kemerosotan penghayatan nilai-nilai Pancasila dapat disaksikan di semua bidang


kehidupan, dari semua kelas sosial, dan di hampir semua profesi. Fakta paling jelas adalah
korupsi yang dilakukan di semua lini, mulai dari pejabat pemerintah maupun institusi
pemerintah dan swasta. Catatan Kementerian Dalam Negeri RI menyebutkan bahwa dalam
kurun waktu tahun 2005-2013 ada 277 gubernur, walikota, dan bupati yang terlibat korupsi,
dan 3.000 anggota DPRD terjerat hukum. Dalam kurun waktu yang sama terdapat 137
anggota DPRD provinsi dan 1.050 anggota DPRD kabupaten/kota terlibat korupsi (Suara
Pembaruan, 9 Desember 2013). Kasus terbaru yang “mengguncang” seluruh kehidupan
bangsa adalah tertangkap tangannya Ketua Mahkamah Konstitusi, Akil Mochtar karena
dugaan terlibat suap, merupakan fakta betapa nilai Pancasila hanya menjadi hiasan bibir kala
pejabat mengucapkan sumpah jabatan.

Selain kasus korupsi, patut disebutkan beberapa gejala yang mencerminkan


kemerosotan penghayatan nilai-nilai Pancasila, seperti kerusuhan dan sengketa
berlatarbelakang SARA, kekerasan dalam rumah tangga, kesenjangan ekonomi,
ketakmampuan golongan rendah untuk masuk jenjang sekolah dasar hingga perguruan tinggi,
berbagai macam dan tingkat kriminalitas, diskriminasi perempuan, dan UU dan peraturan
daerah yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, sekedar menyebut beberapa contoh.

Sistem ekonomi Indonesia yang dalam Pancasila dan UUD 1945 dikenal sebagai
demokrasi ekonomi berlandaskan gotong royong, pada praktiknya lebih condong ke sistem
ekonomi liberal yang makin memarginalkan kelas bawah. Kesenjangan ekonomi tampak

8
dengan jelas karena dalam sistem liberal seperti ini hanya orang-orang kaya yang tambah
kaya, sebaliknya orang miskin makin terpuruk. Kekayaan tanah tumpah darah Indonesia yang

8
sebetulnya dikelola untuk kesejahteraan rakyat dikuasai oleh pihak asing dan konco-
konconya orangorang kaya. Pendidikan Pancasila diberikan karena kesadaran akan semakin
derasnya arus ideology asing, khususnya kapitalisme dan neoliberalisme, yang berkat sayap
raksasa globalisasi menggempur seluruh pelosok Indonesia tanpa henti. Materialisme,
hedonism, konsumtivisme, serta gaya hidup yang dibentuknya telah dan sedang menerjang
sudut-sudut terpencil Indonesia. Nilai-nilai asing yang sangat digandrungi remaja dan kaum
muda itu dikhawatirkan akan semakin melunturkan nilai-nilai Pancasila. Sebab itu dirasakan
pendidikan Pancasila sebagai suatu keharusan.

Pendidikan Pancasila bertujuan untuk memberikan pemahaman benar akan Pancasila.


Tidak disadari, sering Pancasila yang diajarkan akan Pancasila yang tidak benar, yang
merupakan bentuk tersamar dari ideology yang justru bertentangan dengan Pancasila. Oleh
sebab itu Pancasila yang diajarkan dalam Pendidikan Pancasila adalah Pancasila yang dapat
dipertanggungjawabkan secara juridis-konstitusional dan obyektif-ilmiah. Secara
yuridiskonstitusional Pancasila adalah dasar Negara yang merupakan dasar dalam
penyelenggaraan pemerintahan Negara.

Secara obyektif-ilmiah Pancasila adalah paham filsafat yang dapat diuraikan dan
diterima secara rasional. UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang
diejawantahkan dalam PP No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
menetapkan kurikulum tingkat Satuan Perguruan Tinggi wajib memuat mata kuliah
pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, dan bahasa Indonesia serta bahasa Inggris.
Pendidikan kewarganegaraan memuat pendidikan Pancasila sebagai landasan pengenalan
mahasiswa terhadap ideologi negara.

Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti) kemudian, dalam SK No.43/DIKTI/Kep/2006


memutuskan tentang rambu-rmbu Pelaksanan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan
Kepribadian di Perguruan Tinggi, termasuk di dalamnya Pendidikan Pancasila.
Pertanyaannya: Pancasila yang mana? Pertanyaan ini masuk akal karena Indonesia pernah
memiliki tiga UUD, yaini UUD 1945, Konstitusi RIS 1949, dan UUDS 1950 yang memuat
Pancasila pada pembukaannya.

9
Agar tidak terjadi kesalahpahaman, dikelurkan Instruksi Presiden (Inpres) No.12
Tahun 1968. Inpres ini menyatakan bahwa Pancasila yang resmi adalah Pancasila yang tata
urutan sila-silanya terdapat pada alinea 4 Pembukaan UUD 1945, yang berbunyi:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

D. Landasan Dalam Pendidikan Pancasila

Pancasila adalah dasar falsafah Negara Indonesia sebagaimana tercantum dalam


Pembukaan UUD 1945. Oleh karena itu, setiap warga Negara Indonesia harus mempelajari,
mendalami, menghayati, dan mengamalkannya dalam segala bidang kehidupan. Pancasila
sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 dalam perjalanan sejarah kemerdekaan
bangsa Indonesia telah mengalami persepsi dan intrepetasi sesuai dengan kepentingan rezim
yang berkuasa. Pancasila telah digunakan sebagai alat untuk memaksa rakyat setia kepada
pemerintah yang berkuasa dengan menempatkan pancasila sebagai satu-satunya asas dalam
kehidupan bermasyarakat.

Nampak pemerintahan Orde Baru berupaya menyeragamkan paham dan ideologi


bermasyarakat dan bernegara dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang bersifat
pluralistik. Oleh sebab itu, MPR melalui sidang Istimewa tahun 1998 dengan Tap.
No.XVII/MPR/1998 tentang Pencabutan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila
(P4) dan menetapkan Pancasila sebagai dasar Negara. Pancasila sebagaimana dimaksud
dalam Pembukaan UUD 1945 adalah dasar Negara dari Negara kesatuan RI harus
dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan bernegara.

a. Landasan Historis
Keyakinan bangsa Indonesia telah begitu tinggi terhadap kebenaran nilai-nilai
Pancasila dalam sejarah kenegaraan Negara Indonesia. Pancasila mendapat tempat

10
yang berbeda-beda dalam pandangan rezim pemerintahan yang berkuasa. Penafsiran
Pancasila didominasi oleh pemikiranpemikiran dari rezim untuk melanggengkan
kekuasaannya. Pada masa Orde lama, Pancasila ditafsirkan dengan nasionalis, agama
dan komunis (Nasakom) yang disebut juga dengan Tri Sila, kemudian diperas lagi
menjadi Eka Sila (gotong royong).
Pada masa Orde Baru pancasila harus dihayati dan diamalkan dengan
berpedoman kepada butir-butir yang ditetapkan oleh MPR melalui Tap. MPR
No.II/MPR/1978 tentang P-4. Namun, penafsiran rezim itu membuat kenyataan dalam
masyarakat dan bangsa berbeda dengan nilai-nilai Pancasila yang sesungguhnya. Oleh
sebab itu, timbulah tuntunan reformasi dalam segala bidang. Dalam kenyataan ini,
MPR melalui Tap. MPR No.XVIII/MPR/1998 tentang penegasan Pancasila sebagai
Dasar Negara, yang mengandung makna ideologi nasional sebagai cita-cita dan tujuan
Negara.

b. Landasan Kultural
Pancasila sebagai kepribadian dan jati diri bangsa Indonesia merupakan
pencerminan nilainilai yang telah lama tumbuh dalam kehidupan bangsa Indonesia.
Nilai-niali yang dirumuskan dalam Pancasila bukanlah pemikiran satu orang, seperti
halnya ideologi komunis yang merupakan pemikran dari Karl Marx, melainkan
pemikiran konseptual dari tokoh-tokoh bangsa Indonesia, seperti Soekarno, Drs.
Moh.Hatta, Mr. Muhammad Yamin, Prof. Mr. Dr. Supomo dan tokoh lain-lain.
Sebagai hasil pemikiran dari tokoh-tokoh bangsa iNdonesia yang digali dari
budaya bangsa sendiri, Pancasila tidak mengandung nilai-nilai yang terbuka
masuknya nilai-nilai baru yang positif, baik yang dating dari dalam negeri maupun
yang datang dari luar negeri. Dengan demikian generasi penerus bangsa dapat
memperkaya nilai-nilai Pancasila sesuai dengan perkembangan zaman.

c. Landasan Yuridis
Sebelum dikeluarkannya PP No.60 Tahun 1999, keputusan Mentri Pendidikan
dan Kebudayaan No. 30 Tahun 1990 menetapkan status pendidikan Pancasila dari
Kurikulum pendidikan tinggi sebagai mata kuliah wajib untuk setiap program studi
dan bersifat nasional. Silabus pendidikan Pancasila semenjak tahun 1993 sampai
tahun 1999 telah banyak mengalami perubahan untuk menyesuaikan diri dnegan

11
perubahan yang berlaku dalam masyarakat, bangsa, dan Negara yang berlangsung
cepat serta

8
kebutuhan untuk mengantisipasi tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan yang pesat
disertai dengan pola kehidupan yang mengglobal.
Perubahan dari silabus pendidikan Pancasila adalah dengan dikeluarkannya
keputusan Dirjen Dikti Nomor: 265/Dikti/Kep/2000 tentang penyempurnaan
Pancasila pada Perguruan Tinggi di Indonesia. Dalam keputusan ini dinyatakan
bahwa mata kuliah Pendidikan Tinggi Pancasila yang mencakup unsur filsafat
Pancasila merupakan salah satu komponen yang tidak dapat dipisahkan dari kelompok
mata kuliah pengembangan kepribadian (MKPK) dalam susunan kurikulum inti
perguruan tinggi di Indonesia.
Selanjutnya, berdasarkan keputusan Mendiknas No.232/U/2000 tentang
Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian hasil belajar
mahasiswa telah ditetapkan bahwa pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila, dan
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan kelompok mata kuliah pengembangan
kepribadian yang wajib diberikan dalam kurikulum setiap program studi. Oleh karena
itu, untuk melaksanakan ketentuan diatas, maka dirjen dikti depdiknas mengeluarkan
SK No.38/Dikti/Kep./2002 tentang rambu-rambu Pelaksanaan Kelompok Mata
Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.

d. Landasan Filosofis
Pancasila sebagai dasar filsafat Negara harus menjadi sumber bagi segala
tindakan para penyelenggara Negara, menjadi jiwa dari perundang-undangan yang
berlaku dalam kehidupan bernegara. Oleh sebab itu, dalam menghadapi tantangan
kehidupan bangsa memasuki globalisasi, bangsa Indonesia harus tetap memiliki nilai-
nilai, yaitu Pancasila sebagai sumber nilai dalam pelaksanaan kenegaraan yang
menjiwai pembangunan nasional dalam bidang politik, ekonomi, sosial-budaya, dan
pertahanan keamanan.

12
E. Tujuan Pendidikan Pancasila

Rakyat Indonesia melalui Majelis Perwakilannya, menyatakan bahwa pendidikan


nasional yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan kebudayaan
bangsa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kecerdasan serta harkat dan martabat bangsa
, mewujudkan manusia serta masyarakat Indonesia yang beriman dan bertakwa terhadap
Tuhan YME, berkualitas, dan mandiri, sehingga mampu membangun dirinya dan masyarakat
sekelilingnya serta dapat memenuhi kebutuhan pembangunan nasional dan bertanggung
jawab atas pembangunan bangsa.
Pendidikan Pancasila mengarahkan perhatian pada moral yang diharapkan diwujudkan
dalam kehidupan sehari-hari, yaitu perilaku yang memancarkan iman dan takwa kepada
Tuhan YME dalam masyarakat yang terdiri atas berbagai golongan agama, perilaku yang
bersifat kemanusiaan yang adil dan beradab, perilaku kebudayaan, dan beraneka ragam
kepentingan bersama di atas kepentingan perorangan atau golongan. Dengan demikian,
perbedaan pemikiran, pendapat, dan kepentingan diatasi melalui keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.

1. Tujuan nasional
Tujuan nasional sebagaimana dicantumkan dalamPembukaan UUD 1945 alinea keempat,
menyatakan: “…melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia, ..,memajukan kesejahteraan Umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial…”. Tujuan nasional sebagaimana ditegaskan dalam pembukaan Pembukaan
itu diwujudkan melalui pelaksanaan penyelenggaran Negara yang berkedaulatan rakyat dan
demokratis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa, berdasarkan Pancasila dan
Undang-undang Dasar 1945. Penyelenggaraan Negara dilaksanakan melalui pembangunan
nasional dalam segala aspek kehidupan bangsa oleh penyelenggara Negara, yaitu lembaga
tertinggi dan lembaga tinggi Negara bersama-sama segenap rakyat Indonesia di seluruh
wilayah Negara Republik Indonesia.
Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia dan masyarakat
Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan, berlandaskan kemampuan nasional dengan
memanfaatkan kemajian ilmu pengetahuan dan teknologi, serta memperhatikan tantangna
perkembangan global. Dalam pelaksanaannya mengacu pada kepribadian bangsa dan nilai-
nilai luhur yang universal untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang berdaulat, mandiri,

13
berkeadilan, sejahtera, maju dan kukuh kekuatan moral dan etikanya. Dengan demikian
peranan Pancasila sebagai ideologi dan falsafah bangsa Indonesia sangat penting dalam
menentukan tercapainya tujuan nasional.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pancasila merupakan landasan yuridis konstitutional Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-pasal dan ayat-ayat yang terdapat pada
batang tubuh UUD 1945. Hal ini menjadikan pancasila sebagai dasar hukum negara yang
harus ditaati dan direfleksikan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu dengan adanya
pendidikan pancasila diharapkan dapat menghasilkan peserta didik yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berperikemanusiaan yang adil dan beradab, serta
mendukung kerakyatan yang mengutamakan upaya mewujudkan suatu keadilan sosial dalam
bermasyarakat.

B. Saran
Makalah yang kami susun semoga bisa membantu kita lebih memahami tentang landasan dan
tujuan pendidikan pancasila yang meliputi landasan historis, landasan kultural, landasan
yuridis, dan landasan filosofi yang lebih mendalam. Mohon pemakluman dari semuanya jika
dalam makalah kami ini masih terdapat banyak kesalahan baik bahasa maupun pemahaman.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://www.merdeka.com/jabar/tujuan-pendidikan-pancasila-dalam-masyarakat-berikut-
landasan-dan-penjelasannya-kln.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Pancasila
https://bpip.go.id/bpip/berita/1035/571/tujuan-pendidikan-pancasila-di-perguruan-tinggi-
ketahui-landasannya.html#:~:text=Tujuan%20pendidikan%20Pancasila%20di%20Perguruan
%20Tinggi%20adalah%20untuk%3A&text=Memberikan%20pemahaman%20dan
%20penghayatan%20atas,bermasyarakat%2C%20berbangsa%2C%20dan%20bernegara.
file:///D:/Documents/Downloads/MENELUSURI%20KONSEP%20DAN%20URGENSI
%20PENDIDIKAN%20PANCASILA%20(2).pdf
https://www.academia.edu/27463043/TUJUAN_PENDIDIKAN_PANCASILA

Anda mungkin juga menyukai