FILSAFAT
ROMBEL 10
OLEH KELOMPOK 4
Dengan rahmat Tuhan yang Maha Esa, kami panjatkan puja dan puji syukur atas
kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini baik dan lancar. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal
dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak dan sumber sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. kami menyadari sepenuhnya
bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan
pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu kami mengharapkan segala bentuk dan saran
serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhir kata kami berharap
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
DAFTAR ISI
ii
KATA PENGANTAR........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................................iii
BAB I...................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..............................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Perumusan masalah....................................................................................................2
1.3 Tujuan..........................................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.................................................................................................................................3
2.1 Pengertian Pancasila....................................................................................................3
2.1.1 Secara Estimologis...............................................................................................3
2.1.2 Secara Historis.....................................................................................................3
2.1.3 Secara Terminologis............................................................................................4
2.1 Pengertian filsafat........................................................................................................4
2.2.1 Menurut Para Ahli...............................................................................................4
2.2.2 Pancasila Merupakan Suatu Filsafat...................................................................5
2.3 Pancasila Melalui Pendekatan Dasar Ontologis, Epistemologis, Aksiologis..............6
2.3.1 Dasar Ontologis (Hakikat Manusia) Sila–sila Pancasila....................................6
2.3.2 Dasar Epistemologis (Pengetahuan) Sila–sila Pancasila)..................................6
2.3.3 Dasar Aksiologis Pancasila.................................................................................7
2.4 Hakekat Pancasila........................................................................................................7
2.5 Nilai-Nilai Pancasila sebagai suatu Sistem.................................................................8
BAB III..............................................................................................................................................10
PENUTUP.........................................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
hukum. Artinya, seluruh tatanan kehidupan nasional yang bertentangan dengan Pancasila
sebagai aturan konstitusional pada dasarnya batal dan harus dihapuskan. Sebagai dasar
negara, Pancasila dikaitkan dengan struktur kekuasaan formal. Demikian pula Pancasila
sebagai dasar negara mengandung suasana kebatinan atau cita-cita hukum yang mengatur
1
hukum dasar negara, baik berupa hukum dasar tertulis yang berupa undang-undang dasar
maupun yang berupa hukum dasar tidak tertulis. adalah. Hukum berkembang dalam praktik
ketatanegaraan.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian pancasila dan falsafah.
2. Mengetahui dan memahami pentingnya Pancasila sebagai falsafah.
3. Mengetahui Pokok-Pokok Filsafat Pancasila
4. Mengetahui dan memahami Pancasila melalui pendekatan dasar ontologis,
epistemologis, dan aksiologis.
5. Mengetahui Hakikat Pancasila.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kata-kata ini sejak itu telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, khususnya bahasa
Jawa, yang berarti "moralitas" dan terkait dengan moralitas.', dan arti leksikalnya adalah
'fugue of lima batu' atau secara harfiah 'bass dengan lima elemen'. Istilah "Panca Syiila"
dengan huruf Dewanagari i menunjukkan lima aturan perilaku yang penting.
3
Hal ini didasarkan pada interpretasi sejarah dan sangat relevan dengan pembentukan calon
perumusan dasar negara, yang secara aklamasi dan sukarela diadopsi oleh peserta sidang.
4
• Plato (427–347 SM) Filsafat adalah semua pengetahuan
• Al Farabi (w. 950 M) Filsafat adalah ilmu alam yang ada, yang bertujuan untuk
menyelidiki sifat sejatinya.
• Thomas Hobbes (1588 – 1679) Filsafat adalah ilmu yang menjelaskan hubungan
antara akibat dan sebab atau sebab akibat, dan karena itu selalu berubah.
5
2.3 Pancasila Melalui Pendekatan Dasar Ontologis, Epistemologis, Aksiologis
2.3.1 Dasar Ontologis (Hakikat Manusia) Sila–sila Pancasila
Manusia pengemban sila pancasila secara ontologis tersusun atas kodrat, tubuh-jiwa,
susunan tubuh-roh, kodrat kemanusiaan sebagai makhluk individu dan sosial, serta
kedudukan kemanusiaan sebagai manusia. Sebagai individu yang mandiri dan makhluk
Tuhan Yang Maha Esa. Secara hierarkis, perintah pertama Tuhan Yang Maha Esa mendasari
dan menjiwai keempat perintah Pancasila lainnya karena memposisikan kodrat manusia
sebagai individu yang berbeda dan sebagai makhluk Tuhan (Notonagoro, 1975:53).
(1) Sila pertama : Tuhan adalah sebagai asal mula segala sesuatu, tuhan adalah mutlak,
sempurna dan kuasa, tidak berubah, tidak terbatas pula sebagai pengatur tata tertib
alam (Notonagoro, 1975:78)
(2) Sila kedua : kemanusiaan yg adil dan beradab, negara adalah lembaga kemanusiaan,
yg diadakan oleh manusia (Notonagoro, 1975:55)
(3) Sila ketiga : persatuan indonesia. Persatuan adalah sebagai akibat adanya manusia
sebagai makhluk tuhan yg maha esa,adapun hasil persatuan adalah rakyat sehingga
rakyat adalah merupakan unsur pokok negara
(4) Sila keempat : maka pokok sila keempat ialah kerakyatan yaitu kesesuaiannya dengan
hakikat rakyat
(5) Sila kelima : dengan demikian logikanya keadilan sosial didasari dan dijiwai oleh sila
kedua yaitu kemanusiaan yg adil dan beradab (Notonagoro, 1975:140,141)
6
Epistemologi memiliki tiga masalah mendasar:
Yang pertama menyangkut sumber-sumber pengetahuan manusia, yang kedua
menyangkut teori-teori tentang kebenaran pengetahuan manusia, dan yang ketiga
menyangkut hakikat pengetahuan manusia (Titus, 1984:20). Kemampuan atau daya untuk
menyerap atau mentransformasikan pengetahuan memiliki tingkatan sebagai berikut:
Demonstrasi, imajinasi, asosiasi, analogi, introspeksi, intuisi, inspirasi, inspirasi
(notonagoro, tanpa tahun:3).
7
air sehingga terpisah dari benda yang lainnya, misalnya dengan batu,kayu, dan lain
sebagainya.
Terkait dengan hakikat sila-sila pancasila, pengertian kata ‘hakikat’ dapat dipahami
dalam tiga kategori yaitu :
1. Hakikat Abstrak yang disebut sebagai hakikat jenis atau hakikat umum yang
mengandungunsur-unsur yang sama, tetap dan tidak berubah. Hakikat abstrak sila-sila
Pancasila menunjuk pada kata: ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan
keadilan. Kata-kata tersebut merupakan kata-kata yang dibubuhi awalan dan akhiran
ke dan an ( sila I,II,IV, dan V) sedangkan yang satunya per dan an (sila ke III).
Awalan dan akhiran ini memiliki kesamaan dalam maksudnya yang pokok, ialah
membuat abstrak daripada kata dasarnya
2. Hakikat Pribadi sebagai hakikat yang memiliki sifat khusus. Hakikat pribadi Pancasila
menunjuk pada ciri-ciri khusus sila-sila Pancasila yang ada pada bangsa Indonesia,
yaitu adat istiadat, nilai-nilai agama, nilai-nilai kebudayaan, sifat dan karakter yang
melekat pada bangsa indonesia sehingga membedakan bangsa indonesia dengan
bangsa yang lainnya.
3. Hakikat Kongkrit yang bersifat nyata sebagaimana dalam kenyataannya. Hakikat
kongkrit Pancasila terletak pada fungsi Pancasila sebagai dasar filsafat negara.
8
Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila termasuk nilai-nilai spiritual yang
tertinggi, dan nilai-nilai tersebut disusun menurut tingkatannya, sebagai berikut:
Nilai Tuhan Yang Maha Esa adalah nilai yang tertinggi, karena nilai Tuhan itu mutlak. Nilai
kemanusiaan saja. Manusia adalah makhluk Tuhan Yang Maha Esa, sehingga nilai
kemanusiaan adalah sebagai spesialisasi nilai pada Tuhan.
Nilai ketuhanan dan nilai manusia dalam pandangan datar lebih tinggi dari nilai-nilai
pemerintahan yang terkandung dalam tiga perintah lainnya: perintah persatuan, perintah
demokrasi, dan perintah keadilan. Hal ini berkaitan dengan kehidupan berbangsa. Hal ini
dijelaskan dalam poin utama keempat Pembukaan UUD 1945, yaitu: . . . "Negara berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa berdasarkan kemanusiaan yang adil dan beradab".
Adapun nilai-nilai kenegaraan yang terkandung dalam ke tiga sila tersebut berturut-
turut memiliki tingkatan sebagai berikut:
Nilai persatuan dipandang memiliki tingkatan yang lebih tinggi
daripada nilai kerakyatan dan nilai keadilan sosial, karena
persatuan adalah merupakan syarat mutlak adanya rakyat dan
terwujudnya rasa keadilan.
Sedangkan nilai kerakyatan yang didasari oleh nilai Ketuhanan,
nilai Kemanusiaan dan nilai Persatuan lebih tinggi dan mendasari
nilai dari keadilan sosial, karena Kerakyatan adalah sarana
terwujudnya suatu Keadilan sosial,
Sementara nilai yang terakhir adalah nilai Keadilan sosial, yang
merupakan tujuan akhir dari keempat sila lainnya.
Nilai- nilai yang terkandung dalam Perda Pancasila berbeda-beda dan pada tingkatan
yang berbeda-beda, namun secara kolektif nilai-nilai tersebut membentuk satu kesatuan dan
tidak saling lepas. Oleh karena itu, harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian di atas, Pancasila merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan karena
tidak dapat dipertukarkan atau digerakkan oleh perintah apapun. Bagi bangsa Indonesia,
Pancasila adalah pedoman hidup berbangsa dan bernegara Indonesia. Dan filsafat adalah ilmu
karena memiliki logika, metode dan sistem. Pancasila disebut filsafat karena merupakan hasil
perenungan jiwa yang mendalam yang dilakukan oleh para pendahulu dan kemudian
dituangkan ke dalam sistem yang tepat dengan esensinya sendiri yang dibagi menjadi lima
10
DAFTAR PUSTAKA
11