Anda di halaman 1dari 6

TENTANG TEORI-TEORI ILMU NEGARA

NAMA:NUSTRA HALAWA

EMAIL:nustrahalawa23@gamil.com

No. BP: 2110003600084

UNIVERSITAS EKASAKTI

BAB1

PENDAHULU

1.1 latar belakang

Istilah Negara dterjemahkan dari kata-kata asing Staat (bahasa Belanda dan Jerman); State (bahasa
Inggris); Etat (bahasa perancis). Istilah Staat mempunyai sejarah sendiri, dipergunakan dalam abad ke-15
di Eropa Barat. Anggapan umum staat itu dialihkan dari kata Latin status atau statum (tegak/tetap).
Niccolo Machiavelli, bapak Ilmu Politik Modern, dalam bukunya The Prince,memulai dengan kalimat:
“Semua negara (stati) dan bentuk-bentuk pemerintahan yang pernah ada dan yang sekarang menguasai
manusia adalah republik dan kerajaan.” Machiavelli yg pertama memperkenalkan istilah lo stato dalam
kepustakaan Ilmu Politik. Kata “Negara” mempunyai dua arti. Pertama, negara adalah masyarakat atau
wilayah yg merupakan satu kesatuan politis. Kedua, negara adalah lembaga pusan yang menjamin
kesatuan politis itu, yang menata dan dengan demikian menguasai wilayah itu. Sementara dalam Ilmu
Politik, istilah “negara” adalah agency (alat) dari masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk
mengatur hubunganhubungan manusia dalam masyarakat dan menertibkan gejala-gejala kekuasaan
dalam masyarakat.

Istilah “Ilmu Negara” diambil dari istila bahasa Belanda Staatsleer yg diambilnya dr istilah bahasa
Jerman, Staatslehre. Dalam bahasa Inggris disebut Theory of State atau The General Theory of State atau
Political Theory, sedang dalam bahasa Prancis dinamakan Theorie d’etat.

Ilmu Negara, sebagai istilah teknik, akibat hasil penyelidikan sarjana Ilmu Negara adalah ilmu
pengetahuan yang menyelidiki asas-asas pokok dan, pengertian-pengertian pokok tentang Negara dan
Hukum Tata Negara.

George Jellinek membagi Ilmu Negara, Ilmu Negara dalam arti sempit (staatswissenschften); Ilmu
Pengetahuan Hukum (rechtswissenschaften)) Adanya sistem pemerintahan negara yang didasarkan atas
kedaulatan rakyat; Adanya dasar hukum dan peraturan perundang-undangan bagi pemerintah dalam
melaksanakan tugas dan kewajibannya Adanya jaminan terhadap hak-hak asasi manusia (warga negara);
Adanya pembagian kekuasaan dalam negara;(5) Adanya pengawasan dari badan-badan peradilan
(rechterlijk controle) yang bebas dan, Tujuan negara menurut Roger H. Soltau adalah “memungkinkan
rakyatnya berkembang serta menyelenggarakan daya ciptanya sebebas mungkin (the freest possible
development and creative self expression of its members”6 Harold J. Laski mengatakan tujuan negara
adalah “menciptakan keadaan dimana rakyat dapat mencapai keinginan-keinginan mereka secara
maksimal (creation of those conditions under.

BAB2

PEMBAHASAN

Hubungan ilmu negara dg ilmu politik Hoetink mengatakan bahwa ilmu politik adalah semacam
sosiologi drpd negara. Ilmu Negara dan HTN menyelidiki kerangka yuridis drpd negara, sedang Ilmu
Politik menyelidiki bagiannya yang ada di sekita kerangka itu. Perbedaan Ilmu Negara dg Ilmu Politik adl
Ilmu Negara menitikberatkan pd sifat-sifat teoretis ttg asas-asas pokok dan pengertian-pengertian pokok
ttg negara, karena itu kurang dinamis. Sedang Ilmu Politi lebih menitikberatkan kepada faktor-faktor yg
konkret terutama berpusat kpd gejala-gejal kekuasaan, baik mengenai organisasi negara maupun yg
mempengaruhi pelaksanaan tugas-tugas negara, oleh sebab itu lebi dinamis dan hidup. Hubungan Ilmu
negara dg ilmu htn

Ilmu Negara merupakan Ilmu Pengetahuan yg menyelidiki pengertianpengertian pokok dan sendi-sendi
pokok negara dapat memberikan dasardasar teoritis yg bersifat umum utk HTN. Ilmu Negara
memberikan dasar-dasar teoritis utk HTN yg positif. HTN merupakan penerapan di dalam kenyataan-
kenyataan konkret dr bahan. Menurut Lord Shang tujuan utama dari negara adalah satu pemerintahan
yang berkuasa penuh terhadap rakyat dengan jalan melemahkan dan membodohkan rakyat. Teori ini
didasarkan atas pendapat bahwa menurut Lord Shang pada setiap negara selalu terdapat dua subjek
yang saling berhadapan dan saling bertentangan, yaitu pemerintah dan rakyat, artinya kalau rakyat yang
kuat, kaya dan pintar, maka negara akan lemah, sedangkan sebaliknya bila rakyat lemah, bodoh dan
miskin, negara akan kuat. Ia menyatakan bahwa dalam bahasa asing “a week people means a strong
state and a strong state means a weak people. There fore a country, wich has the right way, a concerned
with weaking people” (rakyat lemah berarti negara kuat dan negara kuat berarti rakyat lemah. Dari itu
nagara mempunyai tujuan yang betul, hendaklah bertindak melemahkan rakyat). Tujuan ini hanya bisa
dicapai dengan hanya menyiapkan militer yang kuat, berdisiplin dan bersedia menghadapi segala
kemungkinan. Di balik itu, kebudayaan adalah merupakan neraka, apabila dalam suatu negara terdapat
hal-hal yang berikut ini, yakni adat istiadat, musik, nyanyian, sejarah, kebaikan, moral kesusilaan, hormat
pada.

Teori Machiavelli tentang tujuan negara dikemukakan dalam bukunya “II Princip” (Kepala Negara).
Menurut Machiavelli, tujuan negara adalah untuk memupuk kekuasaan guna mencapai kemakmuran
rakyat, Pemerintah atau Raja sebagai teknik memupuk dan menggunakan kekuasaan. Kekuasaan raison
d’etere dari negara.

Obsesinya terhadap “negara absolut” suatu hal yang mutlak. Dalam usaha memupuk kekuasaan, raja
atau pemimpin negara harus mempunyai sifat-sifat sebagai harimau, singa atau sifat-sifat sebagai kancil.
Raja harus mempunyai sifat-sifat harimau agar ditakuti oleh rakyat dan musuh-musuhnya yang lebih
lemah. Bersifat sebagai kancil yang cerdik, licik agar dapat menguasai rakyat dan menerobos lubang-
lubang jaring atau perangkap yang dipasang oleh lawan-lawan politiknya yang lebih kuat. Negara boleh
mengadakan perjanjian dengan negara-negara lain, tetapi tidak perlu mentaati perjanjian itu, yang
penting rakyat tidak dirugikan dan kesejahteraan bisa dicapai.3Selain itu Inti dari ajaran Machiavelli
sebagai seorang ahli pemikir besar pada masa jaman renaissance tentang tujuan Negara adalah
mengusahakan terselenggaranya ketertiban, keamanan dan ketentraman dan untuk mencapai tujuan
tersebut seorang raja harus mempunyai kekuasaan yang absolute dan Negara harus mengejar tujuan
dan kepentingannya dengan cara-cara yang paling tepat bahkan bila perlu dengan cara yang sangat licik
sekalipun, untuk itu ajaran Machiavelli menekankan dilepasnya pemikiranpemikiran moral dan
kesusilaan dalam konteks azas-azas kenegaraan. Machiavelli berpendapat bahwa arah mendapatkan
dan menghimpun kekuasaan yang sebesarbesarnya di tangan raja dengan cara-cara licik dan absolute
hanya merupakan sarana karena tujuan akhir yang lebih tinggi adalah kemakmuran bersama.

Tentang kenapa Machiavelli memisahkan antara azas moral kesusilaan dan azas kenegaraan adalah
karena menurutnya moral dan kesusilaan adalah das sollen atau sesuatu yang diharapkan sedangkan
kenegaraan adalah das sein atau suatu kenyataan. Menurutnya lagi antara das sollen dan das sein
adalah selalu berbeda, karena antara harapan dan kenyataan dalam kehidupan yang sebenarnya
terdapat perbedaan besar atau dengan kata lain antara sesuatu yang dikatakan tidak selalu sama
dengan apa yang diperbuatnya.

Walaupun demikian, dalam pandangan Machiavelli terdapat pro dan kontra dari ahli pemikir Negara
yang lain, misalnya van schmid, ia mengatakan bahwa ajaran Machiavelli bukan kurang tepat
menggambarkan kenyataan dan telah menentukan cara bertindak yang salah akan tetapi Machiavelli
telah menolak ajaran yang oleh jaman pertengahan dianjurkan pada umat manusia sebagai cita-cita dan
pedoman, dengan ajarannya Machiavelli telah melukai perasaan kesusilaan yang tinggi dari banyak
orang.Pendapat berbeda lainnya dari pemikir Van Mohl, Ranke dan Macaulay yang mengatakan bahwa
perlu ada penafsiran dan alam pemikiran yang berbeda tentang ajaran Machiavelli, sebab machiavelii
menghendaki hal yang baik, bukan yang jahat.
BAB 3

PENUTUP

Demikianlah secara singkat dapat saya gambarkan secara teoritis tentang pengertian negara dan
pemerintah. Ilmu negara, negara dan pemerintah dalam kaitannya dengan hukum tata negara dan
hukum administrasi ialah ilmu negara mempelajari negara dalam arti yang abstrak, umum dan universal.
Sedangkan hukum tata negara dan hukum administrasi negara mempelajari hukum dengan obyek
negara dalam arti yang kongkrit yaitu dalam sistem hukum tertentu suatu negara. Hukum tata negara
mempelajari organisasi negara atau mempelajari negara dalam arti diam (de staats in rust), sedangkan
hukum administrasi negara mempelajari negara dalam arti bergerak (de staats in beweging) yaitu:
pemerintahan. Dan akhirnya sekali lagi mohon bimbingan dan sarannya, sehingga paper.

singkat ini lebih sempurna. Sekian dan terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA

Darmini Roza dan Laurensius Arliman S, Peran Pemerintah Daerah Di Dalam Melindungi Hak

Anak Di Indonesia, Masalah-Masalah Hukum, Volume 47, Nomor 1, 2018.

https://doi.org/10.14710/mmh.47.1.2018.10-21

Laurensius Arliman S, Peranan Metodologi Penelitian Hukum di Dalam Perkembangan Ilmu

Hukum di Indonesia, Soumatera Law Review, Volume 1, Nomor 1, 201.

http://doi.org/10.22216/soumlaw.v1i1.3346.

Laurensius Arliman S, Peran Badan Permusyawaratan Desa di Dalam Pembangunan Desa dan

Pengawasan Keuangan Desa, Padjadjaran Journal of Law, Volume 4, Nomor 3, 2017.

https://doi.org/10.15408/jch.v4i2.3433.

Laurensius Arliman S, Penanaman Modal Asing Di Sumatera Barat Berdasarkan UndangUndang

Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, Supremasi Hukum, Volume

1, Nomor 1, 2018.

http://dx.doi.org/10.36441/hukum.v1i01.102 .
Laurensius Arliman S, Memperkuat Kearifan Lokal Untuk Menangkal Intoleransi Umat

Beragama Di Indonesia, Ensiklopedia of Journal, Volume 1, Nomor 1, 2018,

https://doi.org/10.33559/eoj.v1i1.18.

Laurensius Arliman S, Perkawinan Antar Negara Di Indonesia Berdasarkan Hukum Perdata

Internasional,KerthaPatrika,Volume39,

Nomor

3,

2017,

https://doi.org/10.24843/KP.2017.v39.i03.p03.

Laurensius Arliman S, Partisipasi Masyarakat Di Dalam Pengelolaan Uang Desa PascaUndangUndang


Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa, Jurnal Arena Hukum, Volume 12, Nomor

2, 2019,

https://doi.org/10.21776/ub.arenahukum.2019.01202.5.

Laurensius Arliman S, Mewujudkan Penegakan Hukum Yang Baik Di Negara Hukum

Indonesia,

Dialogica

Jurnalica,

Volume

11,

Nomor

1,

2019,

https://doi.org/10.28932/di.v11i1.1831.

Laurensius Arliman S, Mediasi Melalui Pendekatan Mufakat Sebagai Lembaga Alternatif

Penyelesaian Sengketa Untuk Mendukung Pembangunan Ekonomi Nasional, UIR Law

Review, Volume 2, Nomor 2, 2018, https://doi.org/10.25299/uirlrev.2018.vol2(02).1587


Laurensius Arliman S, Peranan Filsafat Hukum Dalam Perlindungan Hak Anak Yang

Berkelanjutan Sebagai Bagian Dari Hak Asasi Manusia, Doctrinal, Volume 1,

Nomor 2,2016

Laurensius Arliman S, Ni Putu Eka Dewi, Protection of Children and Women’s Rights in

Indonesiathrough International Regulation Ratification, Journal of Innovation, Creativity

and Change Volume 15, Nomor 6, 2021.

Laurensius Arliman S, Gagalnya Perlindungan Anak Sebagai Salah Satu Bagian Dari Hak Asasi

Manusia Oleh Orang Tua Ditinjau Dari Mazhab Utilitarianisme, Jurnal Yuridis, Volume

3, Nomor 2, 2016,

http://dx.doi.org/10.35586/.v3i2.180.

Laurensius Arliman S, Tantangan Pendidikan Kewarganegaraan Pada Revolusi 4.0, Jurnal

Ensiklopedia Sosial Review, Volume 2, Nomor 3, 2020

Anda mungkin juga menyukai