Anda di halaman 1dari 4

Pengantar Filsafat Pemerintahan

Filsafat
 
 
                                   Cakupan ; pengetahuan yang mencakup segala hal
 
 
                                   Sifat ; cara berpikir yang radikal / menyeluruh / spekulatif 
 
Pemerintahan
 
 
                                    Etimologi ; 
 
 
 
 
 
                                     Fungsi ;  pelayanan, pemberdayaan,dll 
 
                                     Filsafat pengetahuan ;  membahas makna pemerintahan dalam tinjauan
pengetahuan.

Ontologi pemerintahan , mencari makna dan hakikat terdalam dari pemerintahan. Ontology dalam
filsafat ilmu berkaitan erat dengan objek material dan objek formal. Objek material pada dasarnya
hampir sama dalam semua bidang kajian ilmu social maupun politik.
            Objek material ; Negara
            Objek formal ; Hubungan Pemerintahan.
            Hubungan pemerintahan membahas hubungan antara warga Negara dengan pemerintah.
 
 

 
 
 
 
 
 
 
 
“ setiap ilmu pada dasarnya mempunyai asumsi dasar ; dan hal itu yang membedakan dengan ilmu
lainnya”
 Politik ; zoon politicoon ( berkuasa )
 Administrasi ; konsep berbagi ( masyarakat )
 Pemerintahan ; Dibalik objek forma dan objek materia dari ilmu pemerintahan, terkandung sebuah
asumsi dasar yang menjadi pijakan keilmuannya. Taliziduhu Ndraha menjelaskannya melalui skema
berikut:
 
Tuhan -> MAHLUK -> BERALAM: PENDUDUK -> BERMASYARAKAT: MASYARAKAT ->
BERBANGSA: BANGSA -> BERNEGARA: WARGA NEGARA -> BERPEMERINTAH: KONSUMER

 
Melalui asumsi tersebut, Ndraha menambah luas cakupan ilmu pemerintahan hingga mencakup hal-
hal seperti hubungan tuhan dengan mahluknya. Dengan demikian, kajian tentang pola hubungan
negara dengan agama dapat dijangkau dalam kajian ilmu pemerintahan. Demikian pula hubungan
manusia dengan mahluk ciptaan lainnya membuka keran masalah ekologi dapat dikaji oleh ilmu
pemerintahan.
Taxonomy atau pengklasifikasian dari tigaa bidang ilmu yang saling berkaitan erat dalam konteks
Negara ; ilmu politik, administrasi dan pemerintahan dalam tataran Universitas Indonesia,
membaginya dalam tiga klasifikasi :
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Pemerintahan itu sendiri, mencakup banyak hal seperti kekuasaan, pelayanan, pemberdayaan,
pengaturan dll. Mengingat posisi ilmu pemerintahan yang belum jelas secara keilmuan sehingga
pembahasan tentang masalah pemerintahan lebih dahulu diklaim oleh ilmu politik dan administrasi
negara. Hal tersebut menyebabkan filsafat pemerintahan tidak akan terlepas dari filsafat politik dan
filsafat administrasi negara.
filsafat politik telah berkembang sejak zaman Yunani kuno. Oleh karenanya, kerangka pembahasan
filsafat pemerintahan akan mengikuti kerangka pembahasan filsafat politik. 
 
1. Negara ideal dalam pemikiran plato
Dalam pemikiran plato, Negara ideal menurutnya ialah ;
 Kebajikan adalah pengetahuan.
 Ketidaksetaraan antar manusia
 Negara adalah institusi alamiah
 Tujuan Negara adalah kesejahteraan umum
Negara ideal dalam konsepsi plato, di dalam Negara terdapat ;
 Struktur kelas ;
Dalam suatu Negara mengenal kelas kasta dalam masyarakat,
 Kelas penguasa ;
 Kelas prajurit ;
 Kelas produsen ;
 
 System pendidikan ;
Dalam suatu Negara mengenal system pendidikan untuk membedakan dan mengklasifikasi
masyarakat ;
 Masyarakat umur 18 th ke atas, hanya diberikan system pendidikan untuk membaca, menulis, mate-
matika dan seni. System pendidikan semacam ini layaknya system pendidikan dasar yang terdapat
di Negara kita saat ini.
 Masyarakat umur 20 th ke atas, hanya diberikan system pendikan untuk militer.
 Masyarakt umur 25 th ke atas, diberikan system pendidikan yang memberikan pembelajar untuk
belajar filsafat dan mate-matika.
 Masyarakat umur 50 th ke atas, di katakn layak oleh plato Karena telah melewati beberapa fase dari
system pendidikan menurut plato, yang menjadikan seorang layak untuk menjadi pemimpin.
 
 Konsep pemerintahan ;
Plato tidak mengenal yang namanya kesetaraan yang dimiliki manusia, tiap manusia memiliki
tingkatan kecerdasan dan kebajikan masing-masing. Hal inilah yang membuat plato membuat sebuah
system pendidikan yang di dalamnya terdapat beberapa tingkatan yang membuat seorang manusia
layak dikatakan sebaga pemerintah atau pemimpin. Salah konsep pemerintahan yang ia tawarkan
ialah despotism yang penuh kebaikan, despotisme merupakan salah satu bentuk pemerintahan yang
bersifat otoriter dan kurang demokratis. Despotisme penuh kebaikan artinya, bentuk pemerintahan
yang sedikit otoriter namun penuh kebaikan.
Komunisme platonic, merupakan salah hal yang dijelaskan dalam era yunani klasik plato. Komunisme
platonic didalamnya terdapat kekayaan dan kekeluargaan.
1Kontradiksi antara Negara ideal plato dan konsepsi komunisme platonic menurut plato. Dalam
konsepsi Negara ideal plato “kebajikan adalah pengetahuan” jadi ia yang memiliki pengetahuan
sudah pasti bajik ( bersifat baik, bijaksana, dan penuh pengertian) dan layak dikatakan sebagai
seorang pemerintah atau pemimpin. Hal ini kemudian bertentangan dengan komunisme platonic yang
mengutamakan kekayaan dan kekeluargaan yang menjadikan orang sebagai penguasa.
 
2. Ilmu Politik Aristoteles
Teori Politik, yang menyatakan watak Negara itu alamiah. Hal ini serupa dengan apa yang
dikemukakan oleh plato mengenai watak Negara. Negara dalam fahaman aristoteles, dinyatakan
sebagai sebuah kebutuhan alamiah. Maksudnya, individu tak dapat hidup sendiri, ia membutuhkan
individu lain untuk hidup maka dari itu ia membentuk sebuah keluarga, dari keluarga kebutuhannya
kemudian belum tercukupi juga, dan membentuk sebuah masyarakat. Karena dalam masyarakat
kebutuhannya belum tercukupi juga, maka dibentuklah sebuah Negara untuk mencukupi segala
kebutuhannya.
Individu --> keluarga --> masyarakat --> Negara
Tujuan Negara, sama halnya yang diungkapkan oleh plato. Tujuan Negara pada umumnya sama
yaitu mensejahterakan masyarakatnya atau warga Negara dan untuk kebajikan umum.
 
Jenis Kekuasaan ;
 Despotic (absolute)
Maksudnya adalah kekuasaan yang penuh dengan kepatuhan dari rakyat terhadap pemerintah atau
penguasa tanpa banyak memberikan pertanyaan atau hal semcamnya. Aristoteles
menganalogikannya dalam system tubuh manusia, layaknya dari pikiran terhadap tubuh, apa yang
diinginkan oleh pikiran harus selalu dipatuhi oleh tubuh. Dalam system keluarga, diibaratkan layaknya
majikan dan budak yang bersifat seperti kepatuhan budak terdap majikannya.
 
 Konstitusional (setara )
Maksudnya adalah kesetaraan dalam pemerintahan dan salaing mempengaruhi, aristoteles
mengibaratkannya dalam system tubuh seperti nafsu dan akal yang saling mempengaruhi. Dan
dalam keluarga diibaratkan layakanya suami-istri.
 
 Kekuasaan royal ( monarki bijak )
Diibaratkan layaknya orangtua dan anak. Orangtua yang selalu mengatomi anaknya dan anak yang
selalu meminta perlindungan kepada orangtuanya.
Warga Negara,
Dalam pandangan aristoteles, tidak semua penduduk atau masyarakat masuk dalam golongan warga
Negara. Yang dimaksudkan  warga Negara ialah ia yang dapat memberikan pengaruh terhadap
kebijakan dan aspek hukum dalam suatu Negara. Dan golongan ini ialah ia yang memiliki karakter
kebajikan.
Sementara yang tidak masuk dalam golongan warga Negara ialah budak, pedagang, mekanik, petani,
dan produsen/ ahli. Dalam pandangan aristoteles, golongan ini tidak masuk dalam golongan warga
Negara karena golongan ini terlalu sibuk untuk urusannya masing-masing, budak akan sibuk terus
menerus melayani majikannya, pedagang akan sibuk untuk kegiatan jual beli seharian sehingga tidak
mempunyai sumbangsih pemikiran untuk memadai untuk memikirkan Negara yang berkaitan dengan
aspek hukum dan kebijakan Negara.
Bentuk Pemerintahan,
 Monarki, aristokrasi, demokrasi moderat.
 Tirani, oligarki, demokrasi ekstrem.
Dalam filsafat demokrasi dianut  teori kuantitas dan kualitas, bentuk pemerintahan ini dapat
digambarkan seperti berikut ;
Secara kuantitas, dapat ditinjau dari jumlah pemimpinnya ;
Secara kualitas, dapat dilihat dari siklusnya. Siklusnya sebagai berikut ;
Monarki,  aristokrasi,  demokrasi moderat.
 
 
 
 
 
            Pembeda utama bentuk pemerintahan dari demokrasi maupun monarki?. Hakikat dari segala
bentuk pemerintahan ini sebenarnya berbeda, namun yang terkadang menyamakannya hanyalah dari
segi teknis atau proseduralnya. Padahal antara demokrasi dan monarki memiliki tinjauan dari segi
hakikat yang sangat beda. Persoalannya hanya terdapat pada persoalan pengimplementasian
semata dari bentuk pemrintahan ini. Dan menurut aristoteles bentuk yang baik ialah monarki,
aristokrasi dan demokrasi moderat.
            Bentuk pemerintahan yang sesuai dan banyak digunakan oleh sebagian Negara saat ini ialah,
bentuk pemerintahan demokrasi yang moderat yang menghargai segala bentuk hak hak individu dan
mengakui kesetaraan.
Epycurus ;
            Paham utamanya ialah Hedonisme, paham ini beranggapan kesenangan adalah keutamaan.
Karena pemerintahan tidak berkaitan dengan kesenangan, dan hanya berkaitan dengan kebajikan
dan aspek hukum maka seseorang tidak usah terlibat lebih jauh dalam pemerintahan.

Anda mungkin juga menyukai