1. Ilmu pemerintahan sebagai objek forma (kehususan) adalah hubungan-hubungan
pemerintahan, gejala dan peristiwa pemerintahan. Realitas pemerintahan dalam arti sempit, yaitu fungsi kekuasaan eksekutif. Sedangkan ilmu pemerintahan sebagai objek mateia adalah realitas pemerintahan dalam arti yang seluas-luasnya, totalitas dari fungsi kekuasaan legislative, eksekutif, dan yudikatif. 2. Ilmu pemerintahan disebut Bestruurwetensschappen dan Bestuurkunde karena itu suatu ilmu dan seni. Sebagai suatu ilmu, maka pemerintah telah memenuhi syarat-syarat suatu ilmu, seperti memiliki objek kajian, memiliki metodologi yang ilmiah, sistematis, dan universal. Dikatan sebagai seni, karena ada juga pemimpin pemerintahan/orang-orang yang berada dalam pemerintahan yang tidak mempunyai latar belakang pendidikan pemerintahan. Mereka mampu menjalankan roda pemerintahan. Kemampuan ini dapat dikatakan sebagai “seni”. Contoh Bestruurwetensschappen adalah memiliki objek kajian, memiliki metodologi yang ilmiah, sistemats dan universal. Contoh Bestuurkunde adalah keahlian dalam pemerintahan. 3. Konsep governance adalah suatu konsep yang mengacu kepada proses pencapaian keputusan dan pelaksanaannya yang dapat dipertanggung jawabkan secara bersama. Sebagai suatu consensus yang dicapai oleh pemerintah, warga negara, dan sector swasta bagi penyelenggaraan pemerintah dalam suatu Negara. Konsep Minimal State adalah peran pemerintah dipekercil agar lebih efektif dan efisien dengan pengurangan anggaran dan privatisasi, sedangkan konsep Corporate Governance adalah hubungan pemerintah dengan actor lain dalam menjalankan pertanggung jawaban kebijakan bersama. Pada pemerintahan saat ini governance bermakna lebih luas daripada government dengan melibatkan actor non-negara yang menjadikan ada hubungan saling ketergantungan antar organisasi, kemudia keberlanjutan hubungan antara anggota karena dilatarbelakangi kebutuhan pertukaran sumber daya dan negosisasi untuk membagi bersama, berakar pada hubungan saling percaya dan diregulasikan dengan peraturan akibat dari negosiasi dan kesepakatan antar actor. Lalu, memiliki derajat signifikan untuk terlepas atau otonom dari pemerintah, artinya hubungan antar actor tersebut tidak mewajibkan adanya prinsip akuntabilitas terhadap Negara. 4. Bentuk-bentuk Negara ideal dari : Aristorasi adalah bentuk Negara yang pemerintahannya dipegang oleh para cerdik pandai atau filosof. Dalam menjalankan pemerintahannya itu berpedoman pada keadilan, dalam bentuk Negara Aristorasi lah pada cendikiawan atau orangorang budiman memerintah sesuai dengan ditujukan untuk kepentingan bersama, dengan tujuan agar keadilan dapat merata. Tetapi, seusai dengan sifat-sifat manusia selalu berubah, bentuk Negara dan pemerintahan seperti ini tidak dapat bertahan lama. Semakin lama golongan yang memegang pemerintahan dalam bentuk Negara Aristorasi akan lebih condong kepada keinginan untuk mencapai kemasyuran dan kehormatan daripada keadilan. Maka, apabila pemerintahan Aristorasi tidak lagi dijalankan untuk kepentingan umum, dan tidak lagi berpedoman pada keadilan, karena keburukan telah melanda mereka dan merubah keadaan, terjadilah pergantian bentuk Negara, dari Negara Aristorasi menjadi bentuk Negara Timokrasi. Timokrasi adalah segala tidnakan daripada pemerintah yang menjadi penguasa Negara ditujukan untuk kepentingan golongan mereka sendiri, menjadi milik sendiri. Akibat dari itu, maka keksuasaan Negara jatuh ke tangan hartawan. Hal ini menimbulkan milik pribadi atau milik partikelir. Dalam keadaan masyarakat dan Negara, mereka saja yang orang-orang hartawan mendapat penghormatan. Dan undang-undang dibuat yang menentukan bahwa orang yang kaya saja, sifat jiwa orang-orang yang memegang pemerintahan ini mempengaruhi sifat pemerintahannya, dengan berubah sifat pemerintahannta itu mengakibatkan berubahnya bentuk Negara dari Timokrasi menjadi bentuk Negara Oligarki. Oligarki adalah pemerintahan yang dipegang hanya oleh orang-orang yang kaya saja. Mereka mempunyai hasrat atau kecenderungan untuk menjadi lebih kaya. Akibat dari keserakahan penguasa maka terjadilah kemelaratan umum, presentasi tingkat kemiskinan rakyat juga meningkat, sedangkan tekanan dari pihak penguasa semakin bertambah berat. Maka setelah rakyat, yang sebagian besar terdiri daripada orang-orang miskin, itu menyadari keadaannya, bersatulah mereka untuk memberontak dan melawan para hartawan (kapitalis) yang memegang pemerintah, kemudian pemerintah pun pindah ke tanagn rakyat. Setalah pemerintahan Negara berada di tangan rakyat, maka tentunya paling diperhatikan adalah penetingan rakyat. Demokrasi adalah bentuk Negara yang pemerintahannya dipegang oleh rakyat dan kepentingan rakyat lebih diutamakan. Dalam bentuk Negara Demokrasi ini berprinsip bahkan mendewakan kemerdekaan dan kebebasan. Akhirnya, karena mendewakan kemerdekaan dan kebebasan maka timbulan penyalahgunaan, timbulah kemerdekaan dan kebebasan yang tidak terbatas orang ingin merdekanya bebas sebebas-bebasnya.