Anda di halaman 1dari 6

A.

DEFINISI GOOD GOVERNANCE

ada empat pengertian yang menjadi Arus utama dari definisi governance, yakni
pertama, good governance dimaknai sebagai kinerja suatu lembaga, misalnya kinerja
pemerintahan suatu Negara, perusahaan atau organisasi masyarakat yang meinenuhi
prasyarat- prasyarat tertentu.

Pengertian ini merujuk pada arti asli kata governing yang berarti mengarahkan atau
mengendalikan atau mempengaruhi masalah publik dalam satu Negara;

Kedua, good governance dimaknai sebagai penerjemahan kongkrit dari demokrasi


dengan meniscayakan civic culture sebagai penopang keberlanjutan demokrasi itu
sendiri; ketiga good governance diartikan sebagai pengelolaan pemerintahan yang
baik; dan keempat, good governance diartikan dengan istilah aslinya atau tidak
diterjemahkan karena memandang luasnya dimensi good governance yang tidak
bisa direduksi hanya menjadi pemerintah semata.

Baik Negara, swasta, maupun masyarakat sipil adalah pilar-pilar utama bagi tegaknya
good governance.

B.PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE


1.Partisipasi Masyarakat: Semua warga masyarakat mempunyai suara dalam
pengambilan keputusan, baik secara langsung maupun melalui lembaga-lembaga
perwakilan sah yang mewakili kepentingan mereka.

2. Tegaknya supremasi hukum: Kerangka hukum harus adil dan diberlakukan tanpa
pandang bulu, termasuk di dalamnya hukum- hukum yang menyangkut hak asasi
manusia.

3. Transparansi: Transparasi dibangun atas dasar arus informasi yang bebas.Seluruh


proses pemerintahan, lemüaga-lembaga dan informasi perlu dapat diakses oleh
pihak-pihak yang berkepentingan, dan informasi yang tersedia harus memadai agar
dapat dimengerti dan dipantau.

4. Peduli pada stakeholder: Lembaga-lembaga dan seluruh proses peme-rintahan


harus berusaha melayani semua pihak yang berkepentingan.

5. Berorientasi pada konsensus: Tata pemerintahan yang baik men- jembatani


kepentingan-kepentingan yang berbeda demi terbangunnya suatu konsensus
menyeluruh dalam hal apa yang terbaik bagi kelompok-kelompok masyarakat, dan
bila mungkin, konsensus dalam hal kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur.
6. Kesetaraan: Semua warga masyarakat mempunyai kesempatan memperbaiki atau
mempertahankan kesejahteraan mereka.

7. Efektifitas dan Efisiensi: Proses-proses pemerintahan dan lembaga- lembaga


membuahkan hasil sesuai kebutuhan warga masyarakat dan dengan menggunakan
sumber-sumber daya yang ada seoptimal mungkin.

8. Akuntabilitas: Para pengambil keputusan di pemerintah, sektor swasta dan


organisasi-organisasi masyarakat bertanggung jawab baik kepada masyarakat
maupun kepada lembaga-lembaga yang berkepentingan

9. Visi Strategis: Para pemimpin dan masyarakat memiliki perspektif yang luas dan
jauh ke depan atas tata pemerintahan yang baik dan pembangunan manusia, serta
kepekaan akan apa saja yang dibutuhkan untuk mewujudkan perkembangan
tersebut

C.PEMERINTAH DAN PEMERINTAHAN

1.Konsepsi

Pada dasarnya, pemerintah adalah lembaga atau badan yang bertanggung jawab
atas pengambilan keputusan dan pelaksanaan kebijakan publik untuk mengatur
suatu negara atau wilayah. Pemerintahan, di sisi lain, merujuk pada tindakan atau
proses yang dilakukan oleh pemerintah dalam mengelola urusan publik dan
menyediakan layanan kepada masyarakat.

Berikut ini beberapa konsepsi umum yang terkait dengan pemerintah dan
pemerintahan:

1. Negara dan kedaulatan: Konsepsi ini berkaitan dengan pandangan tentang


peran negara sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dalam suatu wilayah dan
memiliki hak untuk mengatur urusan dalam wilayah tersebut. Konsepsi ini juga
melibatkan pemahaman tentang hubungan antara negara dan warganya, serta
tanggung jawab negara dalam melindungi hak dan kepentingan warganya.
2. Fungsi pemerintah: Konsepsi ini berkaitan dengan pemahaman tentang
fungsi-fungsi dasar yang dilakukan oleh pemerintah, seperti menjaga
keamanan dan ketertiban, menyediakan layanan publik, mengelola kebijakan
ekonomi, dan melaksanakan keadilan sosial. Fungsi pemerintah dapat
berbeda-beda tergantung pada sistem politik dan nilai-nilai yang dianut oleh
suatu negara.
3. Pembagian kekuasaan: Konsepsi ini melibatkan pemahaman tentang
bagaimana kekuasaan didistribusikan di antara berbagai lembaga
pemerintahan. Prinsip pembagian kekuasaan ini sering terkait dengan konsep
checks and balances (pengawasan dan keseimbangan), di mana kekuasaan
dipegang oleh beberapa lembaga yang saling mengawasi untuk mencegah
penyalahgunaan kekuasaan.
4. Sistem politik: Konsepsi ini mencakup pemahaman tentang bagaimana
sistem politik suatu negara diatur, seperti demokrasi, monarki, otoritarianisme,
atau sistem lainnya. Konsepsi ini melibatkan pemahaman tentang proses
pembentukan kebijakan, pemilihan umum, partisipasi politik, dan hubungan
antara pemerintah dan oposisi politik.
5. Akuntabilitas dan transparansi: Konsepsi ini mencakup pemahaman tentang
bagaimana pemerintah bertanggung jawab kepada publik dan cara-cara
dalam memastikan transparansi dalam pengambilan keputusan dan
pelaksanaan kebijakan. Konsep ini berhubungan dengan partisipasi
masyarakat dalam pengawasan pemerintah, kebebasan pers, dan akses
informasi publik.

konsepsi pemerintah dan pemerintahan dapat bervariasi tergantung pada konteks


sejarah, budaya, dan nilai-nilai yang ada di suatu negara.

2.Bentuk pemerintahan:Monarki,Oligarki,dan Demokrasi


1. Monarki:
 Sebuah sistem pemerintahan di mana kekuasaan tertinggi dipegang oleh
seorang raja atau ratu.
 Kekuasaan monarki bisa bersifat turun temurun, ditentukan berdasarkan garis
keturunan, atau bisa juga dipilih melalui sistem monarki konstitusional.
 Monarki dapat memiliki peran simbolis atau politik yang kuat, bergantung
pada negara dan konstitusi yang berlaku.
 Contoh monarki terkenal termasuk Britania Raya, Spanyol, dan Jepang.
2. Oligarki:
 Sebuah sistem pemerintahan di mana kekuasaan dipegang oleh sekelompok
kecil orang yang memiliki kekayaan, kekuatan politik, atau pengaruh yang
signifikan.
 Keputusan dan kebijakan dibuat oleh kelompok elit ini, dan masyarakat umum
memiliki keterbatasan dalam politik partisipasi.
 Oligarki dapat terbentuk melalui koneksi bisnis, keluarga, atau merusak dalam
kelompok sosial tertentu.
 Contoh oligarki termasuk Rusia pada era pasca-Soviet, beberapa negara di
Timur Tengah, dan sejarah kuno di Athena.
3. Demokrasi:
 Sebuah sistem pemerintahan di mana kekuasaan berada di tangan rakyat
secara umum.
 Rakyat berhak memilih pemimpin mereka dan terlibat dalam proses
pengambilan keputusan politik melalui pemilihan umum, diskusi, dan
partisipasi aktif.
 Prinsip-prinsip demokrasi meliputi kebebasan berpendapat, kebebasan
pribadi, perlindungan hak asasi manusia, dan supremasi hukum.
 Contoh negara dengan sistem demokrasi termasuk Amerika Serikat, Prancis,
dan Jerman.

3.Bentuk Pemerintahan : Kerajaan dan Republik


 Kerajaan: Kerajaan adalah bentuk pemerintahan yang dipimpin oleh seorang
raja atau ratu. Pemimpin ini biasanya mendapatkan posisinya melalui
pewarisan jabatan atau kelahiran dalam keluarga kerajaan. Kekuasaan dan
otoritas dalam kerajaan sering kali terpusat pada satu individu atau keluarga
kerajaan. Pemerintahan kerajaan dapat memiliki sistem monarki absolut, di
mana raja atau ratu memiliki kekuasaan mutlak, atau monarki konstitusional,
di mana kekuasaan pemimpin terbatas oleh undang-undang dan konstitusi
negara.
 Republik: Republik adalah bentuk pemerintahan di mana kekuasaan negara
berada pada rakyat atau wakil-wakil yang dipilih oleh rakyat. Dalam republik,
kepala negara tidak ditentukan oleh pewarisan jabatan, tetapi dipilih melalui
pemilihan umum atau proses demokratis lainnya. Pemimpin atau kepala
negara biasanya memiliki jabatan seperti presiden atau perdana menteri dan
bertanggung jawab kepada rakyat atau parlemen. Pemerintahan republik bisa
memiliki variasi, seperti republik parlementer di mana kekuasaan eksekutif
terletak pada perdana menteri dan kabinetnya, atau republik presidensial di
mana kepala negara juga menjabat sebagai kepala pemerintahan.

4.Sistem Pemerintahan:Pemerintahan Presidensial dan Pemerintahan


Parlementer
Sistem pemerintahan presidensial dan sistem pemerintahan parlementer adalah dua
sistem pemerintahan yang berbeda dalam cara mereka mengatur kekuasaan
eksekutif dan hubungan antara cabang-cabang pemerintahan. Berikut adalah
perbedaan ciri-ciri kedua sistem ini:

Pertama, ciri-ciri dasar bentuk pemerintahan presidensial adalah:

1. Kepemimpinan dalam melaksanakan kebijakan (administaratif) ada di tangan


presiden.

2. Kebijakan yang bersifat komprehensif jarang dapat dibuat karena legislatif dan
eksekutif mempunyai kedudukan yang terpisah, ikatan partai yang longgar, dan
kemungkinan kedua badan in didominasikan oleh partai yang berbeda.
3. Jabatan kepala negara dan kepala pemerintahan berada pada satu tangan.

4. Legislatif bukan tempat kaderisasi bagi jabatan-jabatan eksekutif, yang dapat disi
dari berbagai sumber termasuk legislatif.

5. Fungsi presiden mencakup bidang yang luas, yakni: (1) sebagai kepala negara, ia
melaksanakan fungi simbolis dan seremonial mewakili negara; (2) sebagai kepala
eksekutif, a memimpin kabinet dan birokrasi dalam melaksanakan kebijakan umum;
(3) sebagai kepala legislatif, ia mengajukan rancangan undang-undang kepada
badan perwakilan rakyat, dan berusaha meyakinkan para wakil rakyat untuk
menerima rancangan kebijakannya; (4) sebagai panglima tertinggi angkatan
bersenjata; (5) sebagai pemimpin dalam perumusan dan pelaksanaan kebijakan luar
neger; dan (6) sebagai pemimpin partai.

Contoh negara dengan sistem pemerintahan presidensial termasuk Amerika Serikat,


Brazil, dan Indonesia.

Dan kedua, ciri-ciri bentuk pemerintahan parlementer:

1. Parlemen merupakan satu-satunya badan yang anggotanya dipilih secara


langsung oleh warga negara yang berhak memilih melalui pemilihanumum.

2.Anggota dan pemimpin kabinet (perdana menteri) dipilih oleh parlemen untuk
melaksanakan fungi eksekutif. Sebagian besar atau selurth anggota kabinet biasanya
juga menjadi anggota parlemen sehingga mereka memiliki fungsi ganda, yakni
fungsi eksekutif dan fungsi legislatif. Hal ini menunjukan yang memerintah adalah
partai yang memenangkan pemilihan umum atau koalisi partai-partai manakala tidak
ada satu partai yang mencapai suara mayoritas.

3. Kabinet bisa bertahan sepanjang mendapat dukungan mayoritas dari parlemen. Ini
artinya parlemen dapat menjatuhkan kabinet manakala mayoritas parlemen
memberikan "mosi tidak percaya" kepada kabinet.

4. Manakala kebijakan tidak mendapatkan dukungan dari kabinet, perdana menteri


dapat membubarkan parlemen, lalu menetapkan waktu penyelenggaraan pemilihan
umum untuk membentuk parlemen yang baru.

5. Fungsi kepala pemerintahan (perdana menteri) dan fungi kepala negara (presiden,
raja) dilaksanakan ole orang yang berlainan."

6. Fungi presiden atau raja hanya sebagai simbol negara. Sementara simbol atau
fungsi eksekutif dipegang oleh perdana menteri.
Contoh negara dengan sistem pemerintahan parlementer termasuk Inggris, Kanada,
dan Jerman.

Anda mungkin juga menyukai