Anda di halaman 1dari 6

DEMOKRASI SEBAGAI BENTUK PEMERINTAHAN

A. Implementasi Demokrasi Sebagai Bentuk Pemerintahan


Demokrasi adalah sistem pemerintahan yang diselenggarakan dari rakyat, oleh
rakyat, dan untuk rakyat. Demokrasi adalah sistem sosial dan politik pemerintahan diri
dengan kekuasaan-kekuasaan pemerintah yang dibatasi hukum dan kebiasaan untuk
melindungi hak-hak perorangan warga negara. Demokrasi memberikan pemahaman,
bahwa dari sebuah kekuasaan dari rakyat. Dengan pemahaman seperti itu, rakyat akan
melahirkan sebuah aturan yang menguntungkan dan melindungi hak-haknya. Agar itu
bisa terlaksana, diperlukan sebuah peraturan bersama yang mendukung dan menjadi
dasar pijakan dalam kehidupan bernegara untuk menjamin dan melindungi hak-hak
rakyat. Peraturan seperti itu biasa disebut Konstitusi. Sebagai sebuah sistem yang di
terapkan dalam sistem politik atau sistem Undang Undang Dasar, hingga saat ini belum
ada ukuran baku untuk menetapkan bahwa sebuah sistem pemerintahan parlementer dan
sistem pemilu proposional lebih demokratis dari pada sistem parlementer presidensial dan
sistem pemilu distrik.
Perbedaan pelaksanaan asas demokrasi antara Amerika Serikat, Inggris dan
Perancis, misalnya tidak akan menyebabkan derajat demokrasi negara- negara tersebut
kemudian menjadi berbeda atau dikatakan bahwa sistem Amerika Serikat lebih
demokratis dibandingkan Inggris atau Perancis. Sebuah sistem pasti mempunyai
kelebihan ataupun ahli melakukan perubahan dalam sistem pelaksanaan asas kedaulatan
rakyat. Dengan adanya rumusan pasal 1 ayat [2] UUD1945 maka perlu dilakukan
pengkajian tentang pelaksanaan kedaulatan rakyat menurut UUD, karena UUD 1945
menjadi hukum tertinggi yang berisikan norma-norma pengaturan Negara. Oleh
karenanya status dari UUD adalah sebagai hukum positif.

B. Teori Sistem Pemerintahan


Sistem Pemerintahan dapat diartikan sebagai suatu struktur yang terdiri dari
fungsi fungsi legislatif, eksekutif dan yudikatif yang saling berhubungan, bekerja sama
dan mempengaruhi satu sama lain. Secara demikian sistem pemerintahan adalah cara
kerja lembaga-lembaga negara satu sama lainnya. Berkaitan dengan sistem pemerintahan,
pada umumnya dibedakan kedalam dua sistem utama, yaitu sistem presidensiil dan
parlementer, diluar kedua sistem tersebut merupakan sistem campuran atau kuasa
parlemnter atau kuasa presidensiil, ada juga menyebut sistem referendum. Dimana sistem
referendum badan eksekutif merupakan bagian dari badan legislatif yang disebut badan
pekerja legislatif. Dalam sistem ini badan legislatif membentuk sub badan didalamnya
sebagai pelaksana tugas pemerintah. Kontrol terhadap badan legislatif dilakukan secara
langsung melalui referendum.

C. Empat Model Sistem Pemerintahan


Apabila disederhanakan, sistem pemeritahan yang dikenal di dunia dewasa ini
dapat dirumuskan dalam empat model, yaitu model Inggris, Amerika Serikat, Prancis dan
Swiss. Amerika Serikat menganut sistem presidensiil. Hampir semua negara di Benua
Amerika, kecuali beberapa seperti Kanada, meniru Amerika Serikat dalam hal ini. Di
benua Eropa dan kebanyakan Negara Asia pada umumnya menggunakan model Inggris,
yaitu sistem parlementer. Akan tetapi, Perancis memiliki model tersendiri yang bersifat
campuran atau yang biasa disebut dengan hybrid system. Pada umumnya Negara-negara
bekas jajahan Perancis di afrika menganut sistem pemerintahan campuran itu. Di satu
segi ada pembedaan antara Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan, tetapi Kepala
Negaranya adalah Presiden yang diplih dan bertanggung jawab kepada rakyat secara
langsung seperti dalam sistem presidensiil. Adapun kepala pemerintahan di satu segi
bertanggung jawab kepada Presiden, tetapi disegi lain ia dianggkat karena kedudukannya
sebagai pemenang pemilu yang menduduki kursi parlemen, dan karena itu ia juga
bertanggung jawab kepada parlemen.
Konsep demokrasi ini dipraktikkaan di seluruh dunia secara berbeda-beda dari
suatu Negara ke Negara lain. Setiap Negara dan bahkan setiap orang menerapkan definisi
dan kriterianya sendiri-sendiri mengenai demokrasi itu. Sampai sekarang, Negara
komunis seperti Kuba dan RRC juga mengaku sebagai Negara demokrasi. Ia sudah
menjadi paradigma dalam bahasa komunikasi dunia mengenai sistem pemerintahan dan
sistem politik yang dianggap ideal, meskipun dalam praktiknya setiap orang menerapkan
standar yang berbeda-beda, sesuai kepentingannya masing-masing.

D. Prinsip-Prinsip Demokrasi dalam suatu Pemerintahan


Suatu pemerintahan dinilai demokratis apabila dalam mekanisme pemerintahannya
diwujudkan prinsip-prinsip demokrasi. Prinsip-prinsip tersebut berlaku universal.
Maksudnya adalah keberhasilan suatu negara dalam menerapkan demokrasi dapat diukur
berdasarkan prinsip-prinsip tertentu. Tolak ukur tersebut juga dapat digunakan untuk
menilai keberhasilan pelaksanaan demokrasi di negara lainnya. Menurut Inu Kencana
Syafi ie, prinsip-prinsip demokrasi yang berlaku universal antara lain:
a. Adanya pembagian kekuasaan
Pembagian kekuasaan dalam negara berdasarkan prinsip demokrasi, dapat
mengacu pada pendapat John Locke mengenai trias politica. Kekuasaan negara
terbagi menjadi 3 bagian, yaitu eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Ketiga lembaga
tersebut memiliki kesejajaran sehingga tidak dapat saling menguasai.
b. Pemilihan umum yang bebas
Kedaulatan tertinggi dalam negara demokrasi berada di tangan rakyat. Namun
tentunya, kedaulatan tersebut tidak dapat dilakukan secara langsung oleh setiap
individu. Kedaulatan tersebut menjadi aspirasi seluruh rakyat melalui wakil-wakil
rakyat dalam lembaga legislatif. Untuk menentukan wakil rakyat, dilakukan
pemilihan umum. Dalam pelaksanaannya, setiap warga masyarakat memiliki
kebebasan untuk memilih wakil yang dikehendaki.
c. Manajemen yang terbuka
Untuk mencegah terciptanya negara yang kaku dan otoriter, rakyat perlu
diikutsertakan dalam menilai pemerintahan. Hal tersebut dapat terwujud apabila
pemerintah mempertanggungjawabkan pelaksanaan pemerintahan, pembangunan dan
pelayanan kemasyarakatannya di hadapan rakyat.
d. Kebebasan individu
Dalam demokrasi, negara harus menjamin kebebasan warga negara dalam
berbagai bidang. Misalnya, kebebasan mengungkapkan pendapat, kebebasan
berusaha, dan sebagainya. Namun tentunya, kebebasan tersebut harus dilakukan
dengan bertanggung jawab.
e. Peradilan yang bebas
Melalui pembagian kekuasaan, lembaga yudikatif memiliki kebebasan dalam
menjalankan perannya. Lembaga ini tidak dapat dipengaruhi lembaga negara yang
lain. Dalam praktik kenegaraan, hukum berada dalam kedudukan tertinggi. Semua
yang bersalah di hadapan hukum, harus mempertanggungjawabkan kesalahannya.
f. Pengakuan hak minoritas
Setiap negara memiliki keanekaragaman masyarakat. Keberagaman tersebut dapat
dilihat dari suku, agama, ras, maupun golongan. Keberagaman dalam suatu negara
menciptakan adanya istilah kelompok mayoritas maupun kelompok minoritas. Kedua
kelompok memiliki hak dan kewajiban yang sama sebagai warga negara. Untuk itu,
negara wajib melindungi semua warga negara tanpa membeda-bedakan satu sama
lain.
g. Pemerintahan yang berdasarkan hukum
Dalam kehidupan bernegara, hukum memiliki kedudukan tertinggi. Hukum
menjadi instrumen untuk mengatur kehidupan negara. Dengan demikian negara
bersamaan kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan.
h. Supremasi hukum
Penghormatan terhadap hukum harus dikedepankan baik oleh pemerintah maupun
rakyat. Tidak terdapat kesewenang-wenangan yang bisa dilakukan atas nama hukum.
Oleh karena itu, pemerintahan harus didasari oleh hukum yang berpihak pada
keadilan.
i. Pers yang bebas
Dalam sebuah negara demokrasi, kehidupan dan kebebasan pers harus dijamin
oleh negara. Pers harus bebas menyuarakan hati nuraninya terhadap pemerintah
maupun diri seorang pejabat.
j. Beberapa partai politik
Partai politik menjadi wadah bagi warga negara untuk menyalurkan aspirasi
politiknya. Setiap warga negara memiliki kebebasan untuk memilih partai politik
yang sesuai dengan hati nuraninya.

E. Prinsip Demokrasi dalam Pelaksanaan Pemilihan Umum


Pada dasarnya bangsa Indonesia memiliki sistem demokrasi yang berpegang
teguh dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Hal semacam ini sangat keterkaitan
dengan dilaksanakan pemilu saat ini. Prinsip demokrasi dalam pemilu dapat dimaknai
sebagai sarana yang wajib dilakukan guna sebagai menyalurkan kedaulatan rakyat yang
dijaminkan konstitusi. Pelaksanaan pemilihan umum diadakan untuk rakyat, hasil dari
pemilu merupakan hasil dari rakyat. Dalam hal ini sama persis dengan prinsip pada
kedaulatan rakyat yakni, kebebasan, kesamaan atau kesetaraan, suara mayoritas, serta
pertanggungjawaban. Implementasi nyata kedaulatan rakyat dalam penyelenggaraan
negara adalah Pemilihan Umum yang merupakan sarana proses berjalannya kedaulatan
rakyat harus dilakukan dengan basis sistem LUBERJURDIL yaitu langsung, umum,
bebas, rahasia, jujur, dan adil pada setiap lima tahun sekali. Melalui pemilu, masyarakat
bisa ikut andil dalam penentuan keputusan terkait dengan proses berjalannya suatu
pemerintahan setelah pemilu.
Mayoritas negara demokrasi modern menyelenggarakan Pemilu dan tanpa ada
Pemilu, maka hilanglah sifat demokratis suatu negara, meskipun realitas tidak semua
Pemilu demokratis. Indonesia sebagai salah satu negara demokrasi, sesuai amanat UUD
NRI Tahun 1945 juga menyelenggarakan Pemilu. Telah banyak penelitian mengenai
Pemilu Indonesia, salah satu yang perlu dipahami sebagaimana hasil penelitian, bahwa
“tingkat partisipasi rakyat tetap tinggi, karena perilaku memilih rakyat masih dipengaruhi
oleh persepsi rakyat terhadap figur yang dicalonkan oleh Parpol. Demikian pula perilaku
politik uang terhadap perilaku memilih rakyat.
Monotonitas Pemilu Indonesia mesti butuh dievaluasi, mengingat dengan Pemilu-
lah wewenang pemerintahan hanya diperoleh atas persetujuan dari yang diperintah
(rakyat). Demikian juga apakah Pemilu benar-benar berjalan secara bebas dan jujur,
apakah para penyelenggara Pemilu telah bekerja efektif dan tidak memihak ataukah para
calon dapat berkampanye dengan bebas dan mendapat dukugan penuh dari rakyat. Hal-
hal tersebut di atas mesti dilaksanakan, agar terbangun kepercayaan rakyat terhadap
Pemilu. Mengingat selama ini rakyat disuguhi kampanye program Partai Politik (Parpol)
hanya saat menjelang Pemilu, padahal durasi untuk membangun kepercayaan itu 5 (lima)
tahun berjalan bukan H-sedikit akan coblosan. Selain itu rakyat hanya sekilas
mengimplementasikan kedaulatan rakyat di Tempat Pemungutan Suara (TPS), setelah itu
tindak lanjut tidak pernah berkelanjutan. Padahal jelas jelas rakyat pemegang kedaulatan.

DAFTAR PUSTAKA
Noviati, C. E. (2013). Demokrasi dan Sistem Pemerintahan. Jurnal Konstitusi, 10(2),
333-354.
Dwi Sulisworo, Demokrasi,non konvensional 2012
M. Alfan Alfian, Demokrasi Pilihlah Aku (Warna-Warni Politik Kita), In Trans
Publishing, Malang, 2009
Ayuningtiyas, F., & Wahyuningtyas, A. (2023). Implementasi Prinsip Demokrasi dalam
Pelaksanaan Pemilihan Umum. Amnesti Jurnal Hukum, 5(1), 138-150.
Harimurti, Y. W. (2022). Penundaan Pemilihan Umum dalam Perspektif
Demokrasi. RechtIdee, 17, 1-25.

Anda mungkin juga menyukai