Anda di halaman 1dari 19

Pengantar Ilmu Politik dan Sistem Politik Indonesia

 Pengertian Politik
Politik merupakan pengaturan kekuasaan dalam kehidupan bernegara dengan
segala aktivitasnya agar aspirasi masyarakat dapat diwujudkan dalam aturan
hukum yang jelas

 Definisi ilmu politik


Ilmu politik merupakan ilmu yang mencerminkan perkembangan pemikiran yang
menekan aspek-aspek dari negara, kekuasaan, dan kelakuan politik.
- Ilmu politik menekan aspek negara, maksudnya ilmu politik mempelajari
negara, tujuan-tujuan negara, dan lembaga-lembaga yang akan
melaksanakan tujuan tersebut, hubungan antara negara dengan warga
negaranya, dan dengan negara-negara lain.
- Ilmu politik menekan aspek kekuasaan, artinya ilmu politik mempelajari
kekuasaan dalam masyarakat, yaitu sifat hakiki, proses, ruang lingkup, dan
hasil-hasil,
- Ilmu politik menekan aspek kelakuan politik, bahwa suatu sistem politik
yang memiliki empat variabel, yaitu:
1. Budaya politik, menyangkut nilai-nilai politik, sistem kepercayaan dan
sikap emosional.
2. Kekuasaan, sebagai alat untuk mencapai sesuatu.
3. Kepentingan, sebagai tujuan yang hendak dicapai.
4. Kebijaksanaan, konsekuensi dan akibat dari proses yang saling
mempengaruhi antara kekuasaan dan kepentingan

 Objek-objek Politik
1. Negara
2. Pemerintahan
3. Kekuasaan dan Kewenangan
4. Kelembagaan Masyarakat
5. Keguatan dan Tingkah Laku Politik
 Konsep Dasar Ilmu Politik
1. Politik
Politik berasal dari bahasa yunani yakni “Police/Polis” yang berarti
Negara-Kota. Politik memiliki pengrtian jamak, yakni:
a. Politik sebagai seni mengolah pemerintahan, mencakup dua wilayah
utama yaitu wilayah negara dan wilayah filsafat. Wilayah negara
mencakup konstitusional dan sistem politik yang meliputi partai
politik, gerakan politik, pemilu, kebijakan pihak oposisi, proses
administrasi dari pengambilan keputusan. Wilayah filsafat mencakup
disiplin seperti studi teori politik, fisafat, ideologi, keadilan, hak
kebebasan, dan negara.
b. Politik sebagai kekuasaan, bahwa secara khusus politik sangat
berhubungan dengan upaya untuk memperoleh kekuasaan dimana
semua kegiatan politik adalah kekuasaan
c. Politik adalah konflik
d. Politik adalah proses pembuatan kebijakan
2. Kekuasaan
Kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau sekelompok oran untuk
mempengaruhi orang lain agar orang lain itu mengikuti kemauan orang
tersebut. kekuasaan diperoleh dengan:
a. Koersif (dengan paksaan), memiliki tiga bentuk yakni:
 Koersif fisik : kekuasaan yang mengacu pada tindakan brutal,
seperti membunuh, memenjarakan, dan memberi hukuman.
 Koersif Ekonomi : kekuasaan dengan bentuk saran untuk
menyelamatkan kehidupan, seperti pembelian suara pada saat
pilkada.
 Koersif psikis : contohnya seperti pemimpin yang bersifat
memaksa atau otoriter
b. Konsensual (tanpa paksaan), berkaitan erat dengan kepemimpinan
politik. Ada tiga peran kepemimpinan politik, yakni:
 Kepemimpinan yang menginisiasi/inisiator
 Kepemimpinan yang bersifat mengelola
 Kepemimpinan yang bersifat protektif atau melindungi
3. Pengaruh
Pengaruh merupakan perwujudan dari sebuah dampak tertentu dari
tindakan seseorang.
4. Wewenang
Wewenang adalah hak atau kekuasaan yang secara resmi diberikan kepada
seseorang untuk mempengaruhi perilaku orang lain atau untuk melakukan
sesuatu.
Jenis-jenis wewenang antara lain wewenang legal-rasional, wewenang
tradisional, dan wewenang karismatik. Wewenang memiliki dua aspek:
a. Legitimasi politik: hak yang dimiliki oleh pemerintah untuk membuat
serangkaian hukum dan menegakkannya secara paksa kepada anggota
masyarakatnya.
b. Kewajiban politik: kewajiban yang dimiliki warga negara untuk
mematuhi pemerintahnya.
5. Negara
Negara merupakan sebuah masyarakat yang terdiri dari individu-individu
yang dibatasi oleh aturan-aturan untuk sebuah cara hidup tertentu.
Tugas negara:
a. Mengendalikan dan mengatur gejala-gejala kekuasaan yang a sosial
atau bertentangan satu sama lain
b. Mengorganisir dan mengintegrasikan kegiatan manusi dan golongan-
golongan kearah tercapainya tujuan-tujusn daripada masyarakat
seluruhnya.
Sifat-sifat negara:
a. Sifat memaksa : negara memiliki kekuasaan untuk memakai
kekerasan fisik secara legal untuk menjamin tercapainya penertiban
dalam masyarakat.
b. Sifat monopoli : negara mempunyai sifat monopoli dalam
menetapkan tujuan bersama dari masyarakat
c. Sifat mencakup semua: negara mempunya sift mencakup semua
seperti warga negara wajib membayar pajak, semua orang harus
taat pada UU, dll.
Unsur-unsur negara:
a. Wilayah : siapapun yang berada diwilayah suatu negara harus
tunduk kepada kekuasaan yang menguasai wilayah tersebut.
b. Penduduk : rakyat yang nyata dan tunduk kepada kekuasaan
suatu negara. Terdiri dari penduduk (resmi diatur dalam UUD) dan
bukan penduduk (TKI).
c. Pemerintah : pemerintah yang berdaulat yakni pemerintahan yang
memiliki kedaulatan baik kedalam maupun keluar negeri.
d. Pengakuan Negara lain : bersifat pernyataan atau deklaratif
Tujuan negara ialah menciptakan atau mewujudkan cita-cita
kebahagiaan bagi rakyatnya. Sementara fungsi negara yaitu sebagai
kepemilikan, pembangunan, pengatur ketertiban, pertahanan/agresi
militer, pemeliharaan infrastruktur komunikasi dan menegakkan
keadilan.
6. Rezim
Rezim adalah sebah sistem atau gaya dari sebuah pemerintah.
7. Pemerintah
Pemerintah adalah proses kelembagaan dimana keputusan kolektif dan
biasanya dibuat mengikat. Pemerintah mengacu pada suatu kelompok
tertentu yang memiliki wewenang untuk mengelola kekuasaan selama
jangka waktu tertentu.
8. Kebijakan
Kebijakan dapat diartikan sebagai sebuah rencana yang dirinci mengenai
sesuatu yang akan dikerjakan.
9. Sistem politik
Sistem politik tidak hanya mekanisme pemerintah dan lembaga-lembaga
negara, tetapi juga struktur-struktur dan proses-proses yang berinteraksi
dengan masyarakat yang lebih luas.
10. Konflik
Secara sederhana diartikan sebagai bentuk ketidaksetujuan.
11. Kepentingan
Dimaknai sebagai bentuk perasaan, sikap, keinginan,permintaan, atau klaim
dari seseorang atau sekelompok orang.

 Tipe-Tipe Pemerintahan
1. Monarki : Pemerintahan oleh satu orang
Negara yang menganut : Inggris, Brunei, Belanda
2. Oligarki : Pemerintahan oleh beberapa orang
Negara yang menganut : Afrika Selatan
3. Demokrasi : Pemerintahan oleh banyak orang
Negara yang menganut : Indonesia, Amerika Serikat, Jerman
 Sistem Pemerintahan
1. Sistem Pemerintahan Parlementer
Sistem pemerintahan Parlementer merupakan suatu system pemerintahan
di mana pemerintah (eksekutif) bertanggung jawab kepada parlemen.
Dalam system pemerintahan ini, parlemen mempunyai kekuasaan yang
besar dan mempunyai kewenangan untuk melakukan pengawasan terhadap
eksekutif. Menteri dan perdana menteri bertanggung jawab kepada
parlemen.
Contoh Negara: Kerajaan Inggris, Belanda, India, Australia, Malaysia.
Ciri-ciri sistem pemerintahan parlementer:
a. Badan legislatif atau parlemen adalah satu-satunya badan yang
anggotanya dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilihan umum.
b. Parlemen memiliki kekuasaan besarsebagai badan perwakilan dan
lembaga legislatif.
c. Anggota parlemen terdiri atas orang-orang dari partai politik yang
memenangkan pemiihan umum. Partai politik yang menang dalam
pemilihan umum memiliki peluang besar menjadi mayoritas dan
memiliki kekuasaan besar di parlemen.
d. Pemerintah atau kabinet terdiri dari atas para menteri dan perdana
menteri sebagai pemimpin kabinet. Perdana menteri dipilih oleh
parlemen untuk melaksakan kekuasaan eksekutif. Dalam sistem ini,
kekuasaan eksekutif berada pada perdana menteri sebagai kepala
pemerintahan. Anggota kabinet umumnya berasal dari parlemen.
e. Kabinet bertanggung jawab kepada parlemen dan dapat bertahan
sepanjang mendapat dukungan mayoritas anggota parlemen.
f. Kepala negara tidak sekaligus sebagai kepala pemerintahan. Kepala
pemerintahan adalah perdana menteri, sedangkan kepala negara adalah
presiden dalam negara republik atau raja/sultan dalam negara monarki.
g. Sebagai imbangan parlemen dapat menjatuhkan kabinet maka presiden
atau raja atas saran dari perdana menteri dapat membubarkan
parlemen. Selanjutnya, diadakan pemilihan umum lagi untuk
membentukan parlemen baru.

2. Sistem Pemerintahan Presidensial.


Sistem pemerintahan Presidensial merupakan system pemerintahan di
mana kepala pemerintahan dipegang oleh presiden dan pemerintah tidak
bertanggung jawab kepada parlemen (legislatif). Menteri bertanggung
jawab kepada presiden karena presiden berkedudukan sebagai kepala Negara
sekaligus kepala pemerintahan.
Contoh Negara: AS, Pakistan, Argentina, Filiphina, Indonesia.
Ciri-ciri sistem pemerintahan presidensial
a. Penyelenggara negara berada ditangan presiden. Presiden adalah kepala
negara sekaligus kepala pemerintahan. Presiden tidak dipilih oleh
parlemen, tetapi dipilih langsung oleh rakyat atau suatu dewan majelis.
b. Kabinet (dewan menteri) dibentuk oleh presiden. Kabinet
bertangungjawab kepada presiden dan tidak bertanggung jawab kepada
parlemen atau legislatif.
c. Presiden tidak bertanggungjawab kepada parlemen. Hal itu dikarenakan
presiden tidak dipilih oleh parlemen.
d. Presiden tidak dapat membubarkan parlemen seperti dalam sistem
parlementer.
e. Parlemen memiliki kekuasaan legislatif dan sebagai lembaga perwakilan.
Anggota parlemen dipilih oleh rakyat.
f. Presiden tidak berada dibawah pengawasan langsung parlemen.

3. Sistem Pemerintahan Campuran


Dalam sistem ini, diambil hal-hal yang terbaik dari sistem pemerintahan
presidensial dan sistem pemerintahan parlementer. Sistem ini terbentuk
dari sejarah perjalanan pemerintahan suatu negara. Jadi, dalam sistem
pemerintahan ini, selain memiliki presiden sebagai kepala negara, juga
memiliki perdana menteri, sebagai kepala pemerintahan, untuk memimpin
kabinet yang bertanggung jawab kepada parlemen. Jika presiden tidak
memiliki posisi dominan, maka presiden hanya sebagai lambang dalam
pemerintahan dan kedudukan kabinet bisa goyah.
Contoh Negara : Prancis
Ciri-ciri Sistem pemerintahan campuran
a. Menteri-menteri dipilih oleh Parlemen.
b. Lamanya masa jabatan eksekutif ditentukan dengan pasti dalam
konstitusi.
c. Menteri-menteri tidak bertanggung jawab baik kepada parlemen maupun
kepada presiden.
 Definisi Sistem Politik
- Sistem menurut (Maksudi) adalah kumpulan objek yang terdiri dari unsur-
unsur atau bagian yang berbeda-beda yang saling mempengaruhi satu sama
lain, serta terikat pada rencana yang sama untuk mencapai tujuan
tertentu dalam lingkungan yang kompleks
- Sistem adalah sekumpulan yang terdiri dari berbagai unsur yang saling
terkait untuk mencapai tujuan yang sama
- Politik adalah cara, strategi, taktik, untuk meningkatkan taraf kehidupan
dengan cara mempengaruhi melalui ekonomi, kekuasaan, agama, dll.
- Sistem politik adalah bagian dari sistem sosial (sosiologi, humaniora,
masyarakat) yang menjalankan alokasi nilai-nilai dalam bentuk keputusan
atau kebijaksanaan, dimana alokasi itu bersifat otoratif, yaitu didukung
oleh kekuasaan yang sah dan mengikat seluruh masyarakat.

 Sistem Politik di Indonesia


- Indonesia merupakan negara hukum dimana kedaulatan berada ditangan
rakyat
- Indonesia merupakan negara dengan sistem pemerintahan presidensial
dimana Presiden selaku Kepala Negara juga sebagai pemegang kekuasaan
pemerintah
- Lembaga di Indonesia terbagi kedalam tiga kategori yaitu Lembaga
Eksekutif (Presiden dan Wakil Presiden, Gubernur dan Wakil Gubernur,
Walikota dan Wakil Walikota, dsb.), Lembaga Legislatif (MPR, DPR,
DPD), dan Lembaga Yudikatif (MA, MK, KY).
- Pemilihan Umum di Indonesia dilakukan selama 5 tahun sekali
- Ada 20 Partai Politik di Indonesia, terdiri dari 16 Partai Politik Nasional
dan 4 Partai Politik Lokal.

 Suprastruktur Politik
Suprastruktur politik adalah lembaga aau pihak yang terlibat langsung dalam
penyelenggaraan kehidupan dan proses berjalannya suatu negara lembaga-
lembaga tersebut mencakup lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif.
 Infrastruktur Politik
Infrasturktur politik merupakan kelompok-kelompok kekuatan politik dalam
masyarakat yang turut berpartisipasi secara aktif. Kelompok-kelompok
tersebut dapat berperan menjadi pelaku politik tidak formal untuk turu
membentuk kebijaksanaan negara. Organisasi-organisasi yang tidak termasuk
dalam birokrasi pemerintahan atau non-pemerintah termasuk dalam kekuatan
infrastruktur politik.
Contoh infrastruktur politik antara lain yaitu partai politik, kelompok
kepentingan, dan kelompok penekan

 Lembaga Eksekutif
Kata eksekutif berasal dari kata dasar “to execute” yang berarti
“melaksanakan”. Sesuai dengan pengertian tersebut, lembaga eksekutif sendiri
memiliki fungsi utama sebagai pelaksana aturan dan undang-undang.
Lembaga ekseutif dalam tingkat pusat terdiri dari presiden, wakil presiden,
perdana menteri dan kabinetnya. Sementara pada tingkat provinsi mencakup
gubernur dan wakil gubernur. Sedangkan pada tingkat kota yakni walikota dan
wakil walikota, serta di tingkat kabupaten terdiri dari bupati dan wakil bupati.
Fungsi lembaga eksekutif, yakni:
1) Administratif : Fungsi administratif merupakan kekuasaan untuk
melaksanakan undang-undang dan peraturan perundang-undangan lainnya
dan menyelenggarakan administrasi negara.
2) Legislasi : Lembaga eksekutif tidak hanya memiliki wewenang sebagai
pelaksana undang-undang, namun juga memiliki fungsi legislasi yang
memungkinkan lembaga eksekutif untuk dapat membuat aturan umum
atau aturan tambahan untuk masyarakat.
3) Keamanan : Fungsi kekuasaan atau fungsi militer ini berarti bahwa lembaga
eksekutif memiliki wewenang untuk memerintahkan polisi ataupun
angkatan bersenjata, menyelenggarakan perang, mengatur pertahanan dan
keamanan negara.
4) Kehakiman : Fungsi ini dimaksudkan bahwa lembaga eksekutif dapat
memberi grasi, amnesti, dan lain sebagainya.
5) Diplomatik : Fungsi diplomatik merupakan kekuasaan yang dimiliki oleh
lembaga eksekuitif untuk menyelenggarakan hubungan diplomatik dengan
negara-negara lain.
 Lembaga Legislatif
Lembaga legislatif berfungsi untuk menjalankan tugas pokoknya sebagai
pembuat undang-undang. Lembaga legislatif terdiri dari Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan
Perwakilan Daerah (DPD), dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).
Adapun fungsi-fungsi pokok lembaga legislatif, antara lain sebagai berikut:
1) Fungsi Legislasi : Fungsi legislasi merupakan fungsi utama dari lembaga
legislatif yakni pembuat hukum dan undang-undang. Hal ini mencakup
pengajuan draft, membahas usulan, hingga memutuskan draft mana yang
disepakati di parlemen.
2) Fungsi Pengawasan : Fungsi ini merupakan kewajiban lembaga legislatif
untuk melakukan pengawasan terhadap aktifitas lembaga eksekutif. Fungsi
ini juga memberikan beberapa hak kepada lembaga legislatif yakni hak
angket, hak interpelasi, dan hak bertanya.
3) Fungsi Penganggaran : Fungsi anggaran merupakan wewenang lembaga
legislatif untuk merumuskan dan mengevaluasi anggaran negara setiap
tahunnya, dimana rancangan anggaran tersebut dibahas bersama dengan
lembaga ekskutif. Anggaran tersebut terbagi menjadi dua, yaitu anggaran
penerimaan dan anggaran pengeluaran.
4) Fungsi Perwakilan : Fungsi ini berarti lembaga legislatif merupakan wakil
dari setiap orang yang memilihnya, konstituen di daerah pemilihannya,
juga seluruh masyarakat Indonesia. Dengan demikian lembaga legislatif juga
berperan sebagai pendengar keluh kesah yang ada di masyarakat dan
berupaya untuk memberikan jalan keluar terhadap keluh kesah tersebut.

 Lembaga Yudikatif
Lembaga yudikatif merupakan lembaga yang lebih dekat dengan bidang hukum
daripada bidang politik. Namun, lembaga yudikatif sendiri sangat erat
kaitannya dengan dua kekuasaan lainnya yakni lembaga eksekutif dan lembaga
legislatif. Lembaga yudikatif terdiri dari Mahkama Agung (MA), Mahkama
Konstitusi (MK), dan Komisi Yudisial (KY).
Lembaga yudikatif memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:
1) Menemukan Fakta Hukum
2) Menginterpretasi dan Menerapkan Hukum
3) Menegakkan Keputusan Hukum
4) Mencegah Pelanggaran Humum dan Pelanggaran Hak Individu
5) Fungsi Kehakiman yang Ketan, Pengadilan, dan Tanggung Jawab
Administratif.

 Partai Politik
- Dalam arti sempit, Partai politik merupakan organisasi masyarakat yang
bergerak di bidang politik
- Dalam arti luas, Partai merupakan pengelompokkan masyarakat dalam
suatu organisasi secara umum yang tidak terbatas pada organisasi politik
- Secara umum, Partai politik merupakan organisasi politik resmi yang
dibentuk oleh orang-orang yang mempunyai kepentingan yang sama dengan
tujuan untuk menguasai pemerintahan dengan cara menempatkan anggota-
anggota mereka dalam pemerintahan melalui mekanisme pemilu.

 Fungsi Partai Politik menurut Firmanzah


1. Fungsi Internal : fungsi parpol dalam pembinaan, pendidikan, pembekalan,
dan pengkaderan bagi anggota partai politik
2. Fungsi Eksternal : partai politik yang ruang lingkupnya meliputi pembinaan
terhadap masyarakat, bangsa, dan negara

 Fungsi Partai Politik


- Rekrutmen Politik
- Sosialisasi Politik
- Komunikasi Politik
- Pengendalian Konflik
- Kontrol Pemerintah

 Sistem Kepartaian
1. Sistem Satu Partai
Sebuah partai politik yang dominan diantara partai-partai kecil yang
terdapat disuatu negara
2. Sistem Dua Partai
Sistem dwipartai dimana ada dua partai dominan dalam sebuah negara.
Diantara dua partai tersebut, ada satu partai yang berkuasa dan ada pula
partai yang tidak berkuasa, biasanya partai yang tidak berkuasa menjadi
partai oposisi. Kedudukan ini bisa saja berubah sesuai dengan hasil pemilu.
3. Sistem Banyak Partai
Digunakan untuk menunjuk adanya banyak partai dalam sebuuah negara,
tidak perduli berapa partai politik yang mempunyai kedudukan dominan
dalam pemerintahan.

 Kelompok Kepentingan
Kelompok kepentingan merupakan sekelompok orang yang bersekutu atau
organisasi yang didorong oleh kepentingan tertentu. Kepentingan tersebut
dapat berbentuk kepentingan umum, kepentingan masyarakat luas, atau
kepentingan kelompok tertentu.
Contoh persekutuan yang merupakan kelompok kepentingan adalah organisasi
massa, kelompok daerah asal, dan paguyuban hobi tertentu.

 Kelompok Penekan
Kelompok penekan merupak sekelompok orang-orang yang berada didalam
organisasi lembaga kemasyarakatan dengan aktivitas atau kegiatan memberi
tekanan kepada pihak penguasa agar cita-citanya diakomodir oleh pemegang
kekuasaan.
Contohnya, lembaga swadaya masyarakat peduli nasib Petani, dan Lembaga
Swadaya Masyarakat Penolong Korban Gempa.

 Pemilihan Umum
Pemilu merupakan mekanisme memilih pemimpin-pemimpin yang diusung oleh
partai politik dan atau melalui jalur independen untuk berkompetisi secara
sehat guna merebut sebanyak mungkin suara pemilih untuk menduduki jabatan
publik.
Fungsi Pemilihan Umum:
1. Alat untuk memilih pemimpin
2. Cara untuk mengambil keputusan
3. Membentuk agenda kebijakan kedepan
4. Memilih wakil-wakil
5. Menentukan komposisi parlemen
6. Mempengaruhi distribusi kekuasaan di Pemerintahan

 Pendekatan dalam Ilmu Politik


1. Pendekatan Tradisional
2. Pendekatan Behavioral (Perilaku)
3. Pendekatan Post-Behavioral
Budaya Politik Melayu

 Pengertian Budaya
- Secara Bahasa, Budaya merupakan kepercayaan, adat istiadat, pola atau
cara hidup yang tersu berkembang oleh sekelompok orang dan diturunkan
pada generasi berikutnya.
- Secara istilah, budaya menurut (Linton) merupakan keseluruhan sikap dan
pola perilaku serta pengetahuan yang merupakan suatu kebiasaan yang
diwariskan dan dimiliki oleh suatu anggota masyarakat tertentu.
- Menurut (E.B. Taylor) budaya sebagai sesuatu kompleks yang mencakup
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan
lainnya yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.

 Pengertian Politik
- Secara bahasa, politik berarti strategi, cara, taktik untuk mencapai suatu
tujuan tertentu.
- Secara istilah, politik menurut (Amin Ibrahim) merupakan pengaturan
kekuasaan dalam kehidupan bernegara dengan segala aktivitasnya agar
aspirasi masyarakat dapat diwujudkan dalam aturan hukum yang jelas.

 Pengertian Melayu
- Secara bahasa, melayu merupakan suku, kelompok etnis
- Secara istilah, melayu merupakan suatu kelompok atau etnis yang berada
didaerah nusantara yang bermayoritaskan atau identik dengan penduduk
beragama islam.
- Ciri-ciri masyarakat melayu:
1. Beragama islam
2. Mudah merajuk
3. Berbahasa melayu
4. Ramah tamah
 Budaya Politik
Budaya politik merupakan aspek politik dari nilai-nilai yang terdiri dari ide,
pengetahuan, adat istiadat, takhayul, dan mitos
Fungsi Budaya Politik:
1. Pembenaran akan aturan politik yang berlaku.
2. Identitas warga negara.
Bentuk Budaya Politik:
1. Budaya politik partisipan
Orang yang berkecimpung langsung pada kegiatan politik, miasal pemberian
suara pada pemilu dan mencari informasi tentang kehidupan politik.
2. Budaya politik subjek
Orang-orang yang pasif dalam politik, yang patuh kepada pemetintah dan
undang-undang.
3. Budaya politik parokial
Orang-orang yang sama sekali tidak menyadari adanya pemerintahan dan
politik.

 Budaya politik melayu


Budaya politik melayu dapat diartikan sebagai nilai-nilai, sikap-sikap, dan
kepercayaan dari masyarakat, yang diperoleh melalui proses sosialisasi, yang
mempengaruhi perilaku politik masyarakat melayu yang menghuni sebagian
besar wilayah nusantara.
Pemikiran Politik

 Definisi Pemikiran Politik


- Pemikiran Politik merupakan pemikiran seorang tokoh yang menjadi
landasan filosofis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
- Pemikiran politik banyak dimiliki oleh banyak pribadi/individual yang
mengalami proses kristalisasi sementara atau tidak benar-benar terkristal
karena masyarakat selalu memiliki proses dan pemikiran yang berbeda-
beda
- Puncak dari pemikiran politik di Indonesia adalah Dasar Negara

 Tokoh Pemikiran Politik Indonesia


1. Soekarno
Pemikiran politik Soekarno berupa konsep pemikiran politik tentang
Nasakom, Nasasos, dan Gotong Royong.
- Nasakom (Nasionalisme, Agama, dan Komunisme) adalah ciri khas dari
demokrasi terpimpin. Hal ini dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan
tiga fraksi utama dalam politik Indonesia yaitu TNI, Kelompok Islam,
dan Komunis.
- Nasasos (Nasionalisme, Agama, dan Sosialis) adalah konsep pemikiran
politik Soekarno yang menggantikan konsep Nasakom karena anggapan
masyarakat bahwa Soekarno lebih berafiliasi ke partai komunis. Oleh
sebab itu untuk menghindari kesan bahwa Soekarno ada di balik
komunis, ia melahirkan konsep baru yaitu Nasasos.
- Konsep Gotong Royong menurut Soekarno sering dijadikan kata kunci
dalam rangka mensukseskan program-program pembangunan di
Indonesia. Konsep ini menjadi ciri kemandirian bangsa. Maju mundurnya
bangsa tergantung pada bangsa Indonesia itu sendiri tanpa bergantung
pada bantuan asing.
2. Bung Hatta
- Pemikiran politik Bung Hatta adalah pemikiran politik kebangsaan yang
menjelaskan pandangan bahwa kemakmuran dan demokrasi merupakan
aspek yang mutlak harus dicapai oleh bangsa Indonesia.
- Bung Hatta menekankan pentingnya suatu integritas bangsa yang bebas
dari segala bentuk penjajahan untuk menciptakan suatu kemakmuran
dan demokrasi yang menjadi dasar suatu negara.
- Bung hatta juga memiliki pemikiran politik tentang pemahaman
sosiaslisme kebersamaan.
- Sosialisme kebersamaan yang dikembangkan Hatta dipengaruhi ayahnya
yang berasal dari Minagkabau, dimana disitu rasa kekeluargaan sangat
kuat untung saling tolong menolong.
- Adanya pemimpin yang bekerja sama dengan anak buahnya, musyawarah
mufakat, hingga akhirnya bung Hatta menyimpulkan konsep
kebersamaan itu dengan bentuk Koperasi. Koperasi merupakan usaha
bersama untuk menolong disi sendiri secara bersama-sama.
3. Tan Malaka
- Tan Malaka mengembangkan cara berpikirnya dengan konsep Madialog
(Materialisme, Dialetika, dan Logika). Madialog ini dijelakan Malaka
untuk mengajak menggunakan pikiran rasional sebab pengetahuan dan
cara berpikir yang begitu adalah tingkatan tertinggi dalam peradaban
manusia.
- Madialog adalah cara berpikir baru yang dapat dipakai untuk memerangi
cara berpikir lama yang sangat dipengaruhi oleh dunia mistik atau
takhayul yang menyebabkan orang menyerah kepada alam.

 Pemikiran Politik Islam


1. Al-Farabi
Pemikiran Al-Farabi menunjukkan pengaruh gagasan para filsuf Yunani
Kuno, semisal Plato atau Aristoteles. Menurut dia, tatanan bermasyarakat
bertujuan untuk menghasilkan kebahagiaan bagi setiap warga, baik dunia
maupun akhirat kelak.
Karya Al-Farabi yang terkait dengan ilmu politik adalah as-Siyasah al-
Madaniyah dan Ara’ Ahl al-Madinah al-Fadhilah. Menurut dia ada dua
kulaitas yakni negra utama dan bukan negara utama. Sifat utama yang
dapat diletakkan pada suatu negara bila didalamnya masyarakat hidup
rukun dan saling bekerja sama.
Peran kepala negara sangat penting sebab dialah yang mengarahkan tiap
elemen mesyarakat agar dapat mencapai tujuan berbahagia. Dalam
pemikiran Al-Farabi, seorang kepala negara harus memiliki kapasitas
intelektual yang diatas rata-rata. Al-Farabi juga menyebutkan bahwa
kepala negara harus berasal dari golongan kelas atas.
2. Al-Mawardi
Menurut Al-Mawardi, imamah dilembagakan untuk menggantikan kenabian
(nubuwwah) dalam rangka melindungi agama dan mengatur kehidupan
dunia. Al-Mawardi menjelaskan adanya kontak sosial antara kepala negara
dan masyarakat yang diwakili oleh para ahl al-iktiyar.
Seorang kepala negara memiliki 10 tugas, diantaranya memelihara agama
dan menjaga keamanan dalam negeri agar warga dapat beraktivitas dengan
aman. Disisi lain, rakyat wajib taat pada pemimpin sekalipun pemimpin
mereka dalam ekses keburukan. Namun, umat dapat tidak taat apabila
kepala negara menyimpang dari keadilan, kehilangan salah satu organ
tubuhnya, dan dikuasai orang-orang dekat atau musuh.
Al-Mawardi berpendapat bahwa kepala negara harus seseorang yang
mempunyai kredibilitas dalam bernegara dan agama
3. Ibnu Khaldun
Ibnu Khaldun dikenang sebagai bapak sosiologi. Ibnu Khaldun pernah menulis
kitab besar yang berjudul Al-Ibar yang terdiri atas enam jilid.
Terkait persolan politik kenegaraan, Ibnu Khaldun berpendapat bahwa
agama adalah faktor penting yang dapat menyatukan berbagai perbedaan
dalam masyarakat. Agama pun mesti menjadi penggerak solidaritas sosial.
Menurut Ibnu Khaldun, adanya kepala negara merupakan bentuk
keefektifan dalam pelaksanaan syariat Islam.

 Pemikiran Politik Barat.


1. Niccolo Machiavelli (1469-1527 M)
Machiavelli sering disebut sebagai pemikir paling awal di masa rennaissance.
Ia dikenal dengan sembilan manifesto politiknya, yaitu:
- Kekuasaan dan negara hendaknya dipisahkan dari moralitas dan Tuhan.
- Kekuasaan sebagai tujuan, bukan instrumen untuk mempertahankan
nilai-nilai moralitas agama. Sebaliknya agama dan moralitas harus
dijadikan suatu alat untuk mencapai kekuasaan.
- Penguasa yang baik harus mengejar kejayaan dan kekayaan, karena itu
merupakan nasib baik untuk yang mampu menjadi penguasa
- Kekuasaan politik merupakan alasan pembentukan negara karena negara
merupakan simbol kekuasaan politik tertinggi yang sifatnya mencakup
semua, menganjurkan negara kekuasaan bukan negara hukum
- Dalam mempertahankan kekauasaan setelah merebutnya, Machiavelli
memberika dua cara: 1. Memusnahkan, membumihanguskan seluruh
negara, dan membunuh seluruh keluarga penguasa lama. 2. Menjalin
hubungan baik dengan negara tetangga terdekat.
- Seorang penguasa seharusnya tidak melakukan kekejaman agar
menghindarkannya dari ancaman terjadinya pemberontakan
- Seorang penguasa hperlu mempeljari sifat terpuji dan tidak terpuji. Ia
harus berani melakukan tindakan kejam, bengis, kikir, dan khianat,
asalakan baik bagi negara dan kekuasaan. Untuk mencapai tujuan, dapat
menghalalkan segala cara. Penguasa tidak perlu takut tak dicintai,
asalkan ia tak dibenci rakyat.
- Penguasa negara dapat menggunakan cara binatang dalam menghadapi
lawan-lawan politiknya.
- Seorang penguasa yang mempunyai sikap yang jelas, baik sebagai musuh
ataupun sebagai kawan, akan lebih dihargai daripada bersikap netral.
2. Thomas Hobbes (1588-1679)
Hobbes dikenal sebagai pemikir barat yang pertama kali menyampaikan
teori kontrak sosial sebagai basis bagi pembentukan lembaga negara.
Kontrak sosial diperlukan untuk menghentikan keadaan alamiah yang serba
chaos atau situasi yang kacau sepeti dalam keadaan perang. Setiap manusia
selalu merasa takut apabila ada manusia lain yang memiliki lebih banyak
kepemilikan daripada dirinya.
Kondisi alamiah tersebut harus dihentikan dengan dibuatnya kesepakatan
(kontrak) sosial demu mewujudkan keberlangsungkan hidup yang teratur
dan damai. Untuk itu diperlukan sebuah lembaga yang mengatur tatanan
kehidupan yang disebut sebagai negara. Negara ada karena perjanjian
bersama yang dilakukan oleh rakyat untuk menghentikan jalannya keadaan
alamiah yang terus menerus terjadi.
Negara ideal menurut Hobbes adalah “Monarki Absolut” dimana sebuah
negara dipimpin oleh raja yang memiliki kekuasaan tidak terbatas
(absolut). Dalam hal ini Hobbes mendorong rakyat menyepakati kontrak
sosial dalam menunjuk seoarang atau sekelompok orang untuk menjadi
penguasa absolut.
3. John Locke (1632-1704)
Locke berpendapat bahwa keadaan ilmiah tidaklah se-chaos seperti yang
digambarkan Hobbes. Menurut Locke, manusia dalam keadaan ilmiah
bersifat merdeka dalam mengatur tindakan merka, mempergunakan barang
miliknya tanpa perlu izin dan tidak tergantung pada kehendak siapapun.
Hukum diserahkan kepad tiap individu.
Untuk itu dibuatlah kontrak sosial yang menyepakati adanya negara yang
memiliki kewenangan terbatas. Fungsi pemerintah adalah memelihara hak
milik pribadi yang paling fundamental, yaitu perdamaian, keselamatan, dan
kebaikan bersama seitsp warga masyarakat.
Konsep negara ideal yang digagas oleh Locke adalah “Monarki
Konstitusional” dimana negara tetap dipimpin oleh raja namun negara juga
punya kewajiban untuk memberikan jaminan mengenai hak-hak dan
kebebasan pokok manusia (life, liberty, healthy, dan property)
4. Montesquieu (1689-1755)
Montequieu dikenal sebagai penggagas konsep Trias Politik yang
memisahkan kekuasaan kedalam tiga bentuk: eksekutif, legilatif, yudikatif.
Konsep trias politika disusun karena perlunya menjamin kebebasan politik
rakyat serta perlunya pemisahan kekuasaan agar tidak terjadi kesewenang-
wenangan yang dilakukan oleh negara terhadap rakyat.
5. J.J. Rousseau (1712-1778)
Rousseau berpendapat bahwa negara yang sah adalah negara yang
berbentuk “Republik”. Pemikirannya ini juga disebut sebagai cikal bakal
konsep demokrasi liberal.

Anda mungkin juga menyukai