Anda di halaman 1dari 8

PENGANTAR ILMU POLITIK

REZIM DAN LEGITIMASI

Nama : Denny Muhammad Reza Pahlevi


NIM : 190910101095
Kelas : A1
Dosen Pengampu : Agus Trihartono

Menurut KBBI rezim adalah sebuah kata benda yang berarti tata
pemerintah negara, pemerintahan yang berkuasa. Menurut laman Wikipedia rezim
adalah serangkaian aturan, baik tertulis (misalnya, Undang-Undang Dasar) dan
tidak tertulis (norma-norma yang terbentuk oleh masyarakat sekitar) yang
mengatur pelaksanaan suatu pemerintahan dan interaksinya dengan masyarakat
dalam sebuah negara. Secara keseluruhan berarti rezim merupakan pemerintah
yang menguasai pemerintahan dengan menjalankan peraturan formal dan informal
untuk berinteraksi dengan masyarakat beserta ekonominya. Berdasarkan
presentasi yang dipersiapkan Mr. Antonio. T. Delgado dari General De Jesus
College menyebutkan bahwa rezim mengacu pada aturan yang ditetapkan dan
diikuti oleh negara dalam mengerahkan kekuatannya. Definisi Fred Judson: rezim
sebagai "hubungan antara negara, masyarakat, pasar, dan sisipan global".
Rezim , negara, dan pemerintah saling berkaitan satu sama lain karena
pemerintah merupakan pelaku rezim. Antonio T. Delgado dalam presentasinya
menganalogikan negara sebagai komputer, rezim sebagai perangkat lunak, dan
pemerintah sebagai pengoperasi. Berdasarkan analogi tersebut, dapat disimpulkan
bahwa negara merupakan alat yang digunakan oleh pemerintah dalam
pembentukan sebuah rezim. Untuk memperoleh kekuatan politik, rezim harus
dibentuk sesuai keadaan suatu negara. Pemerintah harus mengetahui kondisi
negaranya, jenis pemerintahannya, serta rakyat yang diperintahnya. Maka dari itu
bentukan rezim di setiap negara berbeda-beda, berikut adalah jenis-jenis rezim
internasional:
a. Monarki
Monarki merupakan sebuah rezim yang dipimpin oleh seorang penguasa
yang biasa disebut dengan raja, sultan, ataupun kaisar. Kata monarki berasal dari
kata ‘monarch’ yang berarti raja maka pemegang kekuasaan tertinggi dalam
sebuah negara adalah raja, sultan, kaisar, atau segala sebutan yang diberikan
dalam sebuah rezim yang monarki. Pemimpin dalam hal ini raja dapat memimpin
sepanjang hidupnya dan dapat menurunkan tahtanya kepada keturunannya sebagai
penerus rezim. Orang-orang yang mendukung rezim monarki berpendapat bahwa
seorang penguasa dapat membuat kebijakan dan pelaksanaan konsensus lebih
efektif. Hal ini karena ketegasan yang ada dalam pembuatan kebijakan serta tidak
adanya pertukaran pendapat membuat kebijakan dapat terbuat dengan cepat dan
tidak memakan waktu lama. Contoh negara yang menerapkan rezim monarki
adalah: Nepal, Arab Saudi, Yordania, Malaysia, Thailand, Inggris, Prancis zaman
Napoleon Bonaparte, Brunei Darussalam, Swaziland, Oman, Jepang.
b. Kediktatoran
Kediktatoran juga disebut diktatorisme adalah sebuah rezim yang dipimpin
oleh seorang penguasa yang mempunyai kekuasaan yang mutlak dan cenderung
absolut. Penguasa ini sering mendapatkan kekuasaannya melalui kudeta dan
kekerasan. Namun tidak menutup kemungkinan penguasa mendapatkan
kekuasaannya melalui jalur demokratis, contohnya adalah Adolf Hitler. Orang
yang menguasai pemerintahan dengan kediktatoran disebut dengan diktator.
Diktator berasal dari zaman Romawi yang merupakan gelar hakim yang ditunjuk
oleh senat dalam kerajaan romawi untuk memerintah negara di saat darurat. Di
masa modern, kediktaroran lebih banyak dilihat sisi negatifnya karena akibat dari
kediktatoran seorang diktator yang memipin secara semena-mena. Kediktatoran
mempunyai ciri-ciri antara lain: penangguhan pemilihan umum dan kebebasan
sipil;proklamasi keadaan darurat;memerintah dengan keputusan;penindasan
terhadap lawan-lawan politik tanpa mematuhi aturan hukum. Kediktatoran juga
dapat dibagi menjadi beberapa jenis seperti kediktatoran kelas, kediktatoran
darurat, dan kediktatoran satu partai. Contoh negara menerapkan rezim
kediktatoran adalah: Libya, Kuba, Korea Utara, Sudan, Yugoslavia, Nazi Jerman,
Uni Soviet, Rwanda, Republik Afrika Tengah, Indonesia era orde baru.
c. Aristrokrasi
Aristokrasi adalah rezim yang dipimpin oleh sebuah kelompok kecil yang
mendapat wewenang untuk menguasai sebuah negara. Aristokrasi merupakan
serapan kata dari bahasa Yunani yang berarti kekuatan atau aturan yang baik. Di
zaman dahulu saat kerajaan-kerajaan seperti Romawi dan Yunani, aristrokrasi
dianggap sebagai rezim yang paling baik karena berlawanan dengan monarki.
Masyarakat dahulu menganggap aristrokrasi dapat membuat kebijakan secara
kolektif dan tepat karena pembuatannya secara berkelompok dengan pemikiran
yang kritis karena kelompoknya berasal dari individu-individu terbaik seperti
kalangan bangsawan dan para cendekiawan. Namun seiring berjalannya waktu,
rezim ini mulai mengalami pertentangan karena demokrasi mulai muncul. Rezim
aristrokrasi dianggap menyalahi aturan demokrasi dimana hanya orang-orang
dengan garis keturunan tertentu yang dapat berada di sebuah pemerintahan. Untuk
mengetahui aristrokrasi diberikan ciri-ciri sebagai berikut:
1. Pemerintahan dikuasai oleh kelompok kecil.
2. Bertujuan mendirikan sistem pemerintahan yang baik.
3. Di pelopori oleh kelompok kecil yang biasanya terdiri dari bangsawan,
negarawan, cendekiawan, dan orang-orang tertentu.
4. Berbeda dengan bentuk pemerintahan monarki yang memiliki kekuasaan
absolut.
5. Merupakan bentuk kegagalan sistem demokrasi.
6. Aristokrasi sangat kontras/bertentangan dengan demokrasi.
7. Memiliki kepentingan yang cenderung merugikan rakyat.
8. Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme akan berkembang pesat.
9. Berpotensi meinmbulkan kekacauan di berbagai bidang seperti politik, sosial,
dan ekonomi.
10. Seiring berkembangnya zaman, aristokrasi dipahami sebagai pemerintahan
yang dikuasai oleh orang-orang kaya (plutokrasi).
Contoh negara yang menerapkan rezim aristrokrasi adalah: Nigeria, Yunani kuno,
Romawi kuno, Inggris abad pertengahan.
d. Oligarki
Oligarki berasal dari bahasa Yunani yang berarti memerintah dengan
sedikit orang, merupakan rezim yang kekuasaannya dipimpin oleh kelompok elit
kecil dalam politik yang berasal dari masyarakat yang dibedakan menurut
kekayaan, kelompok keluarga, dan militer. Rezim ini sering menggunakan
kekuasaannya untuk kepentingan kelompoknya sehingga sering pula mengabaikan
kebutuhan masyarakat yang dipimpinnya. Meski terlihat sama dengan aristrokrasi,
terdapat perbedaan diantara keduanya yaitu dalam menjalankan kekuasaannya.
Pemimpin dalam rezim aristrokrasi menggunakan kekuasaannya dengan
komitmen demi kesejahteraan masyarakatnya karena diisi oleh kaum bangsawan
dan cendekiawan. Sedangkan oligarki diisi oleh elit politis yang syarat akan
kepentingan kelompok masing-masing dan menomorduakan masyarakat.
Berdasarkan Winters, oligarki mempunyai dua dimensi yaitu: dimensi kekayaan
dan kekuasaan material yang susah untuk dipecah;dimensi jangkauan kekuasaan
yang menyeluruh dan sistematis walaupun menyandang status minoritas dalam
sebuah masyarakat. Dapat disimpulkan bahwa rezim oligarki harus mempunyai
kekuasaan yang kuat dan dengan jangkauan yang luas. Berikut adalah ciri-ciri
rezim oligarki:
1. Kekuasaan dipimpin oleh sekelompok kecil masyarakat.
2. Terjadi ketimpangan material yang cukup besar.
3. Uang merupakan orientasi kekuasaan.
4. Kekuasaan digunakan untuk mempertahankan kekayaan.

e. Demokrasi
Demokrasi adalah rezim yang kekuasaannya berada ditangan rakyat.
Dibandingkan monarki, kediktaktoran, aristrokrasi, dan oligarki yang memaksa
rakyat hanya mempunyai peran sebagai yang diperintah tanpa terlibat dalam
proses pemerintahan maupun pembuatan kebijakan, rezim demokrasi sebaliknya.
Rezim demokrasi membebaskan rakyat untuk terlibat lebih jauh dalam
pemerintahan. Suara rakyat dipertimbangkan dalam penentuan tujuan negara dan
perkembangan negara kedepan. Pemerintah sebagai pemimpin akan diwakili oleh
rakyat yang telah terpilih oleh rakyat yang akan mengatur segala kehidupan rakyat
sebuah negara. Rezim demokrasi mempunyai ciri-ciri:
1. Keputusan Pemerintah Untuk Seluruh Rakyat.
2. Menjalankan Konstitusi.
3. Mempunyai Perwakilan Rakyat.
4. Terdapat Sistem Kepartaian.
Contoh-contoh negara yang menganut rezim demokrasi adalah: Amerika Serikat,
Indonesia.
f. Totaliter
Totaliter adalah rezim yang kekuasaannya dipegang penuh oleh pemimpin
dan memegang kendali atas seluruh aspek kehidupan masyarakat sehingga tidak
memungkinkan adanya pandangan politik berbeda terhadap pemimpin. Rezim ini
menghilangkan segala hak individu pada masyarakat dan menempatkan
kepentingan negara diatas segalanya. Kepentingan negara sering direpresentasikan
oleh partai atau tokoh sebagai upaya doktrinisasi kepada masyarakat negara yang
menganut rezim totaliter. Ciri-ciri rezim totaliter yaitu: pemimpin menjalankan
pemerintahan sesuai fungsi kebijakan;mempunyai ideologi resmi;pemerintah
mempunyai legitimasi;tidak pluralis;tingkat korupsi rendah;pemimpin mempunyai
kharisma yang tinggi.
Contoh negara yang menganut rezim totaliter adalah: Korea Utara, Uni Soviet,
dan Nazi Jerman.
g. Otokrasi
Otokrasi adalah rezim yang kekuasaannya dipegang oleh seseorang yang
berkuasa secara penuh dan mempunyai masa kekuasaan yang yang tidak terbatas
sehingga dapat bertahan hingga waktu yang sangat lama. Pemegang kekuasaan
disebut dengan otokrat yang sering diasumsikan sebagai penguasa tunggal dalam
rezim ini. Penguasa mengontrol hampir seluruh aspek masyarakat dengan
keputusan yang seringkali sewenang-wenang. Semua aturan, perintah, dan
larangan harus dilaksanakan oleh yang dikuasai karena sifat rezim ini
mengharuskan hal tersebut. Penguasa juga membatasi hubungan dengan
bawahannya sehingga hanya ada hubungan formal yang tidak terlalu terikat
karena keinginan penguasa yang ingin segala sesuatunya harus dituruti dan
dikerjakan langsung. Ciri-ciri rezim yang menganut otokrasi adalah:
1. Tidak memiliki persamaan namun stratifikasi ekonomi.
2. Kebebasan individu sangat kurang karena lebih menekankan pada perilaku
kelompok berdasarkan pada hubungan kekerabatan.
3. Adanya sistem primordial yang lebih kuat misalnya seperti agama, suku
bangsa, dan ras.
4. Kekuasaan di dalam otokrasi ini bersifat pribadi seperti raja, negatif dan
bersifat konsensus.
5. Kewenangan dari sistem otokrasi bersumber dari tradisi dan keturunan.
Contoh-contoh negara yang menganut rezim otokrasi adalah: Irak sebelum invasi
Amerika tahun 2003, negara-negara Romawi, beberapa negara di Amerika Latin
pada masa perang dunia ke II.
h. Otoritarianisme
Otoritarianisme adalah rezim yang menekankan kekuasaan pada suatu
negara atau tokoh tanpa memandang kebebasan seseorang. Pendukung rezim ini
memandang kekuasaan digunakan untuk tujuan sendiri dan bukan sebagai sarana
dalam mengatur negara. Otoritarianisme ditandai dengan penyerahan kekuasaan
yang terkonsentrasi kepada satu pemimpin. Rezim ini mempunyai tingkat
legitimasi yang rendah karena kekuasaan diperoleh tanpa persetujuan pemerintah
yang sah. Penganutnya melihat pemimpin sebagai sebuah kepribadian tanpa
melihat fungsinya sebagai apa. Karena legitimasinya yang rendah, otoritarianisme
mempunyai batas kekuasaan yang cakupannya sangat kecil. Ciri-ciri
otoritarianisme adalah komunikasi satu arah dan pengandalan kekuasaan. Contoh
negara yang menganut rezim ini adalah: Mesir, beberapa negara di Timur Tengah,
China.
i. Konstisusional
Konstitusional merupakan rezim yang menjalankan kekuasaan sesuai
aturan yang ditetapkan sehingga penguasa mempunya batas-batas kewenangan.
Rezim ini menghendaki kebebasan bagi yang dikuasai yaitu rakyat untuk
mengemukakan pendapat, kebebasan memeluk agama, dan berperan dalam
sebuah pemerintahan. Dalam penerapannya, rezim ini selalu mengacu pada aturan
yang tertulis dan menerapkan aturan tersebut sebaik-baiknya demi kelangsungan
pemerintahan yang baik. Contoh negara yang menganut rezim konstitusional
adalah: Amerika Serikat, Britania Raya, Jerman, Jepang, Indonesia, Afrika
Selatan.
j. Anarkisme
Anarkisme adalah rezim tanpa kekuasaan. Kekuasaan pada rezim ini
berusaha dihilangkan untuk meniadakan struktur sosial: tanpa penguasa, tanpa
organisasi, tanpa partai, dan tanpa negara. Rezim anarkis akan muncul ketika
rezim sebelumnya mulai kehilangan kekuasaan. Kaum anarkis mencoba
mengambilalih kekuasaan dengan jalur kekerasan untuk menurunkan pemerintah
sebelumnya. Ketika berhasil, anarkisme akan menyebar ke seluruh negeri dan
menghasilkan sebuah negara tanpa struktur sosial, tanpa aturan. Sistem ekonomi,
politik, dan sosial akan kacau karena masyarakat suatu negara mengalami
kekosongan kekuasaan. Contoh negara yang menerapkan rezim anarkisme adalah
Somalia.
Berbagai jenis rezim yang disebutkan diatas dapat terbentuk karena
konsensus suatu kelompok masyarakat yang setuju atas pembentukan rezim
tersebut. Pembentukan rezim sangat menentukan arah tujuan negara serta
perkembangan masyarakatnya. Untuk itu, masyarakat sebagai bagian dari rezim
harus kritis serta cermat dalam melihat pergerakan-pergerakan pemerintah serta
oposisinya.
Di Indonesia sendiri, saat ini menerapkan rezim demokrasi konstitusional.
Meskipun dalam penerapannya di pemerintahan sedikit tercampur dengan
oligarki. Demokrasi konstitusional membuat rakyat sebagai yang dikuasai merasa
aman dan terjamin karena kepastian hukum, kebijakan, dan aturan-aturan yang
dibuat dan dilaksanakan oleh pemerintah sesuai dengan keinginan rakyat serta
sejalan dengan ketentuan pemerintah. Hal ini tercermin dengan kebijakan-
kebijakan seperti kebijakan ekonomi dimana pemerintah akan memfokuskan pada
proses pengembangan sumber daya manusia pada tahun 2020. Kebijakan ini akan
diikuti dengan kebijakan perlindungan sosial yang diharapkan dapat
meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan menjamin kehidupan didalam
masyarakat. Namun, kebijakan-kebijakan ekonomi tersebut masih rentan dengan
intervensi politk dengan segala kepentingannya. Oligarki yang dimaksud adalah
orang-orang yang mempunyai kekayaan dalam pemerintahan dapat
mengeksploitasi kekuasaannya untuk kepentingan politiknya bahkan untuk
memperkaya dirinya. Tidak heran jika pemegang kekuasaan, pemangku
kebijakan, dan politisi kerap tersandung kasus korupsi, penyalahgunaan
kekuasaan, dan gratifikasi. Pemegang kekuasaan kerap terpengaruh oleh pengurus
partainya, rekan politiknya, dan ketidakmampuan mengontrol nafsu akan besarnya
kekuasaan. Oligarki di Indonesia dapat terlihat di pemerintah daerah dimana
terjadi dinasti politik dimana-mana yang dapat menguntungkan golongan tertentu
seperti keluarga. Keluarga menguasai kekuasaan di pemerintahan daerah dan
menggunakannya untuk memperkaya keluarganya seperti pada kasus korupsi
mantan Gubernur Banten Ratu Atut yang akhirnya mengungkap praktek dinasti
politik di Pemerintahan Provinsi Banten. Namun, ada oligarki yang tetap
bertujuan untuk mensejahterakan rakyat seperti di Jawa Timur dimana ada
koneksi antara Gus Ipul sebagai Wakil Gubernur Jawa Timur dan Bupati
Kabupaten Pasuruan Gus Irsyad yang bersaudara. Mereka dapat membangun Jawa
Timur serta Kabupaten Pasuruan tanpa menonjolkan ikatan mereka sebagai
saudara dan tidak tersandung kasus-kasus yang merugikan pemerintahan mereka
masing-masing.
Maka dari itu, rezim Indonesia masih belum jelas antara demokrasi
konstitusional ataupun oligarki konstitusional. Di kalangan elit politis masih
terlihat jelas praktek-praktek oligarki namun masih sesuai konstitusi Indonesia. Di
lain sisi, Indonesia sudah di era demokrasi berbasis digital dimana masyarakat
sudah lebih melek akan politik dan kritis terhadap kegiatan-kegiatan dan perilaku
pemerintahan. Untuk itu, negara Indonesia harus mengintegrasikan setiap kegiatan
dengan kepentingan rakyat sebagai tujuan dan dasar bernegara. Walaupun ada
praktek oligarki di elit-elit politik, selama kepentingan kelompok tersebut untuk
rakyat maka demokrasi masih dapat terlaksana dengan kelompok yang diwakili
oleh rakyat.
Selama rezim-rezim yang ada dibentuk atas dasar persetujuan bersama
oleh rakyat dan pemerintah, maka negara akan berjalan dengan tujuan bersama
yang membuat negara tersebut kuat. Rezim akan terus berganti sesuai dengan
kebutuhan negara dan tujuan masyarakatnya.

Daftar Pustaka

Presentation Regimes, Power, and Legitimacy. Delgado, Anthony T. General De


Jesus College, Social Science Faculty.
https://id.wikipedia.org/wiki/Rezim
https://kbbi.web.id/rezim
https://laelitm.com/monarki-adalah/
https://www.kompasiana.com/angelsari/5c2c7066bde575557f6b31c6/macam-
macam-sistem-pemerintahan-di-dunia?page=1
http://setabasri01.blogspot.com/2009/02/jenis-kuasa-bentuk-negara-dan-
sistem.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Diktator
https://mimirbook.com/id/dc9f811367f
https://mengakujenius.com/pengertian-aristokrasi-dan-ciri-cirinya/
https://id.wikipedia.org/wiki/Aristokrasi
https://ilmugeografi.com/ilmu-sosial/pemerintahan-oligarki
https://medium.com/hipotesa-indonesia/apa-itu-oligarki-e73a7d7e451a
https://www.maxmanroe.com/vid/sosial/pengertian-demokrasi.html
https://www.kompasiana.com/erwinpurnama/56e65367c523bd6f0cfb3169/apa-
itu-demokrasi
https://www.liputan6.com/news/read/3869615/macam-macam-demokrasi-di-
berbagai-negara-beserta-penjelasannya
https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-sistem-politik-totaliter-atau-
totalitarian/10960
https://laelitm.com/otokrasi/
https://id.wikipedia.org/wiki/Otoritarianisme
https://mediaindonesia.com/read/detail/62683-konstitusi-konstitusionalisme-dan-
demokrasi-konstitusional
https://www.qureta.com/post/anarkisme-kuasa-dan-perlawanan-rakyat
https://id.wikipedia.org/wiki/Anarkisme
https://nasional.kontan.co.id/news/ini-lima-fokus-kebijakan-pemerintah-untuk-
genjot-perekonomian-indonesia-tahun-2020
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20191008195412-12-437886/penyidikan-
5-tahun-adik-ratu-atut-bakal-segera-disidang
https://www.merdeka.com/peristiwa/gus-irsyad-siap-bangun-sepak-bola-di-desa-
bersama-gus-ipul-puti.html

Anda mungkin juga menyukai