Anda di halaman 1dari 28

KELOMPOK

ILMU NEGARA

Mawarni azita aswan 1612011143


Yolanda tia agustin 1612011142
Karlos i. butar butar 1612011163
Halfi nuraw givari 1612011164
Neyditama sakni suryaputra 1612011128
Devha pratama 1612011129
Ega danu 1612011156

TEORI DAN PRAKTEK TATANEGARA


OLEH
MAURICE DUVERGER

1
BAGIANPERTAMA
TEORI UMUM TENTANG TATANEGARA
Tatanegara seluruhnya adalah segugusan jawaban-jawaban atas
soal-soal yang menghadapi kehidupan dan organisasi orang-orang
pangreh didalam suatu gerombolan sosial. Membuat teori umum
tentang tatanegara berarti mempelajari satu per satu soal-soal
pemerintahan serta berbagai pemecahan yang ada buat masalah-
masalah itu. Hendaknya perhatian ditunjukan untuk mempelajari
pemecahan-pemecahan positif yang benar-benar di praktekan,
sebagaimana di peroleh berkat pengalaman bangsa-bangsa dengan
setiap masalah pemerintahan yang dijumpai dalam waktu yang
berabad-abad.
Sekalian penyelesaian itu dapat dibagi dalam dua kategori:
kategori pertama bertalian dengan cenderung liberal untuk
mengurangi kekuasaan orang-orang pangreh sehingga
menguntungkan orang-orang yang diperintah. Dan yang kedua adalah
cendrung otoriter, yang sebaliknya memperkuat kekuasaan golongan
pertama terhadap yang kedua.

2
Bab Pertama
PEMILIHAN ORANG-ORANG PANGREH
Nilai suatu pemerintahan untuk bagian besar bergantung pada
harga orang-orang yang duduk didalamnya, itu sebabnya cara-cara
orang-orang pangreh itu dipilih merupakan salah satu sendi pokok
daripada pemerintahan. Nampaklah sejelas-jelasnya disini, adanya
perhubungan langsung antara kekuasaan para pangreh dan
kemerdekaan mereka yang diperintah.
1. Cara-cara memilih
Banyak sekali cara-cara yang dapat dipakai untuk menunjuk
orang-orang pangreh suatu negara: cara turun-temurun, pemilihan,
kooptasi, pengundian, perebutan, dst. Cara-cara itu dapat digolongkan
menjadi dua kategori: 1. Yang menyerahkan pemilihan orang-orang
pangreh kepada orang-orang yang direh, biasanya orang
menamakannya cara demokratis, 2. Yang sebaliknya hendak
menjauhkan orang-orang yang direh dari hal pemilihan orang-orang
pangreh, akan menamaknnya teori cara otokratis.
Pemerintahan-pemerintahan otokratis sifatnya menjauhkan hal
pemilihan para pangreh dari batas usaha orang-orang yang diperintah,
boleh dikata bahwa pemerintah mengambil anggota-anggotanya dari
diri sendiri itu sebabnya istilah otokrasi.
Sistem otokrasi itu selama beberapa abad di anut di bagian
terbesar dari dunia yakni terselubung dari berbagai bentuk:
perebutan,turun-temurun,kooptasi,pengundian,dst.
a. Perebutan kekuasaan itu tentu cara yang pertama-tama untuk
melakukan pemilihan orang-orang pangreh: orang pertama
yang menjadi raja tentunya seorang prajurit yang baik

3
nasibnya. Perebutan ini dapat dijalankan menurut berbagai
modalieteit. Umpamanya dibedakan orang: 1. Revolusi,yang
menggunakan kekuatan kerakyatan; 2. Coup detat, yang
menggunakan kekuatan pemerintah lama untuk
memusnahkan dan menggantikannya; 3. Pronunciamiento,
semacam coup detat tetapi menggunakan kekuatan militer.
b. Keturunan, tetap merupakan bentuk pemerintahan otokratis
yang paling luas tersebar. Pada umumnya cara keturunan ini
berlaku terhadap satu oran(kerajaan keturunan).
c. Kooptasi, berarti penunjukan bakal pangreh oleh pangreh
yang menjabat, jadi pengangkatan orang pengganti oleh
orang digantikan olehnya.
d. Pengundian, pernah dipakai di beberapa kota Yunani purba
untuk mengangkat magistrat-magistrat. Dewasa ini sistem
pengundian terdapat sebagai hipotesa saja.
e. Selanjutnya, ada pila pengangkatan pangreh lain,sunguhpun
jalan ini tidak khusus otokratis sifatnya.

Dalam kehidupan apapun juga buat kelahiran dan kehidupan


otokrasi diperlukan suatu konsepsi yang bersemu keagamaan perihal
kekuasaan. Sebab bagaimana sesungguhnya dibenarkan, bahwa
beberapa orang memerintah manusia sesamanya dengan tiada
dirintangi didalam melakukan jabatan itu, kalau para pangreh itu tidak
dipandang sebagai perwujudan daripada Tuhan atau daripada
kekuatan-kekuatan gaib yang dalam batin manusia primitive
mendahului keinsafan tentang Tuhan. Tata negara-negara otokratis
bersadar pada dasar-dasar rasional.
Sebaliknya tata negara demokrasi merupakan percobaan untuk
mendirikan gedung pemerintahan pada dasar-dasar rasional.

4
Dipandang secara historis, tatanegara macam ini lahir dalam
kota-kota Yunani-purba atau dalam gerombolan sosial serupa itu,
dimana pemerintahan mengambil wujud demokrasi yang disebut
direk, yang telah kami sebut. Yang dipengaruhi oleh majelis umum
rakyat, yang mengambil sendiri semua keputusan penting-penting dan
mengangkat para magister-magister yang diberi kewajiban untuk
melaksanakan keputusan-keputusan majelis serta pemerintah dalam
waktu antara siding-sidang majelis.

Pemerintahan campuran- dalam pemerintahan campuran oleh


juxtaposition orang menemukan dua orang pemerintahan, yang satu
otokratis yang lain demokrasi yang berkedudukan berdampingan.
Banyak ragam yang dapat dibedakan :
1. Juxtaposition majelis perwakilan demokratis dan seorang
monarch otokratis umpamanya perlemen yang terjadi
dengan pemilihan berhadapan dengan seorang raja
keturunan atau seorang dictator.
2. Di dalam parlemen ada juxtaposition daripada dua
majelis perwakilan yang satu dipilih dan yang lain
ditentukan dengan jalan otokratis
3. Juxtaposition daripada unsure-unsur demokrasi dan
otokratis dalam suatu majelis perwakilan.

Semi langsung atau setengah langsung yang memberi kepada warga


satu alat untuk mengambil tindakan yang kuat didalam menghadapi
sang kuasa. Menurut kebiasaan, prosedur demokrasi semi langsung
yang kamimaksudkn tadi, harus dipelajari dalam hubungan dengan
pemilihn para pangreh, sebagai suatu sistem yang terletak antara
demokrasi langsung dan demokrasi perwakilan yang telah kami
bicarakan dimuka tadi. Dalam demokrasi langsung , rakyat sendiri yang

5
langsung menjalankan kekusaan sebaliknya dalam pmerintahan semi
langsung rakyat membagi kekuasaan dengan para wakilnya, baik dalam
arti bahwa rakyat dapat memaksa para pangreh dengan suara inisiatif
untuk mengurus hal sesuatu maupun dengan hak referendum atau hak
veto dapat menuntut attau menafsir dulu keputusan para pangreh
sebelum keputusan itu dijalankan. Semi langsung tidak bersifat asasi .
lagipula, tak ada halangan sedikit pun terhadap pemakaian sistem hak
inisiatip.
Memberi alat kepada warganegara untuk menjamin pembatasan
kekuasaan para pangreh, itulah tujuan sebenarnya prosedur tadi. Dan
kalau mau mengetahui baik buruknya prosedur tadi , cukup dengan
mempelajari pelaksanaanya dalam praktek dinegeri yang pertama
mendapatkan dan mengembangkan prosedur tersebut yakni di ngara
swiss. Menurut pandangan kami unsur yang baik lebih berat daripada
unsur yang buruk.
Pengendalian oleh federalisme pada azasnya terjadi dari perbatasan
parapangreh yang berasal dari satu lapisan sosial didalam menjalankan
kekuasaannya atas gerommbolan sosial yang diperintahkannya, yakni
pembatasan dengan jalan intervensi para pangreh suatu gerombolan
yang lain. Maka orang dapat membedakan dua cara pengendalian yang
menggunakan teknik federalisme dan pengendalian oleh pengawasan
internasional.
Swiss dan amerika merupakan negara dengan pembatasan
pemerintahan oleh federalisme intern. Maing masing pembangunan itu
teridiri dari himpunan kerukunan kerukunan yang banyak
kebebasannya. Para pangreh kerukunan itu mempunnyai hak penting
sekali untuk membatasi tindakan kekuasaan federal.
Sebagaimana telah kami kemukakan , dipandng dari suatu jurusan
tertentu sistem ini dapat pula dianggap sebagai variasi dari pemisahan
kekuasaan, jadi suatu pemisahan vertikal dibandingkan dengan
pemisahan horizotal yang klasik. Bukaankah sistem ini pada
6
hakekatnya berakibat membagi kekuasaan antara pembesar federal dan
pembesar kesatuan yang berfederasi? Sementara itu, federalismejauh
megatasi pengertian pembagian penguasaan. Dengan mengembalikan
kekuasaan federalisme kepada tingkat teknis daripada pembagian
kekuasaan, sesungguhnya, sebagaimana nampak dari kennyataan
kemanusiaan dalam kesatuan yang berfederasi dan pula dari
kehendakdaari kesatuan itu untuk menghidarkan diri dari pembenaman
dari pemerintah pusat.

Menyuburkan sistem sedemikian itu tentu satu cara jitu sekali untuk
memelihara demokrasi dan kebebbasan, sambil membuka kesempatan
sebesar besarnya pada pengembangan kedu sifat itu. Beberapa orang
malahan berpendapat, bahwa federalisme yang bersandarkan
teritorium , jadi satu daerah tertentu ini, dapat disertai dengan
federalisme teknik yang menjelmakan. Didalam tubuh negara, serikat
serikat pertukangan dan intelek, perusahaan umum, universitas, gereja
, dsb. Federalisme itu bersifat dibuat buat dan bahwa yang dapat
menikmatkan otonomi sejati itu Cuma kerukunan yang seuai dengan
kenyataan hidup.
Kontrol serupa itu belum ada. Tetapi tetapi kekurangan itu benar
beran terasa oleh rakyat didunia. Dan sesungguhnya pembentukannya
menjadi slah satu pekerjaan yang paling mendesak yang harus
difikirkan oleh PBB. Prinsip lama tengta non intervensi dalam urusan
intern sesuatu negara harus dihapuskan, tetapi hendaknya hal hal yang
dapat merintangi jalan rakyat kearah kemerdekaan.

7
Bagian kedua
Beberapa macam tatanegara
Modern
Dalam buku yang tebalnya beberapa puluh halaman ini , tidk cukup
untuk menganalisa segala macam tatanegaraa yang benar benar berlaku
didunia. Dengan demikian pilihan untuk keperluan kita bergantung
pada dasar yang diambill buat klasifikasi. Pertama dapat dibayangkan
pembagian berdasarkaan cara cara memilih para pangreh , daan kalau
diambil dasar itu maka terdapatlah 1. Negeri negeri dengan pemilihan
bebas dimana pegawai negeri sama sekali berdiri diluar propoganda
pemilihan. 2. Negeri dengan pemilihan terpimpin , dimana ada tekanan
dari pihak pemerintak atas pihak calon dan para penyokong pihak
oposisi. 3.negeri negeri dengan pemilihan secara plebisit , dimana calon
satu satunya yang resmi kedudukannya memajukan diri kehadapan
pemilih. 4. Negeri negeri yang tidak mengadakan pemilihan, dimana
para pangreh dipilih menurut otokratis belaka.
Kalau ditilik dari jurusan terakhir ini , sesungguhnya lebih memuaskan
untuk mengadakan perbedaan yang bisa diadakan, yaknni
pemerintahan parlementer, pemerintahan kepresidenan, dan
pemerintahan majelis perwakilan. Tetapi perbedaan itu hanya sebatas
jurdis dan formil semata mata. Dan oleh karena itu pembagian ini
kurang praktis pemakaiannya.
Kalau orang tidak lagi menengok sturktur pemerintahan, tetapi
memperhitungkan pula kekuasaan para pegawai negeri dan cara

8
pembatasan kekuasaan itu. Orang dapat membedakan pemerintahan
bebas, dengan pangreh secara jitu dibatasi kekuasaannya sedang
kemerdekaan rakyatnya dijamin kecuali dilapangan ekonimi.
Pemerintah setengah bebas dengan pangreh yang lemah pembatasan
kekuasaannya daan lemah pula jaminan kemerdekaan individual.
Pemerintah totaliter atau kolektif dimana pegawai negeri mempunyai
kekuasaan mutlak trhadap warga negara. Kalau ditilik dari wujud
seluruhnya, klasifikasi ini hampir sama dengan yang pertama dalam
peerintahan liberal pemilihan dilakukan secara bebas . dalam
pemerintahan setengah liberal ada sistem pemilihan yang dipimpin.
Dalam pemerintahan totaliter tidak diadakan pemilihan umunm. Dalam
garis besarnya pemerintahan yang benar benar ada didunia dapat
digolongkan menurut kategori besar yaitu tipe inggris, tipe amerika
utara, tipe rusia. Diluar ketiga dari sistem itu orang hanya akan
menjumpai sistem archais, peninggalan dari masa silam . sistem swiss
perlu diberi tempat sendiri sistem itu sangat orisinil dan hamya sedikit
kena pengaruh dari luar.

Bab pertama
Pemerintahan pemerintahan tipe inggris
Menurut definisi yang telah diberikan pada bab ini pemerintahan ini
ada tiga cirinya yaitu liberal, demokratis, dan parlementer. Sebutan
demokratis menunjukkan bahwa didalam sistem itu semua pangreh
dipilih langsung yang bebas dan beres. Pengertian parlementer ada
hubungannya dengan struktur pegawai negeri.sebelumnya, kedatangan
lembaga yang benar bersifat parlementer sudah terbayang di cakrawala.
Itulah prosedur yang disebut impeachment
Unsur pokok sistem pemerintahan itu ialah organ organ yang bergolong
menurut tiga kategori besar yaitu mahkota , kabinet, dan parlemen.
9
Teoritis, mahkota masih memegang hak istimewa besar. Pangkat yang
membuat hak untuk duduk dalam dewan lord. Cara ini diberlakukan
dibawah partai buruh sekarang dengan pimpinan attlee, yang pada 16
agustus 1945 telah memnta kepada dewan para commons agar semua
waktu yang ada ditujukan dengan kepada masalah masalah
pemerintahan dan agar rancangan yang timbul dari inisiatif pemerintah
saja yang dibicarakan. Sementara itu salah benar jika parlemen
diangagap juru pencatat saja. Para wakil rakyat inggris menjalakan
pengawasan yang jitu kepada setiap menterinya khususnya dan
pemerintahan seluruhnya ,dari amandemen amandemen atas rancangan
rancangan pemerintah, dan dari pembatasan pembatasan terhadap
pokok daripada perincian pengeluaran negara,dari pemerintah pada
permulaan persidangan, dan pada akhirnya dari mosi tidak percaya.
Dan tidak jauh menyimpang dari kenyataan, kalau dikatakan bahwa
dalam mesin politik bbritis. Kabinet adalah motor sedangkan kedua
dewan rem remnya.
Peranan dewan pada lords kecil sekali, seperti alat saja hampir tidak
seperti juga halnya dengan mahkota sendiri. Ia hanya boleh menolak
rancangan yang telah disahkan dewan para commons apabila
rancangan itu tidak mengenai keuangan. Par commons malahan dapat
mengatasi oposii para lords. Sementara itu gengsi para lords tetap besar
sekali malahan dapat disaksikan akhir akhi ini gengsi meraka
bertambah. Dan pedapat para lords itu sangat dihargai bukan karena
alasan yuridis,
Dengan cara begitu, orng dapat mengartikan batas sistem britis sebagai
suatu pasangan bertolak arah yang teliti dijaga keseimbangannya.
Telah kita lihat bahwa sistem dwi dewan di inggris itu lebih bersifat
pajangan daripada suatu kenyataan. Dan bahwa hak para lords untuk
memberi nasehat kepada para comons tidak mempengaruhi kebebasan
para commons untuk menurut atau tidak nasehat nasehat itu.

10
Adapun mengenai interpretasi tentang hak pembubaran, faham itu tak
tahan uji. Akibatnya ialah, bahwa faham tentang kemungkinan bagi
rakyat untuk menjadi juru penengah jika terjadi konflik antara para
menteri dan parlemen, faham itu jarang sesuai dengan kenyataan.kalau
kabinet membubrkan parlemen , maka kebayakan waktu itu terjadi
dilur hubungan dengan satu mosi tidak percaya dari parlemen, sebab
kabinet selalu mempunyai majoritet dalam parlemen yang lebih dri
cukup. Pada umumnya karena salah satu dari dua alasan tersebut yaitu
1. Kabinet merasa bahwa anginnya sendang baik, bahwa
kebijaksanaannya didukung oleh negeri maka didalam pembubaran
dilihatnya satu cara untuk mencapai majoritet dalam parlemen yang
bertambah besar jumlah dan umurnya maka pembubaran adalah cara
bagi pemerinthan untuk mencapai pembaharuan dewan pada saat yang
dipandangnya paling menguntungkan 2. Atau karena pendapat umum
menghadapi suatu masalah yang amat penting , perihak mana kabinet
dan oposisi berselisih pendiriannyapembubaran jalan terakhir untuk
meminta perhatian untuk negeri. . tetapi jelas pula bahwa pemerintah
tak mengambil jallan itu.
Dalam kenyataanya pemerinahan inggris sama sekali bertentangan
dengan sistem bertolak arah. Adanya dua partai, dengan konsekuensi
dengan salah satu partainya dengan sendirinya mempunyai suara
terbanyak didalam parlemen. Berakibat bahwa kepada parti itu dan
kepada pimpinannya yang diduga menjadi kepala pemerintah diberi
kekuasaan yang sebebas bebasnya. Mesin sesungguhnya pada mesin
britis itu berputar sekitar dua roda gerigi yang perlu pada satu pihak
partai partai dan pada pihak lain sentimen liberal dari bangsa
inggris.dipandang dari suatu sudut , kabinet, parlemen dan perdana
menteri itu sesungguhnya satu kelopak, satu pjangan saja, seperti
rambut palsu tanda kebesaran hakim inggris atau pakaian kebesaran
walikota london. Dan dibawah kelopak itu terdapatlah kedua partai
Kelemahan pemerintahan dalam memerintah parlementer dibenua
eropa . suatu perbedaan cukup jelas memisahkan utara dan selatan.
11
Dinegeri eropa utara yang didiami bangsar skandanavia dan germania
yang beragama protestan, pemerintah tetap memegang kekuasaan yang
cukup besar sebaliknya pemerintah amat lemah dinegeri latin dan
katolik. Dalam pada itu dapat dilihat dari berangsur angsurnya
degradasi kekuasaan. Di prancis para pangreh tidak selemah di di italia
dibelgia , yang merupakan dreah peralihan baik ditilik letak geografi
maupun mengingat bangsa dan agamanya, merupakan contoh daripada
sistem pemerintahan yang bercorak peralihan.

Bab Kedua
SUSUNAN *) PARA PANGREH
Dalam Negara-negara modern, dimana pemerintah saban hari
mendapat kekuasaan-kekuasaan baru, dan dengan begitu harus
menghadapi masalah-masalah yang kian bertambah banyak, yang
bertambah luas, yang terus bertambah sulit, susunan intern daripada
badan-badan pemerintah telah menjadi sangat ruwet dan banyak
macamnya.
Lagipula, cara ia disusun ia disusun itu penting sekali. Secara teknis,
susunan itu pada hakekatnya bermaksud unuk membagi pekerjaan
antara para pangreh dengan begitu rupa sehingga setiap dari mereka
dapat menjalankan bagiannya dengan cara sebaik-baiknya, dan untuk
mengkoordinir kegiatan badan-badan, sehingga terjamin persatuan
dan kohesi usaha. Secara politis, susunan suatu pemerintah sangat
dipengaruhi oleh luasnya kekuasaan-kekuasaan yang ada padanya

12
dalam bandingan dengan para warga yang diperintah, maka disini kita
dijumpai lagi pertentangan yang sudah dijelaskan, yakni pertentangan
antara aliran liberal dan otoriter.

1. Tipe tipe badan pemerintahan

Badan badan pemerintah dapat digolongkan menurut dua kategori


dasar: 1. Majelis majelis, badan kolektif yang terdiri atas orang-orang
yang diluar hubungan badan itu tidak punya kekuasaan, dan 2. Badan
terdiri atas satu orang atau sebuah komite kecil, atau juxtaposition
daripada dua itu. Istilah istilah yang dapat dipakai untuk
menggambarkan golongan yang pertama sangat tidak tentu,
Kadang kadang orang menamakannya “badan eksekutif” kadang
kadang “badan pemerintah”. Tak satupun diantaranya memuaskan.
Yang pertama hanya dapat dipakai dalam satu macam tatanegara saja,
yakni dimana majelis majelis diberi kekuasaan-kekuasaan yang
disebut “legislatif” dan lain lain badan dengan kekuasaan “eksekutif”,
tapi istilah itu tak berguna lagi kalau hendak menggambarkan
susunan-susunan macam lain, dimana istilah itu menyebabkan
gambaran yang salah, seakan akan yang satu lebih penting dari yang
lain, suatu perbedaan yang tidak ada dalam kenyataan. Yang kedua
menyebabkan kekacauan besar pula, sebab istilah itu
menggambarkan, baik para pangreh seluruhnya, maupun suatu
golongan tertentu diantara mereka, jadi mengacaukan kesatuan
dengan bagian. Sementara itu, karna tidak ada yang lebih baik, istilah
itu akan kami pakai juga sambil berusaha untuk menghindarkan
sebanyak mungkin terjadinya salah tangkap dalam hati pembaca,
yakni jika perlu dengan menguraikan apa yang kami maksudkan.

Badan badan pemerintahan dalam arti kata sebenarnya.

13
Menurut susunan badan-badan pemerintahan dapat dibedakan tiga
tipe-besar daripada tatanegara: pemerintahan monokratis,
pemerintahan direktorial, pemerintahan dualis.
1. Dalam pemerintahan monokratis, satu orang radja, diktator,
presiden, wali, dsb. Seorang diri mewujudkan pemerintah dalam
arti kata sebenarnya. Diambil dalam wujud seluruhnya system ini
sama dengan menambah kekuatan pembesar negri: semua
pemusatan kekuasaan berakibat bertambah besarnya kekuasaan
itu. Monokrasi kerajaan atau monarci, tidak lain daripada
monoraksi turun temurun. Menurut asalkata , kedua istilah
monokrasi dan monarci menunjukkan arti yang sama: pemerintah
oleh satu orang saja. Monokrasi disebut “diktatorial” apabila
pembesar yang memerintah sendirian itu timbul berkat perebutan
kekuasaan. Monokrasi disebut “kepresidenan” apabila ia
bersandar pada pemilihan umum. Begitulah presiden A.S. dipilih
oleh rakyat sebagaimana halnya dengan presiden republik prancis
tahun 1848. Disamping eksekutf, selalu akan didapat dewan-
dewan perwakilan: demokrasi tak pernah menyerahkan semua
kekuasaan pemerintahan kepada satu orang. Macam monokrasi
kooptasi terang condong kearah pembatasan kekuasaan pembesar-
kepala, bila dibandingkan dengaan kedudukannya dalam macam-
macam monokrasi lainnya. Pangreh itu tetap lebih berkuasa
daripada kedudukan pangreh dalam tatanegara direktorial.
2. Hendaknya pemerintahan yang menjadi pokok pembicaraan
jangan dicampurbaurkan dengan sistim kolegial, yang dalam
beberapa aspek banyak persamaan dengan kooptasi. Dalam
republik romawi sistim itu dipakai untuk kebanyakan dari jabatan
magistrat, dan terutama buat jabatan konsol, sedang dalam suatu
masa jauh kemudian, sistim itu timbul lagi di Algeria antara juni
dan November 1943, tatkala komite kemerdekaan prancis
bersama sama diketuai oleh jendral de gaulle dan jendral Giraud.
Lebih banyak dipakai ialah pemerintahan direktorial dalam arti
kata sebenarnya, yang terdiri atas segerombolan kecil orang orang
14
yang mempunyai dua sifat –sendi: 1. Sifat persamaan: didalam
gerombolan tak ada presiden, tak ada suara terkemuka, tak ada
urutan tinggi-rendah (hierarchi). 2. Sifat kolektif: dalam
gerombolan para anggota tak mempunyai kekuasaan pribadi.
Semua keputusan diambil bersama, ditentukan oleh suara
terbanyak. Dalam praktek, pemerintah direktorial kebanyakan
mengalami beberapa perubahan bentuk. Pada umumnya salah satu
dari anggota-anggota selalu condong untuk menduduki tempat
lebih tinggi. Diambil dalam bentuk seluruhnya, sistim direktorial
merupakan pembatasan terhadap kekuasaan eksekutif. Keharusan
untuk bertindak bersama selalu, mengakibatkan penghambatan
terhadap keputusan-keputusan yang diambil. Pada pihak lain,
pertarungan perseorangan dan pertentangan-pertentangan intern
sering menimbulkan kesulitan-kesulitan yang
sangatmemberatkan. Contoh, comite du salut publiquedan
directoire, keduanya kandas karena cerai berai, cukup
membuktikan kelemahan pemerintah- pemerintah direktorial.
3. Pemerintah dualis, adalah semacam kombinasi pemerintah
direktorial dan pemerintah kepresidenan. Kepala Negara yang
merdeka, berhadapan dengan sebuh organ kolektif, yakni kabinet
menteri-menteri yang diangkat oleh kepala Negara, pada
umumnya dari golongan terbesar dalam parlemen, dengan siapa
mereka menyelenggarakan perhubungan. kabinet kementerian
mempunyai dua sifat-sendi: pertama, dalam perhubungan dengan
kepala Negara, anggota-anggota dewan itu cukup besar
otonominja. Sungguhpun diangkat oleh kepala Negara, mereka
dapat mencari bantuan dalam parlemen untuk melawannya.
Kedua, kabinet itu organ kolektif: di dalamnya selalu ada
spesialisasi pekerjaan, sungguhpun semua keputusan penting yang
menjadi tanggung jawab bersama harus juga diambil bersama.
Dititik dalam bentuk seluruhnya, anggota-anggota kabinet
berkedudukan sama tinggi sama rendah. Boleh dikata lazimnya
seorang dari mereka praktek menjalankan peranan lebih
15
terkemuka, bahkan hak-haknya yang bisa menjadi besar sekali,
lebih banyak dari yang lain. Ia memilih para anggota kabinet,
yang diajukannya kepada kepala Negara untuk disetujui olehnya.
Kedudukan kepala daerah tidak seberapa bergantung kepada
definisi eksekutif yang dualis, tak beda dia itu dipilih, dikooptasi,
turun temurun, bertindak sebagai radja, maharadja atau sebagai
presiden republik. Yang penting ialah bahwa dalam perhubungan
dengan kabinet menteri-menteri ia berkedudukan bebas.

Majelis perwakilan.
Tidak semua tatanegara mengadakan dewan perwakilan rakyat.
Dalam abad abad yang lalu pemerintah monarci mutlak memerintah
tidak dengan suatu parlemen: begitu pula diktator-diktator modern,
yang paling berkuasa, sehingga kelihatannya saja seperti demokrasi.
1. berbagai macam dewan rakyat. Susunan dewan rakyat dapat
mengambil bentuk beraneka macam. Yang dapat digolongkan
dalam beberapa kelas.
Perbedaan antara dewan rakyat konsultatip (penasehat) dan dewan
rakyat yang berhak bersuara. Yang pertama, itu hanya menyusun
suatu pendapat dan pemerintah bebas untuk menentukan akan
diperhitungkan atau tidaknya pendirian itu. Sebaliknya dewan rakyat
macam nomor dua langsung mengambil keputusan yang mengikat.
Perbedaan satu-satunya yang benar bersifat hakiki ialah perbedaan
antara majelis demokratis (dipilih) dan majelis otokratis (diangkat,
turun temurun atau kooptasi).
2. Dewan satu atau dwi dewan. Secara historis, sistim dwi dewan
mula-mula merupakan salah satu anasir yang menimbulkan
pemerintah campuran bentuk juxtaposition. Dalam sejarah yang
achir-achir ini, cara itu telah diperbaharui oleh pembentukan
dewan yang disebut korporatif disamping dewan perwakilan
demokratis macam biasa. Sementara itu, dualitet dewan-dewan
tidak perlu bertentangan dengan demokrasi. Sebaliknya itu satu
alat untuk mengorganisir tatacara yang lebih sempurna dalam
16
suatu Negara yang berbentuk federal. Dalam negeri-negeri yang
tidak bersifat federal, kadang kadang didapat dua hewan
demokratiis, dibedakan satu dari yang lain hanya oleh jumlah
suara dalam pemilihan atau oleh pembagian kekuasaan. Biasanya
sistim ini adalah suatu peninggalan yang hidup terus.

2.Pembagian pekerjaan

Dari sudut teknis, yang penting ialah menjamin pembagian


pekerjaan antara para pangreh serasional-rasionilnya, yang perlu
untuk memberi manfaat sebesar-besarnya kepada kegiatan
pemerintah. Dipandang dari sudut politik, kalau satu badan
pemerintah saja yang mengaku semua kekuasaan, badan itu terlalu
besar kekuasaannya dalam perbandingan dengan kedudukan mereka
yang diperintah. Sebaliknya, para pangreh terang akan lebi lemah
kedudukannya, kalau jumlahnya ditambah dan kalau setiap dari
mereka dikhususkan untuk suatu pekerjaan tertentu saja.

Perbedaan klasik. Perbedaan kekuasaan pemerintah menurut


anggapan klasik itu bersandarkan definisi prihal adanya tiga macam
kekuasaan pemerintah: kekuasaan legislatif atau pembuat undang-
undang, kekuasaan eksekutif atau pelaksana dan kekuasaan
jurisdiksionil atau pengadilan. Kekuasaan pertama ialah yang
menentukan aturan-aturan umum yang harus dihormati oleh
sekalian anak negeri. Yang kedua ialah untuk melaksanakan aturan-
aturan umum itu, sambil menyesuaikannya pada setiap keadaan
yang dijumpai. Yang ketiga ialah untuk menyelesaikan cekcok yang
timbul dari cara orang memahamkan (interpretasi) aturan-aturan
tadi (ini termasuk jurisdiksi sipil) atau untuk mematahkan
perlawanan terhadap aturan-aturan itu oleh beberapa orang
(jurisdiksi represif). Maka cukuplah sifat dualis daripada fungsi-
fungsi ini dibandingkan dengan sifat dualis daripada organ-organ
pemerintahan, yang telah gambarkan batas artinya dimuka, untuk
17
dapat memahamkan adanya dua cara umum perihal pembagian
pekerjaan antara organ-organ pemerintahan: peleburan kekuasaan
dan pemisahan kekuasaan-kekuasaan. Dalam hal pertama semua
fungsi pemerintahan dipasrahkan kepada satu organ saja, dapat jadi
seorang (monarchi mutlak, diaktator), satu komite atau satu majelis
(pemerintahan majelis, juga disebut pemerintahan konvensionil
karna orang menganggap secara tidak tepat bahwa konvensi atau
perjanjian bersama itu merupakan ciri sistim tersebut).

Dalam hal pemisahan kekuasaan, orang mengatur agar sifat dualis


daripada fungsi bertepatan dengan sifat dualis dari organ-organ:
masing-masing menjalankan salah satu dari dua kekuasaan, yakni
kekuasaan pembuat undang-undang diserahkan kepada majelis
perwakilan dan kekuasaan pelaksana kepada para pangreh strict
sensu.
Sistim ini dapat dipakai menurut macam-macam cara yang
berbeda-beda. Pertama, orang dapat membatasi secara keras hingga
setiap organ menjalankan fungsi yang dipasrahkan kepadanya saja,
sambil menjaga dengan saksama kemerdekaan masing-masing
organ dalam perhubungan satu dengan yang lain: inilah pemisahan
keras daripada kekuasaan-kekuasaan yang Nampak, baik dalam
monarchi yang dinamakan terbatas(yang merupakan fase peralihan
antara monarchi mutlak dan demokrasi) maupun (lebih dekat pada
kita) dalam pemerintaan kepresidenan yang paling jelas kita lihat di
A.S.
Dalam pemisahan halus (juga disebut kolaborasi atau kerjasama
kekuasaan-kekuasaan), spesialisasi kurang keras, setiap orang
mempunyai alat dan jalan untuk bertindak disamping yang lain,
sehingga perhubungan timbal balik itu menjamin koordinasi dan
juga perimbangan. Diantara sistim-sistim yang berdasarkan
pemisahan kekuasaan secara halus, pemerintahan parlementer
adalah bentuk paling terkemuka dibandingkan dengan bentuk lain,
sifat pemisahan halus ternyata dari dualisme eksekutif yang telah
18
kami gambarkan dimuka, dan oleh keseimbangan kuat antara kedua
organ legislatif dan eksekutif, berkat sama harganya alat masing
masing untuk menjalankan tindakan-tindakan timbal balik.
Kekuasaan parlemen untuk melawan menteri-menteri yang
menyamai hak eksekutif untuk membubarkan parlemen sehingga
ada jalan baginya, dalam keadaan cekcok untuk meminta rakyat
agar menjadi juru penengah tertinggi. Begitulah dalam garis besar,
skema teoretis yang dibentangkan dalam kitab-kitab perihal hak-hak
konstitusional.

Sanggahan terhadap perbedaan klasik. Tatkala Montesquieu


mengemukakan dasar-dasar ajarannya tentang perbedaan
kekuasaan. Ia mendapat ilham atau bercermin kepada pemerintahan
pemerintahan yang ada hingga abad XVIII, dan ia berusaha untuk
menyelesaikan masalah-masalah politik yang ada pada masa itu.
Kelihatannya mudah untuk menyanggah, bahwa perbedaan
kekuasaan legislatif dan eksekutif dan jurisdiksional, yakni sendi
teori klasik perihal pembagian pekerjaan antara organ organ
pemerintahan, bahwa teori itu tidak sesuai lagi dengan kenyataan.
Tetapi sekarang, tak peduli berapa banyak perubahan yang
dipaksakan kepadanya, rangka teori tua itu retak bagian-bagiannya.
Memang, salah satu masalah terpenting dari zaman ini ialah untuk
menentukan suatu dasar baru untuk pembagian kekuasaan antara
para pangreh.
Pada pihak lain, pertumbuhan partai-partai politik sama sekali
merubah perhubungan antara organ-organ pemerintahan dan
merubah pula jalan bagi organ-organ itu untuk menjalankan
tindakan timbal balik. Partai yang terkemuka itulah menjadi ikatan
terkuat antara eksekutif dan majelis perwakilan, dan jika
dibandingkan dengan partai itu pihak yang menentukan pedoman
berkedudukan ditempat nomor dua.
Dewasa orang tidak dapat mempelajari struktur para pangreh
dengan tidak memperhatikan agak dalam transformasi-transformasi
19
yang terjadi pada susunan itu sebagai akibat pengaruh politik
kepartaian.

3. Partai-partai politik dan susunan pemerintahan

Jumlah dan organisasi partai-partai politik mempunyai pengaruh


besar atas pemilihan para pangreh, sebagaimana akan terlihat
apabila menganalisa pemerintahan demokratis. Adanya pengaruh ini
mudah dipahamkan kalau diingat bahwa partai-partai tidak saja
menguasai pengumpulan para pemilih dan para calon tetapi juga
penentuan para utusan dan menteri.
Oleh sebab itu hendak kami usulkan bahwa pada soal ini digunakan
dengan memindahkannya dari lingkungannya.
Susunan pemerintahan dan jumlah partai. Adanya tali
perhubungan antara jumlah partai dan susunan para pangreh paling
mudah diperlihatkan dan juga mudah sekali dirumuskan. Orang
dapat membedakan tiga macam pemerintahan politik: pemerintahan
partai banjak, pemerintahan partai kembar, dan pemerintahan partai
tunggal.
Pemerintahan partai tunggal paling muda umurnya. Partai tunggal
adalah penemuan besar abad XX dilapangan pemerintahan. Dalam
Negara partai itu menjalankan peranan resmi. Ia menghimpun anak
negeri yang paling setia kepada pemerintah, yang dapat dipastikan
selalu sokongannya bagi pemerintah. Keanggotaan dalam partai
tidak merdeka. Turut serta di dalamnya berarti suatu kehormatan
yang terbuka untuk suatu elite saja. Maka partai itu seperti suatu
kasta yang banyak atau sedikit tertutup.
Satu pemerintahan partai tunggal selalu menyebabkan konsentrasi
kekuasaan, dalam arti kata yang klasik. Bahwa undang-undang
dasar membedakan bermacam macam organ pemerintahan,
walaupun menurut pasal-pasal konstitusi pembagian fungsi organ

20
organ itu ditentukan secara tertib dan tepat, semua itu sedikit artinya
karena merupakan aling-aling dan pajangan belaka.
Walaupun sistim partai dua tidak menyebabkan suatu pemusatan
serupa itu, setidak tidaknya dapat disaksikan betapa ia merubah
pemisahan kekuasaan yang sesungguhnya dengan resmi ditetapkan
dalam undang undang dasar. Ditilik dari sudut ini pemerintahan
britis merupakan contoh yang lebih menarik. Partai yang menang
dengan sendirinya paling banyak jumlah suaranya, sehingga
membubarkan kabinet oleh dewan dewan perwakilan dalam praktek
boleh dikata mustahil.
Sebagai pihak yang menguasai jumlah suara terbesar, perdana
menteri berkedudukan baik sebagai kepala pemerintahan maupun
sebagai pimpinan bagian terbesar dalam parlemen: ikatan antara
eksekutif dan legislatif terjalin amat kuat. Pemerintah bebas, kuat
dan stable. Dalam pemilihan umum yang berikut, para warga
Negara dapat memilih dengan penuh pengertian, antara hasil yang
dicapai oleh partai yang menjalankan pemerintahan pada satu pihak,
dan kritik oposisi pada pihak lain.
Sering, oposisi muncul sebagai pemenang dari penyelidikan itu
dan mendapat giliran untuk mempraktekkan azas-azasnya. Dengan
demikian terjadi, gerak pendulum yang amat menguntungkan negeri
yang mengalaminya. Dalam pemerintahan partai banjak, ikatan
antara parlemen dan pemerintah kendor dan pada bersamaan waktu
melemahkan kedudukan yang satu dalam perbandingan dengan
yang lain. Biasanya tak satu diantara partai-partai mencapai
mayoritet, dan orang terpaksa menggunakan cara koalisi yang
campur aduk dan tidak tetap, yang mengakibatkan berkali kali
jatuhnya menteri dalam pemerintahan parlementer, lagi pula karna
pemerintah terjadi dari banyak partai yang bersaing, dalam
pemerintah persatuan pendapat lemah sekali, dan besar sekali
kesulitan untuk melaksanakan program yang tersusun tersusun rapi
serta tepat. Terlalu sering orang terpaksa membatasi usahanya pada

21
urusan urusan yang sedang dijalankannya sambil menunggu krisis
cabinet yang berikutnya.
Perbandingan sistim britis dan prancis troisieme republique pasti
menarik sekali bagi mereka yang hendak memahamkan arti jumlah
partai partai atas susunan pemerintah.
2.Peprintahan-peprintahan jang berasal dari tipe Rusia
Sistim Sowjet telah melahirkan dua kategori variasi, jang benar
benar berbeda satu sama lain karena ilham jang menghidupkannja
atau karena rupa sebagai mana nampak dari luar. Pada satu fihak
terdapat beberapa negeri, terutama negeri negeri Eropa Tengah dan
Balkan, jang banjak atau sedikit selamanja terpengaruh oleh Rusia,
jang berusaha untuk meniru lembaga lembaga Rusia, sambil mentjoba
menggandengkan lembaga lembaganja sendiri kepada jang ditjontoh
itu, dan terutama sambil mentjoba mengatur ketjepatan kedjadian itu :
peprintahan negeri negeri itu tipe – nja boleh disebut “tipe evolusi”.
Berbeda sekali adalah bangsa bangsa lain, jang terantjam benar
oleh kemajuan gerakan komunis, dan jang berniat keras untuk
merintangi kemenangannja dengan semua djalan jang ada : dalam
pada itu mereka telah sampai pada kesimpulan, bahwa pada achirnja
djalan jang terbaik ialah untuk mengadakan pula lembaga lembaga
politik jang banjak atau sedikit mentjontoh lembaga lembaga Rus. Ini
adalah taktik lama, dikenal benar oleh pemimpin pemimpin militer
yang tahu, bahwa salah satu tjara jang baik untuk mengalahkan musuh
ialah untuk melawannja. Dilapangannja sendiri, dengan sendjata dan
tjara si musuh. Begitulah lahir “facisme”. Dalam arti umum daripada
istilah jang mula mula digunakan untuk menggambarkan peprintahan
yang didirikan di Italia pada tahun 1922. Betapa aneh djuga
Nampaknja selajang pandang, pada hakekatnja peprintahan facis itu
bentuknja berasal dari sistim Sowjet: djika dibandingkan dengan “
tipe evolusi” , ia merupakan sematjam “ tipe reaksi “

Tipe evolusi : demokrasi negeri negeri Balkan.

22
Negeri negeri Eropa Tengah jang dewasa ini dianggap satelis atau
antek antek U.S.S.R (Polandia, Tjekoslovakia, Rumania, Ungaria,
Bulgaria, Jugoslavia) diperintah oleh tata Negara jang berbeda betul
satu sama lain. Tetapi sesungguhnja, tingkat sadja, dan bukan sifat
jang berbeda. Menilik bangun seluruhnja , seorang penindjau akan
melihat lembaga lembaga demokratis tipe klasik dan lembaga
lembaga Rus jang tertjampur setjara aneh.
Demokrasi negeri negeri itu bukan lahirnja sadja , bukan
konstitusi konstitusi jang menurut hurufnja sadja memberi kekuasaaan
pada dewan perwakilan yang dipilih dan kabinet kabinet jang
bertanggung djawab kepada perwakilan rakjat, tapi isinnjapun ada
sedikit, jakni kalau menilik adanja banjak partai partai dan adannja
pemilihan umum jang relatif bebas. Sistim partai-tunggal sama sekali
tidak ada ; akibatnja ialah bahwa dalam pemilihan umum rakjat dapat
memilih antara banjak tjalon jang memadjukan diri kehadapan para
pemilih. Dalam parlemen parlemen ada djuga banjak aliran,
diantarannja ada jang berhimpun untuk menjokong pemerintah dan
jang lain jang bertudjuan melawan pemerintah. Pemungutan suara
dalam parlemen sekali kali tidak menghasilkan suara bulat pro
pemerintah sadja, seperti dalam Sowjet U.S.S.R. Ada oposisi jang
mempunjai utusan utusan, partai partai, dan surat surat kabar.
Tetapi ada tiga lembaga penting penting jang membedakan
peprintahan peprintahan ini dari sistem Anglosaxon , dan bahwa
sebaliknnja bangunnja lebih menjerupai sistim Rus, begitu mirip
sehingga sepatutnja ia dipandang berasal dari sistem Rus dan tidak
dari sistem Anglosaxon: adanja front front atau blok blok parti, tjara
mengatur pemilihan umum, dan adanja polisi politik.
Kalau ditilik sistimnja sadja , penggabungan partai partai jang
dinamakan “ front”, “blok” atau lain sesungguhnja tidak merobah
sifat demokratisnja suatu peprintahan. Ingat saja “front populaire
francais” (front kerakjatan Prantjis), “ bloc des gauches” (blok kiri),
“cartel” dan “bloc nasional” jang mendahuluinnja , semua itu tidak
dapat menghalangi Prantjis tetap negeri demokratis. Tetapi
penggabungan penggabungan jang diadakan dinegeri negeri Eropa
23
Timur ada sifatnja jang luar biasa : prosedur jang dianut disana
tjondong untuk merobah peprintahan partai banjak mendjadi
peprintahan partai tunggal, atau lebih tjermat, tjenderung untuk
memberi wudjud kepada penguasaan negeri oleh satu partai, yakni
jang bersembunji di belakang partai jang banjak itu .
Tetapi tjara-tjara lainpun dipakai untuk mendjamin kemengan
partai komunis, terutama pembikinan inti inti komunis dalam partai
partai jang bergabung. Beberapa dari partai partai itu sesungguhnja
partai kedok sadja, dimana partai komunis memegang kendali
pimpinan melalui orang orang jang ditempatkan disitu. Dalam partai
partai lain diprovosirnja pertentangan pertentangan perseorangan serta
faham, begitu rupa sehinggal membawa kekalahan orang orang jang
menentang partai komunis, orang mana kemudian diganti oleh orang
orang dari partai yang erat perhungunannja dengan fihak komunis.
Paling bagus siasat itu terlaksana terhadap partai partai pemilih ketjil
di Ungaria jang dalam pemilihan umum Nopember 1945 memperoleh
245 diantara 407 kursi dalam Dewan perwakilan : oleh usaha komunis
partai itu terpetjah begitu rupa , sehingga tunduk kepada kehendak
komunis dan memberi persetudjuan kepada pembubaran parlemen
yang berarti keruntuhan partai pemilik pemilik itu. Tetapi tidak
disemua negeri tertjapai hasil sebaik itu : umpamanja di
tjekoslowakia, partai partai Front Patriot tetap kuat melawan usaha
usaha pembikinan inti inti komunis.
Dalam demokrasi negeri negeri Balkan akal akal untuk
mempengaruhi djalannja pemilihan besar artinnja. Teknik yang
dipakai itu banjak matjamnja, banjak sekali, dan padda umumnja
dengan litjik sekali bertujuan merobah sedapat dapat hasil hasil
pemilihan. Pertama dapat ditjatat aturan jang mempersulit djalan
untuk memadjukan tjalon, sehingga dapat dengan akal begitu ditolak
pendaftaran djalon djalon fihak oposisi : di Polandia umpamannja ,
daftar daftar tjalon, harus dibubuhi tanda tangan sejumlah orang
penduduk yang berhak suara.
Kemudian, kalau pangreh pradja mendapatkan diantara orang
orang tanda tangan itu satu individu sadja jang tidak berhak suara
24
karena sesuatu hal , maka alasan itu sudah cukup untuk menolak
daftar tjalon jang tidak boleh diganti dengan daftar lain sesudah waktu
tertentu. Djauh lebih besar artinja ialah perkosaan hak fihak oposisi
untuk melakukan propaganda : pemberangusan surat kabar, (atau
pembatasan djumlah penerbitannja), larangan bekumpul (atau sabot
rapat rapat itu oleh gerombolan gerombolan pengatjau), penerapan
atas diri para tjalon dan penganjuran partai oposisi, dsb. Adapun
memalsu pemilihannja sendiri dapat didjalankan dengan berbagai
tjara : pemalsuan kotak kotak suara, pelanggaran rahasia pilihan,
penolakan wakil wakil oposisi dari panitia pengatur
pemilihan……baiklah sadja lalui sadja cara cara jang lebih licik lagi.
Di Ungaria, dalam pemilihan umum jang terachir ada dipakai suatu
sistim jang orisinil djuga : para pemilih jang jauh dari tempat
tinggalnja jang asli mendapat hak untuk memasukkan suaranja, tak
peduli di biro manapun djuga. Jakni dengan memperlihatkan surat
istimewa: lalu oleh menteri dalam negeri (komunis) dibagi bagikan
seluas luasnja surat surat sematjam itu kepada “ regu regu mobil” jang
dengan demikian dapat berkali kali mengeluarkan suaranja. Achirnja ,
penghitungan suara memberi pula kesempatan untuk berbagai akal
jang bersahadja , tetapi paling dgitu hasilnja : di Polandia, kotak kotak
suara tidak dibuka pada tempat pengumpulan suara, melainkan
dipusat : pengangkutan kotak kotak itu memberi bermatjam matjam
kemungkinan.
Di atas semua itu ialah tekanan polisi , jang merupakan tjiri
sesunggunja daripada muka peprintahan negeri negeri Eropa Timur.
Dalam hal ini didjumpai lagi perbedaan perbedaan seperti disebut tadi
diantara berbagai negeri Eropa Timur. Di Jugoslavia polisi rahasia
terang terang berkekuasaan seperti di U.S.S.R . Dan pengaruhnja amat
besar. Di Tjekoslowakia polisi itu agaknja malahan terbatas
peranannja dalam batas batas jang sempit : ia banjak menjerupai
polisi tipe biasa, jang benar benar berkewajiban memberantas mata
mata musuh dan kedjahatan terhadap keselamatan Negara, djadi
bukan terutama sematjam organisasi politik jang berkewajiban
“melikuidir” oposisi. Antara dua matjam itu terdapat banjak bentuk

25
peralihan : Bulgaria polisinja banjak menyerupai polisi Jugoslavia,
begitu djuga keadaaan polisi Polandia, sedang Rumania kurang dan
Hungaria djauh kurang : tetapi urutan ini tentunja kira kira sadja ,
mengingat bahwa keterangan keterangan dan tindjauan tindjauan
perihal ini amat sulit didapat.
Dapat dicatat bahwa pada tahun 1947, waktu dilakukan
pertjobaan besar besaran untuk melikuidir oposisi dengan djalan
kekerasan, tekanan polisi bertambah. Di Rumania partai tani nasional
telah dibubarkan dan ketuanja Jules Maniu , dihukum kerja paksa
seumur hidup ( ia berusia 70 tahun) ; di Bulgaria partai sosialis (tidak
turut dalam Front Tanah Air) diberantas juga, dan ketuanja Nicolas
Petkov , dihukum mati dengan tidak mengindahkan protes dunia
beradab. Sama juga, di Polandia, Jugoslavia , dan Hungaria garis
statistik penangkapan penangkapan terus naik , begitu rupa sehingga
beberapa pemimpin sihak oposisi terpaksa melarikan diri ke luar
negeri.
Begitulah muka umum daripada demokrasi Balkan. Dapat
dilihat bahwa muka itu tidak seragam, dan bahwa negeri seperti
Tjekoslowakia memberi tjontoh, bagus tentang lekatnja prinsip serta
tjara tjara kemerdekaan pada bangun itu. Maka tepat kalau ditegaskan
lagi, bahwa banjak atau sedikitnja perlawanan rakjat negeri negeri itu
terhadap perluasan pengaruh komunis sesuai dengan tingkat
demokrasi jang dikenalnja sebelum perang dunia II. Sebab hendaknja
orang orang jang mencela memang mereka benar metode jang
sekarang dipakai oleh “demokrasi demokrasi Balkan”. Djangan lupa,
bahwa antara 1919 dan 1939 tjara tjara itu sudah dipakai oleh negeri
negeri Balkan, ketjuali Tjekoslowakia.
Terachir, hendaknja jangan dilupakan bahwa peprintahan
peprintahan ini kebanjakan soko gurunja pasukan pasukan bala
tentara Rus , jang menduduki negeri negeri itu setelah mencapai
kemenangan atas tentara Djerman di Timur. Dan ditilik dari suatu
sudut tertentu , dalam “tipe tipe evolusi” ini sebagai konsekuensi
penduduk itu “tipe pendudukan” djuga.

26
Tipe Reaksi : Fasisme.
Banjak orang tentu heran melihat kami menganggap fasisme sebagi
suatu variasi daripada tata Negara Rus. Orang lain lagi akan marah
benar, seakan akan tertjemarkan suatu barang pemudjaan. Baik
keheranan maupun kemarahan tidak akan dapat merobah kenyataan
dan bukti buktinja.
Bukanlah maksud kami untuk membajangkan seakan akan tidak
ada perbedaan pokok antara fasisme dan komunisme dilapangan
apapun djuga : pertentangannja dilapangan ekonomi dan sosial djelas
bagi kami, sejelas persamaan kedua itu dilapangan politik. Tetapi
hendaknja pembatja djagan lupa, bahwa buku ketjil ini terutama
bertujuan memberi analisa tentang tata Negara tata Negara . Saja pun
maklum bahwa kaum marsis akan mendjawab , bahwa politik itu
tidak lain daripada suatu refleksi dari keadaan sosial dan ekonomi :
pembandingan komunisme dengan fasisme justru memperlihatkan
kehilafan mereka.
Sebab struktur struktur ekonomi dan sosial daripada sistim
komunis dan fasis amat berbeda, mulai dari pangkal permulaan
masing masing. U.S.S.R. berdasarkan suatu ekonomi jang hampir
integral disosialisasikan , dengan alat alat produksi sebagai milik
Negara, dengan distribusi jang diatur Negara, dengan laba jang setjara
integral mengalir ke Negara. Sebaliknja , peprintahan fasis (Djerman,
Italia, Spanjol, Portugal) mempertahankan seluruh bangun kapitalis
dan pengawasan pemerintah dibatasi pada kontrol atas kegiatan
partikelir dan memberi arah kepada kegiatan itu : djadi pada dasarnja
perekonomian yang dipimpin, bukan jang disosialisasikan.
Tambahan pula , kelas jang memimpin tidak sama asalnja
dikedua golongan negeri. Di U.S.S.R. ia dengan sendirinja berasal
dari kelas proletar : djumlah individu jang berdasar dari lapisan
burdjuis amat ketjil ; tambahan pula, kelas burdjuis lama ini pada
umumnya ditindas. Sebaliknja dalam sistim fasis kader terutama
berasal dari kelas burdjuis ; sebagai pengetjualian jang luar biasa ada
penguasa penguasa lama dapat masuk dalam golongan pemimpin,

27
jakni setelah usaha jang lama dan sulit ; kaum burdjuis tetap hidup
kurang lebih sebagai suatu kelas ; peprintahan tertutama bertudjuan
menjamin kelangsungan kelas itu.
Tidak disangsikan , bahwa lama kelamaan pertentangan
pertentangan dapat bertambah setjara membahayakan : James
Burnham telah menjatakan bahwa ekonomi kapitalis , sama seperti
ekonomi Negara cenderung untuk memberi pada achirnya kekuasaan
jang nyata kepada orang orang pada kategori jang sama jang
disebutnja “manager” atau “direktur” : kepala perusahaan perusahaan
partikulir jang besar besar , pemimpin pemimpin trust dan kartel ,
kepala kepala djawatan ekonomi negeri , direktur direktur perusahaan
jang dinasionalisasikan, dsb. Begitu rupa kekuasaan orang orang dari
kategori ini bertambah, sehingga satu dan lain menjebabkan
terdjadinya struktur yang sama hakikatnya : struktur ekonomi “
direktorial” lain peninjau berpendapat bahwa peprintahan fasis
terpaksa memberi kepada proletariat satu tempat yang makin
bertambah besar , sedang di Rusia , untuk kepentingan kelas
pemimpin , orang memperbaiki lagi hak hak jang hampir sama
dengan hak hak kamu burdjuis: daripada menempuh djalan jang
bertolak arah , kedua sistim ini dapat mendjadi sesuai satu sama lain
pada achirnja.

28

Anda mungkin juga menyukai