1. Asal kata demos yang berarti rakyat & kratos yang berarti kekuasaan, kedaulatan. Demokrasi berarti kekuasaan atau kedaulatan ada di tangan masyarakat. 2. Demokrasi, oligarki, monarki, otokrasi, diktator 1) Oligarki adalah bentuk negara dimana kekuasaan atau kedaulatan ada pada tangan beberapa orang yang mengendalikan negara. 2) Monarki adalah bentuk negara dimana kekuasaan ada pada seorang raja. 3) Otokrasi adalah bentuk negara dimana kekuasaan atau kedaulatan ada pada satu orang yang menentukan segala urusan. 4) Diktator adalah bentuk cara memerintah dimana satu orang memegang segala kekuasaan di tangannya, dan orang lain hanya harus tunduk pada perintahnya. 5) Totaliter adalah bentuk cara memerintah dimana penguasa atau negara menguasai dan mengatur segala urusan sampai urusan kecil. 3. Demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana pemerintah itu dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. 4. Bentuk pemerintahan demokrasi di pilih karena: 1) Rakyat dapat menuntut di dengar suaranya pada waktu pemerintah mengambil keputusan yang mempengaruhi hidup dan nasib mereka. 2) Rakyat dapat menuntut pemenuhan hak – haknya. 3) Rakyat dapat mengawasi proses penyelenggaraan negara. Dengan pengawasan itu relasi rakyat dengan penguasa bukanlah hierarkis tetapi lebih eqaliter. Dalam relasi seperti itu HAM lebih mungkin dihormati. 5. Prinsip – prinsip negara demokrasi 1) Sumber kekuasaan / kedaulatan adalah rakyat 2) Rakyat menjadi penikmat dan terutama dari seluruh proses penyelenggaraan negara. 3) Dalam proses penyelenggaraan negara rakyat tidak dapat ditinggalkan meski secara formal rakyat sudah menyerahkan kekuasaan / kedaulatannya kepada wakil – wakilnya melalui pemilihan umum. Berdasarkan prinsip itu: a) Rakyat menjadi pangkal dan ujung penyelenggara negara. b) Perlunya diciptakan kondisi dimana dimungkinkan rakyat memberi pengawasan secara terbuka, bebas, tetapi terlindungi. c) Pengawasan yang membatasi kekuasaan penyelenggara negara sehingga dicegah adanya kekuasaan terpusat pada satu orang diktator atau sekelompok orang yang memerintah negara (oligarki) 6. Sifat – sifat negara Demokrasi 1) Tersedia kebebasan untuk menyampaikan kritik kepada pemerintah dan pejabat pemerintah 2) Kemungkinan pembentukan lembaga – lembaga masyarakat atas prakasa dan tanggung jawab masyarakat sendiri. 3) Tersedia kesempatan luas bagi masyarakat mengaktualisasikan diri, mengutarakan aspirasi dan memperjuangkan kepentingan secara bebas & terbuka dalam segala bidang. 7. Orientasi negara demokrasi 1) Orientasi negara tidak tertuju pada diri sendiri, tetapi pada kesejahteraan rakyat. Pejabat bukan penguasa tetapi pelayan masyarakat. 2) Pemerintah terbuka dalam menjalankan urusan masyarakat, dan tak boleh ada manipulasi demi apapun. Apakah demokrasi itu? Demokrasi adalah bagian dari khasanah pembuatan keputusan kolektif ini. Demokrasi pengejawentahan keinginan bahwa keputusan – keputusan seperti itu, yang mempengaruhi perkumpulan secara keseluruhan, harus diambil oleh semua anggotanya, dan bahwa masing – masing anggota harus mempunyai hak yang sama dalam proses pengambilan / pembuatan keputusan – keputusan tersebut. Secara konvensional kita mungkin akan menyebut suatu negara itu “demokratis” jika pemerintahannya terbentuk atas kehendak rakyat yang diwujudkan lewat pemilihan umum yang kompetitif untuk memilih orang – orang yang akan menduduki jabatan publik, dimana semua orang dewasa mempunyai hak yang sama untuk memilih dan dipilih, dan dimana hak – hak politis dan sipil dijamin oleh hukum. Mengapa kita harus menjunjung tinggi demokrasi? Ada banyak alasan mengapa demokrasi harus dijunjung tinggi. Kesetaraan sebagai warga negara. Demokrasi bertujuan memperlakukan semua orang sama dan sederajat. “setiap orang dilihat sebagai satu dan tidak satu orang pun dilihat sebagai lebih dari satu.” Tulis pakar hukum Inggris, Jeremy Bentham dalam serangannya terhadap pandangan aristokratis yang menyatakan bahwa kehidupan beberapa orang secara instrinsik lebih berharga daripada kehidupan orang – orang lain. Memenuhi kebutuhan – kebutuhan umum. Dibandingkan dengan pemerintahan tipe lain, pemerintahan demokratis lebih mungkin untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan rakyat biasa. Semakin besar suara rakyat dalam menentukan kebijakan, semakin besar pula kemungkinan kebijakan itu mencerminkan keinginan dan aspirasi – aspirasi mereka. Pluralisme dan kompromi demokrasi mengandalkan debat terbuka, persuasi dan kompromi. Menjamin hak – hak dasar demokrasi menjamin kebebasan – kebebasan dasar. Diskusi terbuka, sebagai metode masalah – masalah perbedaan dalam kehidupan sosial, tidak dapat terwujud tanpa kebebasan – kebebasan yang ditetapkan dalam konvensi – konvensi tentang hak – hak sipil dan politis: hak keterbatasan berbicara dan berekspresi, hak berserikat dan berkumpul, hak bergerak, dan hak untuk mendapatkan perlindungan atas keselamatan diri. Pembaruan kehidupan sosial Demokrasi memungkinkan terjadinya pembaruan kehidupan sosial. Penghapusan kebijakan – kebijakan yang telah usang secara rutin dan penyingkiran para politisi yang gagal dengan cara yang santun dan damai, menjadikan sistem – sistem demokratis mampu menjamin pembaruan kehidupan sosial & memuluskan proses alih generasi tanpa pergolakan besar – besaran. atau kekacauan pemerintahan yang biasanya mengikuti pemberhentian tokoh kunci dalam rezim – rezim non demokratis. Darimana asal gagasan tentang demokrasi? Gagasan bahwa masyarakat biasa harus di beri hak bersuara dalam pembuatan keputusan – keputusan yang mempengaruhi kehidupan mereka merupakan gagsan yang muncul sebagai suatu aspirasi dalam sejarah perkembangan masyarakat – masyarakat dunia. Gagasan itu mencapai bentuk kelembagaan klasik di Athena pada abad kelima dan keempat sebelum masehi. Dapatkah sistem perwakilan benar – benar demokratis? Tentang hal ini, pakar filsafat politik abad 18 Rousseau menjawab “tidak”. Dalam sistem perwakilan, orang – orang hanya bebas satu kali setiap beberapa tahun pada saat pemilihan umum; setelah itu mereka kembali keposisi di bawah penguasa mereka, dan itu tidak lebih daripada perbudakan. Debat Publik Disamping tugas menyampaikan informasi secara independen, media massa juga menyediakan forum bagi debat publik, dimana para pejabat maupun tokoh – tokoh publik lainnya bisa “diinterogasi” dengan cara – cara yang bisa diakses oleh massa / rakyat dan yang memungkinkan tersalurnya kontribusi dari para warga negara biasa. Kemandirian media massa Meskipun demikiam media massa hanya bisa menjalankan tugas – tugas demokratis ini jika ia sepenuhnya mandiri, dan tidak didominasi oleh pemerintahan atau oleh kepentingan pribadi tertentu yang kuat. Mengapa media massa penting bagi demokrasi? Semua pemerintah, dalam berbagai macam sistem politik, berusaha mendapatkan dukungan atau persetujuan rakyat bagi kebijakan – kebijakan yang mereka buat. Dan karena sebagian besar rakyat / penduduk hanya bisa digapai melalui media massa – pers, radio dan TV – maka media ini memainkan peran politis sentral dalam masyarakat kontemporer. Wartawan sebagai pengawas Fungsi – fungsi investigatif dan informatif media massa diperlukan untuk memerangi kecenderungan setiap pemerintah yakni merahasiakan berbagai hal, dan untuk melawan manipulasi fakta dari “mesin” humas pemerintah. Demokrasi dan Demokrasi Pancasila Demokrasi: bahasa Yunani Demos (rakyat) Kratia (pemerintahan) Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Ciri – ciri demokrasi 1. Hak asasi manusia dijamin 2. Semua WN sama kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan 3. Hak – hak politik, seperti berkumpul dan beroposisi, diakui 4. Pemerintah dikontrol oleh rakyat melalui wakil – wakilnya yang dipilih secara bebas. 5. Undang – undang dibuat sesuai dengan undang – undang dasar. 6. Pemerintah membiarkan tindakan – tindakannya dinilai oleh rakyat.
Pers bebas merupakan unsur mutlak
Pers wajib mengemukakan fakta secara benar dan obyektif. Demokrasi Pancasila Demokrasi yang dijiwai oleh nilai – nilai Pancasila: Disertai rasa tanggungjawab kepada Tuhan Yang Maha Esa. Menurut keyakinan agama dan kepercayaan masing – masing Menjunjung tinggi nilai – nilai kemanusiaan sesuai dengan martabat dan harkat setiap pribadi manusia. Memperkukuh persatuan bangsa Mewujudkan keadilan sosial dengan bekerja keras & menghukum setiap penyelewengan yang merugikan rakyat. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawarakatan / perwakilan. Tugas: individual Carilah Artikel Di media cetak Dengan topik: “Demokrasi di Indonesia” Kemudian buatlah klipping 1 – 5 halaman Ukuran kertas folio / HVS Lembar terakhir dari klipping di beri tanggapan kritis. Tanggapan kritis Paling banyak 200 kata (1 halaman) Di ketik 1,5 spasi Times New Roman, 12 Dikumpulkan 2 MINGGU LAGI Syarat – syarat negara demokrasi 1) Ada pembagian kekuasaan negara ke dalam kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif. 2) Kekuasaan negara dibatasi 3) Kebebasan pers dijamin 4) Masyarakat boleh mengorganisasikan diri untuk merealisasikan diri dan memperjuangkan kepentingannya. Menurut Komisi Internasional Ahli Hukum syarat – syarat dasar penyelenggaraan pemerintah yang demokratis dibawah Rule of Law sebagaimana mereka rumuskan dalam konferensinya di Bangkok tahun 1996 sebagai berikut: 1) Perlindungan konferensinya yang menjamin hak – hak individu dan menentukan prosedur untuk memperoleh perlindungan hak – hak yang dijamin 2) Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak. 3) Pemilihan umum yang bebas. 4) Kebebasan untuk mengatakan pendapat 5) Kebebasan berserikat dan beroposisi 6) Pendidikan kewarganegaraan. Demokratisasi adalah proses menjadikan demokratis. Dalam proses demokratisasi itu, 1) Dilakukan pembatasan kekuasaan penguasa dan pemberdayaan masyarakat, mekin bebas dari berbagai belenggu dan dapat mengembangkan diri. 2) Menciptakan kondisi dimana segala bentuk diskriminasi (ras,suku,agama,status sosial) sehingga kaum lemah juga mendapatkan kesempatan yang sama,m sehingga terbentuk hubungan yang lebih baik eqaliter dan setiap orang dapat mengembangkan diri, dan memperjuangkan kepentingannya. Tugas proses demokrasi adalah: Memperluas ruang pengawasan masyarakat, khususnya dengan pengakuan atas hak – hak masyarakat sehingga rakyat menjadi kuat. Mengupayakan mekanisme yang membatasi kekuasaan pejabat – pejabat negara. Transparansi birokrasi pemerintah Pembatasan masa pejabat negara
Pembatasan anggaran negara.
Tradisi anti demokrasi: tradisi yang tak mau menyukai bentuk pemerintah demokrasi. Rezim Feodal dari zaman kerajaan Rezim Orde Baru yang militeristik Orang – orang yang mendapatkan pendidikan orde baru: korupsi terorganisasi mental kekerasan untuk menyelesaikan masalah. Wujud anti demokrasi tampak pada: Tata kehidupan masyarakat yang terbagi menjadi dua kubu yang keadaannya bertolak belakang: kaya – miskin dibidang agama, mayoritas, minoritas dalam bidang agama. Kaum yang tidak berkuasa tak berdaya, miskin, hidup tergantung pada pihak berkuasa. Tingkat – tingkat demokratisasi Demokratisasi vertikal: demokratisasi dalam hubungan negara dan warga negara, pemerintah dan rakyat. Demokratisasi horizontal: demokratisasi dalam hubungan rakyat dengan masyarakat. Karena dalam masyarakat terjadi sikap atau gerakan anti demokrasi. Hal ini tamak pada politik sektarian, rasionalisme, sukuisme, main hakim sendiri, budaya kekerasan untuk menyelesaikan masalah. Faham Kekuasaan Barat dan Timur 1. Wewenang (authority) adalah hak untuk menyuruh orang untuk berbauat sesuatu atau mendorong orang agar tidak berbuat sesuatu 2. Kekuasaan adalah kemampuan untuk melaksanakan hak. Maka ada orang yang berwenang, tetapi tidak mempunyai kekuasaan. Dan ada orang yang berkekuasaan tetapi tidak berwenang. 3. Faham Jawa tentang: 1) Kekuasaan adal diluar orang yang memegangnya. Kekuasaan itu berupa hal konkret berupa wahyu yang berdiri sendiri yang dapat hilang dan direbut orang. 2) Kekuasaan itu ada di dalam raya yang melayang – layang menghinggapi seseorang atau pergi dari seseorang 3) Kekuasaan itu bersifat adikodrati, magis, siapapun yang mendapatkannya pasti perkasa, punya pengaruh, diikuti orang. 4) Kekuasaan itu tidak memerlukan legitimasi, dapat diperoleh dengan cara apapun, dan digunakan dengan cara apapun. 5) Karena ada diluar pemegangnya, penggunanya tak ada batas dan bebas. Pemegang kekuasaan tidak bertanggungjawab kepada masyarakat tetapi kepada wahyu. Karena itu kontrol tak ada, dan tidak dapat dikritik. 6) Pedomannya,pemegang kekuasaannya harus tak punya pamrih. Jika pemegang kekuasaan mempunyai pamrih, kekuasaan merosot. Tanda penggunaan kekuasaan yang baik adalah masyarakat adil dan makmur. 7) Faham kekuasaan Jawa mempunyai latar belakang faham dinamisme, animisme, dan panteisme, dimana tak ada pemisahan antara dunia “atas” dan dunia “bawah”, dunia Tuhan dan dunia manusia. 4. Faham Kekuasaan Barat 1) Kekuasaan bukanlah sesuatu yang konkret seperti waktu, tetapi ada pada relasi antar orang dan berbagai pihak dalam organisasi, lembaga, masyarakat negara. 2) Kekuasaan itu ada bermacam – macam tergantung sumbernya. Maka ada kekuasaan ekonomis, statis, informasi/pengetahuan, acuan (rujukan, contoh), karisme (daya tarik). 3) Kekuasaan itu bukan hal magis, tetapi empiris. Kekuasaan ada karena ada hubungan antara orang yang mempunyai kekuasaan, orang yang dikuasai, dan cara penggunaan kekuasaan dan luasnya lingkup kekuasaan itu. 4) Kekuasaan itu penggunaannya dan legitimasinya terbatas menurut norma hukum dan norma moral. Hukum berperan sebagai penyaluran dan pembatasan kekuasaan. Kekuasaan itu ligitim jika digunakan menurut norma hukum dan norma moral. 5) Kekuasaan itu urusan warga negara dan digunakan untuk mengelola hidup bersama seluruh warga negara sebab Tuhan menyerahkan pengelola dunia kepada manusia 5. Dewasa ini dilihat dari bentuknya, Indonesia menggunakan konsep kekuasaan menurut Barat seperti tampak pada bentuk pemerintahan demokratis. Tetapi cara penggunaan kekuasaan model Jawa: tidak bertanggungjawab kepada masyarakat tak mau dikontrol dan dikritik, & penggunaan sesukanya.