PEMERINTAHAN
DAN TIPOLOGI
REZIM
KELOMPOK 1
A. PENGERTIAN SISTEM
PEMERINTAHAN
Istilah sistem pemerintahan berasal dari gabungan dua kata sistemdanpemerintahan.
Kata sistem merupakan terjemahan dari katasystem (Bahasa Inggris) yang berarti
susunan, tatanan, jaringan, ataucara. SedangkanPemerintahan berasal dari kata
pemerintah, danyang berasal dari kata perintah
menjalankanpemerintahan; Kekuasaan Legislatif yang berarti kekuasaan membentuk
undang-undang; Dan Kekuasaan Yudiskatif yang berartikekuasaan mengadili terhadap
pelanggaran atas undang-undang.Komponen-komponen tersebut secara garis besar
meliputi lembagaeksekutif, legislatif dan yudikatif. Jadi, sistem pemerintahan negara
menggambarkan adanya lembaga-lembaga negara, hubungan antar-lembaga negara, dan
bekerjanya lembaga negara dalam mencapai tujuan pemerintaha negara yang
bersangkutan.
Sedangkan tujuan pemerintahan negara pada umumnya didasarkan pada cita-cita atau tujuan
negara. Misalnya, tujuan pemerintahan negara Indonesia adalah melindungi segenap bangsa
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,serta
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan social. Sehingga lembaga-lembaga yang berada dalam satu sistem pemerintahan
Indonesia bekerja secara bersama dan saling menunjang untuk terwujudnya tujuan dari
pemerintahan di negara Indonesia. Menurut Moh. Mahfud MD24, sistem pemerintahan negara
adalah mekanisme kerja dan koordinasi atau hubungan antara ketiga cabang kekuasaan yaitu
legislatif, eksekutif dan yudikatif (Moh.Mahfud MD, 2001: 74).
Joeniarto (1990) menyebut tiga jenis sistem pemerintahan lebih sederhana, sebagai: Demokrasi
dengan sistem parlementer; Demokrasi dengan sistem pemisahan kekuasaan, dan; Demokrasi
dengan sistem referendum. Klasifikasi ini lebih dikenal dengan istilah:
Jika di tinjau dari segi pembiayaan, pilkada melalui DPRD praktis lebihhemat . Meski demikian, jika gagasan pilkada
serentak ditrapkan sudah jadi bisa menekan biaya semisal mungkin. Mekanis pilkada melalui DPRD (tidak langsung) lebih
efesien, tetapi pada akhirnya kesejahteraan rakyat termasuk moral bangsa menjadi taruhannya, sebab pemimpin yang
terpilih cukup bermodal kanuang, walau tidak berkualitas, bermoral dan dikenal rakyat sendiri.
Sebaliknya, pilkada langsung memang membutuhkan biaya penylenggaraan yang cukup besar, tetapi dapat di tekankan
dengan pembuatan naturat mainyadan kecurangan dari incumbent juga dapat diminimalis, jika persyaratan calonditentukan
tidak sedang menduduki jabatan sebagai kepala atau wakil kepala daerah.
C. Pengertian Tipologi Rezim
• rezim demokratis , institusi pemerintah berasal dari pemilu yang bebas dan
adil dengan tetap menghormati kebebasan sipil (hak berpendapat, beragama,
berserikat, pers, berkumpul, dan proses hukum) dan hak politik.
Karakteristik utama politik adalah kemampuan masyarakat untuk mengubah
pemerintahan secara damai melalui proses pemilu. Beberapa contoh rezim
demokratis termasuk Perancis kontemporer, Jerman, Amerika Serikat,
Ghana, Jepang, dan India.
• rezim otokratis , penguasa tidak berasal dari pemilu yang bebas dan adil, namun meraih
kekuasaan melalui cara lain (kecurangan pemilu, kudeta, revolusi, suksesi turun-temurun, atau
penunjukan oleh oligarki yang berkuasa). Berbagai bentuk represi (pemecatan dari pekerjaan,
pemenjaraan, pengasingan, pembunuhan) digunakan terhadap lawan politik. Kebebasan sipil
dibatasi untuk mencegah lawan mencapai kekuasaan. Namun, pemerintah tidak memaksa
masyarakat untuk berpartisipasi secara politik melalui simulasi unjuk dukungan, dan masyarakat
yang tidak tertarik pada politik dibiarkan begitu saja. Ada beberapa bidang kegiatan sosial yang
independen dari pemerintah, seperti gereja dan asosiasi profesi. Beberapa contoh rezim otokratis
termasuk Rusia kontemporer, Singapura, Tiongkok, Arab Saudi, Venezuela, dan Rwanda.
• Yang terakhir, rezim totaliter memiliki sebagian besar ciri-ciri otokrasi namun lebih represif dan
mengontrol. Penindasan dilakukan tidak hanya terhadap musuh-musuh politik tetapi juga untuk
menimbulkan ketakutan di masyarakat, terutama pada orang-orang yang tidak bersalah. Bahkan
ketidaktaatan politik sekecil apa pun, seperti menceritakan lelucon politik, dapat dihukum berat.
Rezim totaliter tidak mengizinkan aktivitas sosial independen apa pun dengan mengendalikan
asosiasi non-pemerintah dan bisnis (yang dipolitisasi) dan bahkan sebagian besar aspek kehidupan
pribadi. Penduduk dipaksa untuk berpartisipasi dalam pertunjukan dukungan politik (palsu) seperti
demonstrasi dan pertemuan wajib. Rezim totaliter dipandu oleh ideologi yang ditentukan dengan
jelas (Komunisme, Fasisme, Islamisme) dan dipimpin oleh seorang pemimpin karismatik (Hitler,
Stalin, Mao) yang menegakkan kultus kepribadian .
KESIMPULAN
Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa Sistem Pemerintahan adalah sistem
hukum ketatanegaraan, baik yang berbentuk monarki maupun republik, yaitu mengenai
hubungan antar pemerintah dan badan yang mewakili rakyat. Proses dalam Sistem
Pemerintahan mencakup rangkaian tindakan penambilan keputusan baik oleh legislative,
eksekutif, maupun yudikatif dalam rangka memenuhi atau menolah aspiran masyarakat.
Tipologi Rezim adalah serangkaian peraturan, baik formal (misalnya, Konstitusi) dan
informal (hukum adat, norma-norma budaya atau sosial, dll) yang mengatur pelaksanaan
suatu pemerintahan dan interaksinya dengan ekonomi dan masyarakat. Untuk jenis-jenis
rezim yaitu : Demokrat, otokratis, dan totaliter.