Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembahasan tentang peranan negara dan masyarakat tidak dapat dilepaskan dari
telaah tentang demokrasi dan hal ini karena dua alasan. Pertama, hampir semua negara
di dunia telah menjadikan demokrasi sebagai asasnya yang fundamental sebagai telah
ditunjukan oleh hasil studi UNESCO pada awal 1950-an yang mengumpulkan lebih dari
100 sarjana barat dan timur, smentara di negara-negara demokrasi itu pemberian
peranan kepada negara dan masyarakat hidup dalm porsi yang berbeda-beda (kendati
sama-sama negara demokrasi ). Kedua, demokrasi sebagai asas kenegaraan secara
esensial telah memberikan arah bagi peranan masyarakat untuk menyelenggarakan
negara sebagai organisasi tertinggi tetapi ternyata demokrasi itu berjalan dalam jalur
yang berbeda-beda (Rais,1955:1).
Dalam hubunganya dengan implementasi ke dalam sistem pemerintahan, demokrasi
juga melahirkan sistem yang bermacam-macam seperti : pertama, sistem presidensial
yang menyejajarkan antara perlemen dan presiden dengan memberi dua kedudukan
kepada presiden yakni sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan. Kedua, sistem
parlementer yang meletakan pemerintah dipimpin oleh perdana menteri yang hanya
berkedudukan sebagai kepala pemerintahan dan bukan kepala negara, sebab kepala
negaranya bisa diduduki oleh raja atau presiden yang hanya menjadi simbol kedaulatan
dan persatuan. Ketiga, sistem refrendum yang meletakan pemerintah sebagai bagian
(badan pekerja) dari parlemen. Dibeberapa negara ada yang menggunakan sistem
campuran antara presidensial dengan parlementer, yang antara lain dapat dilihat dari
sistem ketatanegaraan diPerancis atau Indonesia berdasarkan UUD 1945.
Dengan alasan tersebut menjadi jelas bahwa asa demokrasi yang hampir sepenuhnya
disepakati sebagai model terbaik bagi dasar penyelenggaraan negara ternyata
memberikan implikasi yang berbeda diantara pemakai-pemakainya bagi peranan negara.

[Type text] Page 1


B. Rumusan Masalah
Pada makalah ini, uraian mengenai demokrasi mencakup hal-hal sebagai berikut.
1.Apa yang dimaksud dengan sistem politik Totaliter?
2. Apa yang dimaksud dengan sistem demokrasi?
3. Bagaimana sistem demokrasi di Indonesia?

BAB II

[Type text] Page 2


PEMBAHASAN

2.1. SISTEM POLITIK TOTALITER


Istilah totaliter berasal dari bahasa latin totus, yang berarti seluruh atau utuh.
Totaliter ini dapat diartikan sebagai bentuk pemerintahan dengan kekuasaan mutlak
negara terhadap hampir seluruh bidang kehidupan masyarakat. Kendali pemerintahan
biasanya diserahkan kepada satu partai politik dan umumnya dipimpin oleh seorang
diktator. Sistem politik totaliter adalah sistem dalam suatu Negara yang
pemerintahannya mendasarkan pada hal-hal berikut.
1. Kekuasaan tak terbatas
2. Tidak menerima adanya oposisi
3. Melakukan control yang sangat ketat terhadap warga negarnya
Dalam sistem pemerintahan totaliter hak individu boleh dikatakan tidak ada, individu
dipandang sebagai hamba negara yang tidak memiliki kebebasan memilih atau bersuara.
Negara yang menganut sistem politik totaliter bisa berbentuk rezim otokrasi
(pemerintahan oleh kelompok kecil) yang kadang disebut komunis dan rezim dictator
(pemerintah oleh satu orang) yang sering disebut dengan fasis. Contoh pemerintahan
komunis adalah republik rakyat cina, Vietnam, Korea utara, Kuba, dan contoh
pemerintahan dictator yaitu Uni soviet pada masa Joseph Stalin, jerman pada masa
Adolf Hitler, Italia pada masa Mussolini.
Rezim totaliter dapat disamakan dengan rezim tradisional pra-demokrasi yang otoriter
atau otokratis. Pemerintah otoriter cenderung mempertahankan struktur sosial
tradisaonal dan bekerja melalui garis wewenang yang ada. Yang umum terjadi dalam
pemerintahan totaliter, dalam upaya menindas atau mengintimidasi individu dan atau
kelompok lawan. Biasanya mereka menggunakan taktik teror yang dilakukan oleh
tentara atau polisi. Dalam negara totaliter, media masa hanya berfungsi sebagai alat
propaganda bagi penguasa.

[Type text] Page 3


Rezim totaliter dapat disamakan dengan rezim tradisional pra-demokrasi yang otoriter
atau otokratis. Pemerintah otoriter cenderung mempertahankan kekuasaan dari satu
orang saja serta cenderung mempertahankan struktur sosial tradisional dan bekerja
melalui garis wewenang yang ada. Yang umum terjadi dalam pemerintahan totaliter,
dalam upaya menindas atau mengintimidasi individu dan atau kelompok lawan,
biasanya mereka menggunakan tatktik teror yang dilakukan tentara atau polisi. Dalam
negara yang totaliter, media masa hanya berfungsi sebagai alat propaganda bagi
penguasa. Sosialisasi politik di negara totaliter adalah indoktrinasi politik. Indoktrinasi
politik ialah proses sepihak saat penguasa memobilisasi dan memanipulasi warga
masyarakat untuk menerima nilai, norma, dan simbol yang dianggap pihak yang
berkuasa sebagai ideal dan baik. Melalui berbagai forum pengarahan yang penuh
paksaaan psikologis, dan latihan penuh disiplin, partai politik dalam sistem politik
totaliter melaksanakan fungsi indoktinasi politik. Pengertian dan Ciri-ciri Negara Totaliter
Hitler Sistem pemerintahan totaliter ini dikenal sudah cukup lama dalam sejarah, tetapi
baru mencapai puncaknya sekitar tahun 1920 1930. Dua rezim yang terkondang pada
abad 20 adalah pemerintahan nasional sosialisme NAZI di bawah kepemimpinan Adolf
Hitler (1933-1945) di jerman dan di bawah kekuasaan bolshevisme soviet dipimpin Jossif
W Stalin (1922-1953) yang lalu menyebar dengan intensitas yang berbeda beda pada
Negara Negara komunis lainya di eropa timur (akibat PD II) serta di CINA di Korea Utara
dan Indocina. Ciri-ciri Sistem Politik Totaliter Ciri-ciri berikut merupakan hakekat
pemerintahan totaliter : Totaliter bukan sekedar peningkatan bentuk-bentuk
pemerintahan opresif seperti despotisme, pemerintahan tiranik dan diktator, melainkan
sesuatu yang secara hakiki baru. Totalitarisme itu sendiri selalu mengembangkan
lembaga-lembaga politik baru dan menghancurkan semua tradisi sosial, legal dan
politik yang ada di Negara itu. Totalitarisme mengubah kelas-kelas sosial menjadi
massa, menggantikan sistem multi-partai bukan dengan sistem partai tunggal
melainkan dengan suatu gerakan massa, mengalihkan pusat kekuasaan dari tentara ke
polisi rahasia, mengarahkan politik luar negeri secara terbuka pada kekuasaan dunia.
Sistem Politik Totaliter dibedakan menjadi dua bagian, yaitu (1) sistem politik komunis

[Type text] Page 4


dan (2) sistem politik fasis. Ciri-ciri Sistem Politik Totaliter adalah sebagai berikut.
Pengaturan masyarakat secara menyeluruh atas dasar tertentu dengan kelompok kecil
penguasa yang memonopoli kekuasaan. Penggunaan sistem mobilisasi massa untuk
membentuk masyarakat baru yang akan melaksanakan kebijakan. Penempatan individu
di bawah kehendak dari partai tunggal yang mengatasnamakan bangsa dan Negara.

2.2. SISTEM POLITIK DEMOKRASI


Istilah demokrasi diperkenalkan pertama kali oleh Aristoteles sebagai bentuk
pemerintahan, yaitu suatu pemerintahan yang menggariskan bahwa kekuasaan berada di
tangan banyak orang (rakyat).
Sistem politik demokrasi merupakan sistem politik yang mendasarkan pada nilai-
nilai dan prinsip-prinsip demokrasi/liberalisme. Dalam sistem politik demokrasi, warga
negara dapat berpatisipasi dalam setiap pengambilan keputusan yang dibuat pemerintah.
Dengan demikian, sistem politik demokrasi adalah keseimbangan antara konflik dan
konsensus. Artinya, demokrasi memungkinkan perbedaan pendapat, persaingan, dan
pertentangan di antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, individu
dengan pemerintah, kelompok dengan pemerintah, bahkan diantara lembaga-lembaga
pemerintah.
Agar nilai-nilai demokrasi dapat dilaksanakan dan diselenggarakan dengan
semestinya, perlu ada lembaga negara sebagai berikut.
1. Pemerintahan yang bertanggung jawab.
2. Sistem dewan rakyat yang mewakili golongan-golongan dan kepentingan-
kepentingan dalam masyarakat yang dipilih melalui pemilu yang langsung, bebas,
rahasia, jujur, adil.

Dewan perwakilan ini melakukan pengawasan (control), memungkinkan oposisi yang


Suatu organisasi politik yang mencakup satu atau lebih partai politik. Partai-partai
menyelenggarakan hubungan yang kontinu antara masyarakat umumnya dan pemimpin-
pemimpinnya.
Pers dan media massa yang bebas untuk menyatakan pendapat.

[Type text] Page 5


Sistem peradilan yang bebas untuk menjamin hak-hak asasi dan mempertahankan
keadilan.
Apabila ditinjau dari pelaksanaanya atau dilihat dari bentuk partisipasi rakyat di dalam
proses-proses politik demokrasi dibedakan menjadi 2 macam, yaitu
Demokrasi langsung (diect democracy), yaitu sistem politik yang memberikan hak
kepada rakyat secara langsung untuk ikut serta melakukan kegiatan-kegiatan
kenegaraan dibidang politik.
Demokrasi tidak langsung (indirect democracy) atau demokrasi perwakilan, yaitu sistem
politik yang memberikan hak kepada rakyat melalui wakil-wakilnya yang menjadi
anggota lembaga perwakilan rakyat untuk serta melakukan kegiatan-kegiatan
kenegaraan bidang politik.
Adapun ciri-ciri suatu pemerintahan demokrasi adalah sebagai berikut:
1. Adanya keterlibatan warga negara dalam segala bidang.
2. Adanya kebebasan dan kemerdekaan bagi seluruh warga negara.
3. Adanya pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat yang duduk di lembaga
perwakilan rakyat.
Contoh negara yang menggunakan sistem politik demokrasi adalah Indonesia. Kali ini
kita akan bahas sistem politik Demokrasi lebih lanjut di negara Indonesia.

2.3 HAKIKAT DEMOKRASI


Pengertian demokrasi dari sudut etimologis, demokrasi berasal dari bahasa Yunani
yaitu demos yang berarti rakyat dan cratos atau cratein yang berarti pemerintahan atau
kekuasaan. Jadi secara bahasa, demos-cratos berarti pemerintahan rakyat atau
kekuasaan rakyat. Berdasarkan penyaluran kehendak rakyat ada dua macam demokrasi :
1. Demokrasi langsung adalah paham demokrasi yang mengikutsertakan setiap warga
negaranyadalam permusyawarahan untuk menentukan kebijaksanaan umum dan
undang-undang.
2. Demokrasi tidak langsung adalah paham demokrasi yang dilaksanakan melalui
sistem perwakilan. Demokrasi tidak langsung atau demokrasi perwakilan biasanya
dilaksanakanmelalui pemilihan umum.

[Type text] Page 6


Pengertian demokrasi dari sudut terminologis, banyak sekali definisi tentang
demokrasi. Berikut ini beberapa definisi tentang demokrasi oleh beberapa ahli politik.
1. C.F.Strong
Suatu sistem pemerintahan dalam mana mayoritas anggota dewasa dari masyarakat
politik ikut serta atas dasar sistem perwakilan yang menjamin bahwa pemerintah
akhirnya memepertanggungjawabkan tindakan-tindakan kepada mayoritas itu.
2. Samuel Huntington
Sistem politik sebagai demokratis sejauh para pembuat keputusan kolektif yang paling
kuat dalam sistem itu dipilih melalui pemilihan umum yang adil, jujur , dan berkala dan
didalam sistem itu para calon bebas bersaing untuk memperoleh suara dan hampir
semua penduduk dewasa memberikan suara.
3. Abraham Linclon
Demokrasi berarti pemerintahan dari rakyat,oleh rakyat dan untuk rakyat (goverment of
the people, by the people, and for the people).
Demokrasi sebagai bentuk pemerintahan yaitu suatu bentuk pemerintahan yang
dipegang oleh rakyat dan dijalankan untuk kepentingan rakyat banyak.
4. Menurut Henry B.Mayo, menyatakan demokrasi sebagai sistem politik merupakan
sustu sistem yang menunjukan bahwa kebijakan umum ditentukan atas dasar mayoritas
oleh wakil-wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan yang berkala
yang didasarkan atas prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan dalam suasana
terjaminnya kebebasan politik.

Secara substantif, prinsip utama dalam demokrasi ada dua (Maswadi Rauf, 1997) yaitu,
a. Kebebasan dan persamaan adalah fondasi demokrasi. Kebebasan dianggap sebagai
sarana mencapai kemajuan dengan memeberikan hasil maksimal dari usaha tanpa
adanya pembatasan dari penguasa. Persamaan merupakan sarana penting untuk
kemajuan setiap orang. Dengan prinsip persamaan, setiap orang dianggap sama, tanpa
dibeda-bedakan dan memperoleh akses dan kesempatan sama untuk mengembangkan
diri sesuai dengan potensinya.

[Type text] Page 7


b. Kedaulatan rakyat, pada hakikatnya kebijakan yang dibuat adalah kehendak rakyat
dan untuk kepentingan rakyat. Mekanisme tersebut akan mencapai dua hal, pertama,
kecilkemungkinan terjadi penyalahgunaan kekuasaan dan kedua, terjaminnya
kepentingan rakyat dalam tugas-tugas pemerintahan.
Demokrasi sebagai bentuk pemerintahan, Demokrasi pada masa lalu dipahami hanya
sebagai bentuk pemerintahan. Demokrasi adalah salah satu bentuk pemerintahan. Akan
tetapi, sekarang ini demokrasi dipahami lebih luas lagi sebagai sistem pemerintahan
atau politik. Konsep demokrasi sebagai bentuk pemerintahan berasal dari para filsuf
Yunani. Dalam pandangan ini, demokrasi merupakan salah satu bentuk pemerintahan.

a. Monarki, yaitu suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh seorang sebagai
pemimpin tertinggi dan dijalankan untuk kepentingan rakyat banyak.
b. Tirani, yaitu suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh seorang sebagai
pemimpin tertinggi dan dijalankan untk kepentingan pribadi.
c. Aristokrasi, yaitu suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh sekelompok orang
yang memimpin dan dijalankan untuk kepentingan rakyat banyak.
d. Oligarki, yaitu suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh sekelompok dan
dijalankan untuk kelompok itu sendiri.
e. Demokrasi, yaitu suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh rakyat dan
dijalankan untuk kepentingan rakyat.
f. Monobokrasi/Okhlokrasi, yaitu suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh
rakyat tetapi rakyat yang tidak paham tentang pemerintahan, yang akhirnya
pemerintahan yang dijalankan tidak berhasil untuk kepentingan rakyat banyak.
Demokrasi sebagai sistem politik, pada masa sekarang demokrasi dipahami tidak
semata suatu bentuk pemerintahan tetapi sebagai sistem politik. Sistem politik
cakupannya lebih luas dari sekedar bentuk pemerintahan.

Demokrasi sebagai sikap hidup, perkembangan baru meunjukkan bahwa demokrasi


tidak hanya dipahami sebagai bentuk pemerintahan dan sistem politik, tetapi demokrasi
dipahami sebagai sikap hidup atau pandangan hidup demokratis. Perilaku demokrasi
terkait dengan nilai-nilai demokrasi. Perilaku yang senantiasa bersandar pada nilai-nilai

[Type text] Page 8


demokrasi akan membentuk budaya atau kultur demokrasi. Pemerintahan demokratis
membutuhkan kultur demokrasi ada dalam manusia itu sendiri

2.4. SYARAT-SYARAT NEGARA DEMOKRASI


Selain kata demokrasi, dikenal juga istilah demokratisasi. Demokratisasi adalah
penerapan kaidah-kaidah atau prinsip-prinsip demokrasi pada setiap kegiatan politik
kenegaraan. Tujuannya adalah terbentuknya kehidupan politik yang bercirikan
demokrasi. Demokrasi merujuk pada sistem pemerintahan yang lebih demokratis.
Demokratisasi melalui beberapa tahapan, yaitu:
1. pergantian dari penguasa nondemokratis ke penguasa demokrasi
2. pembentukan lembaga-lembaga dan tertib politik demokrasi
3. konsuldasi demokrasi
4. praktik demokrasi sebagai budaya politik bernegara
Demokrasi juga berarti proses menegakan nilai-nilai demokrasi sehingga sistem
politik demokratis dapat terbentuk secara bertahap. Nilai-nilai demokrasi dianggap baik
dan positif bagi setiap warga. Setiap warga menginginkan tegaknya demokrasi
dinegaranya. Nilai atau kultur demokrasi penting untuk tegaknya suatu negara

Nilai (Kultur) Demokrasi


Menurut Henry B.Mayo dalam Mirriam Budiharjo (1990) menyebutkan adanya
delapan nilai demokrasi,yaitu :
1. menyelesaikan pertikaian-pertikaian secara damai dan sukarela.
2. menjamin terjadinya perubahan secara damai dalam suatu masyarakat yang selalu
berubah
3. pergantian penguasa dengan teratur
4. penggunaan paksaan sesedikit mungkin
5. pengakuan dan penghormatan terhadap nilai keanekaragmaan
6. menegakan keadilan
7. memajukan ilmu pengetahuan
8. pengakuan dan penghormatan terhadap kebebasan

[Type text] Page 9


Dalam demokrasi setidaknya memuat dua azaz atau dua prinsip pokok yaitu :
1. Adanya pengakuan partisipasi rakyat didalam pemerintahan.
2. Adanya pengakuan harkat dan martabat manusia atau jaminan atas hak azazi manusia.
Nilai-nilai demokrasi merupakan nilai yang diperlukan untuk mengembangkan
pemerintahan yang demokratis. Nilai-nilai yang terkandung dalam demokrasi menjadi
sikap dan budaya demokrasi yang perlu dimiliki warga negara. Nilai-nilai demokrasi
merupakan nilai yang yang diperlukan untuk mengembangkan pemerintahan yang
demokratis. Nilai-nilai yang dikembangkandan dibiasakan dalm kehidupan warga akan
menjadi budaya demokrasi.
Demokrasi tidak akan datang, tumbuh, dan berkembang dengan sendirinya dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Demokrasi perlu ditanamkan dan
diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Lembaga ( Struktur) Demokrasi
Disamping adanya nilai-nilai demokrasi, untuk mewujudkan sistem politik
demokrasi dibutuhkan lembaga-lembaga demokrasi yang menopang suatu sistem politik
tersebut. Menurut Mirriam Budiardjo (1997), untuk melaksanakan nilai-nilai demokrasi
perlu diselenggarakan lembaga-lembaga, antara lain sebagai berikut.
1. Pemerintahan yang bertanggung jawab, didasari yang dipilih melalui pemilihan umum
yang bebas dan rahasia. Dewan ini melakukan pengawasan terhadap pemerintah.
2. suatu organisasi politik yang mencakup lebih dari satu partai(sistem
dwipartai,multipartai). Patai menyelenggarakan hubungan yang kontinudengan
masyarakat.
3. pers dan media massa yang bebas untuk menyatakan pendapat
4. sistem peradilan yang bebas untuk menjamin hak asasi manusia dan mempertahankan
keadilan.
Dengan demikian untuk berhasilnya demokrasi dalam suatu negara, terdapat dua hal
penting sebagai berikut.
1. tumbuh dan berkembangnya nilai-nilai demokrasi yang menjadi sikapdan pola hidup
masyarakat dan penyelenggara negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

[Type text] Page 10


2. terbentuk dan berjalannya lembaga-lembaga demokrasi dalam sistem politik dan
pemerintah
Dua hal penting itu (kultur dan struktur) saling berkaitan dan saling menentukan.
Nilai-nilai demokrasi yang telah tumbuh dalam kehidupan masyarakat harus disalurkan
ke dalam lembaga-lembaga demokrasi agar terwujud sistem pemerintah yang
demokratis. Adanya lembaga-lembaga demokrasi juga didasari leh nilai demokerasi.
Suatu negara yang telah memiliki lembaga-lembaga demokrasi tetapi masyarakatnya
masih jauh dari sikap dan sifat demokratis maka lembaga-lembaga itu tidak mampu
berjalan dengan baik.
Pengalaman demokratisasi di negara-negara Barat menunjukan bahwa
pembentukan lembaga demokrasi didahului denga berkembangnya nilai-nilai demokrasi
di masyarakat. Melalui proses yang berlangsung lama , masyarakat barat dengan
didasari nilai demokrasi, kemudian membangun lembaga-lembaga demokrasi dalam
penyelenggaraan pemerintahan.
Jadi, suatu negara dikatakan negara demokrasi apabila memenuhi dua kreteria, yaitu
1. pemerintahan demokrasi yang berwujud pada adanya institusi (struktur) demokrasi
2. masyarakat demokratis yang berwujud pada adanya budaya (kultur) demokrasi.

SYARAT-SYARAT NEGARA HUKUM


Setiap negara pasti mempunyai peraturan-peraturan yang dijadikan pedoman dan
wajib ditaati oleh seluruh warga negara. Namun suatu negara dapat dikatakan sebagai
negara hukum, apabila negara tersebut mempunyai syarat-syarat atau memiliki unsur-
unsur tertentu. Oleh karena itu meskipun dalam negara tersebut terdapat peraturan yang
telah ditaati oleh warganya bukan berarti negara tersebut merupakan negara hukum.
Apabila terdapat kekuasaan penuh di tangan seorang pemimpin atau raja maka negara
tersebut mempunyai sistern pemerintahan monarki absolut, dimana kekuasaan raja tidak
terbatas dan raja bertindak sewenang-wenang, setiap perintah maupun perkataan raja
dianggap benar dan wajib ditaati oleh seluruh rakyatnya.
Secara sederhana yang dimaksudkan dengan negara hukum adalah negara yang
penyelenggaraan kekuasaan pemerintahannya didasarkan pada hukum. Konsep negara
hukum di Eropa dikembangkan oleh Immanuel Kant, Paul Laband, Julius Stahl dll

[Type text] Page 11


dengan menggunakan istilah rechtsstaat. Sedangkan di Amerika Serikat konsep negara
hukum dikembangkan oleh A.V. Dicey dengan sebutan The Rule of Law, (Jimly
Asshiddiqie, 2009).
Menurut Julius Stahl, konsep negara hukum yang disebutnya Rechtsstaat mencakup 4
(empat) elemen, yaitu :
1. Perlindungan hak asasi manusia;
2. Pembagian kekuasaan;
3. Pemerintahan berdasarkan undang-undang;
4. Peradilan tata usaha negara.
Sedangkan A.V. Dicey menguraikan adanya 3 (tiga) ciri penting negara hukum yang
disebut The Rule of Law, yaitu :
1. Supermasi hukum dalam arti tidak boleh ada kesewenang-wenangan, sehingga
seseorang hanya boleh dihukum jika melanggar hukum.
2. Kedudukan yang sama di depan hukum, baik bagi rakyat biasa maupun pejabat
pemerintah.
3. Terjaminnya hak-hak asasi manusia dalam undang-undang atau keputusan
pengadilan. (Winarno, 2009)
Menurut Jimly Asshiddiqie, merumuskan 12 (dua belas) prinsip pokok atau pilar utama
suatu negara hukum (the rule of law maupun rechtsstaat).
Pertama : Supermasi hukum (supermacy of law), yakni adanya pengakuan normatif dan
empiris akan prinsip supermasi hukum, artinya semua permasalahan diselesaikan
dengan hukum sebagai pdoman tertinggi. Pada hakekatnya pemimpin tertinggi negara
yang sesungguhnya bukanlah manusia, tetapi konstitusi yang mencerminkan hukum
yang tertinggi.
Kedua; Persamaan dalam hukum (Equality before the law). Hal ini berkaitan dengan
adanya persamaan kedudukan setiap orang dalam hukum dan pemerintahan yang diakui
secara normatif dan dilaksanakan secara empiris.
Ketiga; Asas legalitas (due process of law). Dalam setiap negara hukum dipersyaratkan
berlakunya asas legalitas, yakni segala tindakan pemerintahan harus didasarkan pada
peraturan perundang-undangan yang sah dan tertulis. Peraturan tertulis tsb harus ada
lebih dahulu dari perbuatan atau tindakan administrasi.

[Type text] Page 12


Keempat; pembatasan kekuasaan . Pembatasan kekuasaan negara dan organ-organ
negara dilakukan dengan cara menerapkan prinsip pembagian kekuasaan secara vertikal
dan pemisahan kekuasaan secara horizontal. Hal ini dimaksudkan bisa terjadi checks
and balances dan tidak terjadinya tindakan kesewenang-wenangan.
Kelima; Organ-organ eksekutif independen. Dalam rangka membatasi kekuasaan, harus
adanya pengaturan kelembagaan pemerintahan yang bersifat independen, seperti : Bank
Sentral, organisasi tentara, organisasi kepolisian dll, juga lembaga-lembaga baru seperti
Komisi HAM, Komisi Pemilihan Umum dll, dimana sebelumnya dianggap sepenuhnya
di tangan kekuasaan eksekutif, sekarang berkembang menjadi independen.
Keenam; peradilan bebas dan tidak memihak. Peradilan bebas dan tidak memihak
mutlak harus ada di dalam negara hukum. Dalam menjalankan tugas judicialnya, Hakim
tidak boleh dipengaruhi oleh pihak manapun baik karena kepentingan politik (jabatan)
maupun kepentingan ekonomi (uang). Hakim hanya memihak kepada kebenaran dan
keadilan.
Ketujuh; Peradilan Tata Usaha Negara. Dalam setiap negara hukum harus terbuka
kesempatan bagi tiap-tiap warga negara untuk menggugat keputusan pejabat
administrasi negara. PTUN dianggap dapat menjamin agar warga negara tidak didzalimi
oleh keputusan-keputusan para pejabat administrasi negara sebagai pihak yang
berkuasa.
Kedelapan; Cobnstitutional Court (Mahkamah Konstitusi). Disamping adanya PTUN
negara hukum modern mengadopsikan gagasan adanya Mahkama Konstitusi.
Pentingnya lembaga ini adalah dalam upaya memperkuat sistem check and balance
antara cabang-cabang kekuasaan misalnya dengan wewenang memutus sengketa antar
lembaga negara.
Kesembilan; Perlindungan Hak Asasi Manusia. Setiap manusia sejak dilahirkan
menyandang hak-hak yang bersifat asasi. Negara tidak dibenarkan
membatasi/mengurangi makna kebebasan dan hak-hak asasi manusia itu. Adanya
perlindungan Ham merupakan pilar penting dalam setiap negara hukum.
Kesepuluh; Bersifat Demokratis. Dianut dan dipraktekkannya prinsip demokrasi atau
kedaulatan rakyat yang menjamin peran serta masyarakat dalam proses pengambilan
keputusan kenegaraan, sehingga setiap peraturan perundang-undangan yang ditetapkan

[Type text] Page 13


dan diterapkan mencerminkan rasa keadilan yang hidup di tengah masyarakat. Hukum
dan peraturan perundang-undangan tidak boleh diterapkan secara sepihak.
Kesebelas; Berfungsi sebagai sarana mewujudkan tujuan bernegara (welfare
rechtsstaat). Hukum adalah sarana untuk mencapai tujuan yang diidealkan bersama.
Sebagaimana citi-cita nasional Indonesia yang dirumuskan di dalam Pembukaan UUD
1945. Negara hukum Indonesia berfungsi sebagai sarana untuk mewujudkan atau
mencapai ke empat tujuan negara tersebut.
Keduabelas; Transparasi dan Kontrol Sosial. Adanya transparansi dan kontrol sosial
yang terbuka terhadap setiap proses pembuatan dan penegakan hukumsehingga
kelemahan /kekurangan yang terdapat dalam mekanisme kelembagaan dapat dilengkapi
secara komplementer oleh peranserta masyarakat secara langsung (partisipasi langsung).
Sistem perwakilan di parlemen tidak dapat diandalkan sebagai saluran aspirasi rakyat,
karena perwakilan fisik belum tentu mencerminkan perwakilan gagasan (aspirasi).
Berdasarkan literatur banyak pendapat dari para ahli tentang ciri-ciri atau unsur-unsur
dalam suatu negara hukum. Ciri-ciri suatu negara hukum senantiasa berkembang seiring
dengan perkembangan dan kompleksnya kehidupan masyarakat. Dua unsur pokok yang
selalu menjadi inspirasi prinsip-prinsip negara hukum adalah: pembatasan kekuasaan
negara dan perlindungan hak-hak asasi manusia.

Hubungan Antara Hukum Dan Demokrasi


Hukum yang mengatur dan membatasi kekuasaan negara atau pemerintah diartikan
sebagai hukum yang dibuat atas dasar-dasar kekuasaan atau kedaulatan rakyat. Begitu
eratnya tali-menali antara paham negara hukum dan kerakyatan, sehingga ada sebutan
negara hukum yang demokratis atau democratische rechtsstaat.
Mungkin tampak bahwa cita-cita demokrasi diwujudkan dengan sempurna jika bukan
hanya pembuatan undang-undang tetapi juga pelaksanaannya (eksekutif dan judikatif)
sepenuhnya demokratis. Namun demikian satu pengkajian lebih dekat menunjukkan
bahwa kenyataannya tidak demikian. Karena pelaksanaan menurut definisinya semata
adalah pelaksanaan hukum, maka pengorganisasian kekuasaan eksekutif harus

[Type text] Page 14


menjamin legalitas pelaksanaan. Fungsi eksekutif dan judikatif harus sesuai mungkin
dengan hukum yang dibuat oleh organ legislatif. Apabila pembuatan undang-undang
adalah demokratis, dan itu berarti pembuatan undang-undang itu mencerminkan
kehendak rakyat, maka semakin demokratis pelaksanaannya semakin sesuai dengan
postulat legalitas. Apabila penyelenggaraan ini diserahkan sepenuhnya kepada
kebijaksanaan dari lembaga-lembaga ini, maka pengorganisasian semacam itu akan
sepenuhnya demokratis. Dalam kaitannya dengan negara hukum, kedaulatan rakyat
merupakan unsur materiil negara hukum, disamping masalah kesejahteraan rakyat.
Prinsip demokrasi dari penentuan kehendak sendiri, dibatasi kepada prosedur
pencalonan organ-organ khusus ini. Bentuk pencalonan yang demokratis adalah
pemilihan. Organ yang diberi wewenang untuk membuat atau melaksanakan norma-
norma hukum dipilih oleh para subyek yang perbuatannya diatur oleh norma-norma
hukum ini. Untuk membuktikan hubungan yang sesungguhnya dari perwakilan,
tidaklah cukup bahwa wakil diangkat atau dipilih oleh yang diwakili. Wakil perlu
diwajibkan secara hukum untuk melaksanakan kehendak dari orang-orang yang
diwakilinya dan pemenuhan kewajiban ini harus dijamin oleh hukum.
Salah satu asas penting negara hukum adalah asas legalitas. Substansi dari asas
legalitas tersebut adalah menghendaki agar setiap tindakan badan atau pejabat
administrasi berdasarkan undang-undang. Asas legalitas berkaitan erat dengan gagasan
demokrasi dan gagasan negara hukum. Gagasan demokrasi menuntut agar setiap bentuk
undang-undang dan berbagai keputusan mendapatkan persetujuan dari wakil rakyat dan
sebanyak mungkin memperhatikan kepentingan rakyat. Gagasan negara hukum
menuntut agar penyelenggaraan kenegaraan dan pemerintahan harus didasarkan pada
undang-undang dan memberikan jaminan terhadap hak-hak dasar rakyat yang tertuang
dalam undang-undang.

2.4 DEMOKRASI DI INDONESIA


Perkembangan demokrasi di Indonesia dapat dibagi dalam empat periode:
a. Periode 1945-1959, masa demokrasi parlementer yang menonjolkan peranan
parlemen memeberi peluang untuk dominasi partai-partai politik dan DPR. Akibatnya

[Type text] Page 15


persatuan yang digalang selama perjuangan melawan musuh bersama menjadi kendor
dan tidak dapat dibina menjadi kekuatan konstruktif sesudah kemerdekaan.
b. Periode 1959-1965, masa demokrasi terpimpin yang dalam banyak aspek telah
menyimpang dari demokrasi konstitusional dan lebih menampilkan beberapa aspek dari
demokrasi rakyat. Masa ini ditandai dengan dominasi presiden, terbatasnya peran
politik, perkembangan pengaruh komunis, dan peran ABRI sebagai unsur sosial-politik,
semakin meluas.
c. Priode 1966-1998, masa demokrasi Pancasila era Orde Baru yang merupakan
demokrasi konstitusional yang menonjolkan sistem presidensial. Landasan formal
periode ini adalah Pancasila, UUD 1945 dan ketetapan MPRS/MPR dalam rangka untuk
meluruskan kembali penyelewangan terhadap UUD 1945 yang terjadi di masa
Demokrasi Terpimpin. Namun dalam perkembangannya peran presiden semakin
dominan terhadap lembaga-lembaga negara yang lain. Melihat praktek demokrasi pada
masa ini, nama Pancasila hanya digunakan sebagai legimitasi politis penguasa pada saat
itu, sebab kenyataannya yang dilaksanakan tidak sesuai dengan nilai-nilai pancasila.
d. Periode 1999-sekarang, masa demokrasi pancasila era reformasi dengan berakar
pada kekuatan multi partai yang berusaha mengembalikan perimbangan kekuatan antar
lembaga negara, antara eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Pada masa ini peran partai
politik kembali menonjol, sehingga iklim demokrasi memperoleh nafas baru. Jikalau
esensi demokrasi adalah kekuasaan di tangan rakyat, maka praktek demokrasi tatkala
pemilu memang demikian, namun dalam pelaksanaannya setelah pemilu banyak
kebijakan tidak medasarkan pada kepentingan rakyat, melainkan lebih ke arah
pembagian kekuasaan antara presiden dan partai politik dalam DPR. Dengan lain
perkataan model demokrasi era reformasi dewasa ini, kurang mendasarkan pada
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Demokarsi Pancasila
Bersumber pada ideologinya, demokrasi yang berkembang di Indonesia adalah
demokrasi Pancasila. Pancasila adalah ideologi nasional, yaitu seperangkat nilai
yangdianggap baik, sesuai, adil, dan menguntungkan bangsa. Nilai-nilai demokrasi yang
terjabar dari nilai-nilai Pancasila tersebut adalah sebagai berikut.

[Type text] Page 16


a. Kedaulatan rakyat
Hal ini didasarkan pada bunyi pembukaan UUD 1945 AlineaIV, yaitu ...yang terbentuk
dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat...
Kedaulatan rakyat adalah esensi dari demokrasi.
b. Republik
Hal ini didasarkan pada pembukaan UUD 1945 Alinea IV yang berbunyi ...yang
terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia... Republik berarti res
publica, negara untuk kepentingan umum.
c. Negara berdasarkan atas hukum
Hal ini didasarkan pada kalimat ...Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial... Negara hukum
Indonesia menganut hukum arti luas atau materiil.
d. Pemerintahan yang konstitusional
Berdasarkan pada kalimat ...maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu
dalam Suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia ... UUD negara Indonesia 1945
adalah konstitusi negara.
e. Sistem perwakilan
Berdasarkan sila keempat Pancasila, yaitu Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.
f. Prinsip musyawarah
Berdasarkan sila keempat Pancasila, yaitu Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dala permusyawaratan/perwakilan.
g. Prinsip ketuhanan
Demokrasi di Indonesia harus dapat dipertanggungjawabkan, kebawah kepada rakyat
dan keatas dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan.
Demokrasi Pancasila dapat diartikan secara luas maupun sempit. Secara luas
demokrasi pancasila berarti kedaulatan rakyat yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila
dalam bidang politik, ekonomi, dan sosial. Secara sempit demokrasi Pancasila berarti

[Type text] Page 17


kedaulatan rakyat yang dilaksanakan menurut hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/ perwakilan.

BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan tentang materi Demokrasi dapat ditarik beberapa kesimpulan :

[Type text] Page 18


Dari beberapa pendapat tentang pengkategorian, klompok kami merangkum dan
menyimpulkan bahwa ada 3 sistem politik yang berjalan di berbagai negara yaitu,

1.Totaliter
Sistem politik totaliter adalah bentuk pemerintahan dengan kekuasaan mutlak negara
terhadap hampir seluruh bidang kehidupan masyarakat. Kendali pemerintahan biasanya
diserahkan kepada satu partai politik dan umumnya dipimpin oleh seorang diktator.
2. Demokrasi
Sistem politik demokrasi merupakan sistem politik yang mendasarkan pada nilai-nilai
dan prinsip-prinsip demokrasi/liberalisme. Dalam sistem politik demokrasi, warga
negara dapat berpatisipasi dalam setiap pengambilan keputusan yang dibuat pemerintah.
Adapun ciri-ciri suatu pemerintahan demokrasi adalah sebagai berikut:
1. Adanya keterlibatan warga negara dalam segala bidang.
2. Adanya kebebasan dan kemerdekaan bagi seluruh warga negara.
3. Adanya pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat yang duduk di lembaga
perwakilan rakyat.
Demokrasi merupakan bentuk pemerintahan yang bersumber dari rakyat, oleh
rakyat, dan untuk rakyat. Artinya demokrasi dapat dikatakan mempunyai sumber-
sumber hukum yang dibuat oleh rakyat itu sendiri dan diolah atau diperantarai oleh
rakyat itu sendiri untuk memfasilitasi rakyatnya. Menurut cara penyalurannya
demokrasi dapat dibagi menjadi 2 yaitu : demokrasi langsung dan demkrasi tak
langsung.
Syarat-syarat negara demokrasi secara umum adalah memiliki nilai demorasi dan
kultur demokrasi . Menurut Mirriam Budiardjo (1997)perlu adanya lembaga-lembaga
yang bekerja, antara lain sebagai berikut.
1) Pemerintahan yang bertanggung jawab, didasari yang dipilih melalui pemilihan
umum yang bebas dan rahasia. Dewan ini melakukan pengawasan terhadap pemerintah.
2) suatu organisasi politik yang mencakup lebih dari satu partai(sistem
dwipartai,multipartai). Patai menyelenggarakan hubungan yang kontinudengan
masyarakat.
3) pers dan media massa yang bebas untuk menyatakan pendapat

[Type text] Page 19


4) sistem peradilan yang bebas untuk menjamin hak asasi manusia dan
mempertahankan keadilan.

Hubungan antara demokrasi dengan hukum adalah hukum yang mengatur dan
membatasi kekuasaan negara atau pemerintah diartikan sebagai hukum yang dibuat atas
dasar-dasar kekuasaan atau kedaulatan rakyat. Begitu eratnya tali-menali antara paham
negara hukum dan kerakyatan, sehingga ada sebutan negara hukum yang demokratis
atau democratische rechtsstaat. Apabila pembuatan undang-undang (hukum) adalah
demokratis, dan itu berarti pembuatan undang-undang itu mencerminkan kehendak
rakyat, maka semakin demokratis pelaksanaannya semakin sesuai dengan postulat
legalitas. Jadi, menurut kami negara demokrasi identik dengan negara hukum namun
sebaliknya negara hukum belum tentu identik dengan negara demokrasi.
Perkembangan demokrasi di Indonesia dapat dibagi dalam empat periode:
a. Periode 1945-1959, masa demokrasi parlementer
b. Periode 1959-1965, masa demokrasi terpimpin
c. Priode 1966-1998, masa demokrasi Pancasila era Orde Baru
d. Periode 1999-sekarang, masa demokrasi pancasila era reformasi

Demokrasi Pancasila dapat diartikan secara luas maupun sempit. Secara luas
demokrasi pancasila berarti kedaulatan rakyat yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila
dalam bidang politik, ekonomi, dan sosial. Secara sempit demokrasi Pancasila berarti
kedaulatan rakyat yang dilaksanakan menurut hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/ perwakilan.

DAFTAR PUSTAKA
Winarno, S.Pd., M.Si., 2012, Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan, Jakarta,
BUMI AKSARA.

[Type text] Page 20


Prof. Dr. H. Kaelan, M.S. , Zubaidi, M.Si. Drs. H. Achmad, 2010, Pendidikan
Kewarganegaraan, Yogyakarta, PARADIGMA yogyakarta.
http://notcupz.blogspot.com/2011/06/negara-hukum.html
http://hankkuang.wordpress.com/
http://evahamzah18.blogspot.com/2011/01/syarat-syarat-pemerintahan-demokrasi.html
http://buumbum.blogspot.com/2012/03/h-ubungan-antara-negara-hukum-dan.html

[Type text] Page 21

Anda mungkin juga menyukai