PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembahasan tentang peranan negara dan masyarakat tidak dapat dilepaskan dari
telaah tentang demokrasi dan hal ini karena dua alasan. Pertama, hampir semua negara
di dunia telah menjadikan demokrasi sebagai asasnya yang fundamental sebagai telah
ditunjukan oleh hasil studi UNESCO pada awal 1950-an yang mengumpulkan lebih dari
100 sarjana barat dan timur, smentara di negara-negara demokrasi itu pemberian
peranan kepada negara dan masyarakat hidup dalm porsi yang berbeda-beda (kendati
sama-sama negara demokrasi ). Kedua, demokrasi sebagai asas kenegaraan secara
esensial telah memberikan arah bagi peranan masyarakat untuk menyelenggarakan
negara sebagai organisasi tertinggi tetapi ternyata demokrasi itu berjalan dalam jalur
yang berbeda-beda (Rais,1955:1).
Dalam hubunganya dengan implementasi ke dalam sistem pemerintahan, demokrasi
juga melahirkan sistem yang bermacam-macam seperti : pertama, sistem presidensial
yang menyejajarkan antara perlemen dan presiden dengan memberi dua kedudukan
kepada presiden yakni sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan. Kedua, sistem
parlementer yang meletakan pemerintah dipimpin oleh perdana menteri yang hanya
berkedudukan sebagai kepala pemerintahan dan bukan kepala negara, sebab kepala
negaranya bisa diduduki oleh raja atau presiden yang hanya menjadi simbol kedaulatan
dan persatuan. Ketiga, sistem refrendum yang meletakan pemerintah sebagai bagian
(badan pekerja) dari parlemen. Dibeberapa negara ada yang menggunakan sistem
campuran antara presidensial dengan parlementer, yang antara lain dapat dilihat dari
sistem ketatanegaraan diPerancis atau Indonesia berdasarkan UUD 1945.
Dengan alasan tersebut menjadi jelas bahwa asa demokrasi yang hampir sepenuhnya
disepakati sebagai model terbaik bagi dasar penyelenggaraan negara ternyata
memberikan implikasi yang berbeda diantara pemakai-pemakainya bagi peranan negara.
BAB II
Secara substantif, prinsip utama dalam demokrasi ada dua (Maswadi Rauf, 1997) yaitu,
a. Kebebasan dan persamaan adalah fondasi demokrasi. Kebebasan dianggap sebagai
sarana mencapai kemajuan dengan memeberikan hasil maksimal dari usaha tanpa
adanya pembatasan dari penguasa. Persamaan merupakan sarana penting untuk
kemajuan setiap orang. Dengan prinsip persamaan, setiap orang dianggap sama, tanpa
dibeda-bedakan dan memperoleh akses dan kesempatan sama untuk mengembangkan
diri sesuai dengan potensinya.
a. Monarki, yaitu suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh seorang sebagai
pemimpin tertinggi dan dijalankan untuk kepentingan rakyat banyak.
b. Tirani, yaitu suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh seorang sebagai
pemimpin tertinggi dan dijalankan untk kepentingan pribadi.
c. Aristokrasi, yaitu suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh sekelompok orang
yang memimpin dan dijalankan untuk kepentingan rakyat banyak.
d. Oligarki, yaitu suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh sekelompok dan
dijalankan untuk kelompok itu sendiri.
e. Demokrasi, yaitu suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh rakyat dan
dijalankan untuk kepentingan rakyat.
f. Monobokrasi/Okhlokrasi, yaitu suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh
rakyat tetapi rakyat yang tidak paham tentang pemerintahan, yang akhirnya
pemerintahan yang dijalankan tidak berhasil untuk kepentingan rakyat banyak.
Demokrasi sebagai sistem politik, pada masa sekarang demokrasi dipahami tidak
semata suatu bentuk pemerintahan tetapi sebagai sistem politik. Sistem politik
cakupannya lebih luas dari sekedar bentuk pemerintahan.
Demokarsi Pancasila
Bersumber pada ideologinya, demokrasi yang berkembang di Indonesia adalah
demokrasi Pancasila. Pancasila adalah ideologi nasional, yaitu seperangkat nilai
yangdianggap baik, sesuai, adil, dan menguntungkan bangsa. Nilai-nilai demokrasi yang
terjabar dari nilai-nilai Pancasila tersebut adalah sebagai berikut.
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan tentang materi Demokrasi dapat ditarik beberapa kesimpulan :
1.Totaliter
Sistem politik totaliter adalah bentuk pemerintahan dengan kekuasaan mutlak negara
terhadap hampir seluruh bidang kehidupan masyarakat. Kendali pemerintahan biasanya
diserahkan kepada satu partai politik dan umumnya dipimpin oleh seorang diktator.
2. Demokrasi
Sistem politik demokrasi merupakan sistem politik yang mendasarkan pada nilai-nilai
dan prinsip-prinsip demokrasi/liberalisme. Dalam sistem politik demokrasi, warga
negara dapat berpatisipasi dalam setiap pengambilan keputusan yang dibuat pemerintah.
Adapun ciri-ciri suatu pemerintahan demokrasi adalah sebagai berikut:
1. Adanya keterlibatan warga negara dalam segala bidang.
2. Adanya kebebasan dan kemerdekaan bagi seluruh warga negara.
3. Adanya pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat yang duduk di lembaga
perwakilan rakyat.
Demokrasi merupakan bentuk pemerintahan yang bersumber dari rakyat, oleh
rakyat, dan untuk rakyat. Artinya demokrasi dapat dikatakan mempunyai sumber-
sumber hukum yang dibuat oleh rakyat itu sendiri dan diolah atau diperantarai oleh
rakyat itu sendiri untuk memfasilitasi rakyatnya. Menurut cara penyalurannya
demokrasi dapat dibagi menjadi 2 yaitu : demokrasi langsung dan demkrasi tak
langsung.
Syarat-syarat negara demokrasi secara umum adalah memiliki nilai demorasi dan
kultur demokrasi . Menurut Mirriam Budiardjo (1997)perlu adanya lembaga-lembaga
yang bekerja, antara lain sebagai berikut.
1) Pemerintahan yang bertanggung jawab, didasari yang dipilih melalui pemilihan
umum yang bebas dan rahasia. Dewan ini melakukan pengawasan terhadap pemerintah.
2) suatu organisasi politik yang mencakup lebih dari satu partai(sistem
dwipartai,multipartai). Patai menyelenggarakan hubungan yang kontinudengan
masyarakat.
3) pers dan media massa yang bebas untuk menyatakan pendapat
Hubungan antara demokrasi dengan hukum adalah hukum yang mengatur dan
membatasi kekuasaan negara atau pemerintah diartikan sebagai hukum yang dibuat atas
dasar-dasar kekuasaan atau kedaulatan rakyat. Begitu eratnya tali-menali antara paham
negara hukum dan kerakyatan, sehingga ada sebutan negara hukum yang demokratis
atau democratische rechtsstaat. Apabila pembuatan undang-undang (hukum) adalah
demokratis, dan itu berarti pembuatan undang-undang itu mencerminkan kehendak
rakyat, maka semakin demokratis pelaksanaannya semakin sesuai dengan postulat
legalitas. Jadi, menurut kami negara demokrasi identik dengan negara hukum namun
sebaliknya negara hukum belum tentu identik dengan negara demokrasi.
Perkembangan demokrasi di Indonesia dapat dibagi dalam empat periode:
a. Periode 1945-1959, masa demokrasi parlementer
b. Periode 1959-1965, masa demokrasi terpimpin
c. Priode 1966-1998, masa demokrasi Pancasila era Orde Baru
d. Periode 1999-sekarang, masa demokrasi pancasila era reformasi
Demokrasi Pancasila dapat diartikan secara luas maupun sempit. Secara luas
demokrasi pancasila berarti kedaulatan rakyat yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila
dalam bidang politik, ekonomi, dan sosial. Secara sempit demokrasi Pancasila berarti
kedaulatan rakyat yang dilaksanakan menurut hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/ perwakilan.
DAFTAR PUSTAKA
Winarno, S.Pd., M.Si., 2012, Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan, Jakarta,
BUMI AKSARA.