PENDAHULUAN
Legitimasi adalah kepatuhan suatu tindakan terhadap hukum yang berlaku atau
peraturan yang ada, termasuk hukum dan peraturan formal yang sudah lama dan berlaku secara
hukum, hukum moral, adat dan sosial. Legitimasi kekuasaan pemerintahan merupakan
manifestasi dari legitimasi kekuasaan dalam penyelenggaraan pemerintahan negara.
Kekuasaan biasanya berbentuk hubungan, yaitu satu pihak berkuasa dan pihak lain
berkuasa; satu pihak mengeluarkan perintah, persamaan tanpa martabat, selalu satu pihak lebih
unggul dari yang lain, dan selalu ada unsur pemaksaan. dalam hubungan kekuasaan. Paksaan
tidak selalu digunakan secara eksplisit, tetapi kemungkinan menggunakan paksaan cukup untuk
memberikan legitimasi.
TINJAUAN TEORITIK
Etimologi Legitimasi berasal dari bahasa Latin Lex yang berarti Hukum. Kata legitimasi
identik dengan munculnya kata-kata seperti legalitas, Legal dan Legitim. Sesuatu yang tidak
legal dianggap di luar peraturan yang sah, kendati peraturan itu sendiri bisa diciptakan oleh
pembuatnya, kecuali hukum Allah yang sudah terpatri.
Karena hal-hal yang dikemukakan tersebut di atas itulah legitimasi kekuasaan sangat
penting karena seorang perebut kekuasaan lalu selanjutnya akan membuat hukum dan
melaksanakan segala sesuatunya. Legitimasi juga mesti dikaitkan dengn norma dan agama.
Dalam pendemokrasian pemerintahan,legitimasi kekuasaan diimbangi dengan adanya
pembagian kekuasaan.
Robert M. Mac Iver mengemukakan bahwa kekuasaan dalam suatu masyarakat selalu
berbentuk piramida, karena kenyataan bahwa kekuasaan yang satu membuktikan dirinya lebih
unggul daripada yang lainnya, berarti bahwa yang satu lebih kuat dengan mensubordinasikan
kekuasaan lain.
PEMBAHASAN
Lembaga Legislatif
Lembaga Legislatif adalah lembaga yang ditetapkan membuat peraturan perundang-
undangan, tetapi sudah barang tentu berbeda bentuknya pada masing-masing negara.
Lembaga Eksekutif
Lembaga Eksekutif adalah lembaga yang ditetapkan menjadi pelaksana dari peraturan
perundang-undangan yang telah dibuat oleh pihak legislatif. Eksekutif berasal dari kata
eksekusi yang berarti pelaksana.
Lembaga Yudikatif
Lembaga Yudikatif adalah lembaga peradilan, yang memiliki kekuasaan kehakiman.
“Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung (MA) dan lain-lain badan
kehakiman menurut Undang-Undang. Susunan dan kekuasaan badan-badan kehakiman itu
diatur dengan undang-undang. Syarat-syarat untuk menjadi dan untuk diberhentikan sebagai
hakim ditetapkan dengan undang-undang”.
Lembaga Konsultatif
Lembaga Konsultatif adalah lembaga pertimbangan yang memberikan usulan dan tanggapan
kepada kepala negara serta menjawab pertanyaan yang disampaikan kepala negara.
Lembaga Inspektif
Lembaga Inspektif adalah lembaga pengawasan yang mengontrol dan memeriksa
penggunaan serta pertanggungjawaban keuangan negara. Hasil pemeriksaan oleh badan atau
lembaga inspektif tersebut diberitahukan kepada lembaga legislatif.
Lembaga Federatif
Lembaga Federatif adalah lembaga yang memiliki kewenangan dalam politik luar negerisuatu
negara.
Lembaga Konstitutif
Lembaga yang disebut Majelis Permusyawaratan Rakyat ini memiliki kekuasaan memilih,
mengangkat, melantik dan memberhentikan presiden serta wakil presiden.
Suatu sistem sosial senantiasa terdapat orang-orang yang memiliki tanggung jawa yang lebih
besar dalam bertindak, termasuk untuk hal-hal yang menyangkut kehidupan orang-orang
lainnya.
Ketika menjalankan kekuasaan negara, seseorang tidak dapat melakukan apa pun yang
mereka inginkan. Tindakan negara harus dapat dipertanggungjawabkan secara sosial dan
moral. Para filsuf dan pakar negara seperti Plato, Thomas Aquinas, Niccolò Machiavelli,
Thomas Hobbes, dan Jean-Jacques Rousseau telah mengemukakan sejumlah gagasan tentang
persoalan kekuasaan negara yang telah lama mapan secara sah. Pemimpin memiliki kursi dan
memiliki kekuasaan yang sah.
REFERENSI
Adrain, Charles F. (1992). Kehidupan politik dan Perubahan Sosial. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Alfian, Pemikiran Umum dan Prospek Demokrasi Pancasila dalam Muchtar
Masoed,Perbandingan Sistem Politik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Asshiddiqie, Jimly, Prof. Dr. SH. (2006). Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga Negara
Pasca Reformasi. Jakarta: Konstitusi Press.
Budiardjo, Miriam. (1977). Dasar-dasar ilmu politik. Jakarta: Gramedia.
Mas’ed, Mochtar. (1994). Politik Birokrasi dan Pembangunan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
Agustus.
Musanef. (1983). Sistem Pemerintahan di Indonesia. Jakarta: Haji masagung.