Anda di halaman 1dari 6

Nama : Rafio Perdana Ali

No BP : 17220007
Mata Kuliah : Pendidikan Akhlak
Kelas :

1. Uraikan sistem politik Oligarki, Otokrasi dan demokrasi

Oligarki
Arti oligarki di KBBI adalah pemerintahan yang dijalankan oleh beberapa orang yang berkuasa
dari golongan atau kelompok tertentu. Ya, arti oligarki memang erat dengan dunia politik serta
pemerintahan.
Sedangkan secara bahasa arti oligarki berasal dari bahasa Yunani yakni Oligarkhia. Arti oligarki
tersebut yakni sedikit yang memerintah. Maknanya adalah bentuk pemerintahan yang kekuasaan
politiknya secara efektif dipegang oleh kelompok elit kecil masyarakat berdasarkan harta
kekayaan, keluarga ataupun militer.
Dengan kata lain oligarki termasuk ke dalam bentuk pemerintahan yang dikendalikan oleh
kelompok orang tertentu yang berkuasa. Contoh dari negara dengan menggunakan bentuk
pemerintahan ini misalnya saja Rusia, Iran, Cina, Korea Utara dan lainnya. Meski begitu dalam
bentuk pemerintahan lainnya juga tidak menutup kemungkinan bisa berpengaruh dengan sistem
oligarki.

Sementara itu sejumlah ahli juga mendefinisikan mengenai arti oligarki. Arti oligarki menurut
Winters yang merupakan professor dari Northwestern University menjelaskan mengenai oligarki
yang dibagi dalam dua dimensi. Pertama oligarki berdasarkan kekusaan serta kekayaan material
yang disebut sulit untuk dipecah ataupun seimbangkan.
Kedua, oligarki jangkauan kekuasaan yang cukup luas dan sistemik, walaupun memiliki status
minoritas dalam suatu kelompok ataupun komunitas. Karena itulah arti oligarki menurut Winters
menjelaskan bahwa kekuasaan tersebut sulit dipecah dan jangkauannya harus sistemik. Itulah salah
satu arti oligarki menurut ahli yang menjelaskan mengenai makna dari oligarki.
Ciri-Ciri Oligarki
1) Suatu kelompok kecil di masyarakat mengendalikan dan memegang kekuasaan
berdasarkan beberapa faktor yakni seperti kekayaan material, keluarga atau yang setara
lainnya.
2) Terjadi kesenjangan di masyarakat yang tidak merata dalam hal kekayaan material. Karena
itulah penguasa akan semakin kaya dan kemiskinan bisa meningkat.
3) Lekat dengan uang dan kekuasaan. Dengan kata lain ada uang apapun bisa dilakukan
termasuk mendapatkan kekuasaan.
4) Hanya mempertahankan kekayaan dengan kekuasaan yang sudah diperoleh.

Otokrasi

Otokrasi adalah sistem pemerintahan di mana kekuasaan absolut atas suatu negara terkonsentrasi
di tangan satu orang, yang keputusannya tidak tunduk pada batasan hukum eksternal maupun
mekanisme kontrol rakyat yang diatur (kecuali mungkin untuk ancaman implisit kudeta atau
bentuk pemberontakan lainnya ).

Di masa-masa sebelumnya, istilah otokrat diciptakan sebagai deskripsi yang menguntungkan dari
seorang penguasa, yang memiliki beberapa hubungan dengan konsep "kurangnya konflik
kepentingan" serta indikasi keagungan dan kekuasaan. Penggunaan istilah ini berlanjut hingga
zaman modern, karena Kaisar Rusia diberi gelar "Otokrat seluruh Rusia" hingga akhir abad ke-20.
Pada abad ke-19, Eropa Timur dan Tengah berada di bawah monarki otokratis di dalam wilayah
yang dihuni beragam orang.

Kata otokrasi berasal dari bahasa Yunani oto yang berarti sendiri dan kratos yang berarti memiliki
pemerintahan. Istilah otokrasi atau autokrator secara harfiah juga dapat berarti penguasa tunggal
atau berkuasa sendiri.

Secara tradisional sistem politik otokrasi memiliki beberapa karakter antara lain, sistem
pemerintahanya sebagian bersifat konsensus dan pemerintahannya cenderung pribadi.
Dalam proses kepemimpinannya sistem otokrasi hanya mendistribusikan perintah kepada sebagian
kecil orang di bawahnya. Sebab biasanya pemimpin sistem otokrasi adalah seorang raja atau
sultan. Akibatnya tidak ada peluang orang di luar kerajaan menggantikan titah raja karena sistem
otokrasi berdasar tradisi. Pemimpin yang berhak menggantikan raja harus memiliki nasab
keturunan dari raja terdahulu.

Dalam konteks peraturan atau perundangan-undangan sistem politik ini hanya melibatkan sedikit
elit. Peraturan hanya dibuat oleh sebagian kecil orang yang dekat dengan kekuasaan. Artinya
usulan, kritik dan saran masyarakat tidak menjadi pertimbangan.

Dari penjabaran di atas maka sistem politik otokrasi adalah sebuah sistem politik atau
pemerintahan yang pemimpinnya seorang raja atau sultan dengan kekuasaan penuh tanpa masa
jabatan.

Dalam sistem politik ini pemimpin mengambil jarak dengan rakyatnya. Pemimpin harus tampil
sempurna untuk menjaga kewibawaan sebab ia sebagai pemain tunggal. Konsekuensinya tentu
masyarakat harus patuh dan tunduk sepenuhnya atas kehendaknya pemimpinya.

Seorang Otokrat selalu mencoba mempengaruhi masyarakat secara penuh untuk mengikuti apa
yang ia sedang cita-citakan. Rakyat mau tidak mau harus mengikuti perintah seorang otokrat tanpa
boleh membantah. Membantah perintah sama saja memberontak dan siap dihukum.

Kesetian dan loyalitas rakyat menjadi hal penting dalam sistem politik otokrasi ini. Rakyat harus
siap dengan perintah pun dengan larangan seorang otokrat.
Demokrasi

Demokrasi sendiri berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata demos yang berarti "rakyat"
dan kratos yang berarti "pemerintahan". Secara harfiah, demokrasi dapat diartikan sebagai
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.

Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Demokrasi diartikan sebagai bentuk
atau sistem pemerintahan yang seluruh rakyatnya turut serta memerintah dengan perantaraan
wakilnya.

Demokrasi adalah bentuk atau sistem pemerintahan yang dimana, di dalamnya mengizinkan dan
memberikan warga negaranya kebebasan untuk berpendapat dan berpartisipasi dalam pembuatan
hukum.

Ciri-Ciri Demokrasi
Negara penganut sistem pemerintahan demokrasi biasanya memiliki beberapa ciri-ciri,
diantaranya:

1. Keputusan Pemerintah untuk Seluruh Rakyat


Segala keputusan yang akan atau sudah diambil harus berdasarkan aspirasi dan kepentingan
seluruh warga negara, bukan atas dasar kepentingan suatu kelompok. Hal ini dilakukan untuk
mencegah adanya tindakan korupsi, kolusi, dan nepotisme di dalam masyarakat.

2. Menjalankan Konstitusi
Segala hal yang berkaitan dengan kehendak, kepentingan, dan kekuasaan rakyat, harus dilakukan
berdasarkan konstitusi. Hal tersebut tertuang di dalam penetapan Undang-Undang, dimana hukum
harus berlaku secara adil bagi seluruh warga negara.
3. Adanya Perwakilan Rakyat

Dalam sistem demokrasi terdapat lembaga perwakilan rakyat yang berfungsi untuk menyampaikan
aspirasi rakyat kepada pemerintah. Di Indonesia, lembaga ini dinamakan Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR) yang dipilih melalui pemilihan umum sehingga kekuasaan serta kedaulatan rakyat
diwakili oleh anggota dewan terpilih.

4. Adanya Sistem Partai


Di negara demokrasi, biasanya memiliki beragam partai politik. Partai merupakan salah satu
sarana dalam pelaksanaan sistem demokrasi. Melalui suatu partai, rakyat dapat menyampaikan
aspirasinya kepada pemerintah secara sah.

Partai memiliki fungsi dalam hal pengawasan kinerja pemerintah sesuai atau tidaknya dengan
aspirasi dan kepentingan warganya. Selain itu, partai juga dapat mewakili rakyat dalam
mengusung calon pemimpin, baik itu pemimpin negara maupun pemimpin daerah.

2. Bentuk Politik Islam

Politik Islam di dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah siyasah.Oleh sebab itu, di dalam buku-
buku para ulama dikenal istilah siyasah syar’iyyah. Alsiyasah juga berarti mengatur,
mengendalikan,mengurus,atau membuat keputusan,mengatur kaum, memerintah, dan
memimpinya. Secara tersirat dalam pengertian siyasah terkandung dua dimensi yang berkaitan
satu sama lain, yaitu:
1) “Tujuan” yang hendak di capai melalui proses pengendalian,
2) “Cara” pengendalian menuju tujuan tersebut

Secera istilah politik islam adalah pengurusan kemaslahatan umat manusia sesuai dengan syara’.
Pengertian siyasah lainya oleh Ibn A’qil, sebagaimana yang dikutip oleh Ibnu Qayyim, politik
Islam adalah segala perbuatan yang membawa manusia lebih dekat kepada kemaslahatan dan lebih
jauh dari kemafsadatan, sekalipunRasullah tidak menetapkannya dan (bahkan) Allah SWT tidak
menentukanya.[2]
3. Etika Politik Dalam Islam
Persoalan etika politik adalah sesuatu yang sangat penting dalam Islam, karena berbagai alasan.
Pertama, politik itu dipandang sebagai bagian dari ibadah, karena itu harus dilakukan berdasarkan
prinsip-prinsip ibadah. Misalnya, dalam berpolitik harus diniatkan dengan lillahi taala. Dalam
berpolitik, kita tidak boleh melanggar perintah-perintah dalam beribadah, karena pelanggaraan
terhadap prinsip-prinsip ibadah dapat merusak "kesucian" politik.

Kedua, etika politik dipandang sangat perlu dalam Islam, karena politik itu berkenaan dengan
prinsip Islam dalam pengelolaan masyarakat. Dalam berpolitik sering menyangkut hubungan
antarmanusia, misalnya saling menghormati, saling menghargai hak orang lain, saling menerima
dan tidak memaksakan pendapat sendiri. Itulah prinsip-prinsip hubungan antarmanusia yang harus
berlaku di dalam dunia politik.

Kecuali itu, keberadaan masyarakat dan negara merupakan hal yang sangat penting dan mutlak
dalam Islam. Karena itu, beberapa para ahli fikih politik Islam mengemukakan adalah suatu
kewajiban bagi orang Islam untuk mendirikan negara. Dengan adanya negara bisa diciptakan
sebuah keteraturan kehidupan masyarakat yang baik, sehingga pada gilirannya umat Islam bisa
menyelenggarakan ibadah-ibadahnya dengan baik pula.

Bila hubungan antar masyarakat dan dan penyelenggaran negara tidak sesuai dengan ajaran-ajaran
Islam, maka yang akan muncul adalah kekacauan dan muncul anarki yang sangat dikecam oleh
para ulama. Kekacauan dan anarki dalam suatu masyarakat dan negara dapat mengganggu
penyelenggaraan ibadah.

Anda mungkin juga menyukai