Anda di halaman 1dari 13

KARAKTERISTIK SISTEM PEMERINTAHAN MODEREN DI TINJAU DARI

PERSFEKTIF ILMU NEGARA

Indah Sari1

Abstrak
Negara adalah organisasi yang sangat besar, ketika sebuah negara telah memenuhi
unsur-unsur negara, maka negara tersebut membutuhkan sistem pemerintahan untuk
menjalankan negara agar dia dapat disebut sebagai sebuah negara modern. Sistem
Pemerintahan yang dipilih tergantung kepada keadaan sosial, politik, budaya, sejarah
dan kehendak rakyat yang ada di negara itu. Di dunia terdapat tiga sistem
pemerintahan yaitu Sistem Pemerintahan Parlementer, Sistem Pemerintahan
Presidensil dan Sistem Pemerintahan Campuran. Ketiga Sistem Pemerintahan ini
mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing, walaupun Sistem
Pemerintahan Parlementer paling banyak di pakai oleh berbagai negara di dunia.

Kata Kunci: Ilmu Negara, Negara, Sistem Pemerintahan,Parlementer,Presidensil.

I. PENDAHULUAN di dalam Ilmu Negara tentu kita mem-


Istilah Ilmu Negara diambil dari pelajari sfat dan hakikat dari negara,
Bahasa Belanda Staatsleer. Istilah sejarah terbentuknya negara, unsur-
Staatsleer itu sendiri berasal dari unsur negara, fungsi negara, tujuan
Bahasa Jerman yaitu Staatslehre. negara serta penyelenggara negara.
Dalam Bahasa Inggris disebut dengan Dalam menyelenggarakan negara tentu
Theory of State atau The General membutuhkan sistem, sistem inilah yang
Theory of State atau Political Theor , disebut dengan sistem pemerintahan.
sedangkan bahasa Prancis dinamakan Awalnya di dalam Ilmu Negara dikenal
Theorie d’etat.2 dengan dua sistem pemerintahan yaitu
Sistem Pemerintahan Parlementer dan
Sebenarnya apakah Ilmu Negara itu? Sistem Pemerintahan Presidensil, tetapi
Apakah negara terbentuk dengan sen- dengan berkembangnya praktek dalam
dirinya saja? Dan siapa siapa yang pelaksanaaan ketatatanegaraan. Akhir-
menjalankan negara itu serta sistem apa nya muncullah sistem pemerintahan
yang di pakai dalam menyelenggarakan yang ketiga yaitu Sistem Pemerintahan
negara tersebut? Campuran, yang mana mengadopsi dua
sistem pemerintahan yaitu Sistem Pe-
Ilmu Negara adalah ilmu penege- merintahan Parlementer dan Sistem
ahuan yang meyelidiki asas-asas pokok Pemerintahan Presidensil.
dan pengertian pokok tentang negara
dan hukum tata negara.3 Dari pengertian Berdasarkan sifat hubungan antara
ini kita dapat mengambil uraian bahwa organ-organ yang diserahi kekuasaan
yang ada di dalam negara, khususnya
_______________________________________________
berdasarkan sifat hubungan antara
1
Dosen Tetap Fakultas Hukum Universitas badan legislatif dan badan eksekutif,
Suryadarma. Aktif di Lembaga Konsultasi dan Bantuan
Hukum (LKBH FH) Universitas Suryadarma, serta maka sistem pemerintahan di dalam
tergabung dalam Organisasi Asosiasi Dosen Seluruh negara yang mengadakan atau me-
Indonesia (ADI) dan Asosiasi Auditor Hukum Indonesia nyelenggarakan sistem pemisahan ke-
(ASAHI)
2
Sjachran Basah, Ilmu Negara, Pengantar, Metode kuasaan maka sistem pemerintahannya
dan Sejarah Perkembangannya, Citra Aditya Bakti, dapat dibagi tiga macam yaitu: Sistem
Bandung, 2011,hlm.4.
3
Moh.Kusnardi, Bintan R Saragih, Ilmu Negara, Gaya
Pemerintahan Parlementer, Sistem Pe-
Media Pratama, Jakarta,2008, hlm.8 merintahan Presidensil dan Sistem Pe-
merintahan Badan Pekerja, atau refe-

1
rendum.4
Konsep negara sekarang adalah
Negara adalah sebuah organisasi konsep negara yang modern dimana
yang besar dibandingkan organisasi organisasi yang besar ini tentu ada yang
manapun yang ada di dunia ini. Tentu mengaturnya dan mempunyai tujuan
munculnya organisasi yang besar tidak yang jelas. Apa saja komponen-kom-
bisa luput dari keberadaan organisasi ponen yang harus dimiliki oleh negara?
yang kecil. Jangan anda bayangkan Sebuah negara yang modern haruslah
beribu-beribu tahun yang lalu negara memiliki wilayah yang berdaulat, rakyat
adalah seperti yang anda lihat sekarang. yang merasa merupakan bagian dari
Dahulu kala negara hanya di identikkan negara tersebut dan pemerintahan yang
dengan sebuah keluarga yang kecil menyelenggarakan negara, tentu peme-
yang dipimpin oleh seorang kepala rintah yang menyelenggarakan negara
keluarga, lalu keluarga yang satu harus tunduk kepada aturan-aturan yang
menaklukan keluarga yang lain dan sudah disepakati bersama dengan rak-
membentuk suku kemudian suku yang yat. Bagaimanapun rakyat merupakan
satu menaklukkan suku yang lain yang kekuasaan tertinggi dalam negara,
akhirnya membentuk kerajaan, kerajaan tanpa rakyat negara mungkin tidak
berkembang menjadi sebuah negara. dapat terbentuk, kerena pada dasarnya
Sesuai dengan perkembangan zaman terbentuknya negara berdasarkan ke-
konsep kerajaan tidak cocok lagi untuk mauan dari rakyat yang bisa diwujudkan
diterapkan. Akhirnya rakyat meng- dalam sebuah kontrak sosial di dalam
inginkan bahwa negara bukan milik raja masyakarat.
sehingga muncullah kedaulatan rakyat
yang menyatakan bahwa yang menen- Penyelenggara negara sebagai me-
tukan keberadaan negara adalah rakyat nejer negara juga harus tunduk kepada
bukan raja, sehingga muncullah teori aturan-aturan yang berlaku atau hukum
perjanjian (kontrak sosial). yang tertinggi dalam suatu negara se-
hingga selain negara harus berke-
Sebagai contoh munculnya teori daulatan rakyat, hukum juga harus demi
perjanjian (kontrak sosial) yang di- terbentuknya sebuah negara hukum
utarakan oleh Thomas Hobbes, John yang demokratis.
Locke dan JJ Rousseau. Pada intinya
ketiga pencetus teori kontrak sosial ini Tentu untuk mewujudkan negara
meletakkan peran rakyat yang utama yang demokratis yang berdasarkan Rule
dalam pembentukkan negara. Hobbes of Lawini tidaklah mudah. Demi ter-
mengatakan bahwa negara dibentuk wujudnya kemakmuran untuk rakyat
atas perjanjian rakyat dengan rajanya, penyelenggara negara haruslah benar-
dimana rakyat memberikan seluruh hak- benar meletakkan sistem yang kuat
haknya kepada raja. John Locke dalam untuk menjalankan negara dengan
teori perjanjiannya menjelaskan bahwa benar dan sesuai dengan aturan demi
negara terjadi atas perjanjian rakyat kemakmuran rakyat. Siapakah yang
dengan rajanya, dimana rakyat mem- disebut dengan penyelenggara negara?
berkan sebagian hak-haknya kepada Penyelenggara negara ada di lembaga
raja. Barulah Rousseau meletakkan kon- legislatif, lembaga eksekutif dan lem-
sep kedaultan rakyat dalam terbentuk- baga yudikatif. Tiga lembaga inilah yang
nya negara bahwa raja memerintah ada pada sistem pemerintahan pada
hanya sebagai mandataris rakyat (wakil suatu negara. Tiga Lembaga ini disebut
rakyat).5 dengan Trias Politika. Kemunculan Trias
_______________________________________________
Politika karena adanya keinginan dari
4 rakyat agar kekuasaan tidak terpusat
Soehino, Ilmu Negara, Liberty, Yogyakarta, 2005,
hlm.242-243 pada satu tangan, kekuasaan harus di
5
Moh Kusnardi, Bintan Saragih, Op.Cit, 2008 hlm 69- pencar-pencar dalam tiga lembaga ter-
71
sebut baik dalam bentuk Pembagian
kekuasaan ataupun dalam bentuk

2
Pemisahan Kekuasaan. Eksekutif.7 Sistem Pemerintahan ini
pada dasarnya dibagi menjadi Sistem
Konsep Trias Politika ini diutarakan Pemerintahan Presidensil dan Sistem
pertama kali oleh John Locke yang me- Pemerintahan Parlementer. Ada juga
ngatakan bahwa kekuasaan harus di- Sistem Pemerintah campuran yaitu
bagi-bagi dalam bentuk: Kekuasaan Semi Presidensil atau Semi Parlemen-
legislatif, keuasaan eksekutif dan ke- ter.
kuasaan federatif. Kekuasaan legislatif
adalah kekuasaan membuat Undang- Kalau dalam Sistem Pemerintahan
Undang. Kekuasaan eksekutif adalah Presidensil penguatan eksekutif lebih
kekuasaan untuk menjalankan Undang- menonjol dimana kepala negara dan
Undang dan mengadili sedangkan ke- kepala pemerintahannya dipegang oleh
kuasaan federatif adalah kekuasaan satu tangan yaitu Presiden dan di-
untuk menjaga keamanan dan hubu- tambah lagi Presiden dipilih oleh rakyat,
ngan dengan luar negeri. Kemudian jadi Presiden tidak mempunyai keter-
Montesquieu memperkembangkan kon- gantungan yang kuat kepada Parlemen
sep ini dimana kekuasaan di bagi (Lembaga Legislatif). Dalam Sistem Pe-
menjadi tiga bagian yaitu kekuasaan merintahan Parlementer dinyatakan
legislatif yang berfungsi membuat UU, bahwa Kepala Negara dipegang oleh
kekuasaan eksekutif yang berfungsi Raja, Ratu, Kaisar, Kenselir dan
menjalankan UU dan kekuasaan yudi- Presiden yang berfungsi sebagai Kepala
katif yang berfungsi sebagai kekuasaan Negara sedangkan Kepala Pemerin-
yang mengadili atas pelanggaran tahan di pegang oleh Perdana Menteri
Undang-Undang.6 yang menjalankan roda pemerintahan
dimana Perdana Menteri dipilih oleh
Timbul sebuah pertanyaan bagai- Parlemen dan bertanggungjawab terha-
mana penyelenggara negara sebagai dap Parlemen.8
menejer negara bisa menjalankan ne-
gara ini dengan benar? Sistem peme- Dalam praktek kenegaraan sistem
rintahan apa yang dipakai serta bentuk pemerintahan yang sering dipakai oleh
pemerintahan apa yang dipakai? Sering- beberapa negara adalah Sistem Peme-
kali kita menggunakan kata yang sama rintahan Presidensil dan Sistem Peme-
antara sistem pemerintahan dan bentuk rintahan Parlementer, bahkan kebanya-
pemerintahan. Padahal dalam Ilmu kan dibeberapa negara di dunia mema-
Negara istilah itu mempunyai perbedaan kai Sistem Pemerintahan Parlementer,
yang mendasar. hal ini disebabkan Sistem Pemerintahan
Parlementer adalah sistem yang lebih
Kalau berbicara mengenai bentuk tua dibandingkan dengan Sistem Peme-
pemerintahan maka dapat diklasifikasi- rintahan Presidensil. Untuk sistem pe-
kan menjadi Monarki dan Republik. Jika merintahan campuran jarang sekali di-
kepala negara diangkat berdasarkan gunakan dalam menyelenggarakan pe-
hak waris atau keturunan maka negara merintahan oleh sebagian besar negara
itu berbentuk Monarki, jika kepala ne- di dunia. Pada penelitian ini penulis
gara tersebut dipilih dalam pemilihan mencoba fokus pada dua sistem peme-
umum maka bentuknya negaranya di- rintahan yang sering dipakai beberapa
sebut dengan Republik. Sementara negara di dunia yaitu sistem pemerinta-
sistem pemerintahan dipahami sebagai han presidensil dan sistem pemerinta-
suatu sistem hubungan antar lembaga- han parlementer. Kedua sistem peme-
lembaga negara khususnya hubungan rintahan ini mempunyai kelebihan dan
antara Lembaga Legislatif dan Lembaga _______________________________________________
7
Saldi Isra, Pergeseran Fungsi Legislatif, Rajawali
_______________________________________________ Press, Jakarta,2010, hlm 23-24.
8
6 Arend,Lijphart, Democracies: Patterns of Majoritarian
Meriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, and Consensus Government in Twenty-One Countries,
PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta , 1993, Yale University Press New Haven and London, 1984,
hlm 151-152. hlm 67-74.

3
kelemahan masing-masing. Dalam sis- III. PEMBAHASAN
tem pemerintahan presidensil lembaga A. SISTEM PEMERINTAHAN
eksekutif lebih cenderung stabil dan C.F. Strong dalam bukunya Modern
kabinet tidak mudah jatuh bangun di- Political Constitution menyatakan : Go-
sebabkan eksekutiflah yang membentuk vernment is, therefore, that organization
kabinet tanpa ada ketergantungan yang which is vested the right to exercise
kuat kepada parlemen, tetapi disisi lain sovereign powers. Government in the
hal ini akan menimbulkan pemerintahan broadsense, is something bigger than a
yang otoriter. Kebalikan dengan sistem special body of ministers a sense in
pemerintahan parlementer, dikarenakan which we colloquially9 use it to day,
Perdana Menteri dipilih oleh Parlemen, when a government, in the broader
maka Perdana Mentri sangat tergantung sense, is charged with the maintenance
dengan keberadaan Parlemen sehingga of the peace and security of state within
kabinet mudah jatuh bangun bahkan and without. It must therefore, have, first
cendrung tidak stabil. mili-tary power, or the control of armed
forces; secondly, legislative power, of
Di sisi lain keuntungan dari sistem the means of making laws; thirdly, finan-
Pemerintahan Parlementer adalah se- cial power, or the ability to extract
orang Perdana Menteri tidak mungkin suffient money from the community to
akan bertindak otoriter karena ke- defray the cost of defending the state
kuasaan negara tidak seluruhnya di and of enforcing the law it makes on the
pegang oleh Perdana Mentri. Perdana state’s behalf.
Mentri hanya memegang kekuasaan
negara dalam bidang eksekutif saja, Disini C.F. Strong menerangkan
untuk kepala negara yang dimana bahwa pemerintah (an) oleh karenanya
fungsinya sebagai simbol negara di adalah organisasi dalam mana diletak-
pegang oleh Raja, Ratu atau Presiden. kan hak untuk melaksaanakan kekuasa-
Kemudian kontrol parlemen terhadap an berdaulat atau tertinggi. Pemerintah
Perdana Mentri sangatlah kuat. Jadi (an) dalam arti luas merupakan sesuatu
tidak mungkin Perdana Mentri bisa ber- yang lebih besar daripada suatu badan
tindak otoriter. atau kementerian-kementerian, suatu
arti yang kita bisa pakai dalam pem-
Berdasarkan uraian diatas maka bicaraan dewasa ini apabila sebuah
akhirnya penulis tertarik untuk meneliti pemerintah (an) dalam arti luas, diberi
lebih dalam bagaimana karakter Sistem tanggung jawab pemeliharaan perda-
Pemerintahan yang modern ditinjau dari maian dan keamanan negara, didalam
persfektif Ilmu Negara dan juga coba ataupun diluar. Ia pemerintah (an) harus
mengkaji kelemahan dan kelebihan memiliki; pertama, kekuasaan militer
sistem pemerintah parlementer dan atau pengawasan atas angkatan ber-
sistem pemerintahan presidensil, serta senjata; kedua, kekuasaan legislatif,
sistem pemerintahan campuran. (semi atau sarana pembuat hukum; ketiga,
presidensil/semi parlementer) kekuasaan keuangan, yaitu kesang-
gupan memungut uang yang cukup
untuk membayar biaya mempertahan-
II. PERMASALAHAN kan negara dan menegakkan hukum
1. Bagaiamakah Karakter Sistem Peme- yang dibuat atas nama negara. Selanjut-
rintahan yang modern di tinjau dari nya dikemukakan oleh Strong: “It must,
Persfektif Ilmu Negara? in short, have legislative power, execu-
2. Apakah kelemahan dan kelebihan tive power and judicial power, which we
dari masing-masing Sistem Pemerin- may call the there departments of go-
tahan tersebut? _______________________________________________
9
C.F. Strong, Modern Political Constitution, The
English Language Book Society and Side Wick &
Jackson Limited, London, 1965, hlm.6

4
vernment”.10 (Singkatnya pemerintah memerintah yang dilakukan oleh organ-
mempunyai kekuasaan legislatif, kekua- organ atau badan-badan legislatif, ek-
saan eksekutif, kekuasaan kehakiman, sekutif, dan yudikatif dalam rangka men-
yang boleh kita sebut dengan cabang capai tujuan pemerintahan negara,
pemerintahan). Dari uraian ini nampak sedangkan perbuatan memerintah yang
jelas bahwa perkataan “Government” dilakukan organ eksekutif dan jajaran-
(yang dapat mempunyai arti pemerintah nya dalam rangka mencapai tujuan pe-
dan pemerintahan) mempunyai arti luas merintahan negara.
yang meliputi kekuasaan legislatif,
eksekutif dan yudikatif. Pengertian ini Sistem adalah suatu susunan atau
berdasarkan ajaran Trais Politica dari tatanan berupa suatu struktur yang ter-
Montesquieu. diri dari bagian-bagian atau komponen-
komponen yang berkaitan satu dengan
Sementara itu Samuel Edward yang lainnya secara teratur dan teren-
Finer11 menyatakan bahwa istilah cana untuk mencapai tujuan. Dan apa-
“government” paling sedikit mempunyai bila salah satu komponen atau bagian
empat arti, yaitu : tersebut berfungsi melebihi wewenang-
1. Menunjukkan kegiatan atau proses nya atau kurang berfungsi maka akan
memerintah, yaitu melaksanakan mempengaruhi komponen lainnya.
kontrol atas pihak lain (the activity or
the process of governing); Sehingga sistem pemerintahan itu
2. Menunjukkan masalah-masalah (hal dapat disebut sebagai keseluruhan dari
ikhwal) negara dalam mana kegiatan susunan atau tatanan yang teratur dari
atau proses diatas dijumpai (states of lembaga-lembaga negara yang berkai-
affairs); tan satu dengan yang lainnya baik lang-
3. Menunjukkan orang-orang (maksud- sung maupun tidak langsung menurut
nya pejabat-pejabat) yang dibebani suatu rencana atau pola untuk mencapai
tugas-tugas untuk memerintah (peo- tujuan negara tersebut. Sistem pemerin-
ple charged with the duty of govern- tahan ini ada tiga macam yaitu: pertama,
ing); sistem pemerintahan yang mana adanya
4. Menunjukkan cara, metode atau hubungan yang erat antara eksekutif
sistem dengan mana suatu masya- dan parlemen (parlementer), kedua, sis-
rakat tertentu diperintah (the manner, tem pemerintahan dimana adanya pemi-
method or sistem by which a parti- sahan yang tegas antara legislatif (parle-
cular society is governed). men) dan eksekutif (presidensial), ke-
tiga, sistem pemerintahan parlementer
Dua pendapat diatas menunjukkan yang tidak murni dan sistem presidensial
pemerintah dalam arti luas, disamping yang tidak murni.13
itu juga ditemukan pemerintahan dalam
arti sempit. Pemerintahan dalam arti Oleh karena ada kemungkinan terda-
sempit disini hanya meliputi kekuasaan patnya kelompok negara yang tidak
eksekutif saja, dan juga pemerintahan dapat dimasukkan kedalam salah satu
dalam arti sempit meliputi segala dari kedua sistem pemerintahan diatas,
kegiatan dari pemerintahan dalam arti maka perlu dibuka alternatif ketiga, yaitu
sempit.12 negara atau negara-negara yang tidak
sepenuhnya menganut sistem pemerin-
Berdasarkan uraian-uraian diatas tahan parlementer atau sistem pemerin-
dsapatlah dirumuskan bahwa: pemerin- tahan presidensial.14
tahan dalam arti luas adalah perbuatan
_______________________________________________
_______________________________________________ 13
Bintar R. Saragih, Sistem Pemerintahan dan
10
Ibid Lembaga Perwakilan Indonesia, Perintis Press,
11
S.E. Finer, Comparative Government, Penguin Jakarta, 1985, hlm. 76-79.
14
Books Ltd., Harmonds Worth, Middlesex, England, Sri Soemantri Martosoewignjo, Susunan
1974, hlm. 3-4 Ketatanegaraan Menurut UUD 1945, hlm. 40-41 dalam
12
Pamudji, Perbandingan Pemerintahan,Bina Aksara, Ketatanegaraan Indonesia dalam Kehidupan Politik
Jakarta, 1985, hlm. 5. Indonesia (30 tahun kembali ke UUD 1945), 1993.

5
Dalam bahasa Inggris, sistem peme- 1. The spirit of constitutionalism;
rintahan parlementer juga disebut de- 2. The limited constitutional monarchy:
ngan The Parliamentary - Cabinet Go- the sovereign queen “resigns”, but
vernment (S.L. Witman and J.J. Wuest, she does not “rule”, ;
1960 : 7) atau the Parliamentary Execu- 3. The legal supremacy of the parlia-
tive (C.F. Strong, 1973 : 20), sedangkan ment, with no judicial determination of
sistem pemerintahan Presidensial dise- constitutionality of legislation;
but dengan Non-Parliamentary Execu- 4. The individual and collective res-
tive atau a Sistem of Presidential Go- ponsibility of cabinet ministers;
vernment atau a Fixed Executive (C.F. 5. The “rule of law” and protection of
Strong, 1973 : 231-232) atau the Pre- private right;
sidential Government (S.L. Witman and 6. The operation of government in
J.J Wuest, 1960 : 7).15 accordance with the will of the people
and the nation.
Persoalan berikutnya marilah kita 7. The unitary system of government,
melihat apa yang dimaksud dengan but respect for local autonomy and
sistem pemerintahan parlementer dan traditions;
presidensial dan bagaimanakah ciri-ciri 8. The slow, gradual, evolutionary
dari keduanya serta kelemahan dan changes in the institutions and prac-
kelebihannya yang dimilikinya. tices of government.

Semangat kehidupan berkonstitusi,


B. SISTEM PEMERINTAHAN PARLE- pembatasan kekuasaan raja dan pem-
MENTER berian peran pada parlemen merupakan
a. Asal mula Sistem Pemerintahan ciri pemerintahan kerajaan Inggris. Par-
Parlementer lemen merupakan cermin adanya ke-
Sistem pemerintahan parlementer kuasaan rakyat, dan diberi kekuasaan
untuk pertama kali dilaksanakan di untuk membuat berbagai hukum yang
kerajaan Inggris yang pada umumnya tidak dapat dibatalkan oleh badan lain.
diikuti oleh negara-negara bekas jaja- Dalam supremacy parliament terkan-
hannya. Parlementarisme adalah sistem dung sovereignty of parliament. Dengan
pemerintahan yang paling luas diterap- demikian dapat disimpulkan bahwa pola
kan, dan tampak tepat jika pengalaman demokrasi di Inggris memberikan ke-
parlementer Inggris dijadikan ajuan, kuasaan yang besar kepada rakyat
karena sistem Inggris-lah yang telah melalui wakilnya di majelis rendah
banyak memberikan contoh kepada ba- (House of Commons), tanpa meng-
nyak negara lain. Sistem parlementer hilangkan tradisi kerajaan. Kekuasaan
adalah sistem yang lebih tua dari sistem raja merupakan kekuasaan yang sifat-
pemisahan kekuasaan atau sistem pre- nya formal.
sidensial. Sistem ini ada sebelum lahir-
nya ajaran pemisahan kekuasaan dari Ada dua hal yang menarik tentang
Mostesquieu. Sistem ini pertama-tama sovereignty of parliament dari peme-
dijalankan di kerajaan Inggris, sebagai rintahan kerajaan Inggris:17
suatu pengganti sistem pemerintahan 1. Parlemen terdiri dari raja, wakil-wakil
kerajaan yang absolute. bangsawan dan wakil-wakil rakyat.
Kerajaan Inggris melaksanaan kon-
Munculnya sistem parlementer di sep kekuasaan yang sifatnya monis-
kerajaan Inggris ini didasari pada 8 tik, artinya Raja, wakil golongan
prinsip:16 bangsawan dan wakil rakyat berada
_______________________________________________
dalam satu wadah yang disebut
15
Lebih lanjut lihat Witman and John J. Wuest, parlemen.
Comparative Government, Littlefield, Adams & Co.
Paterson, New Jersey, 1963, dan C.F. Strong dalam _______________________________________________
Modern Political Constitutions an Introduction. 17
16
Shepherd L. Witman dan John J. Wuest, Comparative Suwoto Mulyosudarmo, Peralihan Kekuasaan Kajian
Government, Littlefield, Adams & Co.,, Paterson, New Teoritis dan Yuridis Terhadap Pidato Nawaksara, PT.
Jersey, 1963, hlm. 17, dalam Pamudji, Perbandingan Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1997, hlm. 23.
Pemerintahan, Bina Aksara, Jakarta, hlm. 44-48.

6
2. Parlemen mempunyai hak untuk sistem kenegaraan, kedua, muncul
membuat atau tidak membuat suatu sebuah majelis dengan anggota yang
hukum apapun, dan lebih lanjut menentang hegemoni raja dan ketiga,
bahwa tiada seorangpun atau suatu majelis mengambil alih tanggungjawab
badan yang diakui oleh hukum atas pemerintahan, dengan bertindak
Inggris mempunyai hak mengubah sebagai parlemen maka raja kehilangan
atau mentiadakan hukum yang dibuat sebagian besar kekuasaan tradisional-
oleh parlemen. nya.

The rule of law dan proteksi terhadap Pertumbuhan kekuasaan parlemen di


hak-hak privat merupakan ciri-ciri libera- Inggris yang mengalami perjalanan
lisme. Prinsip ini berkaitan erat dengan waktu (evalusi) yang panjang itu, tidak
prinsip bekerjanya pemerintahan sesuai jarang harus dilakukan dengan keke-
dengan keinginan rakyat dan bangsa. rasan. Tersusunnya berbagai statute
Prinsip ini ingin menegaskan bahwa seperti seperti Magna Charta, Bill of
pemerintahan kerajaan Inggris adalah Right, Petition of Right, dan lain-lain,
pemerintahan demokrasi. Kuatnya pe- merupakan suatu bukti bahwa proses
ngaruh kebebasan dapat tercermin dari pembentukan kekuasaan parlemen ter-
perubahan ketatanegaraan melalui ke- jadi melalui perjuangan. Kekuasaan raja
biasaan dalam praktek (convention of berkurang secara berangsur-angsur dan
constitutions). Kerajaan Inggris meng- bergeser pada kelompok-kelompok ke-
gunakan bentuk negara kesatuan de- kuatan rakyat. Kelompok-kelompok kecil
ngan ciri memberikan kekuasaan oto- inilah yang akhirnya melembaga menja-
nomi pada pemerintahan lokal. di parlemen. Pertumbuhan sejarah pem-
bentukan parlemen inilah yang melahir-
Dalam bukunya Teori dan Praktek kan ajaran “supremasi parlemen”, yang
Tata Negara Maurice Duverger menye- besar pengaruhnya dalam sistem pe-
butkan tiga ciri pemerintahan Inggris, merintahan demokrasi modern.19
yaitu: Demokrasi, Parlementer dan Libe-
ral.18 Kerajaan Inggris menjalankan
peme-rintahan demokrasi, dan sangat b. Ciri - ciri Sistem Pemerintahan
meng-hormati kebiasaan. Parlementer
Penghormatan pada kebiasaan ini Adapun menurut S.L. Witman dan
tercermin pada usaha untuk J.J. Wuest, ciri-ciri pemerintahan parle-
mempertahankan kepala negara yang menter adalah:20
kekuasaannya diperoleh secara tidak 1. It is based upon the diffusion of
dipilih. Sistem parlementer ditandai oleh power principle;
hubungan kerjasama yang erat antara 2. There is mutual responsibility bet-
raja, wakil rakyat dan bangsawan dalam ween the executive and legislative;
parlemen. Sifat monistik yang hence the executive may dissolve the
meletakkan kedudukan raja dalam parle- legislative or he must resign together
men nampaknya merupakan ciri parle- with the rest of the cabinet when his
menter Inggris dari pemerintahan parle- policies are no longer accepted by
menter yang lain. the majority of the membership of the
legislature;
Melihat dari uraian diatas kita dapat 3. There is also mutual responsibility
menguraikan proses kelahiran sistem between the executive (Prime Minis-
parlementer di Inggris mengalami tiga ter, Premier, or Chancellor) and the
fase: pertama, pemerintahan dipimpin Cabinet;
oleh seorang raja yang bertanggung- 4. The executive (Prime Minister, Pre-
jawab atas seluruh sistem politik atau mier, or Chancellor) is chosen by the
_______________________________________________ _______________________________________________
18 19
Maurice Duverger, Teori dan Praktek Tata Negara, Suwoto Mulyosudarmo, Op.Cit., 1997, hlm. 24.
20
(Penerjemaah: Suwirjadi), Pustaka Rakyat, Jakarta, Shepherd L. Witman dan John Wuest, Op.Cit, 1963,
1951, hlm. 74. hlm. Hlm. 8 -9

7
titular Head of the State (Monarch or C. SISTEM PEMERINTAHAN PRESI-
President), according to the support DENSIL
of the majority in the legislature. a. Asal mula Sistem Presidensial
Sistem pemerintahan presidensial
Untuk menelaah lebih lanjut marilah pertama kali dianut oleh Amerika
kita melihat ciri-ciri sistem pemerintahan Serikat. Amerika Serikat adalah negara
parlementer dari sudut pandang hubu- pertama yang menghancurkan tradisi
ngan legislatif dan eksekutif :21 monarki Eropa dan melepaskan diri dari
1. Pemimpin eksekutif memiliki sebutan kekuasaan kolonial. Penghancuran ini
jabatan yang berbeda, yaitu: Perdana terjadi pada abad ke-18 ketika Inggris
Menteri, Premier, Konseelir, Menteri masih merupakan monarki terbatas dan
Utama atau Taoseach yang secara teori pemisahan kekuasaan belum jelas.
umum kita sebut dengan Perdana
Menteri yang kabinetnya bertang- Konstitusi Amerika memberikan ke-
gungjawab terhadap legislatif karena saksian terhadap pengaruh ini dan ter-
kabinet dibentuk berdasarkan kekua- hadap pemerintahan kolonial yang di-
tan-kekuatan yang ada di parlemen pimpin oleh Gubernur dan legislatur,
dan merekapun dapat dibubarkan seorang presiden terpilih menggantikan
melalui mosi tidak percaya ataupun raja atau gubernur sebagai pemegang
karena berbagai kecaman; kekuasaan eksekutif.22
2. Perdana Menteri dipilih oleh legislatif;
3. Terdapatnya konsep penyatuan ke- Para penyusun Konstitusi Amerika
kuasanaan pada sistem parlemennter Serikat 1789 di Philadelphia tidak me-
karena disini terdapat keberaadaan ngemukakan bahwa mereka mencipta-
eksekutif tergantung pada kepercaya- kan suatu konstitusi yang sama sekali
an legislatif, sehingga pemegang baru. Mereka ingin memindahkan sistem
kursi eksekutif adalah anggota pemerintahan Kerajaan Inggris yang
parlemen sekaligus anggota kabinet. dinilai baik di Amerika. Lembaga yang
4. Konsekwensi logis dari kekuasaan baru adalah Presiden sebagai pengganti
legislatif untuk mencabut mandat Raja yang turun temurun. Presiden
pada kabinet dalam sistem parle- dipilih melalui pemilihan umum yang
menter adalah bahwa Perdana bebas. Presiden dibantu oleh presiden.
Menteri juga memiliki hak untuk Hanya dari sisi ini nampak sebagai
diminta dibubarkannya Parlemen dan pembaharuan yang mendasar diterap-
percepatan pemilu. kan di Amerika Serikat. Karena itu tidak
5. Sistem pemerintahan parlementer mengherankan apabila fungsi kepala
membedakan eksekutif menjadi ke- negara dan kepala pemerintahan masih
pala negara yang simbolis dan sere- dipertahankan, walaupun dijabat oleh
monial (Raja dan Presiden) yang me- orang yang sama. Lembaga Kongres
miliki sedikit kekuasaan, dan Perdana menggunakan sistem bikameral. Majelis
Menteri sebagai kepala pemerintahan tingginya disebut Senat dan Majelis
yang bersama kabinetnya menjalan- rendah disebut House of Represen-
kan sebagian besar kekuasaan tatives. Senate adalah wakil dari negara
eksekutif. bagian, yang punya wibawa yang lebih
6. Perdana Menteri dan kabinetnya tinggi daripada anggota majelis yang
membentuk sebuah lembaga ekseku- duduk dalam House of Representative.
tif secara kolektif. Oleh karena itu Kekuasaan Kongres dan Presiden ter-
kedudukan eksekutif (kabinet) lebih pisah dengan kedudukan sama kuat.
rendah dan tergantung pada parle- Artinya Presiden tidak dapat diberhenti-
men. kan oleh Kongres dan Kongres juga
tidak dapat dibubarkan oleh Preside.
_______________________________________________
22
Arend Lijphart, Sistem Pemerintahan Parlementer
_______________________________________________
dan Presidensial, Penyadur: Ibrahim, dkk, PT.Raja
21
Arend Lijphart, Op.Cit., 1984, hlm. 67-74. Grafindo Persada, Jakarta, 1995, hlm. 43.

8
Hubungan antara Kongres dan Presiden ment).
inilah yang mencerminkan ajaran Trias 2. Presiden dipilih oleh rakyat baik
Politica.sehingga seringkali pemerinta- melalui pemilihan langsung ataupun
han presidensial selalu dihubungkan lembaga pemilihan.
dengan ajaran teori pemisahan kekua- 3. Terdapatnya pemisahan kekuasaan
saan yang sangat popular pada abad secara tegas antara eksekutif dan
ke-18 dan ke-19.23 legislatif dimana orang yang sama
tidak dapat menjabat keduanya se-
Banyak negara yang telah mengikuti cara bersamaan. Sehingga keduduk-
sistem presidensial ini seperti Filipina, an eksekutif dan legislatif sama-sama
Korea Selatan dan Vietnam Selatan kuat.
meskipun jarang yang mencapai keber- 4. Presiden tidak bertanggungjawab ke-
hasilan yang sama seperti Amerika. pada legislatif dan tidak dapat di-
Oleh karena itu, sistem politik Amerika jatuhkan oleh lembaga legislatif, di-
merupakan model dari prototype samping itu presiden tidak mem-
pemerintahan presidensial. punyai kemampuan untuk mem-
bubarkan parlemen.
5. Dalam sistem presidensial, Presiden
b. Ciri-ciri Pemerintahan Presidensial adalah Kepala Negara sekaligus Ke-
Menurut S.L. Witman dan J.J. Wuest pala Pemerintahan yang memimpin
ciri-ciri pemerintahan presidensial ada- kabinetnya yang semuanya diangkat
lah:24 olehnya dan bertanggungjawab kepa-
1. It is based upon the separation of danya.
power principle; 6. Presiden adalah eksekutif murni yang
2. The executive has no power to tunggal.
dissolve the legislative nor must he
resign when he loses the support of
the majority of its membership; D. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
3. There is no mutual responsibility SISTEM PEMERINTAHAN PARLE-
between the President and his Cabi- MENTER DAN PRESIDENSIAL
net; the latter is wholly responsible to Diskusi di kalangan para pakar ten-
the Chief Executive. tang kelebihan dan kekurangan relatif
4. The executive (the Chief Executive) dari bentuk pemerintahan parlementer
is chosen by the electorate. dan presidensial yang utama adalah
masalah instabilitas eksekutif dalam sis-
Ciri-ciri Sistem Pemerintahan Presi- tem parlementer dan masalah kebun-
densial dilihat dari hubungan legislatif tuan (deadlock) dalam hubungan ekse-
dan eksekutif:25 kutif dan legislatif pada sistem presiden-
1. Presiden dipilih secara konstitusional sial. Dan masalah ini melekat atau
untuk periode tertentu disini Presiden setidaknya potensial pada kedua sistem
tidak dipilih oleh badan legislatif akan tersebut dan tidak dapat dieleminasi.26
tetapi dipilih sejumlah pemilih oleh
karenanya ia bukan merupakan ba- Baiklah kita akan menguraikan ba-
gian dari legislatif dan dalam kondisi gaimana kelebihan dan kekurangan ke-
normal tidak dapat dipaksa untuk dua sistem tersebut:
mundur oleh legislatif melalui mosi Kelebihan Sistem Presidensial / Ke-
tidak percaya (meskipun terdapat ke- kurangan Sistem Parlementer.
mungkinan untuk memberhentikan 1. Kelebihan pertama dari sistem pe-
Presiden karena perbuatan melang- merintah presidensial adalah sta-
gar hukum melalui proses impeach- bilitas dari eksekutif karena dalam
sistem presidensial presiden dipilih
_______________________________________________
23
untuk masa jabatan yang telah
Suwoto Mulyosudarmo, Op.Cit., 1997, hlm. 8-9.
24
Shepherd L. Witman dan John J. Wuest, Op.Cit., _______________________________________________
1963, hlm. 8-9. 26
Ibid, hlm. 74.
25
Arend Lijphart, Op.Cit., 1984, hlm. 67-77.

9
ditentukan dan ini berlawanan de- ter.
ngan instabilitas eksekutif dari sis- 1. Diatas telah dijelaskan bahwa da-
tem parlementer terlebih lagi de- lam sistem pemerintahan presi-
ngan parlemen yang multi partai, densial tedapatnya independensi
tanpa koalisi mayoritas yang kuat masing-masing lembaga (eksekutif
kabinet akan seringkali berganti. maupun legislatif). Tetapi indepen-
ini disebabkan kabinet dibentuk densi ini dapat menciptakan ke-
dari kekuasaan legislatif.27 Apalagi tidakmufakatan dan kebuntuan
dalam sistem kepartaian yang ter- (deadlock) antara mereka.31 Masa-
fragmentasi dapat berujung pada lah kemandegan atau konflik ekse-
koalisi yang tidak stabil atau lemah kutif-legislatif, yang bisa berubah
yang membuat sulitnya untuk me- menjadi jalan buntu dan kelum-
mecahkan masalah utama diban- puhan adalah akibat dari ko-eksis-
dingkan dengan masalah pertikai- tensi dari dua badan independen
an politik.28 yang diciptakan oleh pemerinta-
2. Dalam sistem pemerintahan pre- han presidensial yang mungkin
sidensial pemilihan kepala peme- bertentangan. Bila pertentangan
rintahan dilakukan oleh rakyat da- diantara kedua badan itu terjadi,
pat dipandang lebih demokratis maka tidak ada sumber daya
dari pemilihan tak langsung formal institusional untuk memecahkan-
atau informal dalam sistem parle- nya tidak seperti faktor mosi
menter. tentunya demokrasi tidak legislatif yang menjaga legislator
menuntut pemilihan semua jaba- dan eksekutif tetap sejalan dalam
tan pemerintahan oleh rakyat, te- sistem parlementer.32
tapi argumen bahwa kepala peme- 2. Kekurangan kedua dari pemerin-
rintahan, yang merupakan peme- tahan presidensial adalah kekaku-
gang jabatan yang paling penting an temporal. Ini dibuktikan adanya
dan berkuasa di dalam pemerin- masa jabatan yang pasti mengu-
tahan yang demokratis, harus di raikan periode-periode yang di-
pilih secara langsung oleh rakyat batasi secara kaku dan tidak ber-
mengandung validitas yang kelanjutan, sehingga tidak mem-
tinggi.29 berikan kesempatan untuk mela-
3. Dalam pemerintahan presidensial kukan berbagai penyesuaian yang
terdapat prinsip pemisahan kekua- dikehendaki oleh keadaan dan ini
saan yang berarti pemerintahan sangat berlawanan dengan sistem
yang dibatasi perlindungan kebe- pemerintahan parlementer.33
basan individu atas tirani peme- 3. Kelemahan ketiga dari sistem pe-
rintahan. Pernyataan ini merupa- merintahan presidensial adalah
kan garis pemikiran Montesquieu, sistem ini berjalan atas dasar atu-
sedangkan di dalam sistem parle- ran “pemenang menguasai se-
menter merupakan pemerintahan muanya” yang cenderung mem-
yang kolegial. Sehingga inde- buat politik demokrasi sebagai
pendensi eksekutif maupun legis- sebuah permainan dengan semua
latif terjamin.30 potensi konfliknya. Selain itu, kon-
sentrasi kekuasaan di tangan pre-
Kekurangan Sistem Presidensial / siden memberinya sangat sedikit
Kelebihan Pemerintahan Parlemen- intensif untuk membentuk koalisi
_______________________________________________
atau sistem pembagian kekuasaan
27
Ibid, hlm. 74-75.
lainnya atau untuk mengambil ba-
28
Robert Dahl, Polyarchy, Participation and gian dalam negoisasi dengan pi-
Opposition, New Haven And London, Yale University
Press, 1971, hlm. 15 _______________________________________________
29
Arend Lijphart, Op.Cit., 1995, hlm.15 31
Arend Lijphart, Op.Cit., 1984, hlm.76
Ibid, hlm.17-18 32
Arend Lijphart, Op.Cit., 1995, hlm.18
30 33
Arend Lijphart, Op.Cit., 1995, hlm.15 Ibid, hlm. 21

10
hak oposisi yang mungkin diper- kan kekuasaan pemerintahan), tetapi
lukan untuk menghadapi berbagai tidak semua kekuasaan pemerintahan
masalah yang dapat memecah ada padanya. Kabinet Perancis tetap
belah.34 menjalankan kekuasaan riil disamping
kekuasaan riil yang ada pada presiden.
Presiden Perancis langsung dipilih oleh
E. SISTEM PEMERINTAHAN CAMPU- rakyat dan Presiden Perancis tidak ber-
RAN tanggungjawab kepada badan perwa-
Sistem pemerintahan campuran disini kilan (majelis nasional). Dan presiden
dimaksudkan bahwa sistem pemerinta- (kepala eksekutif) dapat membubarkan
han suatu negara yang tidak menganut parlemen.
sistem pemerintahan parlementer murni
dan sistem pemerintahan presidensial Di Indonesia hanya ada satu lem-
murni. Bentuk campuran dapat menun- baga eksekutif yaitu presiden (single
jukkan ciri-ciri presidensial atau parle- executive) tidak berbagi dengan kabinet
menter yang lebih menonjol. Giovani dan berkedudukan sebagai kepala
Sartori mengatakan bahwa bentuk pe- negara dan kepala pemerintahan. Presi-
merintahan campuran itu mewakili kom- den Indonesia dipilih oleh Majelis Per-
promi antara ekstrem presidensialisme musyawaratan Rakyat (MPR) dan tun-
dan ekstrem parlementarisme. Sadar duk serta bertanggungjawab kepada
akan kemungkinan timbulnya ekses- MPR (Semi Parlementer).
ekses mayoritarian yang melekat pada
sistem presidential, di satu titik ekstrem, Di Finlandia Presiden dipilih oleh
dan kemungkinan akan ketidakstabilan Electoral Collage seperti halnya di
pemerintahan dibawah sistem parlemen- Amerika Serikat dan Perdana Menteri
ter.35 mempunyai kekuatan yang sama de-
ngan presiden dan ini yang menye-
Di Perancis seperti halnya pada sis- babkan Finlandia memakai sistem cam-
tem parlementer, terdapat dua lembaga puran Presidential Parlementary Sys-
eksekutif yatu Presiden dan Kabinet tem.37
yang dipimpin oleh Perdana Menteri.
Kemudian Presiden (kepala eksekutif) Penelitian yang dilakukan Lijphart
dapat membubarkan parlemen, hal ini (1984) terdapat 21 negara memperlihat-
dipengaruhi karena pada masa republik kan bahwa 16 negara dengan mudah
ketiga (1870-1940) dan republik ke- dapat dikategorikan salahsatu apakah
empat (1946-1958) Perancis memakai sistem presidensial atau parlementer,
pemerintahan parlementer dan semen- tetapi sisanya tidak dapat dimasukkan
jak mengadopsi amandemen konstitusi ke dalam salah satu sistem tersebut
1962 republik kelima Perancis memakai dan untuk itu Lijphart membuat matrik
sistem presidensial.36 Sehingga sistem tipologi sebagai berikut.38
pemerintahan Perancis pada saat ini
adalah sistem campuran (semi presiden-
sial) dimana terlihat Presiden Perancis
melaksanakan kekuasaan riil (menjalan-
_______________________________________________
34 _______________________________________________
Ibid, hlm. 22
35 37
Richard Gunther, Membuka Dialog Mengenai Pilihan Ibid, hlm. 70
Institusional di Indonesia : Sistem Presidensial, 38
Ichlasul Amal, Pemberdayaan DPR Dalam Upaya
Parlementer, dan Semipresidensial, dalam Juan J. Linz Demokratisasi, dalam Riza Noer Arfani, Demokrasi
et al, Menjauhi Demokrasi Kaum Penjahat:Belajar dari Indonesia Kontemporer, PT. Raja Grafindo Persada,
Kekeliruan Negara-Negara Lain, Ikra Nusa Bhakti Dan Jakarta, 1996 hlm. 123, lihat lebih lanjut Arend Lijphart,
Riza Sihbudi (Eds), Mizan, Bandung, 2001, Hlm. 132-133 Op.Cit, 1984, hlm. 70
Yang Dikutip Dari Giovani Sartori, Neither Presidentialism
Non Parlemententarim dalam Linz Dan Valenzuela, The
Failure Of Presidential Democracy, 1994
36
Arend Lijpart, Op.Cit, hlm. 71

11
Tabel 39 disinilah diperlukannya sebuah sistem
Tipologi Sistem Pemerintahan pemerintahan untuk menjalankan
Parlementer, Presidensil dan Campuran negara. Pada dasarnya Sistem Peme-
menurut Arend Lijphart rintahan yang ada di dunia terbagi tiga
yaitu Sistem Pemerintahan Parlemeter,
Kepala Eksekutif Sistem Pemerintahan Presidensil dan
Tidak
Sistem Pemerintahan Campuran apakah
Tergantung itu Semi Presidensil atau Semi Parle-
tergantung
Parlemen
Parlemen menter. Masing-masing Sistem Peme-
Dipilih
rintahan ini mempunyai kelebihan dan
Kepala Sistem (Bentuk kelemahan. Sistem Pemerintahan Parle-
oleh
Eksekutif Parlementer Hibrida I)
legislative menter cendrung memberikan kekuasa-
Dipilih
an yang besar pada parlemen sehingga
(Bentuk Sistem eksekutif sangat tergantung pada Parle-
oleh
Hibrida I) Presidensial
rakyat men. Sebaliknya Sistem Pemerintahan
Presidensil memberikan kekuasaan
Sumber : Arend Lijphart, Democracies Pattern of yang sangat besar kepada Eksekutif se-
Majoritarian and Concensus Government in laku Kepala Negara sekaligus Kepala
Twenty-One Countries, Yale University Press
New Haven and London, 1984, hlm. 70.
Pemerintahan sehingga ketergantungan
terhadap parlemen kecil. Sedangkan
Sistem Pemerintahan Campuran adalah
Lipjhart menyatakan bahwa : gabungan antara Sistem pemerintahan
- Sistem Parlementer ditandai dengan Presidensil dan Parlementer. Jika lem-
kepala eksekutif dipilih oleh parlemen baga eksekutif yang lebih dominan
dan tergantung pada parlemen. maka disebut Semi Presidensil, tetapi
- Sistem Presidensial ditandai dengan jika parlemen yang lebih dominan maka
kepala eksekutif dipilih oleh rakyat disebut dengan Semi Parlementer. Apa-
dan tidak tergantung pada parlemen. pun Sistem Pemerintahan yang dipakai
- Bentuk Campuran I ditandai dengan oleh suatu negara tidaklah menjadi
kepala eksekutif dipilih oleh parlemen masalah asalkan tujuan dan fungsi
dan tidak tergantung pada parlemen. negara dapat tercapai demi terwujudkan
Swiss merupakan contoh dari bentuk kesejahteraaan dan kemakmuran bagi
campuran pertama ini dimana ekse- rakyat.
kutif tidak dapat dijatuhkan oleh par-
lemen (Cabinet Federal Council).
- Bentuk Campuran I ditandai dengan DAFTAR PUSTAKA
kepala eksekutif dipilih oleh rakyat
dan tergantung pada parlemen. Be- Amal, Ichlasul, Pemberdayaan DPR
lum ada satupun negara yang me- Dalam Upaya Demokratisasi Da-
nyerupai bentuk campuran II ini. lam Riza Noer Arfani, Demokrasi
Indonesia Kontemporer, PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 1996
IV. PENUTUP
Bahwa sebelum adanya konsep Budiarjo, Miriam, Dasar-dasar Ilmu
negara, segala pusat kekuasaan dipe- Politik, Gramedia Pustaka Utama,
gang oleh raja. Semenjak timbulnya Jakarta, 2008
Teori Kontrak Sosial (Teori Perjanjian)
yang diutarakan oleh Thomas Hobbes, Basah, Sjachran, Ilmu Negara, Pe-
John Locke, J. Roosseau, maka kekua- ngantar, Metode dan Sejarah Per-
saan negara tidak terpusat lagi ditangan kembangannya, Citra Aditya Bak-ti,
raja, raja harus membagi kekuasaannya Bandung, 2011
kepada rakyat. Dimana raja hanya se-
bagai simbol negara dan rakyatlah Dahl, Robert Polyarchy, Participation
menjalankan roda pemerintahan. Maka and Opposition, New Haven And

12
London, Yale University Press, Martosoewignjo, Sri Soemantri Susunan
1971 Ketatanegaraan Menu-rut UUD
1945 dalam Ketata-negaraan
Duverger, Maurice Teori dan Praktek Indonesia dalam Kehi-dupan Politik
Tata Negara, (Penerjemaah: Indonesia (30 tahun kembali ke
Suwirjadi), Pustaka Rakyat, Jakarta, UUD 1945)
1951
Mulyosudarmo, Suwoto Peralihan
Finer, Comparative Government, Pe- Kekuasaan Kajian Teoritis dan
nguin Books Ltd, Harmond Worth, Yuridis Terhadap Pidato
Middle Sex, England, 1974 Nawaksara, PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta, 1997
Isra, Saldi Pergeseran Fungsi Legis-latif,
Rajawali Press, Jakarta, 2010 Pamudji, Perbandingan Pemerintah-an,
Bina Aksara, Jakarta, 1985
Kusnardi, Moh. R Saragih, Bintan, Ilmu
Negara, Gaya Media Pra-tama, R. Saragih, Bintan Sistem Pemerin-
Jakarta, 2008 tahan dan Lembaga Perwakilan
Indonesia, Perintis Press, Jakarta,
Lijphart, Arend Sistem Pemerintahan 1985
Parlementer dan Presidensial, Pe-
nyadur: Ibrahim, dkk, PT.Raja Soehino, Ilmu Negara, Liberty,
Grafindo Persada, Jakarta, 1995 Yogyakarta, 2005

---------------, Democracies: Patterns of Strong, C.F. Modern Political Consti-


Majoritarian and Consensus Go- tution, The English Language Book
vernment in Twenty-One Coun-tries, Society and Side Wick & Jackson
Yale University Press New Haven Limited, London, 1965
and London, 1984

13

Anda mungkin juga menyukai