Anda di halaman 1dari 12

KHITBAH DALAM

PERKAWINAN ISLAM
{ Dr. Utary Maharany B.,H.MHum.
 Al-Khitbah berasal dari lafadz Khathiba, yakhthibu,
khithbatun. Terjemahannya ialah lamaran atau pinangan.
 Al-Khithbah ialah permintaan seorang laki-laki kepada
seorang perempuan untuk dijadikan istri menurut cara-
cara yang berlaku di kalangan masyarakat.
 Dalam pelaksanaan khithbah (lamaran) biasanya masing-
masing pihak saling menjelaskan keadaan dirinya dan
keluarganya.
 Khithbah merupakan pendahuluan perkawinan,
disyari‟atkan sebelum ada ikatan suami istri dengan
tujuan agar waktu memasuki perkawinan didasarkan
kepada penelitian dan pengetahuan serta kesadaran
masingmasing pihak.

PENGERTIAN KHITBAH
 Wahbah Zuhaili mengatakan bahwa pinangan
(khitbah) adalah pernyataan seorang lelaki
kepada seorang perempuan bahwasanya ia
ingin menikahinya, baik langsung kepada
perempuan tersebut maupun kepada walinya.
Penyampaian maksud ini boleh secara
langsung ataupun dengan perwakilan wali
 Amir Syarifuddin mendefinisikan pinangan
sebagai penyampaian kehendak untuk
melangsungkan ikatan perkawinan. Peminangan
disyariatkan dalam suatu perkawinan yang waktu
pelaksanaannya diadakan sebelum berlangsungnya
akad nikah
 Sedangkan Kompilasi Hukum Islam (KHI) Pasal
1, Bab 1 huruf a, memberi pengertian bahwa:
“peminangan ialah kegiatan upaya ke arah
terjadinya hubungan perjodohan antara seorang
pria dengan seorang wanita yang dapat
dilakukan oleh orang yang berkehendak mencari
pasangan, tetapi dapat pula dilakukan oleh
perantara yang dapat dipercaya.”
 Peminangan merupakan terbentuknya hal yang utuh yang
awalnya terpisah laki-laki dan perempuan. Peminangan juga
untuk lebih menguatkan ikatan yang dilakukan sesudah
peminangan, yaitu perkawinan, karena kedua belah pihak
sudah mengenal.
 Secara eksplisit, tujuan dari peminangan memang tidak

disebutkan seperti halnya dalam perkawinan, namun secara


implisit, tujuan daripada peminangan dapat dilihat dari
syarat-syarat yang ada dalam peminangan. Peminangan itu
sendiri mempunyai tujuan, tidak lain yaitu untuk
menghindar dari kesalahpahaman antara kedua belah pihak,
dan juga, agar perkawinan itu sendiri berjalan atas pemikiran
yang mendalam dan mendapat hidayah. Lebih jauh lagi,
suasana kekeluargaaan nantinya akan berjalan erat antara
suami istri, dan anggota keluarga lainnya

MANFAAT DAN TUJAN KHITBAH


 Berkenaan dengan landasan hukum dari
peminangan, telah diatur dalam pasal 11, 12, dan 13
Kompilasi Hukum Islam (KHI), yang menjelaskan
bahwa peminangan dapat langsung dilakukan
oleh orang yang berkehendak mencari pasangan,
akan tetapi dapat pula diwakilkan oleh orang lain
atau perantara yang dapat dipercaya

LANDASAN HUKUM
a. Peminangan dapat dilakukan terhadap seorang
perempuan yang masih perawan atau terhadap janda
yang telah habis masa ‘iddahnya.
b. Perempuan yang ditalak suami yang masih berada
dalam masa ‘iddah raj’iyyah, haram dan dilarang
untuk dipinang.
c. Dilarang juga meminang seorang perempuan yang
sedang dipinang orang lain, selama pinangan laki-
laki tersebut belum putus atau belum ada penolakan
dari pihak perempuan.
d. Putusnya peminangan untuk laki-laki, karena adanya
pernyataan tentang putusnya hubungan pinangan
atau secara diam-diam, laki-laki yang dipinang
menjauhi dan meninggalkan wanita yang dipinang

Syarat Peminangan Pasal 12 KHI :


 Sedangkan berkenaan dengan akibat hukum yang
ditimbulkan dari adanya proses peminangan tersebut
telah diatur dalam Kompilasi Hukum Islam pasal 13
ayat (1) dan (2), yang berbunyi:
(1) Peminangan belum menimbulkan akibat hukum
dan para pihak berhak memutuskan hubungan
peminangan.
(2) Kebebasan memutuskan hubungan peminangan
dilakukan dengan tata cara yang baik sesuai
dengan tuntunan adat dan kebiasaan setempat,
sehingga tetap terbina kerukunan dan saling
menghargai.

AKIBAT HUKUM KHITBAH

Anda mungkin juga menyukai