SAH PERKAWINAN
Dr. Utary Maharany B.,SH.,MHum.
FAK.HUKUM-USU
PENGANTAR
▪ Rukun nikah merupakan bagian dari hakekat
perkawinan, artinya bila salah satu rukun nikah
tidak terpenuhi maka tidak terjadi suatu
perkawinan
▪ Syarat merupakan unsur yang harus ada dalam
setiap perbuatan hukum.
RUKUN NIKAH (Pasal 14 KHI)
1. Calon
Mempelai
Laki-Laki
2. Calon
5. Ijab
Mempelai
Qabul
PR
4. Dua
3. Wali
Orang
Nikah
Saksi
▪ Perkawinan terdiri dari dua bagian yaitu Syarat
Umum dan Syarat Khusus.
▪ Syarat UmumPerkawinan tidak boleh
bertentangan dengan larangan perkawinan
dalam al-Qur’an yang termuat dalam Q.S. al-
Baqarah (2) : 221 tentang larangan perkawinan
karena perbedaan agama, Q.S. an-Nisaa (4) :
22, 23, 24 tentang larangan perkawinan karena
hubungan darah, semenda dan saudara
sesusuan.
SYARAT KHUSUS :
1. Calon Suami dan Isteri
a. Beragama Islam
b. Laki-Laki dan Perempuan (Jelas Laki-laki/PR))
c. Sudah mampu berfikir, dewasa atau akil baligh.
d. Menyetujui perkawinan tersebut.
Calon mempelai harus bebas dalam menyatakan
persetujuannya, tidak dipaksa oleh pihak lain.
Persetujuan menyatakan kehendak ini hanya dapat
dilakukan oleh Dewasa jasmani dan rohani dalam
melangsungkan perkawinan (Pasal 15 KHI).
e. Jelas orangnya
f. Tidak terdapat halangan dan larangan perkawinan
2. Wali Nikah
▪ Hadis Rasulullah“Barangsiapa di antara perempuan yang
menikah tidak dengan izin walinya, maka pernikahannya
batal”Hadis riwayat Ibnu Majah dan Daruqutni
▪ “Janganlah perempuan menikahkan perempuan yang lain,
dan jangan pula seorang perempuan menikahkan dirinya
sendiri”
WALI
NASAB HAKIM