Anda di halaman 1dari 24

Hukum Perkawinan Islam

Tim Dosen Hukum Islam


FHUI
Pengertian Perkawinan

Fikih UU Perkawinan Pasal 1 KHI Pasal 2


• Perkawinan dalam Bahasa arab • Perkawinan ialah ikatan lahir • Perkawinan menurut hukum
disebut al-zawaj atau al-nikah. bathin antara seorang pria Islam adalah pernikahan, yaitu
Secara Bahasa berarti dengan seorang wanita sebagai akad yang sangat kuat atau
menyatukan/al-dhammu atau suami isteri dengan tujuan mitssaqan ghalidzan untuk
saling menyatukan. membentuk keluarga (rumah mentaati perintah Allah dan
• Secara istilah nikah adalah ‘aqd tangga) yang bahagia dan kekal melaksanakannya merupakan
al-tazwij artinya akad berdasarkan ketuhanan Yang ibadah.
perkawinan. Maksudnya adalah Maha Esa
akad yang menggunakan
kalimat al-nikah atau al-ziwaj
atau terjemah dari dua kata
tersebut.
Hukum Menikah
Hukum Menikah
Mubah Sunnah Wajib Makruh Haram
• Sebagian ulama • ‘illahnya adalah • Seseorang apabila • Seseorang yang • Apabila menikah
asal hukum apabila seorang biaya hidupnya fisiknya telah siap, akan
perkawinan dipandang dari telah cukup dan belum sangat menimbulkan
kebolehan atau jasmaninya telah fisiknya sudah mendesak, dan mudharat atau
ibahah. Dasarnya layak dan sangat mendesak belum memiliki didasarkan pada
adalah Q.S. An- berkeinginan untuk kawin, biaya hidup niat jahat
Nisa (4): 1, 3, dan untuk kawin dan sehingga jika tidak sehingga jika ia
24 juga dari hadits telah memiliki akan jatuh kepada kawin akan
Rasul. biaya hidup. penyelewengan membawa
• Daud Az-Zhahiri, kesengsaraan.
Ibnu Hazm dan
Imam Ahmad
hukumnya wajib,
berdasarkan Q.S.
an-Nisa : 3 dan
Q.S. An-Nur : 32.
Asas-asas
Perkawinan dalam
Islam
Asas Kesukarelaan;

Asas Persetujuan kedua belah pihak;


ASAS-ASAS
HK. Asas Kebebasan memilih;
PERKAWIN Asas Kemitraan suami isteri;
AN ISLAM
Asas Untuk selama-lamanya;

Asas Monogami terbuka


Asas kesukarelaan

• Asas terpenting
perkawinan Islam. Harus
terdapat antara kedua
calon suami isteri, dan
antara kedua orang tua
kedua belah pihak.
2. Asas persetujuan kedua
belah pihak.
Tidak boleh ada paksaan dalam
melangsungkan perkawinan.
3. Asas kebebasan memilih
pasangan.
Berlaku untuk calon mempelai
wanita juga. H.R Ibnu Abbas ttg
seorang gadis Jariyah
4. Asas kemitraan suami-isteri dengan tugas dan fungsi yang berbeda karena
perbedaan kodrat.
(Q.S. 4 : 43 dan 2 ayat 187)  Kedudukan suami-isteri dlm bbrp hal ada yang sama
dan berbeda. Suami menjadi kepala keluarga, istri menjadi kepala rumah tangga.
5. Asas untuk selama-
lamanya 
Perkawinan dilaksanakan
untuk melangsungkan
keturunan & membina cinta
serta kasih sayang selama hidup
(Q.S.30: 21).
6. Asas monogami terbuka.
(Q.S.4 ayat 3 jo ayat 129). 
Seorang pria muslim boleh
beristri lebih dari seorang, asal
memenuhi bbrp syarat tertentu.
Rukun dan Syarat
Perkawinan
Rukun dan Syarat

Rukun Syarat
Rukun

Rukun ialah unsur pokok (tiang)

Rukun nikah merupakan bagian dari hakekat


perkawinan, artinya bila salah satu rukun nikah
tidak terpenuhi maka tidak terjadi suatu
perkawinan.
Rukun Perkawinan

No Ketentuan Fikih UU Perkawinan KHI


1 Calon Suami V (Pasal 1) V
2 Calon Istri V (Pasal 1) V
3 Saksi V
4 Wali V (Pasal 6) V
5 Ijab Kabul V (Pasal 1) V
Keterangan UU Perkawinan tidak secara Dalam Pasal 14
eksplisit menyebutkan hal
sebagai rukun.
Syarat
Syarat merupakan unsur
pelengkap dan menentukan
sahnya setiap perbuatan hukum
Syarat Mempelai
Syarat Umum

• tidak boleh bertentangan dengan larangan perkawinan

Syarat Khusus

• Khusus kedua mempelai


• Beragama Islam
• Menyetujui perkawinan (KHI 16-17)
• Dewasa Jasmani dan Rohani (KHI 15)
• Khusus untuk mempelai laki-laki
• Khusus untuk mempelai perempuan
Syarat Calon Suami dan Istri

Suami Istri
• Terang laki-lakinya (bukan banci) • Terang perempuannya (bukan banci).
• Sekurang-kurangnya berusia 19 • Sekurang-kurangnya berusia 19 tahun
tahun • Telah memberi izin kepada wali untuk
menikahkannya.
• Tidak beristeri lebih dari empat.
• Tidak bersuami, tidak dalam masa
• Tidak mempunyai isteri yang ‘iddah.
haram. • Belum pernah dili’an (sumpah li’an)
• Mengetahui bakal isterinya tidak oleh bakal suaminya
haram dinikahinya
Sumber: Neng Djubaedah, Hukum Perkawinan di Indonesia, hlm. 63)
Syarat Wali
• Aisyah RA berkata bahwa Rasu lullah pernah • KHI Pasal 20 ayat (1)
bersabda: "Wanita mana pun yang menikah
tanpa seizin walinya maka nikahnya adalah • Aqil
batal, nikahnya adalah batal, nikahnya adalah • Baligh
batal." HR Abu Daud
• Tidak tuli, bisu, atau uzur (Ps 22
• “Janganlah perempuan menikahkan
perempuan yang lain, dan jangan pula seorang
KHI)
perempuan menikahkan dirinya sendiri” (Hr. • Laki-laki,
Ibnu Majah dan Darul Quthni).
• Adil
• Syafi’i = tidak ada kawin tanpa wali
• dan tidak sedang ihram atau
• Hanafi = wanita dewasa tidak perlu wali nikah umroh.
• KHI = Harus ada wali (Pasal 19)
Wali Wali
Nasab Hakim
(KHI Pasal (KHI Pasal
21) 23)
Macam-macam
Wali

Hakam Muhakam
• Tidak sah nikah kecuali dengan wali dan dua
saksi yang adil” (H.R Ahmad)
• KHI Pasal 25 syarat Saksi
• Laki-laki minimal dua orang. Jika tidak ada laki-
laki maka seorang laki-laki digantikan dengan

Syarat Saksi
dua orang perempuan.
• Muslim
• Adil
• Aqil Baligh
• Tidak terganggu ingatan
• Tidak tuli
• Tidak menjadi wali
Qabul dari pihak
Ijab dari Wali (KHI
calon suami
Pasal 28)
(Pasal 29 ayat (1)

Syarat Ijab dan


Qabul Pemberian kuasa
Qabul dapat
dilakukan dengan
Tidak boleh ada
syarat tegas dan
jeda waktu antara
tertulis dan
ijab dan qabul
mempelai
(Pasal 27)
perempuan tidak
keberatan (KHI 29
ayat 2 dan 3).
• Istilah lain dari mahar adalah shadaq
• QS. Al-Nisa ayat 4, 20, 25
• Calon suami wajib memberikan mahar kepada
calon istri (KHI Pasal 30)

Mahar • Jumlah, bentuk, dan jenis disepakati kedua


mempelai (KHI Pasal 31)
• Biasanya diberikan pada waktu akad dibayar tunai
atau secara utang (Pasal 33).
• Kelalaian dalam penyebutan jumlah dan jenis tidak
membatalkan perkawinan (KHI Pasal 34)
• Mahar Musamma
Mahar yang telah disepakati oleh
calon suami dan calon istri

Macam Mahar • Mahar Mitsil


Mahar yang belum ditentukan
jumlah dan bentuknya pada saat
ijab kabul
Syarat Sah Perkawinan Menurut UU
Perkawinan

Pasal 2 ayat (1): perkawinan adalah sah Penjelasan Pasal 2: tidak ada perkawinan
apabila dilakukan menurut hukum masing- di luar hukum masing-masing agamanya
masing agamanya dan kepercayaannya itu. dan kepercayaanya itu.

Anda mungkin juga menyukai