ISLAM
PART 1
MATERI
1. Dasar-dasar Perkawinan Islam
2. Rukun & Syarat Perkawinan Islam
3. Pencegahan dan Pembatalan Perkawinan
4. Kawin Hamil
5. Beristri Lebih dari satu orang
6. Harta Kekayaan dalam Perkawinan
7. Perjanjian Perkawinan
8. Hak & Kewajiban Suami & Istri
9. Putusnya Perkawinan
10. Status Anak dalam Perkawinan
BAHAN BACAAN
Buku
1. Ahmad Azhar Basyir, 1995, Hukum Perkawinan Islam, Penerbit UII,
Yogyakarta
2. Amir Syarifuddin, 2006, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia Antara
Fiqh Munakahat dan Undang-undang Perkawinan, Kencana, Jakarta.
3. Mardani, 2016, Hukum Keluarga Islam di Indonesia, Kencana, Jakarta.
4. Abd. Shomad, 2010, Hukum Islam : Penormaan Prinsip Syariah dalam
Hukum Indonesia, Kencana, Jakarta.
5. Mahkamah Agung, (2006, Revisi 2010 dan 2013), Buku II Pedoman
Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Peradilan Agama, Mahkamah
Agung, Jakarta.
6. D.Y. Witanto, 2012, Hukum Keluarga : Hak dan Kedudukan Anak Luar
Kawin Pasca Keluarnya Putusan MK tentang Uji Materiil UU
Perkawinan, Prestasi Pustakarya, Jakarta.
7. Andi Syamsu Alam dan M. Fauzan, 2008, Hukum Pengangkatan Anak
Perspektif Hukum Islam, Kencana, Jakarta.
BAHAN BACAAN
Peraturan Perundang-undangan dan Putusan MK
1) Undang-undang No. 1 tahun 1974 tentang Perkawinan
2) Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 1975 tentang
Pelaksanaan Undang-undang No. 1 tahun 1974 tentang
Perkawinan
3) Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1983 jo Peraturan
Pemerintah No. 45 Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan
Perceraian Bagi Pegawai Negeri Sipil
4) Inpres No. 1 tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam
5) Putusan Mahkamah Konstitusi No. 46/PUU-VIII/2010
6) Putusan Mahkamah Konstitusi No. 69/PUU-XIII/2015
7) Fatwa MUI No. 11 Tahun 2012 tentang Kedudukan Anak
Hasil Zina dan Perlakuan Terhadapnya
DASAR-DASAR PERKAWINAN ISLAM
Hidup berpasang-pasangan adalah
pembawaan naluriah manusia (QS
Adz-Dzariyat : 49)
Islam menganjurkan umatnya agar
menikah (al-hadits)
DASAR HUKUM BERLAKUNYA HUKUM
PERKAWINAN ISLAM DI INDONESIA
Pasal 4 KHI:
Perkawinan adalah sah, apabila dilakukan
menurut hukum Islam sesuai dengan pasal 2
ayat (1) UU No. 1 Tahun 1974
PENCATATAN PERKAWINAN
Pasal 2 ayat (2) UUP:
Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut
peraturan perundang- undangan yang
berlaku.
2 1
Saudara Saudara Wali
Kakek 5 Kakek Hakim
Perpindahan:
• Tidak 2 1 Alasan :
memenuhi Paman 4 Paman • Wali Nasab tidak ada
• Wali Nasab tidak
syarat
• Tuli 2 1 mungkin dihadirkan
Saudara Saudara • Wali Nasab ghaib
• Bisu
• Pikun
Laki-laki 3 Laki-laki • Wali Nasab adlal
2 Kakek
1 Ayah
Ad. Dua orang saksi
Syarat: muslim, laki-laki, akil baligh, adil,
tidak tuna rungu dan tidak sakit ingatan
Kewajiban : hadir dan menyaksikan
langsung akad nikah, menandatangani
akta nikah
Ad. Akad nikah
Akadnikah adalah rangkaian ijab yang
diucapkan oleh wali dan kabul yang
diucapkan oleh mempelai pria atau wakilnya
disaksikan oleh dua orang saksi.
Syarat : jelas, beruntun dan tidak berselang
waktu
Yang
melakukan : wali nikah(atau yang
mewakili) dan mempelai laki-laki (atau yang
mewakili)
MAHAR
Pengertian : mahar adalah pemberian dari calon
mempelai pria kepada calon mempelai wanita,
baik berbentuk barang, uang, atau jasa yang tidak
bertentangan dengan hukum Islam
Hukumnya : wajib bagi calon mempelai pria
Mahar bukan merupakan rukun dalam perkawinan.
Kelalaian menyebut jenis dan jumlah mahar
pada waktu akad nikah tidak menyebabkan
batalnya perkawinan. Mahar yang masih terutang
tidak mengurangi sahnya perkawinan
MAHAR (lanj.)
Kewajiban membayar mahar (yang
terutang) jika perkawinan putus:
1. Suami mentalak isteri qobla dukhul : ½
mahar
2. Suami meninggal qobla dukhul : penuh
3. Perceraian qobla dukhul dan besar
mahar belum ditentukan : mahar mitsil
PENCEGAHAN PERKAWINAN
Tujuan : menghindari perkawinan yg dilarang
hukum Islam dan Per-UU an
Alasan pencegahan : 1. Calon suami atau calon
isteri tdk memenuhi syarat menurut hk Islam dan
Per-UUan; 2. Tidak sekufu karena perbedaan
agama
Yang dapat mencegah : keluarga dalam garis
keturunan lurus ke atas dan ke bawah, saudara,
wali nikah, wali pengampu, suami atau isteri,
pejabat yang mengawasi perkawinan
PENCEGAHAN PERKAWINAN (lanj.)