Anda di halaman 1dari 3

SYARAT PERKAWINAN AGAMA HINDU:

1. Untuk mengesahkan perkawinan menurut hukum Hindu harus dilakukan oleh


pendeta atau rohaniawan dan pejabat agama yang memenuhi syarat untuk
melakukan perbuatan itu. Orang yang berwenang mengawinkan adalah yang
mempunyai status kependetaan atau dikenal dengan mempunyai status Loka
Praya Sraya.

2. Suatu perkawinan dikatakan sah apabila kedua calon mempelai telah menganut
agama Hindu (agama yang sama).

3. Berdasarkan tradisi yang telah berlaku di Bali, perkawinan dikatakan sah setelah
melaksanakan upacara Byakala atau upacara Mabiakaonan sebagai rangkaian
upacara wiwaha. Demikian juga untuk umat Hindu yang berada di luar Bali, sahnya
suatu perkawinan yang dilaksanakan dapat disesuaikan dengan adat dan tradisi
setempat.

4. Calon mempelai tidak terikat oleh suatu ikatan pernikahan atau perkawinan.

5. Tidak ada kelainan, seperti tidak banci, kuming atau kedi (tidak pernah haid),
tidak sakit jiwa atau ingatan serta sehat jasmani dan rohani.

6. Calon mempelai cukup umur, untuk pria minimal berumur 21 tahun, dan yang
wanita minimal berumur 18 tahun. Namun, BKKBN merekomendasikan usia
pernikahan perempuan minimal 21 tahun dan laki-laki 25 tahun.

7. Calon mempelai tidak mempunyai hubungan darah yang dekat atau sapinda.
SYARAT PERNIKAHAN AGAMA BUDDHA:
1.Calon pengantin menghubungi pengurus vihara atau Pandita Lokapalasraya untuk mendapatkan
pengarahan mengenai persiapan peralatan untuk upacara serta hal-hal yang harus dipelajari oleh
kedua calon mempelai.
2.Calon pengantin melengkapi dokumen serta berkas pernikahan sebagaimana diatur oleh Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil untuk diserahkan ke vihara:
 Formulir pemberkatan yang bisa diambil di vihara,
 Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang sudah dilegalisir kelurahan,
 Fotokopi Kartu Keluarga (KK) yang sudah dilegalisir kelurahan,
 Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) orang tua mempelai pria dan wanita,
 Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) saksi dari kedua belah pihak,
 Fotokopi Akte Lahir mempelai pria dan wanita,
 Surat Keterangan Belum Menikah dari kelurahan masing-masing mempelai.
3. Calon pengantin mengikuti bimbingan atau konseling pernikahan secara online maupun offline.

urutan prosesi pemberkatan pernikahan agama Buddha:

1. Kedua mempelai memasuki ruangan upacara, dengan diiringi orang tua atau wali, saksi
dan keluarga;
2. Persembahan altar Buddha;
3. Tanya jawab mempelai, orang tua dan saksi;
4. Persembahan Puja;
5. Penghormatan kepada Tri Ratna;
6. Pembacaan ikrar mempelai;
7. Pemasangan cincin perkawinan;
8. Pemasangan pita dan kain kuning;
9. Pemberkatan oleh orang tua dan Pandita Lokapalasraya;
10. Pesan atau nasehat dari orang tua;
11. Pesan Dhamma;
12. Pelepasan pita dan kain kuning;
13. Penandatangan ikrar oleh mempelai, orang tua/ wali dan saksi;
14. Penyerahan surat keterangan perkawinan dan Ikrar;
15. Penutup upacara perkawinan.

SYARAT PERNIKAHAN AGAMA KONGHUCU:


Dalam ajaran agama Khonghucu perkawinan adalah, ikatan lahir batin antara seorang pria dan se
orang wanita dengan tujuan untuk membentuk keluarga (rumah tangga yang bahagia), dan
melangsungkan
keturunan berdasarkan Ketuhanan Yang maha Esa. Tujuan perkawinan dalam agama Konghucu
Indonesia ialah memungkinkan manusiamelangsungkan sejarahnya dan mengembangkan benih-
benih Thian (Tuhan Yang Maha Esa), berwujud kebajikan yang bersemayam di dalam dirinya, d
an memungkinkan manusia membimbing putra-putrinya. 

Syaratnya sbb:
1) Bagi perempuan genap berusia 17 (tujuh belas) tahun , sedangkan bagi laki-laki minimal
berusia 21 (dua puluh satu) tahun. Atau karena pertimbangan lain.
2) Sebagai kesepakatan dari kedua calon mempelai tanpa merasa terpaksa.
3) Masing-masing calon mempelai tidak atau belum terikat dengan seseorang yang dianggap
sudah hidup sebagai suami atau isteri.
4) Wajib melaksanakan pengakuan Iman sebagai umat Konghucu yang peneguhannya
dilangsungkan di tempat-tempat peribadahan agama Konghucu dan/atau dihadapan
rohaniawan.
5) Wajib mengikuti kebaktian di tempat-tempat peribadahan agama Konghucu.
6) Wajib mengajukan permohonan dengan mengisi, dan membubuhkan tanda tangan di atas
meterai, formulir permohonan Liep Gwan/Li Yuan pernikahan secara jujur dan benar.
7) Wajib mengikuti pembinaan pra nikah (sebelum Liep Gwan/Li Yuan)
8) Mendapatkan restu dan/atau persetujuan dari orang tua kedua pihak, khususnya bagi
calon mempelai yang masih dibawah umur.
9) Menyertakan dua orang sebagai saksi.

Adapun tata cara upacara Liepgwan perkawinan konghucu adalah sebagai berikut:
1) mempelai, orang tua/wali, saksi, menghadap altar
2) Orang tua mempelai menyalakan lilin besar pada altar Nabi maupun altar King Thi Kong
(bila cioo thau dilaksanakan di lithang)
3) Mempelai menyalakan lilin pada meja upacara mempelai.
4) Dibagikan dupa dan sembayang ke altar King Thi Kong. Mempelai mengakhiri upacara ini
dengan Sam Kwi Kiu Khau.
5) Menghadap altar Nabi dan dibagikan dupa. Setelah penaikan dupa mempelai kwi di
hadapan meja upacara mempelai. Mempelai meletakkan tangan kiri di atas Kitab Suci Su Si
yang diletakkan di meja.
6) Dibacakan surat Liepgwan sampai digenapkan dengan pengucapan dengan pengucapan
prasatya pernikahan dan mereguk air sidi.
7) Surat peneguhan pernikahan dibubuhkan tandatangan
8) Cincin kawin dikenakan, berdiri, surat peneguhan diserahkan
9) Penyempurnaan surat doa

Anda mungkin juga menyukai