Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS ALUR PERNIKAHAN DAN ALUR PERCERAIAN

Disusun oleh:

Febrian Akbar (2210202030)

Bagas Budiawan (2210202032)

A.Gymnastiar ( 22220202121)

Gani Assary Wicaksono (2240202199)

Adrian Syahputra (2240202192)

Budi Wahyu Andrian (2240202205)

A. Pengertian Pernikahan
Pernikahan menurut syariat islam merupakan salah satu asas hidup dalam
bermasyarakat beradat dalam pandangan islam sebuah pernikahan tidak hanya
semata-mata mengatur kehidupan berumah tangga dan melanjutkan keturunan
tetapi merupakan sebuah pintu silahturahmi antar manusia satu sama lain.
Sebagaimana Allah berfirman

َ ِ‫ار َوا ْبتِغ َۤاُؤ ُك ْم ِّم ْن فَضْ لِ ٖ ۗه اِ َّن فِ ْي ٰذل‬


ٍ ‫ك اَل ٰ ٰي‬
َ‫ت لِّقَوْ ٍم يَّ ْس َمعُوْ ن‬ ٰ
ِ َ‫َو ِم ْن ا ٰيتِ ٖه َمنَا ُم ُك ْم بِالَّ ْي ِل َوالنَّه‬
Artinya :

Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah tidurmu pada waktu


malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya.
Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi
kaum yang mendengarkan.

B. Syarat Pernikahan
Syarat adalah sesuatu yang mesti ada yang menentukan sah atau
tidaknya suatu pekerjaan (ibadah), tetapi sesuatu itu tidak termasuk
dalam rangkaian pekerjaan tersebut. Adapun syarat sah dalam pernikahan
sebagai berikut:5
1) Calon suami
Seorang calon suami yang akan menikah harus memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut:
a) Bukan mahram dari calon istri
b) Tidak terpaksa (atas kemauan sendiri)
c) Jelas orangnya (bukan banci)
d) Tidak sedang ihram haji
2) Calon istri
Bagi calon istri yang akan menikah juga harus memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut:
a) Tidak bersuami

b) Bukan mahram

c) Tidak dalam masa iddah

d) Merdeka (atas kemauan sendiri)

e) Jelas orangnya

f) Tidak sedang ihram haji

3) Wali

Untuk menjadi seorang wali dalam sebuah pernikahan, harus

memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

a) Laki-laki

b) Dewasa

c) Waras akalnya

d) Tidak dipaksa

e) Adil

f) Tidak sedang ihram haji

4) Ijab kabul
Ijab adalah sesuatu yang diucapkan oleh wali, sedangkan kabul

ialah sesuatu yang diucapkan oleh mempelai pria atau wakilnya

disaksikan oleh dua orang saksi.

5) Mahar

Mahar adalah pemberian dari calon mempelai pria kepada

calon mempelai wanita, baik dalam bentuk barang atau jasa yang

tidak bertentangan dengan hukum Islam.6

Fuqaha>’ sependapat bahwa maskawin itu termasuk syarat

sahnya nikah dan tidak boleh diadakan persetujuan untuk

meniadakannya.

Sebagaimana firman Allah dalam surat An Nisa>’ ayat 4:

‫صد ُٰقتِ ِه َّن نِحْ لَةً ۗ فَا ِ ْن ِط ْبنَ لَ ُك ْم ع َْن َش ْي ٍء ِّم ْنهُ نَ ْفسًا فَ ُكلُوْ هُ هَنِ ۤ ْيـًٔا َّم ِر ۤ ْيـًٔا‬
َ ‫َو ٰاتُوا النِّ َس ۤا َء‬

Artinya : Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi)


sebagai pemberian dengan penuh kerelaan. Kemudian jika mereka menyerahkan
kepada kamu sebagian dari maskawin itu dengan senang hati, maka makanlah
(ambillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang sedap lagi baik akibatnya.
(QS. An Nisa : 4).

b. Rukun Pernikahan

Rukun adalah sesuatu yang harus ada untuk menentukan sah atau

tidaknya suatu pekerjaan (ibadah), namun sesuatu itu termasuk dalam

rangkaian pekerjaan tersebut. Adapun rukun dalam sebuah pernikahan,

jumhur ulama sepakat ada empat, yaitu:10

1) Adanya calon suami dan istri yang akan melakukan pernikahan.

Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh kedua mempelai adalah:

a) Laki-laki dan perempuan yang melangsungkan pernikahan


haruslah sama-sama beragama Islam.

b) Keduanya harus jelas identitasnya dan bisa dibedakan dengan

orang lain, baik terkait dengan nama, keberadaan, jenis kelamin

dan hal-hal lainnya yang berkenaan dengan dirinya. Dengan

adanya syariat peminangan sebelum berlangsungnya pernikahan

kiranya merupakan suatu syarat supaya kedua calon mempelai

bisa sama-sama tahu dan mengenal satu sama lain secara baik dan

terbuka.

c) Kedua belah pihak telah setuju untuk menikah dan juga setuju

dengan pihak yang mengawininya. Tentang izin dan persetujuan dari kedua
belah pihak yang akan melangsungkan pernikahan

ulama fikih berbeda pendapat dalam menyikapinya.

Sedangkan dalam Kompilasi Hukum Islam ditegaskan mengenai

persyaratan persetujuan kedua mempelai pada pasal 16, yaitu:

a) Perkawinan didasarkan atas persetujuan calon mempelai.

b) Bentuk persetujuan calon mempelai wanita berupa pernyataan

tegas dan nyata dengan tulisan, lisan, atau isyarat tapi dapat juga

dengan berupa diam dalam arti selama tidak ada penolakan yang

tegas.

c) Antara kedua belah pihak tidak ada hal-hal yang terlarang untuk

melangsungkan pernikahan.

d) Kedua belah pihak telah mencapai usia yang pantas dan layak

untuk melangsungkan pernikahan. Untuk syarat yang terakhir ini

akan dibahas sendiri pada penjelasan selanjutnya.


2) Adanya wali dari pihak calon pengantin wanita. Akad nikah dianggap sah
apabila ada seorang wali atau wakilnya yang akan menikahkannya.

A. Alur-alur Pernikahan
a. Pendaftaran Nikah Secara online
1. Login atau masuk ke akun sikmah yang telah di daftarkan
2. Klik menu ‘Daftar Nikah’ pada menu dashboard akun sikmah
3. Masukkan Nomor Daftar Nikah dan Nomor Rekomendasi Nikah
4. Pilih tempat dan waktu pelaksanaan nikah, meliputi: Provinsi,
Kabupaten/Kota, Kecamatan, serta tanggal dan jam pelaksanaan
pernikahan,
5. Masukkan data calon suami dan calon istri, termasuk kedua orang tua
calon suami dan calon istri, serta wali nikah,
6. Unggah dan lengkapi dokumen yang diminta,
7. Masukkan nomor telepon dan alamat email,
8. Unggah foto,
9. Cetak bukti pendaftaran nikah.

Dokumen Daftar Nikah:

1. N1 – Surat Pengantar Nikah (Didapat dari Kelurahan/Desa),

2. N3 – Surat Persetujuan Mempelai,

3. N5 – Surat Izin Orang Tua (Jika calon pengantin umurnya di bawah 21 tahun),

4. Surat Akta Cerai (Jika calon pengantin sudah cerai),

5. Surat Izin Komandan (Jika calon pengantin TNI atau POLRI),

6. Surat Akta Kematian (Jika calon pengantin duda/janda ditinggal mati),


7. Izin/Dispensasi dari Pengadilan Agama apabila:

a. Calon Suami Kurang dari 19 Tahun,

b. Calon Istri Kurang dari 19 Tahun,

c. Izin Poligami,

8. Izin dari Kedutaan Besar untuk WNA,

9. Fotocopy Identitas Diri (KTP),

10. Fotocopy Kartu Keluarga,

11. Fotocopy Akta Lahir,

12. Surat Rekomendasi Nikah dari KUA Kecamatan (Jika nikah dilangsungkan di luar
wilayah tempat tinggal catin),

13. Pasphoto ukuran 2 x 3 sebanyak 5 lembar,

14. Pasphoto ukuran 4 x 6 sebanyak 2 lembar

Perceraian

Perceraian adalah putusnya hubungan antara pasangan suami dan istri dalam dunia
pernikahan, dalam islam sebenarnya perceraian adalah hal yang dibenci oleh
allah ,namun perceraian adalah jalan terakhir yang bisa di lakukan jika pernikahan tidak
menemukan titik terang akan sebuah masalah.

Alur alur perceraian

1. Menyiapkan Dokumen yang Dibutuhkan


2. Mendaftarkan Gugatan Cerai ke Pengadilan
3. Membuat Surat Gugatan
4. Menyiapkan Biaya Perceraian
5. Mengetahui Tata Cara dan Proses Persidangan
6. Menyiapkan Saksi
KESIMPULAN
Pernikahan adalah upacara yang sacral dan wajib dilaksanakan dalam
ajaran islam. Pernikahan itu sendiri bermanfaat untuk menjalin silaturahmi dan
menambah keturunan. Didalam hubungan keluarga hendaknya membina
hubungan yang harmonis, sehingga hubungan itu sendiri menjadi lebih baik dan
rukun, dan dapat menghindari dari perpisahan atau perceraian dalam rumah
tangga. Dalam memilih sebuah pasangan hendaknya harus teliti dari segi
penampilan akhlaq dan yang lain, karena apabila keluarga tidak mencakup hal
itu akan sering menimbulkan permasalahan dalam keluarga.
Perceraian adalah suatu hal yang benar benar dibenci oleh ALLAH SWT
dan perceraian itu sendiri dapat menimbulkan tekanan mental atau psikis kedua
belah pihak, Maka kita harus benar benar menjaga keluarga kita agar terjalin
keliarga yang harmonis.
LAMPIRAN.

Anda mungkin juga menyukai