KONTEKSTUALISASINYA
DALAM ISLAM
Oleh :
H. ZUHRI, M.Si
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kediri
CURRICULUM VITAE
• Nama : H. Zuhri, M.Si.
• NIP : 19650803 200003 1 001
• TTL : Rembang, 3 Agustus 1965
• Pangkat/Gol : Pembina Tk. I (IV/b)
• Jabatan Dinas : Kepala Bidang Penais Zawa Kanwil Kemenag Jatim
• Jabatan sebelumnya : 1. Penyuluh Agama Islam Kemenag Kota Kediri
2. Penyelenggara Zawa Kemenag Kota Kediri
3. Kasubag TU Kankemenag Kota Kediri
4. Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Pacitan
5. Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Kediri
6. Kabid Penais Kementerian Agama Prov. Jawa Timur
7. Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Kediri
• Instansi : Kantor Kementerian Agama Kab. Kediri
• Alamat Kantor / Telpon : Jl. Pamenang No. 64 Ngasem Kediri - 0354687353
• Alamat Rumah : Jl. KH. Wahid Hasyim Gg. 9a Kel. Bandar Lor
RT/RW. 26/05 No. 12 Kec. Mojoroto Kota Kediri
• Pendidikan Formal : 1. SD
2. MTs
3. MA
4. S1, S2 dan S3
• Pendidikan Non Formal : 1. Madrasah Diniyah Tuhfatus Shibyan Sedan Rembang
2. Ponpes Al Anwar Sarang Rembang
3. Ponpes Lirboyo Kediri
• Pengalaman kediklatan : 1. Diklat PIMIV tahun 2009
2. Diklat PIMIII tahun 2015
• Nama Isteri : Siti Khoiriyah
• Jumlah Anak : dua orang
1. Ahmad Fiqhy Amirul Riyansyah
2. Umy Fiqha Nur Azizah
• No. HP/WA : 081235304441
KONSEP PERSIAPAN PERNIKAHAN
Poligami
Pernikahan Siri
Nikah Mut’ah
Nikah Beda Agama
Poligami
Dasar Hukum, Q.S. An-Nisa,4 : 3 dan 129.
Latar belakang turunnya ayat :
Pasca perang Uhud, banyak janda dan anak
yatim yang harta bendanya tidak terurus.
Penekanan pada konsep keadilan, bukan pada
bilangan istri.
Pembatasan jumlah istri, dari yang tanpa
batas, menjadi maksimal empat dengan tetap
mengedepankan asas monogami.
….. Lanjutan ….
• Hukum Islam Nasional setelah
diundangkannya Kompilasi Hukum
Islam secara tegas dan jelas telah
melarang perkawinan beda agama baik
untuk menikahi laki-laki maupun
perempuan yang tidak beragama Islam.
• Hal ini bertujuan untuk menjamin
kepastian hukum dan kemaslahatan
mengenai perkawinan itu sendiri
Potensi permasalahan hukum
• Mengenai Keabsahan perkawinan yang
akan menimbulkan kurangnya kepastian
mengenai pemenuhan hak dan
kewajiban antara suami dan istri;
• Hak Kewarisan terhadap Anak-Anaknya;
• Masalah pilihan Pengadilan tempat
menyelesaikan sengketa rumah tangga
(Kompetensi Absolut Pengadilan);
Penutup
Perkawinan merupakan penyatuan dua
manusia pada bentuk asal yang paling
hakiki ( nafsun wahidah – Q.S. Al-A’raf,7:
189), juga merupakan bentuk
keterkaitannya dalam satu kesatuan (min
anfusikum- Q.S. Ar-Ruum, 30 : 21), yang
akan dijadikan landasan dalam
mewujudkan rasa cinta kasih, saling
menyayangi, saling menghargai dan saling
memotivasi menuju terciptanya rumah
tangga yang bermartabat di hadapan Allah
swt.
TERIMA KASIH