Anda di halaman 1dari 3

Nama: Nabila Salsa Islamidina

NIM : 6211171104

Thomas Hobbes

Realisme

Thomas Hobbes Hobbes menjelaskan tiga asumsi dasar realisme, yaitu manusiaadalah sama,
manusia berinteraksi dalam lingkungan yang anarkis, dan manusiadiarahkan oleh kompetisi, rasa
ketidakpercayaan diri , dan kemuliaan . Oleh karenaitu kemudian muncul konsep war of all
against all, semua manusia pada dasarnyaberkompetisi demi kepentingannya sendiri. Secara
singkat realisme klasik olehHobbes menekankan pada kekuatan politik dan hukum internasional.

Verinsaura. Thomas hobbes hobbes menjelaskan tiga asumsi dasar. (online).


https://www.coursehero.com/file/pr8ppm/Thomas-Hobbes-Hobbes-menjelaskan-tiga-asumsi-
dasar-realisme-yaitu-manusia/ . Diakses pada tanggal 03 Mei 2019

Pemikiran Thomas Hobbes (1588-1679), tentang metode empiris eksperimental berdasarkan


pengalaman nyata. Dan konsep state of nature (kondisi alami manusia) adalah gagasan Hobbes
mempertahankan diri atau takut kehilangan nyawanya. Persaan takut inilah menjadi dasar maka
dipakai acaman supaya bisa santun baik, dan membawa diri dengan  sebagai antropologis
Hobbes menyusun filsafat negara.

Thomas Hobbes menolak asumsi dasar manusia adalah bersifat social, dan satu-satunya
kecendrungan manusia adalah mempertahankan dirinya sendiri. Upaya mempertahankan diri ini
akan memunculkan persaingan alami, sifat kelangkaan sumberdaya, keinginan menguasai, dan
memonopoli agar hidupnya bereksistensi. Maka selanjutnya terjadilah perang semua melawan
semua (bellum omnium contra omnes). Dan terjadilah manusia serigala atas yang lainnya (homo
homini lupus).

Maka untuk menghindari peperangan tindakan tersebut dengan fakultas akal budinya manusia
mengadakan kesepakatan atau perjanjian mendirikan negara (civitas). Tujuan nya adalah aman
damai dan hidup berdampingan saling menjaga hak dan kewajibannya.

Negara berhak menuntut kepatuhan dan tanpa kecuali pada siapapun berlaku sama. Dan supaya
taat maka ada acaman hukuman bagi para pelanggarnya. Semua UU, dan regulasi dipastikan ada
hukum bagi yang melanggar, sampai dengan hukuman kematian bagi para pelanggarnya guna
meredam perilaku binatang destruktif. Fungsi negara menciptakan ketaatan adalah mentertibkan
warganya, agar dapat hidup aman, tentram, keteraturan, dan kepastian hukum. Maka individu
dipastikan aman jika patuh pada hukum.

Thomas Hobbes  menyatakan problem muncul { ["ketika negara tetap menindas warga negara
patuh, dan taat hukum"]. Maka tidak ada alasan warga negara untuk patuh hukum, sebab negara
telah menjadi ancaman terhadap ketentraman hidupnya"}, dan alasan takut pada hukum atau
anacaman kematian oleh negara menjadi hilang dan tidak berfungsi lagi. Akhirnya hilanglah
kekuasaan negara tersebut di lawan secara kolektif oleh (mereka) atau individu-individu tersebut.
Pada kondisi inilah "Sang Leviathan" atau monster laut raksasa muncul balik menerkam negara,
dan hilangnya tatanan (oder) atau civitas dalam masyarakat.

Dengan kata lain Thomas Hobbes, menyatakan agar dirinya selamat  (tidak dibunuh), mereka
berbalik arah menghancurkan negara. Ini terjadi jika negara melakukan praktik menindas mereka
yang taat hukum. Pada titik inilah maka perjanjian (Civitas) menjadi tidak berlaku lagi dan
masyarakat kembali kepada keadaan alamiah semuaMaka bagi Thomas Hobbes, negara yang
baik yang memiliki Prinsip Hukum yang kuat, dan keadulatan hukum. Dengan prinsip ini maka
tidak ada keterjadian (anarki, :"a" artinya tidak,  "arkhe" artinya prinsip). Tidak adanya prinsip
tersebut akan mengakibatkan kehancuran sendi-sendi kehidupan martabat manusia.

Apollo(Daito), 13 Agustus 2018, Thomas Hobbes Kudeta pada Negara "Sang Leviathan".
(online). https://www.kompasiana.com/balawadayu/5b714f69677ffb30be14ad95/thomas-hobbes-
kudeta-pada-negara-sang-leviathan . diakses pada tanggal 03 Mei 2019
Hobbes mengusulkan bahwa keadaan dasar alami manusia adalah salah satu dari anarki, dengan
yang kuat mendominasi yang lemah. Kehidupan bagi sebagian besar orang, katanya, adalah
'soliter, poore, jahat, brutal, dan pendek'. Karena itu, satu-satunya hak alami kita adalah
pertahanan diri.

Untuk menghilangkan rasa takut mendasar antara individu atau kelompok, Hobbes menyarankan
agar orang-orang 'kontrak' dengan pelindung sebagai kedaulatan mereka. Di bawah kontrak
sosial ini, individu melepaskan semua hak, sementara yang dilindungi mutlak. Namun, dia tidak
percaya pada hak ilahi. Poin utama Hobbes adalah bahwa ada pelindung di sana dengan
persetujuan khusus dengan rakyatnya.

Hobbes's  Leviathan. (online). https://www.bl.uk/collection-items/hobbess-leviathan . Diakses


pada tanggal 03 Mei 2019

Dasar normatif realisme adalah keamanan nasional dan kelangsungan hidup Negara: ini adalah
dontrin realisme dan kebijakan luar negerinya. Tanpa Negara yang menjamin kondisi keamanan
dan yang memajukan kesejateraan kehidupan manusia dibatasi menjadi, seperi yang dikatakan
oleh Thomas Hobbes(1946:82) terpencil, miskin, sangat tidak menyenangkan dan singkat.
Dengan demikian Negara dipandang sebagai pelindung di wilayahnya, penduduknya dan cara
hidupnya yang khas dan berharga. Kepentingan nasional adalahwasit terakhir dalam menetukan
kebijakan luar negeri, moralitas manusia hanya sebatas pada Negara dan tidak menyebar pada
hubungan internasional, yang merupakan arena politik dari kekacauan besar, perselisihan,
konflik antara Negara-negara yang berkekuatan besar mendominasi pihak-pihak lain.( Robert
Jackson & Georg Sorensen, Penghantar Studi HI :89)

Ketakutan dan ketidakamanan pria dan wanita akan dilukai atau dibunuh oleh tetangganya,
mendorong mereka jauh dari kondisi alaminya: perang semua melawan semua. Dengan kata lain
mereka membentuk Negara berdaulat bukan oleh rasionya melainkan emosi/keinginannya.
Dengan perdamaian dan ketertiban tertanam kuat, mereka akan berkejasama untuk menciptakan
suatu Negara dengan pemerintahan yang berdaulat yang memiliki kekuasaan absolut dan
kekuatan besar untuk melindungi mereka baik dari kekacauan internal maupun musuh serta
ancaman-ancaman dari pihak asing. Dalam kondisi Negara yang damai dan tertib pria dan wanita
memiliki kesempatan berkembang dalam keselamatan yang relative: mereka tidak lagi terus-
menerus hidup dalam ancaman terluka ataupun kematian. Dalam damai dan aman juga telah
membuat hidup mereka menjadi sejahtera.

Menurut Thomas Hobbes, Negara-negara dapat juga membuat perjanjian satu sama lain untuk
menyediakan dasar hokum bagi hubungannya. Hukum Internasional dapat menenagkan keadaan
alami internasional dengan menyediakan kerangka persetujuan dan aturan yang menguntungkan
semua Negara. Realisme klasik Hobbes dengan demikian menekankan sekaligus kekuatan
militer dan hokum internasional. Tetapi hokum internasional diciptakan oleh Negara-negara dan
hokum itu akan di patuhi jika berada dalam kepentingan keamanan dan kelangsungan hidup
Negara untuk melakukannya;seba;iknya, hokum itu akan diabaikan. Bagi Hobbes, seperti bagi
Marchiavelli dan Thucydides, keamanan dan kelangsungan hidup adalah nilai-nilai yang sangat
mendasar. Tetapi nilai dasar realism Hobbesian adalah perdamaian domestic-perdamaian dalam
kerangka kerja Negara berdaulat- dan kesempatan bahwa hanya perdamaian sipil yang banyak
menyediakan bagi pria dan wanita memperoleh kebahagiaan

Robert Jackson dan Georg Sorensen, Penghantar Ilmu Studi Hubungan Internasional, cetakan ke
2, halaman 97-99

Anda mungkin juga menyukai