Anda di halaman 1dari 2

TUGAS MK FILSAFAT SOSIAL

Nama : Gregorius Paskalis Bryan Krisnawan


NPM : 6122101003

1. Thomas Hobbes
Thomas Hobbes merupakan seorang filsuf berkebangsaan Inggris. Semasa
hidupnya, Hobbes dikelilingi oleh peperangan agama dari abad ke-16 hingga abad ke-
18. Ia juga menulis buku yang sering disebut Leviathan. Ia berpendapat bahwa
manusia itu sifat dasarnya adalah egois, yaitu lebih mementingkan diri sendiri
ketimbang kepentingan bersama. Selain itu, manusia atau masyarakat memiliki
kondisi alamiah atau yang disebut state of nature, yaitu homo homini lupus. Homo
homini lupus berarti manusia adalah serigala bagi manusia lain. Egoisme yang berasal
dari manusia bertujuan untuk mempertahankan kesejahteraan bagi dirinya sendiri dan
menjatuhkan kesejahteraan manusia lainnya.
Buku yang ia tulis terinspirasi dari Leviathan yang merupakan monster air yang
sering disebut sebagai iblis. Jika dikonsepkan sebagai negara maka leviathan itu
adalah negara itu sendiri. Negara yang menjadikan manusia itu egois untuk
terciptanya ketertiban bersama. Negaralah yang mempunyai kekuasaan tertinggi
terhadap masyarakatnya untuk mengatur dan menertibkan. Sistem negara yang dapat
juga disebut monarkisme atau raja yang mempunyai kekuasaan absolut terhadap
masyarakatnya.
2. John Locke
Sama seperti Hobbes, John Locke berkebangsaan Inggris. Sebagian pemikirannya
berlawanan dengan Hobbes. Terkait dengan state of nature dari masyarakat, Locke
berpendapat bahwa manusia itu pada dasarnya bebas dan setara. Kebebasan
merupakan salah satu sifat manusia untuk menghormati orang lain. Kebebasan
individu tidak boleh dirampas oleh orang lain. Kebebasan individu menjadi penting
sebab didalamnya terdapat kewajiban untuk melindungi diri dari pihak eksternal.
Pihak eksternal sama sekali tidak boleh mencampuri urusan internal seseorang. Hal ini
yang mendasari kesetaraan bagi semua manusia. Berkaitan dengan otoritas, Locke
berpendapat bahwa otoritas menjadi penting sebab bertujuan untuk menjamin
kebebasan dan kesetaraan masyarakat. Selain itu, perlindungan dari pihak otoritas
berupaya untuk melindungi kepemilikan dari masyarakat itu sendiri. Adanya otoritas
ini dikarenakan sesama individu pun belum mampu untuk terciptanya saling
melindungi dan menindak pelanggar. Harus adanya otoritas resmi demi menjaga dan
menjamin keamanan masyarakat. Otoritas resmi ini harus benar-benar menjamin
kebebasan masyarakat. Walaupun demikian, otoritas tidak boleh mencamouri urusan
pribadi dari setiap individu.
3. Jean-Jacques Rousseau
J. J. Rousseau merupakan filsuf berkebangsaan Swiss tetapi menghabiskan
hidupnya di Prancis. Latar belakang sosial Rousseau ditandai dengan kemunculan
semangat terhadap pencarian ilmu pengetahuan yang tinggi. Penggunaan akal budi
atau rasio diatas segalanya dan penggunaan emosional atau batiniah. Amour de soi
merupakan rasa akan cinta terhadap diri sendiri. Kecintaan terhadap diri sendiri hasil
dari refleksi terhadap alam. Amour de propre merupakan kecenderungan manusia
untuk saling membanding-bandingkan satu sama lain. Sifat selalu ingin akan banyak
hal menimbulkan sikap untuk saling mengalahkan. Kehidupan manusia tidak pernah
bisa lepas dari alam. Alam merupakan bagian integral dari seluruh kehidupan
manusia. Manusia sebagai bagian dari alam yang harus bersifat alami juga dari dalam
dirinya sendiri. Untuk menjadi manusia yang benar-benar manusia dengan cara tidak
ada paksaan dari pihak eksternal. Manusia atau masyarakat itu mempunyai
kehendaknya sendiri. Kehendak inilah yang menjadi kehendak umum atau bisa
menjadi kehendak bersama. Namun, kehendak umum merupakan yang paling tinngi
bahkan individu pun tidak punya hak untuk menyimpang. Bagi Rousseau negara itu
bukan bersifat memaksa dan bukan hanya sebagai pelindung tetapi sebagai pelestari
state of nature-nya masyarakat serta menjaga kehendak umum.
4. Immanuel Kant
Immanuel Kant merupakan filsuf berkebangsaan Jerman yang hidup di masa abad
Pencerahan. Bagi Kant, kontrak sosial itu bukan dari state of nature-nya masyarakat
yang telah diutarakan oleh Hobbes, Locke, dan juga Rousseau. Kontrak sosial itu
berangkat dari akal budi yang mendahului suatu tindakan sebab hal ini merupakan
suatu keharusan moral setiap manusia. Kontrak sosial menjadi penting sebab menjadi
pelindung bagi masyarakat untuk bertindak bebas demi kebaikan bersama atas nama
hukum.
Bagi Kant, negara yang ideal itu yang berlandaskan pada konstitusi. Konstitusi
atau lembaga otoritas yang memiliki peran penting untuk terciptanya negara yang
ideal. Tindakan yang harus didahului dengan akal budi untuk terciptanya moral
masyarakat yang taat terhadap hukum yang berlaku. Moralitas masyarakat merupakan
hal yang menjadi titik tolak dari berlakunya hukum di masyarakat. Hukum yang
berlaku di masyarakat haruslah bersifat universal dan berpegang teguh pada prinsip
keadilan. hukum dalam masyarakat harus membuat warganya taat dan patuh karena
juga berkaitan dengan kebaikan bersama.

Anda mungkin juga menyukai