Anda di halaman 1dari 20

PEMIKIRAN TOKOH PENDIDIKAN DI DUNIA

DISUSUN OLEH:
MU’AWIAH

DOSEN PENGAMPU:
Dr.H.SYAFNAN,M.Pd

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UIN SYEKH ALI HASAN AHMAD ADDARY
TAHUN AJARAN 2022/
John Locke
Biografi

John Locke dilahirkan pada tanggal 28 Agustus 1632 di Wrington, Somerset.


Keluarganya berasal dari kelas menengah dan ayahnya memiliki beberapa rumah dan
tanah di sekitar Pensford, sebuah kota kecil di bagian selatan Bristol] Selain bekerja
sebagai pemilik tanah, ayah Locke bekerja juga sebagai pengacara dan melakukan
tugas-tugas administratif di pemerintahan lokal.

Pada tahun 1647, Locke belajar di Sekolah Westminster, yang pada waktu itu
merupakan sekolah terkenal di Inggris.Pendidikan di sana berpusat pada pelajaran
bahasa-bahasa kuno, yaitu pertama-tama bahasa Latin, kemudian bahasa Yunani, dan
juga bahasa Ibrani. Setelah itu, pada tahun 1652, Locke mendapat beasiswa untuk
menempuh pendidikan di Sekolah Gereja Kristus (Christ Church), Oxford, dan
tinggal di sana sejak bulan Mei 1652.

Di sekolah itu, Locke kurang menyukai metode skolastik dalam berdebat dan
juga tema-tema metafisika dan logika.Karena itu, Locke tidak mendapatkan nilai
yang mengesankan ketika ia mendapatkan gelar hingga strata dua. Ia lebih banyak
menghabiskan waktunya untuk membaca karya-karya sastra, seperti drama, roman,
dan sebagainya.

Setelah itu, Locke mulai menyenangi bidang medis, sebagaimana tertulis di


dalam beberapa catatan pribadi Locke yang ditulis pada periode akhir dekade 1650-
an. Ia membuat banyak catatan tentang hal-hal yang berhubungan dengan kesehatan
dan pengobatan.

Adapun pemikiran-pemikiran dari John Locke sebagai berikut.


1. Tentang pengetahuan

Salah satu pemikiran Locke yang paling berpengaruh di dalam sejarah filsafat
adalah mengenai proses manusia mendapatkan pengetahuan. Ia berupaya menjelaskan
bagaimana proses manusia mendapatkan pengetahuannya. Menurut Locke, seluruh
pengetahuan bersumber dari pengalaman manusia. Dengan demikian, Locke
berpendapat bahwa sebelum seorang manusia mengalami sesuatu, pikiran atau rasio
manusia itu belum berfungsi atau masih kosong. Situasi tersebut diibaratkan Locke
seperti sebuah kertas putih yang kemudian mendapatkan isinya dari pengalaman
yang dijalani oleh manusia itu.

Jadi,bisa kita simpulkan manusia mendapatkan suatu pengetahuan melalui


pengalamannya,seperti kertas putih yang mendapatkan isinya,artinya kertas putih ini
adalah pikiran dari manusia itu sendiri(otak) yang di gabungkan dengan apa yang
dirasakan oleh mausianya,baik itu dalam beraktivitas maupun kegiatan yang lain.

2. Tentang negara

Pandangan Locke tentang negara terdapat di dalam bukunya yang


menjelaskan pandangannya itu dengan menganalisis tahap-tahap perkembangan
masyarakat. Locke membagi perkembangan masyarakat menjadi tiga, yakni:

1. Tahap keadaan alamiah

Menurut Locke, keadaan alamiah sebuah masyarakat manusia adalah situasi


harmonis, di mana semua manusia memiliki kebebasan dan kesamaan hak yang sama.
Dalam keadaan ini, setiap manusia bebas menentukan dirinya dan menggunakan apa
yang dimilikinya tanpa bergantung kepada kehendak orang lain.

2. Tahap keadaan perang

Ketidaksamaan harta kekayaan membuat manusia mengenal status tuan-


budak, majikan-pembantu, dan status-status yang hierarkis lainnya. Untuk
mempertahankan harta miliknya, manusia menjadi iri, saling bermusuhan, dan
bersaing. Masing-masing orang menjadi hakim dan mempertahankan miliknya
sendiri.

3. Tahap terbentuknya negara

Locke menyatakan bahwa untuk menciptakan jalan keluar dari keadaan


perang sambil menjamin milik pribadi, maka masyarakat sepakat untuk mengadakan
"perjanjian asal" atau yang sering disebut dengan istilah kontrak sosial. Dengan
demikian, tujuan berdirinya negara bukanlah untuk menciptakan kesamarataan setiap
orang, melainkan untuk menjamin dan melindungi milik pribadi setiap warga negara
yang mengadakan perjanjian tersebut.

Tujuan pembentukan negara adalah untuk menjamin hak-hak asasi warga,


terutama hak warga atas harta miliknya. Untuk tujuan inilah, warga bersedia
melepaskan kebebasan mereka dalam keadaan alamiah yang diancam bahaya perang
untuk bersatu di dalam negara.

1. Pembatasan kekuasaan negara

Menurut Locke, bentuk pembatasan kekuasaan tersebut dapat dilakukan


dengan dua cara.Cara pertama adalah dengan membentuk konstitusi atau Undang-
Undang Dasar yang ditentukan oleh Parlemen berdasarkan prinsip mayoritas.Cara
kedua adalah adanya pembagian kekuasaan dalam tiga unsur: legistlatif, eksekutif,
dan federatif.

2. Tentang hubungan agama dan negara

Locke menyatakan bahwa perlu ada pemisahan tegas antara urusan agama dan
urusan negara sebab tujuan masing-masing sudah berbeda. Negara tidak boleh
menganut agama apapun, apalagi jika membatasi atau meniadakan suatu
agama.Karna tujuan negara adalah melindungi hak-hak dasar warganya di dunia ini
sedangkan tujuan agama adalah mengusahakan keselamatan jiwa manusia untuk
kehidupan abadi di akhirat kelak setelah kematian.
3. Tentang agama

Pandangan Locke mengenai agama bersifat deistik. Ia menganggap agama


Kristen adalah agama yang paling masuk akal dibandingkan agama-agama lain,
karena ajaran-ajaran Kristen dapat dibuktikan oleh akal manusia. Locke melihat dari
kenyataan bahwa manusia adalah makhluk berakal budi, sehingga pastilah
disebabkan karena adanya 'Tokoh Pencipta' yang mutlak dan maha kuasa, yaitu
Allah. Ia meyakini bahwa Alkitab ditulis oleh ilham Ilahi, namun ia juga menyatakan
bahwa setiap wahyu Ilahi haruslah diuji oleh rasio manusia.

A. J.J.Rousseau

Biografi J.J.Rousseau

Jean Jacques Rousseau lahir di Jenewa, Swiss, pada tanggal 28 Juni 1712.
Malang menimpa, tatkala ibunya hembuskan napas terakhir tak lama sesudah
melahirkannya. Ia diasuh oleh ayahnya yang kemudian yang kemudian menyerahkan
Rousseau pada pamannya, seorang pemuka agama yang kaya. Ia adalah seorang
pemikir yang hidup pada abad pencerahan (the Enlightment Age atau Aufklarung),
tatkala Perancis menjadi salah satu centre of civilization Eropa.

Menurut J. J. rousseau bahwa kondisi alamiah antara manusia satu dengan


yang lainnya tidak mengalami perkelahian akan tetapi, manusia hidup dalam keadaan
aman, damai dan tentram. Namun, seiring berjalannya waktu kondisi alamiah tersebut
akan mengalami perubahan, karena faktor alam, moral menciptakan ketidaksamaan
dan fisik. 

Karena moral menciptakan ketidaksamaan yang menyebabkan terjadinya


kekuasaan tunggal (otoriter) oleh orang-orang tertentu, dan hak istimewa inilah yang
dimiliki oleh seseorang yang lebih kaya, lebih berkuasa, lebih dihormati dan
sebagainya.
Untuk menghadapi masalah masyarakat yang satu dengan yang lainnya Du
Contract Social. Kontrak sosial merupakan sebuah kesepakatan yang rasional
seberapa besarkan kewenangan pihak pejabat Negara dan seberapa luaskah kebebasan
warga. Untuk memantapkan keadilan dan pemenuhan moralitas yang tinggi
dibentuklah kontrak sosial atas kehendak bebas dari semuanya.

Dalam mendirikan suatu Negara dan masyarakat, teori kontrak sosial inilah
sangat dibutuhkan menurut J. J. Rousseau. Akan tetapi, J. J. rousseau berpendapat
bahwa tidak ada paksaan untuk sebuah Negara dan masyarakat dalam kontrak sosial.

B. Pestalozi

Biografi Pestalozi

Pestalozzi lahir pada tanggal 12 Januari 1746 di Zürich dan meninggal pada
tanggal 17 Februari 1827 di Brugg. Ayahnya seorang dokter, yang meninggal pada
saat Pestalozzi berumur 6 tahun dan sejak itu dia diasuh oleh ibunya.[1] Pada masa
kecilnya, Pestalozzi merupakan anak yang tidak begitu tertarik dengan tugas-tugas
belajar yang menggunakan metode menghafal di sekolah, tetapi dia lebih berminat
dengan tugas-tugas yang menggunakan daya imajinasi.

Johann Heinrich Pestalozzi adalah seorang ahli pendidikan Swiss yang hidup
antara 1746-1827.  Pestalozzi adalah seorang tokoh yang memiliki pengaruh cukup
besar dalam dunia pendidikan. Pestalozzi berpandangan bahwa anak pada dasarnya
memiliki pembawaan yang baik. Pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi pada
anak berlangsung secara bertahap dan berkesinambungan.

Ia mengemukakan bahwa masing-masing tahap partumbuhan dan


perkembangan seorang individu haruslah tercapai dengan sukses sebelum berlanjut
pada tahap berikutnya. Permasalahan yang muncul dalam suatu tahap perkembangan
akan menjadi hambatan bagi individu tersebut dalam menyelesaikan tugas
perkembangannya dan hal ini akan memberikan pengaruh yang cukup besar pada
tahap berikutnya.
C. FW.Froebel

Biografi FW Froebel

FW Froboel lahir 21 April 1782 — Friederich Wilhelm August Froebel


dilahirkan di Oberweissbach, Jerman, sebagai anak bungsu dari enam bersaudara.
Ayahnya pendeta Johann Jakob Froebel melayani enam desa di daerah tersebut.
Ibunya meninggal pada saat ia berumur sembilan bulan.

Pada tahun 1792 — Paman dari pihak ibunya yang bernama Johann Cristoph
Hoffmann yang melayani di Stadt-Ilm, mengambil Froebel muda yang baru berusia
sepuluh tahun dan memeliharanya selama 5 tahun. Bersama pamannya Froebel muda
merasakan kasih dan penghargaan sebagai seorang anak.

Pandangan Froebel mengenai anak usia dini diantaranya; setiap tahap


perkembangan yang Friendrich Wilheim Froebel (1782-1852) 13 dialami oleh anak
harus dipandang sebagai suatu kesatuan yang utuh. Anak memiliki potensi, dan
potensi itu akan hilang jika tidak dibina dan dikembangkan. Tahun-tahun pertama
dalam kehidupan seorang anak amatlah berharga serta akan menentukan
kehidupannya di masa yang akan datang.

Pendidikan keluarga sebagai pendidikan pertama bagi anak dalam


kehidupannya, sangatlah penting, karena kehidupan yang dialami oleh anak pada
masa kecilnya akan menentukan kehidupannya di masa depan. Apabila anak
mendapatkan pengasuhan yang tepat, maka seperti halnya tanaman muda akan
berkembang secara wajar mengikuti hukumnya sendiri.

D. JF Herbart
Biografi

Herbart dilahirkan pada 4 Mei 1776 di Oldenburg.[2] Membesar sebagai


anak yang rapuh kerana kemalangan yang tidak diingini, Herbart diajar oleh
ibunya di rumah sehingga berumur 12 tahun. Dia meneruskan persekolahannya
di Gimnasium selama enam tahun, dan menunjukkan minat dalam falsafah,
logik dan Kant kerja yang melibatkan sifat pengetahuan diperoleh daripada
pengalaman dengan realiti. Pendidikannya kemudian dilanjutkan pada Jena, di
mana dia belajar falsafah dan tidak setuju dengan gurunya Fichte tepatnya
kerana Fichte telah mengajarnya untuk berfikir secara logik. Dia mengarang
beberapa karangan, yang telah diberikannya kepada Fichte selama bertahun-
tahun di Jena, mengecam karya-karya Mencengkam dan menyokong
pendapatnya untuk Idealisme Jerman dipromosikan oleh orang lain seperti Kant
pada masa itu.

Adapun terdapat beberapa pemikiran-pemikiran herber tentang pendidikan


sebagai berikut.

1. Falsafah

Falsafah, menurut Herbart, bermula dengan renungan kita empirikal konsepsi,


dan terdiri dalam pembaharuan dan penjelasannya, tiga bahagian utamanya
ditentukan oleh sebilangan bentuk penjelasan yang berbeza. Logik, yang berdiri
pertama, harus menjadikan konsepsi kita dan pertimbangan dan pertimbangan yang
timbul dari mereka jelas dan jelas. Tetapi beberapa konsepsi sedemikian rupa
sehingga semakin jelas mereka dibuat semakin bertentangan dengan elemen mereka;
jadi untuk mengubah dan menambah ini agar dapat difikirkan secara panjang lebar
adalah masalah bahagian kedua falsafah, atau metafizik.

Masih ada kelas konsepsi yang memerlukan lebih dari sekadar perlakuan
logik, tetapi berbeza dari yang terakhir dengan tidak melibatkan percanggahan laten,
dan dalam kebebasan dari realiti objek mereka, konsepsi yang merangkumi penilaian
persetujuan dan penolakan kita; rawatan falsafah konsepsi ini jatuh di bawah estetika.

2. Logik

Dalam tulisan Herbart logik menerima sedikit notis; dia sangat menekankan
wataknya yang murni dan menyatakan dirinya sebagai orang utama dengan orang
Kantian seperti Kentang goreng dan Krug.

3. Metafizik

Sebagai ahli metafizik, dia bermula dari apa yang disebutnya lebih tinggi
keraguan daripada Humean–Kantian bidang pemikiran, permulaan yang dapat
difahami olehnya Lockekebingungan mengenai idea bahan. Kesahan bahkan bentuk
pengalaman dipertanyakan kerana percanggahan yang didapati terlibat. Namun,
bentuk-bentuk ini diberikan kepada kita, sama seperti sensasi, yang diragukan lagi
apabila kita menganggap bahawa kita tidak dapat mengawal satu sama lain. Mencuba
pada tahap ini penyelidikan psikologi mengenai asal-usul konsepsi ini adalah dua kali
kesalahan; kerana kita harus menggunakan konsepsi yang tidak beralasan ini selama
ini, dan tugas untuk menyelesaikan kontradiksi mereka akan tetap ada, sama ada kita
berjaya dalam siasatan kita atau tidak.

E. KH.Dewantara

Biografi

Menurut KHD, mendidik dan mengajar  adalah proses memanusiakan


manusia, sehingga harus memerdekakan manusia dan segala aspek kehidupan baik
secara fisik, mental , jasmani dan rohani. 

Adapun prinsip-prinsip pendidikan KH.Dewantara sebagai berikut.

1. Prinsip kepmimpinan sebagai seorang guru yaitu


 Ing ngarso sung tuladho (maka orang tua atau guru sebagai suri tauladan anak
dan siswa)

 Ing madya mangun karso (yang ditengah memberikan semangat ataupun ide-
ide yang mendukung)

 Tut wuri handayani (yang dibelakangan memberikan motivasi

2. Sistem pendidikan yang dilakukan yaitu menggunakan sistem among atau Among
Methode artinya guru itu menjaga, membina dan menididk anak  kasih sayang 

3.Tri pusat pendidikan yaitu yang mewarnai peserta didik adalah keluarga, sekolah
dan masyarakat.

Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hadjar Dewantara, berulang kali


menekankan apa yang disebutnya 'kemerdekaan dalam belajar'. Dari berbagai
literatur, gagasan ini boleh jadi bermula karena pria bernama Soewardi Surjaningrat
itu menolak betul praktik pendidikan yang mengandalkan kekerasan dan berjuang
menyebarkan konsep pendidikan ala 'Taman Siswa'

Anggota Majelis Luhur Taman Siswa, Ki Priyo Dwiyarso, menjelaskan,


makna kemerdekaan belajar yang diusung Ki Hadjar Dewantara yakni bagaimana
membentuk manusia harus dimulai dari mengembangkan bakat.

"Jadi yang punya kehendak itu siswanya, bukan pamong gurunya, dosennya,
yang memaksakan kamu harus jadi hijau, harus jadi merah. Untuk itu kemudian
timbul Tut Wuri Handayani

Tut Wuri Handayani berarti mendorong dan menguatkan. Namun, menurut Ki


Priyo, cara mendorong dan memberi kekuatan belajar tak boleh sembarangan.
Rentang kendali harus tetap ada, agar asa menjadi manusia tetap terjaga.
F. John Locke

Biografi

John Locke dilahirkan pada tanggal 28 Agustus 1632 di Wrington, Somerset.


Keluarganya berasal dari kelas menengah dan ayahnya memiliki beberapa rumah dan
tanah di sekitar Pensford, sebuah kota kecil di bagian selatan Bristol] Selain bekerja
sebagai pemilik tanah, ayah Locke bekerja juga sebagai pengacara dan melakukan
tugas-tugas administratif di pemerintahan lokal.

Pada tahun 1647, Locke belajar di Sekolah Westminster, yang pada waktu itu
merupakan sekolah terkenal di Inggris.Pendidikan di sana berpusat pada pelajaran
bahasa-bahasa kuno, yaitu pertama-tama bahasa Latin, kemudian bahasa Yunani, dan
juga bahasa Ibrani. Setelah itu, pada tahun 1652, Locke mendapat beasiswa untuk
menempuh pendidikan di Sekolah Gereja Kristus (Christ Church), Oxford, dan
tinggal di sana sejak bulan Mei 1652.

Di sekolah itu, Locke kurang menyukai metode skolastik dalam berdebat dan
juga tema-tema metafisika dan logika.Karena itu, Locke tidak mendapatkan nilai
yang mengesankan ketika ia mendapatkan gelar hingga strata dua. Ia lebih banyak
menghabiskan waktunya untuk membaca karya-karya sastra, seperti drama, roman,
dan sebagainya.

Setelah itu, Locke mulai menyenangi bidang medis, sebagaimana tertulis di


dalam beberapa catatan pribadi Locke yang ditulis pada periode akhir dekade 1650-
an. Ia membuat banyak catatan tentang hal-hal yang berhubungan dengan kesehatan
dan pengobatan.

Adapun pemikiran-pemikiran dari John Locke sebagai berikut.

4. Tentang pengetahuan

Salah satu pemikiran Locke yang paling berpengaruh di dalam sejarah filsafat
adalah mengenai proses manusia mendapatkan pengetahuan. Ia berupaya menjelaskan
bagaimana proses manusia mendapatkan pengetahuannya. Menurut Locke, seluruh
pengetahuan bersumber dari pengalaman manusia. Dengan demikian, Locke
berpendapat bahwa sebelum seorang manusia mengalami sesuatu, pikiran atau rasio
manusia itu belum berfungsi atau masih kosong. Situasi tersebut diibaratkan Locke
seperti sebuah kertas putih yang kemudian mendapatkan isinya dari pengalaman
yang dijalani oleh manusia itu.
Jadi,bisa kita simpulkan manusia mendapatkan suatu pengetahuan melalui
pengalamannya,seperti kertas putih yang mendapatkan isinya,artinya kertas putih ini
adalah pikiran dari manusia itu sendiri(otak) yang di gabungkan dengan apa yang
dirasakan oleh mausianya,baik itu dalam beraktivitas maupun kegiatan yang lain.

5. Tentang negara

Pandangan Locke tentang negara terdapat di dalam bukunya yang


menjelaskan pandangannya itu dengan menganalisis tahap-tahap perkembangan
masyarakat. Locke membagi perkembangan masyarakat menjadi tiga, yakni:

4. Tahap keadaan alamiah

Menurut Locke, keadaan alamiah sebuah masyarakat manusia adalah situasi


harmonis, di mana semua manusia memiliki kebebasan dan kesamaan hak yang sama.
Dalam keadaan ini, setiap manusia bebas menentukan dirinya dan menggunakan apa
yang dimilikinya tanpa bergantung kepada kehendak orang lain.

5. Tahap keadaan perang

Ketidaksamaan harta kekayaan membuat manusia mengenal status tuan-


budak, majikan-pembantu, dan status-status yang hierarkis lainnya. Untuk
mempertahankan harta miliknya, manusia menjadi iri, saling bermusuhan, dan
bersaing. Masing-masing orang menjadi hakim dan mempertahankan miliknya
sendiri.

6. Tahap terbentuknya negara

Locke menyatakan bahwa untuk menciptakan jalan keluar dari keadaan


perang sambil menjamin milik pribadi, maka masyarakat sepakat untuk mengadakan
"perjanjian asal" atau yang sering disebut dengan istilah kontrak sosial. Dengan
demikian, tujuan berdirinya negara bukanlah untuk menciptakan kesamarataan setiap
orang, melainkan untuk menjamin dan melindungi milik pribadi setiap warga negara
yang mengadakan perjanjian tersebut.

Tujuan pembentukan negara adalah untuk menjamin hak-hak asasi warga,


terutama hak warga atas harta miliknya. Untuk tujuan inilah, warga bersedia
melepaskan kebebasan mereka dalam keadaan alamiah yang diancam bahaya perang
untuk bersatu di dalam negara.

6. Pembatasan kekuasaan negara

Menurut Locke, bentuk pembatasan kekuasaan tersebut dapat dilakukan


dengan dua cara.Cara pertama adalah dengan membentuk konstitusi atau Undang-
Undang Dasar yang ditentukan oleh Parlemen berdasarkan prinsip mayoritas.Cara
kedua adalah adanya pembagian kekuasaan dalam tiga unsur: legistlatif, eksekutif,
dan federatif.

7. Tentang hubungan agama dan negara

Locke menyatakan bahwa perlu ada pemisahan tegas antara urusan agama dan
urusan negara sebab tujuan masing-masing sudah berbeda. Negara tidak boleh
menganut agama apapun, apalagi jika membatasi atau meniadakan suatu
agama.Karna tujuan negara adalah melindungi hak-hak dasar warganya di dunia ini
sedangkan tujuan agama adalah mengusahakan keselamatan jiwa manusia untuk
kehidupan abadi di akhirat kelak setelah kematian.

8. Tentang agama

Pandangan Locke mengenai agama bersifat deistik. Ia menganggap agama


Kristen adalah agama yang paling masuk akal dibandingkan agama-agama lain,
karena ajaran-ajaran Kristen dapat dibuktikan oleh akal manusia. Locke melihat dari
kenyataan bahwa manusia adalah makhluk berakal budi, sehingga pastilah
disebabkan karena adanya 'Tokoh Pencipta' yang mutlak dan maha kuasa, yaitu
Allah. Ia meyakini bahwa Alkitab ditulis oleh ilham Ilahi, namun ia juga menyatakan
bahwa setiap wahyu Ilahi haruslah diuji oleh rasio manusia.

G. J.J.Rousseau

Biografi J.J.Rousseau

Jean Jacques Rousseau lahir di Jenewa, Swiss, pada tanggal 28 Juni 1712.
Malang menimpa, tatkala ibunya hembuskan napas terakhir tak lama sesudah
melahirkannya. Ia diasuh oleh ayahnya yang kemudian yang kemudian menyerahkan
Rousseau pada pamannya, seorang pemuka agama yang kaya. Ia adalah seorang
pemikir yang hidup pada abad pencerahan (the Enlightment Age atau Aufklarung),
tatkala Perancis menjadi salah satu centre of civilization Eropa.

Menurut J. J. rousseau bahwa kondisi alamiah antara manusia satu dengan


yang lainnya tidak mengalami perkelahian akan tetapi, manusia hidup dalam keadaan
aman, damai dan tentram. Namun, seiring berjalannya waktu kondisi alamiah tersebut
akan mengalami perubahan, karena faktor alam, moral menciptakan ketidaksamaan
dan fisik. 

Karena moral menciptakan ketidaksamaan yang menyebabkan terjadinya


kekuasaan tunggal (otoriter) oleh orang-orang tertentu, dan hak istimewa inilah yang
dimiliki oleh seseorang yang lebih kaya, lebih berkuasa, lebih dihormati dan
sebagainya.

Untuk menghadapi masalah masyarakat yang satu dengan yang lainnya Du


Contract Social. Kontrak sosial merupakan sebuah kesepakatan yang rasional
seberapa besarkan kewenangan pihak pejabat Negara dan seberapa luaskah kebebasan
warga. Untuk memantapkan keadilan dan pemenuhan moralitas yang tinggi
dibentuklah kontrak sosial atas kehendak bebas dari semuanya.
Dalam mendirikan suatu Negara dan masyarakat, teori kontrak sosial inilah
sangat dibutuhkan menurut J. J. Rousseau. Akan tetapi, J. J. rousseau berpendapat
bahwa tidak ada paksaan untuk sebuah Negara dan masyarakat dalam kontrak sosial.

H. Pestalozi

Biografi Pestalozi

Pestalozzi lahir pada tanggal 12 Januari 1746 di Zürich dan meninggal pada
tanggal 17 Februari 1827 di Brugg. Ayahnya seorang dokter, yang meninggal pada
saat Pestalozzi berumur 6 tahun dan sejak itu dia diasuh oleh ibunya.[1] Pada masa
kecilnya, Pestalozzi merupakan anak yang tidak begitu tertarik dengan tugas-tugas
belajar yang menggunakan metode menghafal di sekolah, tetapi dia lebih berminat
dengan tugas-tugas yang menggunakan daya imajinasi.

Johann Heinrich Pestalozzi adalah seorang ahli pendidikan Swiss yang hidup
antara 1746-1827.  Pestalozzi adalah seorang tokoh yang memiliki pengaruh cukup
besar dalam dunia pendidikan. Pestalozzi berpandangan bahwa anak pada dasarnya
memiliki pembawaan yang baik. Pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi pada
anak berlangsung secara bertahap dan berkesinambungan.

Ia mengemukakan bahwa masing-masing tahap partumbuhan dan


perkembangan seorang individu haruslah tercapai dengan sukses sebelum berlanjut
pada tahap berikutnya. Permasalahan yang muncul dalam suatu tahap perkembangan
akan menjadi hambatan bagi individu tersebut dalam menyelesaikan tugas
perkembangannya dan hal ini akan memberikan pengaruh yang cukup besar pada
tahap berikutnya.

I. FW.Froebel

Biografi FW Froebel
FW Froboel lahir 21 April 1782 — Friederich Wilhelm August Froebel
dilahirkan di Oberweissbach, Jerman, sebagai anak bungsu dari enam bersaudara.
Ayahnya pendeta Johann Jakob Froebel melayani enam desa di daerah tersebut.
Ibunya meninggal pada saat ia berumur sembilan bulan.

Pada tahun 1792 — Paman dari pihak ibunya yang bernama Johann Cristoph
Hoffmann yang melayani di Stadt-Ilm, mengambil Froebel muda yang baru berusia
sepuluh tahun dan memeliharanya selama 5 tahun. Bersama pamannya Froebel muda
merasakan kasih dan penghargaan sebagai seorang anak.

Pandangan Froebel mengenai anak usia dini diantaranya; setiap tahap


perkembangan yang Friendrich Wilheim Froebel (1782-1852) 13 dialami oleh anak
harus dipandang sebagai suatu kesatuan yang utuh. Anak memiliki potensi, dan
potensi itu akan hilang jika tidak dibina dan dikembangkan. Tahun-tahun pertama
dalam kehidupan seorang anak amatlah berharga serta akan menentukan
kehidupannya di masa yang akan datang.

Pendidikan keluarga sebagai pendidikan pertama bagi anak dalam


kehidupannya, sangatlah penting, karena kehidupan yang dialami oleh anak pada
masa kecilnya akan menentukan kehidupannya di masa depan. Apabila anak
mendapatkan pengasuhan yang tepat, maka seperti halnya tanaman muda akan
berkembang secara wajar mengikuti hukumnya sendiri.

J. JF Herbart

Biografi

Herbart dilahirkan pada 4 Mei 1776 di Oldenburg.[2] Membesar sebagai


anak yang rapuh kerana kemalangan yang tidak diingini, Herbart diajar oleh
ibunya di rumah sehingga berumur 12 tahun. Dia meneruskan persekolahannya
di Gimnasium selama enam tahun, dan menunjukkan minat dalam falsafah,
logik dan Kant kerja yang melibatkan sifat pengetahuan diperoleh daripada
pengalaman dengan realiti. Pendidikannya kemudian dilanjutkan pada Jena, di
mana dia belajar falsafah dan tidak setuju dengan gurunya Fichte tepatnya
kerana Fichte telah mengajarnya untuk berfikir secara logik. Dia mengarang
beberapa karangan, yang telah diberikannya kepada Fichte selama bertahun-
tahun di Jena, mengecam karya-karya Mencengkam dan menyokong
pendapatnya untuk Idealisme Jerman dipromosikan oleh orang lain seperti Kant
pada masa itu.

Adapun terdapat beberapa pemikiran-pemikiran herber tentang pendidikan


sebagai berikut.

4. Falsafah

Falsafah, menurut Herbart, bermula dengan renungan kita empirikal konsepsi,


dan terdiri dalam pembaharuan dan penjelasannya, tiga bahagian utamanya
ditentukan oleh sebilangan bentuk penjelasan yang berbeza. Logik, yang berdiri
pertama, harus menjadikan konsepsi kita dan pertimbangan dan pertimbangan yang
timbul dari mereka jelas dan jelas. Tetapi beberapa konsepsi sedemikian rupa
sehingga semakin jelas mereka dibuat semakin bertentangan dengan elemen mereka;
jadi untuk mengubah dan menambah ini agar dapat difikirkan secara panjang lebar
adalah masalah bahagian kedua falsafah, atau metafizik.

Masih ada kelas konsepsi yang memerlukan lebih dari sekadar perlakuan
logik, tetapi berbeza dari yang terakhir dengan tidak melibatkan percanggahan laten,
dan dalam kebebasan dari realiti objek mereka, konsepsi yang merangkumi penilaian
persetujuan dan penolakan kita; rawatan falsafah konsepsi ini jatuh di bawah estetika.

5. Logik
Dalam tulisan Herbart logik menerima sedikit notis; dia sangat menekankan
wataknya yang murni dan menyatakan dirinya sebagai orang utama dengan orang
Kantian seperti Kentang goreng dan Krug.

6. Metafizik

Sebagai ahli metafizik, dia bermula dari apa yang disebutnya lebih tinggi
keraguan daripada Humean–Kantian bidang pemikiran, permulaan yang dapat
difahami olehnya Lockekebingungan mengenai idea bahan. Kesahan bahkan bentuk
pengalaman dipertanyakan kerana percanggahan yang didapati terlibat. Namun,
bentuk-bentuk ini diberikan kepada kita, sama seperti sensasi, yang diragukan lagi
apabila kita menganggap bahawa kita tidak dapat mengawal satu sama lain. Mencuba
pada tahap ini penyelidikan psikologi mengenai asal-usul konsepsi ini adalah dua kali
kesalahan; kerana kita harus menggunakan konsepsi yang tidak beralasan ini selama
ini, dan tugas untuk menyelesaikan kontradiksi mereka akan tetap ada, sama ada kita
berjaya dalam siasatan kita atau tidak.

K. KH.Dewantara

Biografi

Menurut KHD, mendidik dan mengajar  adalah proses memanusiakan


manusia, sehingga harus memerdekakan manusia dan segala aspek kehidupan baik
secara fisik, mental , jasmani dan rohani. 

Adapun prinsip-prinsip pendidikan KH.Dewantara sebagai berikut.

1. Prinsip kepmimpinan sebagai seorang guru yaitu

 Ing ngarso sung tuladho (maka orang tua atau guru sebagai suri tauladan anak
dan siswa)

 Ing madya mangun karso (yang ditengah memberikan semangat ataupun ide-
ide yang mendukung)
 Tut wuri handayani (yang dibelakangan memberikan motivasi

2. Sistem pendidikan yang dilakukan yaitu menggunakan sistem among atau Among
Methode artinya guru itu menjaga, membina dan menididk anak  kasih sayang 

3.Tri pusat pendidikan yaitu yang mewarnai peserta didik adalah keluarga, sekolah
dan masyarakat.

Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hadjar Dewantara, berulang kali


menekankan apa yang disebutnya 'kemerdekaan dalam belajar'. Dari berbagai
literatur, gagasan ini boleh jadi bermula karena pria bernama Soewardi Surjaningrat
itu menolak betul praktik pendidikan yang mengandalkan kekerasan dan berjuang
menyebarkan konsep pendidikan ala 'Taman Siswa'

Anggota Majelis Luhur Taman Siswa, Ki Priyo Dwiyarso, menjelaskan,


makna kemerdekaan belajar yang diusung Ki Hadjar Dewantara yakni bagaimana
membentuk manusia harus dimulai dari mengembangkan bakat.

"Jadi yang punya kehendak itu siswanya, bukan pamong gurunya, dosennya,
yang memaksakan kamu harus jadi hijau, harus jadi merah. Untuk itu kemudian
timbul Tut Wuri Handayani

Tut Wuri Handayani berarti mendorong dan menguatkan. Namun, menurut Ki


Priyo, cara mendorong dan memberi kekuatan belajar tak boleh sembarangan.
Rentang kendali harus tetap ada, agar asa menjadi manusia tetap terjaga.

Anda mungkin juga menyukai