Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

TEMA : EMPIRISME

OLEH : AMAR ZIKI

NIM : 200104065

DOSEN PENGAMPU : Dr. ABDUL HADI, S.Pd.I, M.Ag

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH FILSAFAT UMUM

PADA PROGRAM STUDI HUKUM PIDANA ISLAM

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY

DARUSSALAM-BANDA ACEH

TAHUN AJARAN 2020/2021


PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

Aliran empirisme muncul pada abad ke 17-an dan kemunculannya setelah lahirnya aliran
rasionalisme. Aliran emperis ini bertolak belakang dengan aliran rasionalisme. Menurut paham
empirisme bahwa pengetahuan bukan hanya didasarkan pada rasio belaka. Konsep aliran
empirisme ini muncul pada abad modern yang muncul karena adanya upaya keluar dari
kekangan pemikiran kaum agamawan di zaman skolastik.

Descartes adalah orang yang berjasa dalam membangun landasan pemikiran baru di dunia
filasafat barat. Teori yang dikembangkan Descartes dikenal dengan rasionalisme karena alur
pikir yang dikemukakan oleh Descartes tersebut bertempat di kekuatan rasio manusia. Sebagai
reaksi dari pemikiran rasionalisme Descartes ini, banyak filosof yang muncul. Dan para filosof
itu berkembang kemudian memunculkan aliran yan bertolak belakang dengan Descartes yang
mengangap bahwa pengetahuan itu bersumber dari pengalaman atau Empirisme. Mereka ini
adalah kaum Empirisme, diantaranya yaiutu John Locke, Thomas Hobbes, George Barkeley, dan
David Hume.

PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN EMPIRISME

Empirisme adalah suatu aliran yang menyatakan bahwa semua pengetahuan berasal dari
pengalaman manusia dan mengeduakan akal pikiran. Emperis sendiri berasal dari bahasa Yunani
empeirin yang berarti mencoba-coba atau pengalaman. Empirisme juga disebut suatu aliran atau
doktrin yang berlawanan dengan aliran rasionalisme. Karena Empirisme beranggapan bahwa
pengetahuan tentang kebenaran datang bukan diperoleh dari akal pikiran melainkan melalui
panca indera manusia, seperti mata, hidung, telinga, kulit, dan alat indra lainnya. Sedangkan
Rasionalisme beranggapan bahwa pengetahuan diperoleh mutlak dari akal pikiran. Kemudian
aliran Empirisme berpendapat kebenaran adalah sesuatu yang sesuai dengan pengalaman
manusia.

B. TOKOH-TOKOH ALIRAN EMPIRISME

1. Thomas Hobbes (1588-1679)

Thomas Hobbes adalah seorang filsuf yang lahir di Malmesbury pada


tahun 1588. Malmesbury merupakan salah satu kota kecil yang tidak jauh dari
London. Hobbes lahir pada 15 April bertepatan dengan insiden penyerangan
Spanyol ke wilayah negara Inggris. Konflik yang dialami Hobbes tidak hanya
itu karena setelah lahir ke dunia beliau harus berpisah dengan orang tuanya
dan berada pada pengasuhan pamannya.

Hobbes memulai karirnya dengan mengenyam pendidikan di Magdalen Hall. Semenjak


remaja, Hobbes sangat menyukai bidang astronomi terlebih pembelajaran tentang jenis tanah,
peta bumi serta tata surya. Hobbes kecil mengaku tidak menggemari ilmu fisika dan logika
bawaan Aristotales karena membosankan dan kurang menantang. Setelah menyelesaikan
pendidikannya, Hobbes dipercayai untuk menjadi tangan kanan pangeran Cavendish. Hobbes
sebagai orang terpercaya bertugas mengurus seluruh kebutuhan pangeran sekaligus mengajari
pangeran. Pengabdian Hobbes tersebut akhirnya membuahkan hasil saat beliau diajak berhijrah
ke negara Prancis dan Italia sekaligus untuk memulai debutnya.

Hobbes terus-menerus mengembangkan keahliannya hingga nafas terakhirnya di umur 91


tahun. Pada akhir hayatnya Hobbes pernah berkhianat pada kerajaan cavendish yang pernah
memberinya kehidupan dan memilih aliran anti monarki. Menurut buku biografi Thomas
Hobbes, ia bisa hidup dengan mudah setelah beliau bebas dari status tawanan karena
kebijaksanaan raja berikutnya.

Hobbes mengatakan bahwa pengalaman merupakan permulaan segala pengenalan,


pengalaman intelektual tidak lain adalah semacam perhitungan yaitu penggabungan dari data-
data inderawi.

Hobbes membantah Descrates yang mengatakan bahwa jiwa adalah subtansi rohani.
Menurutnya seluruh dunia termasuk manusia merupakan suatu proses yang berlansung dengan
tiada henti-hentinya berdasarkan hukum mekanis.

Filsafat Hobbes mewujudkan suatu sistem yang lengkap mengenai keterangan tentang "Yang
Ada" secara mekanis. Dengan demikian ia merupakan seorang materialis pertama dalam filsafat
modern.
Pokok-pokok pemikiran atau pandangan Hobbes:

 Materialisme ; segala sesuatu yang ada itu bersifat materi, segala kejadian berlansung
secara keharusan dan mekanis.

 Manusia ; adalah tidak lain dari pada sesuatu bagian alam bendawi. Oleh karena itu
segala sesuatu yang terjadi pada diri manusia adalah perjalanan secara mekanis. Manusia
itu hidup selama darahnya beredar dan jantungnya berdenyut yang disebabkan karena
pengaruh mekanis dari hawa atmofer. Dengan demikian manusia hidup tiada lain adalah
gerak anggota tubuh.

 Jiwa; menurut Hobbes jiwa adalah proses mekanis di dalam tubuh. Akal bukanlah
pembawaan melainkam hasil perkembangan dari pengalaman yang diperolehnya.

2. John Locke (1632-1704)


John Locke lahir di Wrington, Somerset pada tanggal 28 Agustus
1632. Ia adalah seorang anak dari pengacara dan Ayahnya juga menjabat
sebagai kapten kavaleri selama terjadi Perang Saudara di Inggris. Tokoh
filsafat yang berasal dari Inggris ini merupakan salah satu tokoh yang
berpengaruh dari pendekatan Empirisme.

Ia merupakan salah satu tokoh filsafat pada abd ke-17 yang fokus
dalam bidang kemasyarakatan dan epistemologi. John Locke pernah tinggal di Perancis selama
beberapa tahun, kemudian kembali ke Inggris karena kesehatannya terganggu hingga pada tahun
1704 tepatnya tanggal 28 Oktober ia meninggal dunia.

Locke adalah termasuk seorang filosof yang mengagumi Descrates tetapi ia tidak menyetujui
ajarannya. Bagi Locke mula-mula rasio manusia harus dianggap sebagai gambaran kertas putih
(As a white paper) seluruh isinya berasal dari pengalaman, ia membagi pengalaman atas dua
bagian yaitu pengalaman lahiriyah (sensation) dan pengalaman batiniyah (reflection).

Kedua sumber pengalaman ini menghasilkan ide-ide tunggal (simple ideas). Roh manusia
bersifat pasif sama sekali, selama menerima ide-ide. Namun demikian, roh juga mempunyai
aktifitas. Oleh karena itu lahirlah filsafat teorinya "Tabula Rasa" yakni manusia itu dilahirkan
bagaikan kertas putih bersih. Pengalamanlah yang dapat membentuk seseorang.

Menurut John Locke, pengalaman dapat diperluas sehingga meliputi juga pemikian. Ia
mengatakan bahwa pikiran datang dari pengalaman dan percobaan semata-mata.

Oleh karena pengalamanlah yang dapat menentukan pembentukan dan kepribadian dan
watak seseorang, maka diperlukan adanya pendidikan yang baik. Ada tiga unsur yang turut
dalam menentukan dalam pendidikan yaitu : Pembawaan, kecakapan, dan kecerdasan seseorang
yang diperoleh melalui proses belajar dan bimbingan. Perlunya kesehatan baik jasmani maupun
rohani, permainan kegembiraan, humor adalah kodrat bagi anak yang perlu di bimbing dimana
saja.

Ajaran politiknya telah menyusun sistem pemerintahan dengan Trias Politica yaitu ;

Kekuasaan yang membuat Undang-Undang (Legislatif)

Kekuasaan yang menjalankan pemerintahan (Eksekutif)

Kekuasaan menentukan perang atau damai disebut (Peyoratif)


3. George Berkeley (1685-1753)

. George Berkeley yang dikenal juga sebagai Bishop Berkeley lahir di


County Kilkenny, Irlandia pada 12 Maret 1685 dan meninggal di Oxford,
Inggris pada 14 Januari 1753, Ia merupakan anak dari seorang petani
bernama William Barkeley dan Ibunya bernama Elisabeth Southerne yang
merupakan seorang puteri dari pembuat bir dari Dublin.

Pada usia 67 tahun. Dia hidup pada abad ke-18 dan termasuk ke dalam
tokoh filosof modern. Dia pernah belajar di Kilkenny School, Trinity
College dan Universitas Oxford. Dia adalah seorang katolik Anglikan dan sempat menjadi uskup
Cloyune, tetapi dia menerapkan menerapkan kebijakan toleransi kepada para penganut Katolik
Roma di Irlandia. Dia terkenal sebagai seorang pemikir subjektif idealisme dan empirisme.
Ketertarikan utamanya adalah pada kekristenan, metafisika, epistemologi, bahasa, matematika,
dan persoalan persepsi. Pemikiran Berkeley telah mempengaruhi David Hume, Edmund Burke,
Immanuel Kant, Thomas Reid, Arthur Schopenhauer, Johnd Stuart Mill, Ernest Mach, A. J.
Ayer, Jorge Luis Borges, Samuel Beckett, Francis Bowen, dan Borden Parker Bowne.

Filsafat Berkeley tidak hanya berpengaruh di Irlandia, tetapi juga di Amerika, karena dia
pernah memimpin pertobatan orang-orang Irlandia di Amerika. Adapun karya utamanya adalah
Treatise Concerning The Principles of Human Knowledge, Essay Toward a New Theory of
Vision. Pemikiran Berkeley sangat dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran John Locke dan
Jonathan Swift (penulis buku Gulliver’s Travels). Meskipun pemikirannya sangat dipengaruhi
Locke, Berkeley menolak beberapa pandangan dasar Locke yaitu menolak adanya idea-idea
abstrak yang ditarik dari objek-objek konkret. Contoh, idea kubus disimpulkan dari kubus
konkret.

Berkeley tidak percaya akan adanya idea-idea di luar fikiran. Suatu objek ada berarti objek itu
dapat dipersepsi oleh fikiran kita dan segala pandangan metafisis tetang adanya kenyataan-
kenyataan yang tidak dapat dipersepsi oleh fikiran kita adalah omong kosong. Dia terkenal
dengan ucapannya “Esse est percipi” (being is being perceived) artinya, dunia material sama saja
dengan dunia idea-idea. Jadi, sebenarnya dunia material di luar kesadaran itu, substansi material,
tidak ada; yang ada hanya penangkapan persepsi kita, karena itu, “being is being perceived”
sama dengan “being is seeming”, atau “duniaku adalah duniaku”. Adanya sesuatu adalah karena
kesan-kesan yang teramati oleh subjek.
4. David Hume (1711-1776)

Pada tanggal 26 April 1711 David Hume dilahirkan di Edinburgh,


Skotlandia. Ia merupakan tokoh filsafat yang berasal dari keluarga
borjuasi yang terpandang. Ayahnya seorang tuan tanah yang kaya raya
bernama Yusuf Schrinside dan Ibunya adalah Khaterine Falcorner.
Ketika David Hume masih anak-anak, Ayahnya meninggal dunia dan ia
dibesarkan oleh Ibunya seorang diri.

David Hume belajar di Universitas Edinburgh untuk mempelajari


studi klasik. Selain itu ia secara mandiri mempelajari filsafat dan kesusasteraan meskipun hal ini
bertentangan dengan keinginan Ibunya yang menginginkan ia belajar tentang hukum.

Ketika kondisi finansial keluarganya tidak mencukupi untuk mendukung cita-citanya yang
ingin mendalami dunia sastra dan filsafat, ia memutuskan untuk beralih ke dunia bisnis meskipun
pada akhirnya ia mengalami kegagalan. Kemudian David Hume pergi ke Perancis dan disanalah
ia mendedikasikan dirinya untuk terjun ke dunia sastra.

Puncak kejayaan Emperisme adalah pada masa David Hume, yang menggunakan prinsip-
prinsip emperisme yang radikal, terutama pengertian subtansi dan kausalitas yang menjadi objek
kritiknya. Ia tidak menerima subtansi sebab yang dialami adalah pesan-pesan saja tentang
beberapa ciri yang selalu mendapat bersama-sama (misalnya : Putih, licin, berat, dan
sebagainya). Tetapi atas dasar pengalaman tidak dapat disimpulkan bahwa dibelakang ciri-ciri itu
masih ada substansi tetap (misalnya : Sehelai kertas yang mempunyai ciri-ciri tadi)

Dengan sistem yang ditempuh ini, menunjukkan pikirannya yang skeptis dan radikal, tidak
puas dengan masalah yang ditemukan sehingga keraguannya ini berbeda dengan keraguan
Descrates. Bagi Descrates keraguan itu digunakan untuk mendapatkan, sedangkan David Hume
ragu semakin ragu akhirnya menjadi pesimis.

Kepercayaan terhadap agama dianggapnya sebagai hayalan belaka tidak dapat berlaku secara
umum. Proses terjadinya agama bukanlah dari Tuhan, bukan pula atas kekaguman manusia,
melainkan karena adanya pengharapan serta rasa takut terhadap kehidupan.

David Hume membedakan dua bentuk agama yaitu Natural Religion yang berasal dari hasil
akal budi dan Publik Religion yang penuh Fantisme dan diantara kedua agama ini yang paling
baik adalah Natural Religion.
PENUTUP
KESIMPULAN

Aliran Empirisme adalah salah satu aliran dalam filosof yang menekankan peranan
pengalaman dalam memeroleh pengetahuan, dan mengecilkan akal. Aliran empirisme
berpendapat bahwa pengetaahuan yang bermanfaat, pasti, dan benar hanya diperoleh lewan
indera (empiri) dan empirilah satu-satunya pengetahuan aliran empiri, bahwa pada dasarnya budi
dan empiri saling berkaitan.

Peletak dasar empiris pertama adalah francis bacon, bapak empirisnya John Locke dan
beberapa filsuf lainnya seperti Thomas Hobbes, George Berkeley, David Hume dan lainnya.
Meskipun aliran empiris sangat berpengaruh atas pemikiran-pemikiran filsafat selanjutnya
namun banyak dijumpai kelemahan baik metode, obyek tentang empiris.

Empirisme menganggap agama, mukjizat, bahkan tuhan sebagai keyakinan yang tidak logis
dan tidak bisa dibuktikan secara ilmiah hanya karena empirisme tidak mampu membuktikan
aksistensi immateri

Anda mungkin juga menyukai