Anda di halaman 1dari 20

KELOMPOK 22

1. Aditya Briliant Ananta


NIM : 22011423

2. Azizah Meihana
NIM : 22011281

3. Friskha Hapsari
NIM : 22011301

4. Khonsa Syahidah
NIM : 22011179
PSIKOLOGI MASA
PENCERAHAN
ketika islam mengalami kemunduran pada tahun 1400-an,dan otoritas
gereja mulai mengalami penurunan,eropa kemudian justru mengalami
kebangkitan.
kebangkitan Eropa pada tahun 1450 sampai dengan 1600-an biasa
disebut dengan masa pencerahan atau renaisance atau enligthment.
KONTRIBUSI PERADABAN
ISLAM TERHADAP RENAISANCE

Kontribusi peradaban islam terhadap peradaban dunia,,khususnya renaissance,ternyata tidak diakui oleh semua kalangan. Sebagian
kalangan meyakini bahwa peradaban islam memiliki kontribusi besar terhadap renaissance yang terjadi di barat,sedangkan sebagiannya
lagi justru mengelaknya.
 Essa menyebutkan beberapa alasan yang menyebabkan sebagian kalangan meragukan kontribusi peradaban islam tersebut,yaitu
klaimnya sering kali didasarkan pada penelitian yang kurang mendalam,kondisi dunia islam saat ini yang kurang
menggembirakan,dan wacana akademik di dunia barat yang memang cenderung eurochentris.
 El dewani menyebutkan kehadiran islam di tanah barat memang tidaklah sederhana. ketika dua peradaban yang memiliki gaya hidup
dan gaya berpikir yang berbeda bertemu,maka konflik,prasangka,dan perasaan negatif tentu bukanlah sesuatu yang mudah
dihindari.
El Dewani bahkan menjelaskan panjang lebar mengenai bukti-bukti bahwa peradaban islam berkontribusi terhadap renaissance,seperti
dalam ilmu filsafat,humanisme,ilmu pengetahuan,perdagangan,pertanian,seni,industri ataupun arsitektur.
Seperti menemukan warisan yang sudah lama hilang,masyarakat eropa kemudian terhubung kembali dengan pemikiran pemikiran filsuf
yunani kuno,sekaligus mendapatkan pengembangan yang luar biasa dari dunia islam.
 Menurut Saliba terdapat beberapa kemiripan pemikiran mengenai lunar model antara ibn al shatir pada tahun 1375 dan coppernicus
pada tahun 1543 yang merupakan salah satu pemikiran yang berpengaruh pada awal awal terjadinya renaissance.
TOKOH- TOKOH PENCETUS
RENAISSANCE
1. Renaisanse disebut-sebut berawal dari ide-idenya Francesco Petrarch (1304-1374), Petrarch sendiri merupakan seorang
humanis, penulis puisi, berpendidikan, dan moralis berkebangsaan Italia. Pemikirannya memang tidak terlalu orisinil, tapi
cukup membuka jalan bagi pemikir pemikir yang datang setelahnya, seperti Copernicus, Kepler, dan Galileo (Hergenhahn
2009).
2. Giovanni Pico (1463-1494) dan Desiderius Erasmus (1466-1536), dan Martin Luther (1483-1546). Pico menyampaikan
pandangan bahwa manusia bersifat unik, dan memiliki kebebasan untuk Bertindak, tidak seperti malaikat ataupun binatang
3. Michel de Montaigne (1533-1592) merupakan seorang yang paling berani meragukan apa pun. la meragukan rasionalitas
teologi Katolik dan Protestan, namun tidak percaya bahwa manusia lebih superior daripada binatang
TOKOH- TOKOH PENCETUS
RENAISSANCE
4. Juan Luis Vives (1492-1540 M)
Pemikiran Petrach, Pico, Erasmus, ataupun Luther tampak belum banyak bersentuhan dengan topik-topik psikologi secara
spesifik. Salah satu tokoh pada masa ini yang disebut oleh Watson (Viney & King, 2003), sebagai tokoh yang layak disebut
sebagai penggagas awal psikologi modern adalah Juan Luis Vives (1492-1540), bagi Vives (Viney & King, 2003), emosi
seseorang dipengaruhi oleh tempramen dan lingkungan dan dalam hal ini terdapat individual differencies: prinsip asosiasi
dianggapnya sebagai sesuatu yang penting dalam pemrosesan kognitif.
5. Menurut Vives (Skelton, 1996), memori manusia terdiri dari dua fungsi, yaitu memahami (comprehension) dan menyimpan
(retention), atau to ground to retain yang keduanya bisa dibantu dalam proses belajar, seperti membaca keras, mnemonic, dan lain-
lain..
Selain itu, Vives pun berbicara tentang kebijaksanaan. Menurutnya (Skelton, 1996), kebijaksanaan hanya akan diperoleh jika kita
mengingat dan mempelajari pengalaman-pengalaman yang pernah dilalui.
Yang menarik, orang yang pengalamannya tidak luas, atau abai terhadap pengetahuan yang diperolehnya dari pengalamannya,
menurut Vives, orang tersebut tidak akan sampai kepada kebijaksanaan.
GEOSENTRIS VS
HELIOSENTRIS

Renaisance salah satunya ditandai dgn revolusi sains, khusunya bidang astronomi yaitu terdapatnya pergeseran pemikiran dari
teori geosentris menuju teori heliosentris.Nicolaus Copernicus ( 1473-1543 ) menyampaikan gagasan menjadi heliocentric theory
yaitu gagasan yang berbunyi bahwa bumi bergerak pada orbitnya, dan mengelilingi matahari.
 Greenwood (2009) dan saliba (2007) , Gagasan heleosentris sebenernya sudah disampaikan oleh aristarchus (310-230 SM) dan
memiliki kemiripan dengan apa yg di sampaikan oleh Al shatir pada tahun 1375 M Copernicus sendiri bahkan mengakui bahwa
teorinya berasal dari philolaus yang hidup pada tahun 480- an .
 Johannes Kepler (1571-1630) ataupun Galileo Galilei (1564-1642) dan isac Newton (1624-1727) . Mereka memiliki pemikiran
yang sama bahwa alam semesta ini bisa dipahami oleh manusia , bertentangan dengan padangan skolastik yang menyebutkan
bahwa tuhan-lah yang mungkin memahaminya.
 Kepler mengoreksi pendapat Copernicus bahwa jalur planet dalam mengelilingi matahari bukan melingkar, tapi berbentuk
elips.
 Pikiran Galileo dengan psikologi antara lain bahwa Indra tidak cukup memadai dalam mencari kebenaran. Kebenaran mutlak
dicari melalui penjelasan rasional yaitu penjelasan matematis.
EMPIRISME

Empirisme merupakan pemikiran yang menyatakan bahwa pengetahuan manusia hanya bisa
diperoleh dengan observasi dan pengalaman. Empirisme bersumber dari pemikiran Aristoteles yang
kemudian dikembangkan oleh Bacon Hobes Locke Hume.

Kontribusi empirisme terhadap psikologi disampaikan oleh Schultz.


A. Penekanannya terhadap peran pengindaraan atau sensasi
B. Analisis kesadaran menjadi elemen - elemen kesadaran
C. Sintesa elemen - elemen menjadi kesadaran yang lebih kompleks melalui proses asosiasi
D. Fokus pada kesadaran
EMPIRISME

A. FRANCIS BACON (1561 - 1626 )


Pemikirannya banyak dipengaruhi oleh Aristoteles dan dikenal sebagai bapak empirisme. Disebut sebagai
bapak empirisme,karena ia yang mempopulerkan metode ilmiah yang lebih menekankan pada Pembangunan teori
melalui eksperimen dan pengamatan terhadap data - data empiris,bukan melalui logika.

Bentuk - bentuk “idol” yang disebutkan Bacon :


1. The idos of the cave,menunjuk pada kesalahan yang bersumber dari faktor - faktor personal seperti :
perasaan,pengalaman,pendidikan atau kecerdasan
2. The idols of tribe,menunjuk pada kesalahan yang bersumber dari sifat dasar manusia seperti : harapan dan
keinginan dapat menggangu akurasi persepsi.
3. The idols ohe marketplace,menunjuk pada kesalahan yang bersumber dari pemaknaan terhadap kata -kata
yang digunakan dalam bahasa
4. The idols of the theater,menunjuk pada kesalahan yang bersumber dari paradigma ataupun perspektif seperti :
dogma sain,agama atupun filsafat.
EMPIRISME
B. John Locke (1632 - 1704 )
Locke berkenalan dengan pikiran - pikiran descartes,mempelajari karya - karya descartes dan kemudian
mengkritiknya. Hobbes merupakan orang inggris pertama yang menyampaikan gagasan mengenai
empirisme,namun Locke dianggap orang yang paling berpengaruh kepada penganut empirisme berikutnya.
Karya Locke yang berhubungan dengan psikologi antara lain : Essay Concerning Human Understanding yang
dipublikasikan pada tahun 1689.
1. Sumber pengetahuan: sensasi dan refleksi.
Pikiran locke yang paling terkenal adalah mengenai tabula rasa. Lucky menentang pemikiran decates
mengenai innate idea. Dalam bukunya essay concerning human understanding, ia menyampaikan bahwa
tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa kita memiliki innate idea. Locke mengatakan pengetahuan manusia
berasal dari satu sumber yaitu pengalaman indrawi atau sensasi. Menurut Locke, pengetahuan pertama
mengenai sesuatu pasti diperoleh melalui pengalaman indrawi titik kita mungkin memiliki konsep apriori tapi
hal tersebut awalnya pasti bersumber dari pengetahuan indrawi yang dibatasi oleh tempat dan waktu.
EMPIRISME
2. Ide sederhana dan ide kompleks
Locke membedakan antara ide sederhana (simple Idea) dan ide kompleks (complex idea). Ide sederhana
merupakan ide yang tidak bisa dibagi atau dianalisis menjadi ide-ide yang lebih sederhana lagi, sedangkan
ide kompleks merupakan kumpulan dari ide sederhana . Ide sederhana bisa diperoleh melalui pengindraan
ataupun refleksi, dan pikiran menerimanya secara pasif, sedangkan ide kompleks melalui proses kognitif,
pikiran secara aktif mengombinasikan ide-ide sederhana menjadi ide kompleks.
3. Kualitas primer dan kualitas sekunder
Lucky membagi dua kualitas dari suatu objek yaitu kualitas primer dan kualitas sekunder. Kualitas primer
adalah kualitas atau karakteristik yang melekat dan tidak terpisah dari objek serta lepas dari pengaruh
persepsi sedangkan kualitas sekunder adalah kualitas objek yang merupakan hasil dari proses penginderaan
dan dipengaruhi oleh pengalaman orang yang mengalaminya
EMPIRISME
C. Thomas Hobbes ( 1588 - 1679 )
 Hobbes merupakan penerus Bacon, dan sering kali disebut sebagai Bapak Empirisme Inggris.Hobbes terkenal sebagai tokoh
materialism modern. Bagi Hobbes (Magee, 2008), materi merupakan dasar dari segala-galanya atau yang ada itu hanyalah
materi.
 Hobbes (Hergenhahn, 2009) menggambarkan manusia sebagai sesuatu yang tidak berdaya, tidak memiliki kebebasan untuk
bertindak, dan manusia tidak lebih dari sekadar mesin yang bergerak sendiri serta tidak ada aspek psikologisnya, yang
kemudian dinyatakannya dalam istilah "Human as Machines" (hlin. 132). Bagi hobbes (Magee, 2008), kalaupun ada proses
mental, itu semua tidak lebih dari sekadar "gerakan materi yang ada dalam batok kepala manusia" .
 Hobbes dikenal sebagai Bapak Empirisme Inggris, dan tokoh materialism modern. Hobbes memiliki keyakinan bahwa
manusia, seperti halnya alam semesta.
EMPIRISME
D. David Hume (1711 - 1776 M )
 Hume seperti penganut empirisme lainnya. Ia sepakat dengan Locke bahwa pengetahuan hanya mungkin diperoleh melalui
pengalaman, baik pengalaman internal maupun eksternal, dan sepakat dengan Berkeley bahwa keyakinan tersebut harus
diterapkan secara konsisten. Menurut Hume, yang disebut jiwa tersebut hanyalah kumpulan persepsi semata.
 Hume meyakini bahwa skeptismenya tersebut hanya sebatas teoretis, dan bukanlah pilihan yang baik dalam menjalani
kehidupan, serta nalar bukanlah landasan yang memadai untuk menjalani kehidupan. Bagi Hume, tujuan dan kehidupan
manusia justru lebih banyak dikendalikan oleh nafsu, emosi, dan keinginan.Berdasarkan kekuatan dan keaktifannya, persepsi
tersebut kemudian dibagi menjadi dua jenis, yaitu impresi dan ide. Impresi memiliki kekuatan dan keaktifan yang lebih tinggi
dibanding ide. Yang termasuk impresi adalah pengindraan, perasaan, dan emosi, sedangkan yang termasuk ide adalah pikiran.
Apa yang didengar, dilihat, dirasakan, dan dikehendaki termasuk impresi. Rasa sakit ketika terkena api atau enaknya rasa
suatu makanan juga termasuk impresi.
RASIONALISME

Pada abad ke-16 an, selain empirisme,juga berkembang rasionalisme.


Rasionalisme merupakan kebalikan dari empirisme. Robinson (1995) menjelaskan bahwa rasionalisme adalah pemikiran yang
menyatakan bahwa pengetahuan manusia hanya bisa diperoleh melalui pikiran atau rasio.
Perbedaan antara rasionalisme dan empirisme :
1. Rasionalisme menekankan pada pengetahuan Apriori,empirisme menekankan pada pengetahuan yang diperoleh melalui
pengalaman.
2. Rasionalisme mempunyai pandangan bahwa pikiran manusia bersifat aktif, empirisme mengangapnya sebagai sesuatu yang
pasif.
3. Rasionalisme menekankan pada proses deduktif,empirisme pada proses induktif.
RASIONALISME

1. Rene Descartes (1596 - 1650 )


• Saya bisa meragukan segalanya kecuali satu hal, yakni fakta bahwa saya itu ragu. Namun ketika saya ragu, saya berpikir; dan
saat saya berpiki, saya pasti ada. Saya berpikir karna saya ada.
• Descartes kemudian mempstulatkan pemisahan antara pikiran dan tubuh.tubuh manusia sebagai mesin yang gerak geriknya
dapat dipreksi. Pikiran adalah bebas dan dapat menentukan gerakan tubuh.
• Descartes juga percaya bahwa manusia san hewan secara fisiologis adalah sama. Innate ideas (ide bawaan),bukan berasal dari
pengalaman, tetapi merupakan bagian integral dan pikiran.
RASIONALISME

2. Baruch Spinoza (1632 - 1677 )


• Spinoza merupakan seorang rasionalis yang awalnya terkesan dengan pikican-pikiran Descartes. Seperti halnya Dercartes,
Spinoza memiliki pandangan bahwa "cara yang benar untuk mendirikan bangunan pengetahuan ilmiah adalah dengan
berangkat dari premis-premis yang tak dapat diragukan, dan baru kemudian menyimpulkan pelbagai konsekuensinya dengan
menggunakan penalaran logika"
• Spinoza meragukan pandangan descrates mengenai relasi antara jiwa dan raga baginya, tubuh dan jiwa itu tidak secara radikal
terpisah. Yang menarik adalah spinoza ternyata sudah menjelaskan mengenai gangguan mental, ketidaksadaran, dan ragam
emosi. Kontribusi terbesar spinoza terhadap ilmu psikologi adalah penjelasannya mengenai emosi.
RASIONALISME
3. Le Gottfried Willhelm von Leibniz (1646 - 1716 )
Seorang rasionalis yang karya pertamanya berisi ketidaksetujuannya terhadap empirisme Locke mengenai tabula rasa. Menurut
Leibniz tidak ada dalam pikiran kita yang tidak berasal dari pengindraan,kecuali pikiran itu sendiri. Dengan
monadologinya,Leibniz menyatakan bahwa kejadian mental itu bergradasi,mulai dari yang tidak disadari (petites perception)
sampai dengan yang disadari (Apperception)
RASIONALISME
4. Immanuel Kant (1724 - 1804 )
• Kant merupakan filsuf yang pemikirannya berpengaruh besar terhadap filsuf-filsuf setelahnya. Mogee (2008) menyebutnya
sebagai tokoh yang paling menonjol dalam ilmu filsafat setelah zaman Yunani Kuno. Ia dikenal sebagai pengkritik dan
sekaligus memberikan solusi dari dua aliran besar filsafat yaitu empirisme dan rasionalisme

• Sumber Pengetahuan
Kant menunjukkan kesetujuannya terhadap empirisme Hume, tapi di lain sisi, ia pun mengkritiknya; demikian juga terhadap
rasionalisme Descartes. Bagi Kant memilih salah satunya merupakan sesuatu kekeliruan dan kepalsuan. Rasionalisme keliru
karena terlalu menekankan pada pengetahuan deduktif-matematis serta menapikkan pengetahuan empiris, sedangkan empirisme
Hume terlalu fokus pada pengalaman, dan menapikkan pengetahuan apriori.

• Teori Etika Immanuel Kant


Menurut Kant, penilaian benar ataupun salah tidak bisa berdasarkan perasaan saja. Jika perasaan yang menjadi dasar, maka boleh
jadi benar ataupun salah akan sangat berbeda-beda, tergantung pada pertimbangan subjektif seseorang. Kant menyarankan,
penilaian benar atau salah harusnya berdasarkan prinsip prinsip yang pasti, yaitu prinsip rasional yang kemudian disebutnya
dengan istilah categorical imperative.
POSITIVISME

 pada awal abad ke-19, August Comte menyampaikan pemikirannya yang kemudian dinamai
dengan positivism. Positivisme Comte lebih menekankan pada pengalaman indrawi sebagai
sumber pengetahuan Namun, positivisme dan empirisme terdapat perbedaan. Greenwood (2009)
menyebutkan perbedaan antara keduanya, yaitu positivism menekankan pada pengamatan publik
bukan pengamatan individu; dan positivism menolak psikologi sebagai ilmu pengetahuan
 Positivisme fokus pada fakta-fakta yang bisa diamati secara objektif, dan menghindari
keyakinan, common sense, dan penjelasan metafisik lainnya
 Positivisme menganggap bahwa pengetahuan puncak itu adalah knowledge of the correlation
of observables
 Dalam perkembangannya positivism komte kemudian berkembang menjadi logical positivism
atau logical empiricism. Logical positivism merupakan aliran pemikiran yang berpengaruh
pada awal abad ke-20
POSITIVISME
Auguste Comte (1798 - 1857 )
• Ia terkenal sebagai pendiri ilmu sosiologi dan penggagas positivism
Positivism Comte tidak lepas dari pandangannya mengenai evolusi masyarakat. Menurut Comte berdasarkan bagaimana
memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya, masyarakat itu berkembang melalui tiga tahapan.
1) Tahap teologi (theological stage). Pada tahapan ini, segala hal dijelaskan dengan menggunakan penjelasan mistis atau
supernatural.
2) Tahap metafisik (metaphysical stage). Pada tahapan ini, segala sesuatu dijelaskan dengan menggunakan prinsip,
hukum-hukum, ataupun konsep hipotetis yang diderivikasikan melalui spekulasi.
3) Tahapan positif (positive stage). Pada tahapan ini, segala sesuatu dijelaskan dengan menggunakan penjelasan ilmiah.
• Bagi Comte, psikologi tidak memadai menjadi ilmu pengetahuan karena kurang menggunakan metode eksperimen,
dan banyak menggunakan metode instrospeksi.
• Menurut Comte, ada dua cara untuk melakukan kajian terhadap jiwa (mind), pertama, menggunakan sosiologi untuk
meneliti perilaku dalam konteks sosial, dan kedua mengunakan ilmu biologi dalam mejelaskan proses mental yang
dipengaruhi oleh otak - phrenological psychology.
THANK YOU FOR
LISTENING

Anda mungkin juga menyukai