Anda di halaman 1dari 3

Resume Filsafat Manusia

Disusun oleh : Sebastian Mehitabel (1120700000225)


Kelas D

Manusia dalam Sinaran Filsafat Empirisme

Empirisme
Empirisme berasal dari kata bahasa Inggris yaitu empiricism, kata ini berasal dari bahasa
Yunani empeiria yang artinya “pengalaman”. Empirisme menurut A.R. Lacey adalah aliran filsafat
yang berpandangan bahwa pengetahuan secara keseluruhan atau parsial didasarkan pada
pengalaman yang menggunakan indera. Banyak yang berkata bahwa sumber pengetahuan harus
dicari dalam pengalaman dan pengalaman inderawi adalah satu-satunya sumber pengetahuan dan
bukan akal. Menurut aliran empirisme, kita tidak mungkin untuk mencari pengetahuan mutlak dan
mencakup semua segi, apalagi bila ada kekuatan yang dapat dikuasai untuk meningkatkan
pengetahuan manusia. Kaum empiris puas hanya dengan mengembangkan sebuah sistem
pengetahuan yang mempunyai peluang untuk benar walaupun tidak akan pernah menjamin adanya
kepastian mutlak. Kaum empiris juga sangat memegang teguh pendapat bahwa pengetahuan itu
dapat diperoleh dari pengalaman.

Thomas Hobbes
Thomas Hobbes merupakan salah satu pemikir politik terbaik di Inggris. Hobbes
mempunyai pandangan menarik tentang manusia. Dia memandang bahwa manusia itu adalah
makhluk yang sangat egois, yang didorong oleh rasa takut akan kematian dan keinginan untuk
memperoleh keuntungan dalam hidup. Dia menggambarkan jika tidak setuju dengan pandangan
tersebut mengapa kita selalu berhati-hati dalam menjaga diri kita dan harta kita agar tidak diambil
orang lain. Pada dasarnya kita semua hanya terkendali saat ada aturan hukum dan ancaman akan
hukuman. Hobbes juga mengumpamakan apa yang terjadi jika di dunia ini tidak ada hukum dan
ancaman akan hukuman. Di dunia yang langka sumber daya alamnya, Anda juga akan mencuri
dan membunuh bila perlu. Setidaknya itulah yang harus dilakukan untuk melanjutkan hidup.
Hobbes percaya bahwa ada hukum alam tertentu yang dianggap penting, seperti kita harus
memperlakukan orang lain selayaknya kita ingin diperlakukan. Hukum juga tidak terlalu
berpengaruh jika tidak seseorang atau sesuatu yang kuat untuk membuat semua orang
mengikutinya. Tanpa hukum dan tanpa kedaulatan yang kuat, orang-orang hanya bisa
mengharapkan sebuah kematian yang kejam. Satu-satunya hiburan adalah bahwa kehidupan
seperti itu akan sangat singkat.
Hobbes merupakan seorang yang materialis. Dia mengatakan bahwa manusia hanyalah
makhluk fisik semata dan berkata bahwa Tuhan adalah objek fisik yang lebih besar dari manusia.
Dia tidak mempercayai bahwa manusia mempunyai sebuah jiwa, dia beranggapan bahwa manusia
hanyalah tubuh tanpa adanya jiwa yang pada akhirnya manusia hanyalah sebuah mesin yang
kompleks.
John Locke
John Locke merupakan filsuf yang berasal dari Inggris. Setelah perang saudara di Inggris,
Locke melarikan diri ke Belanda saat dituduh merencanakan pembunuhan Raja Charles II. Dari
sana Locke memperjuangkan toleransi beragama, dengan alasan bahwa sangat tidak masuk akal
untuk memaksa seseorang mengubah keyakinan agama mereka melalui penyiksaan. Pandangan
Locke adalah kita semua memiliki hak yang diberikan oleh Tuhan untuk hidup, kebebasan, dan
kebahagiaan.
Salah satu keyakinan dari John Locke adalah pikiran seorang bayi yang baru lahir itu
seperti batu tulis yang kosong. Kita tidak tahu apa-apa saat dilahirkan, dan pengetahuan kita itu
berasal dari pengalaman dalam kehidupan ini. Salah satu cara untuk mendekati pertanyaan tentang
apa yang membuat manusia menjadi orang yang sama dari waktu ke waktu adalah dengan
menunjukkan bahwa kita adalah makhluk hidup. Apa yang membuat kita menjadi orang yang sama
dari waktu ke waktu? Locke mengklaim bahwa itu adalah kesadaran kita, kesadaran akan diri kita
sendiri.

George Berkeley
George Berkeley digambarkan sebagai orang yang idealis dan terkadang sebagai seorang
immaterialis. Dia dikatakan idealis karena dia percaya bahwa semua yang ada hanyalah sebuah
ide, ia dikatakan immaterialis karena ia menyangkal benda-benda material—benda-benda fisik itu
ada. Berkeley berpikir bahwa kita melihat dunia secara langsung karena dunia hanya terdiri dari
ide-ide saja. Dengan kata lain, bahwa dunia dan segala isinya hanya ada dalam pikiran manusia
saja.

David Hume
David Hume merupakan seorang filsuf dari Skotlandia dan dia percaya bahwa pengetahuan
kita itu berasal dari pengamatan dan pengalaman, jadi dia tertarik dengan argumen tentang
keberadaan Tuhan yang dimulai dengan pengamatan pada beberapa aspek di dunia. Hume
melakukan pembedaan antara ide dan kesan. Kesan merupakan penginderaan langsung atas
realitas lahiriah, sementara ide adalah ingatan atas kesan-kesan. Menurut Hume, kesan selalu
muncul terlebih dahulu, sementara ide sebagai pengalaman langsung. Dengan kata lain, isi pikiran
manusia itu tergantung kepada aktivitas inderanya.
Menurut Hume pikiran kita bekerja berdasarkan tiga prinsip pertautan ide. Pertama, prinsip
kemiripan yaitu mencari kemiripan antara apa yang ada di benak kita dan kenyataan. Kedua,
prinsip kedekatan yaitu jika kita memikirkan sebuah rumah maka kita juga akan berpikir tentang
adanya jendela, pintu, atap sesuai dengan gambaran rumah yang kita dapatkan lewat pengalaman
inderawi sebelumnya. Ketiga, prinsip sebab-akibat yaitu jika kita memikirkan luka, kita pasti
memikirkan rasa sakit yang diakibatkannya. Hal tersebut mengisyaratkan bahwa ide selalu
berkaitan dengan kesan. Karena kesan berkaitan langsung dengan pengalaman inderawi atas
realitas maka ide harus sesuai dengan realitas yang ditangkap oleh pengalaman inderawi. Bagi
Hume, ilmu pengetahuan tidak pernah memberi pengetahuan yang niscaya tentang dunia ini.
Kebenaran yang bersifat apriori seperti yang ditemukan dalam matematika, geometri memang
ada, namun itu tidak menambah pengetahuan kita tentang dunia. Pengetahuan hanya bisa
bertambah lewat pengamatan secara empiris menurutnya.
.

Anda mungkin juga menyukai