TAHUN 2022
ISBN : 978-623-6802-50-2
Editor : Dr. H. Sayid Habiburrahman, M.Pd.I.
Disain Cover : Supriyadi,S.P
Layout : Moesthafa Ahmad
Cetakan : Pertama 2022
Penerbit : Insan Cendekia Palembang
ii
KATA PENGANTAR
iii
kekurangan di dalam penulisan dan penyusunan, baik kata-kata
atau pungaya bahasa yang kami gunakan kurang tepat. Oleh
karena itu, kepada para pembaca dan pakar, kami mengharapkan
saran dan kritik membangun, demi kesempurnaan buku ini untuk
terbitan berikutnya.
Kepada Bapak Rektor dan Narasumber, kami
mengucapkan terima kasih, karena telah banyak memberikan
dorongan di dalam penyusunan buku ini. Demikian juga kami
ucapkan terima kasih kepada pihak penerbit Universitas
Muhammadiyah Palembang, yang telah membantu penerbitan
buku ini.
iv
SAMBUTAN REKTOR
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
v
نصر من هللا وفتح قريب
والسالم عليكم ورمحة هللا وبركاته
vi
DAFTAR ISI
vii
1. Pengertian Ilmu, Agama, dan Budaya ............... 62
2. Hubungan Ilmu, Agama, dan Budaya ................ 66
C. Hukum Sunnatullah (Kausalitas)......................... 71
1. Pengertian Sunnatullah ............................... 71
2. Pandangan Dasar tentang Sunnatullah .............. 73
3. Ketentuan Sunnatullah ................................ 77
viii
BAB VI INTEGRASI AYAT AL-QUR’AN PAD ILMU PENGETAHUAN
................................................................ 119
A. Hakikat Ayat-ayat Allah ................................... 119
B. Kesatuan antara Ayat Qauliyah dan Kauniyah ........ 122
C. Interkoneksitas dalam memahami ayat Qauliyah dan
Kauniyah .................................................... 124
ix
BAB IX ILMU TEKNIK SIPIL DAN AGAMA ......................... 197
A. Obyek dan Tujuan Ilmu Teknik Sipil dan Agama ...... 197
B. Proses Ilmu Teknik Sipil dan Agama .................... 199
C. Ayat al-Qur’an dan Hadits yang Relevan dengan lmu
Teknik Sipil ................................................. 200
x
BAB XII PARADIGMA ARSITEKTUR ISLAMI....................... 237
A. Relasi antara Alam, Manusia, dan Tuhan dalam Arsitektur
................................................................ 237
B. Definisi Arsitektur Islam .................................. 242
C. Prinsip-prinsip Arsitektur Islami ......................... 243
D. Prinsip Desain dalam Arsitektur Islami ................. 248
E. Dampak Arsitektur Islami pada Kehidupan Manusia .. 249
xi
Islam dan Iptek (AIK VI)
BAB I
ILMU PENGETAHUAN
Ilmu Pengetahuan -1 -
Islam dan Iptek (AIK VI)
- 2 - Ilmu Pengetahuan
Islam dan Iptek (AIK VI)
Ilmu Pengetahuan -3 -
Islam dan Iptek (AIK VI)
- 4 - Ilmu Pengetahuan
Islam dan Iptek (AIK VI)
Ilmu Pengetahuan -5 -
Islam dan Iptek (AIK VI)
- 6 - Ilmu Pengetahuan
Islam dan Iptek (AIK VI)
Ilmu Pengetahuan -7 -
Islam dan Iptek (AIK VI)
Ilmu Pengetahuan -9 -
Islam dan Iptek (AIK VI)
- 10 - Ilmu Pengetahuan
Islam dan Iptek (AIK VI)
- 12 - Ilmu Pengetahuan
Islam dan Iptek (AIK VI)
Artinya: “Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-
binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang
bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya
yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya,
hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi
Maha Pengampun. Yang dimaksud dengan ulama dalam ayat
ini ialah orang-orang yang mengetahui kebesaran dan
kekuasaan Allah”. (QS. Al-Faathir {35}: 28)
Dari dua ayat di atas, satu kata ulama untuk
menyebutkan golongan orang-orang yang pandai di kalangan
bani Israil, dan satunya lagi yang berhubungan dengan
tingkat ketundukan, kepatuhan dan ketakutan kepada Allah,
pada ayat pertama apabila dihubungkan dengan ayat
sebelumnya bercerita tentang kebenaran Al-Qur’an sebagai
wahyu Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammmad
SAW. Dengan bahasa Arab melalui Ruhul Amin (Malaikat
Jibril). Kandungan Al-Qur’an sesungguhnya telah ada dalam
kitab-kitab Allah lainnya yang diturunkan kepada Nabi dan
Rasul sebelum Nabi Muhammad SAW. Hal ini para ulama Bani
Israil sudah mengetahui dengan jelas, akan tetapi sebagian
- 14 - Ilmu Pengetahuan
Islam dan Iptek (AIK VI)
- 16 - Ilmu Pengetahuan
Islam dan Iptek (AIK VI)
سِ ِين اآمنُوا إِ اذا قِيل لا ُك ْم تا اف َّس ُحوا ِِف الْ ام اجال ا
ِ ََّي أايُّها ال
ذ ا ا
ا
يل انْ ُش ُزوا فاانْ ُش ُزوا ياْرفا ِعِاَّلل لا ُكم وإِ اذا ق
ا فاافْ اس ُحوا يا ْف اس ِح َُّ ْ ا
َّ ين أُوتُوا الْعِْل ام اد ار اجاٍ او ِ َّاَّلل الَّ ِذين آمنوا ِمْن ُكم وال
ُاَّلل ْا ا ذ ُ َُّ ا ا
)١١( ِِباا تا ْع املُو ان اخبِير
Artinya: Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan
kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka
lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan
untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka
berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang
yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui
apa yang kamu kerjakan. (QS.Al-Mujadalah {58}:11)
Kata ‘ilman yang bentuknya nakirah maknanya
sepadan dengan al-‘ilmu yang berbentuk ma’rifat,
disebutkan sebanyak 25 kali.
Artinya: “Sesungguhnya hari kiamat itu akan datang aku
merahasiakan (waktunya) agar supaya tiap-tiap diri itu
dibalas dengan apa yang ia usahakan”.( QS.Thaha (20}: 15)
Pada surat An-Naml: 15 menunjukkan bahwa para Nabi
utusan Allah diberi tugas untuk memperbaiki umatnya baik
dari segi keimanan maupun segi tatanan sosial budayanya
dibekali dengan ilmu pengetahuan sebagai pewujudan
kelebihan dibandingkan umatnya. Ilmu yang diberikan
disesuaikan dengan kondisi sosial umat pada masa itu. Nabi
Daud dan Sulaiman diberi kelebihan ilmu berupa
kemampuan untuk berkomunikasi dengan binatang, bahkan
ia mampu memerintahkan Jin, Burung, dan Manusia menjadi
- 18 - Ilmu Pengetahuan
Islam dan Iptek (AIK VI)
- 20 - Ilmu Pengetahuan
Islam dan Iptek (AIK VI)
- 22 - Ilmu Pengetahuan
Islam dan Iptek (AIK VI)
ِ ك الْ ِكتا ِ
ٍا
ٍ ُُْم اك ام ر آَي ر
اب مْنهُ ا ا ُه او الَّذي أانْ ازال اعلاْي ا
ين ِِف قُلُوِبِِ ْم ِ َّ ِ ِ ُه َّن أ ُُّم الْ ِكتا
اٍ فاأ َّاما الذ ا
ُخ ُر ُمتا اشاِبا ر
اب اوأ ا
- 24 - Ilmu Pengetahuan
Islam dan Iptek (AIK VI)
ازيْ رغ فايا تَّبِعُو ان اما تا اشاباها ِمْنهُ ابْتِغااءا الْ ِفْت نا ِِ اوابْتِغااءا اَْ ِويلِ ِه
الر ِاس ُخو ان ِِف الْعِْل ِم ياُولُو ان َّ اواما يا ْعلا ُم اَْ ِويلاهُ إِال
َّ اَّللُ او
ابِ آمنَّا بِِه ُكلٌّ ِمن ِعْن ِد ربِِّناا وما ي َّذ َّكر إِال أُولُو األلْب
ا ُ ا اا ا ْ ا
)٧(
Artinya: Dia-lah yang menurunkan Al kitab (Al Quran)
kepada kamu. di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang
muhkamaat, Itulah pokok-pokok isi Al qur'an dan yang lain
(ayat-ayat) mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang
dalam hatinya condong kepada kesesatan, Maka mereka
mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat
daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari
ta'wilnya, Padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnya
melainkan Allah. dan orang-orang yang mendalam ilmunya
berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang
mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami." dan
tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan
orang-orang yang berakal. (QS.Al-Imran {3}:7).
Kekurangan ilmu yang benar dapat menggiring
manusia untuk berlaku sombong kepada Allah sebagaimana
firman Allah SWT:
- 26 - Ilmu Pengetahuan
Islam dan Iptek (AIK VI)
- 28 - Ilmu Pengetahuan
Islam dan Iptek (AIK VI)
- 30 - Ilmu Pengetahuan
Islam dan Iptek (AIK VI)
- 32 - Ilmu Pengetahuan
Islam dan Iptek (AIK VI)
- 34 - Ilmu Pengetahuan
Islam dan Iptek (AIK VI)
- 36 - Ilmu Pengetahuan
Islam dan Iptek (AIK VI)
- 38 - Ilmu Pengetahuan
Islam dan Iptek (AIK VI)
- 40 - Ilmu Pengetahuan
Islam dan Iptek (AIK VI)
- 42 - Ilmu Pengetahuan
Islam dan Iptek (AIK VI)
BAB II
KARYA MONUMENTAL UMAT ISLAM DALAM IPTEK
1
Jalaluddin, Teologi Pendidikan, Raja Grafindo Persada, Jakarta,
2003, Hal. 69- 71.
Karya Monumental Umat Islam dalam Iptek -43 -
Islam dan Iptek (AIK VI)
2
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 2000, Hal.
29- 30.
Karya Monumental Umat Islam dalam Iptek -45 -
Islam dan Iptek (AIK VI)
3
Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam klasik: Perkembangan Ilmu
Pengetahuan Islam, Kencana, Jakarta, 2003, Hal. 3
Karya Monumental Umat Islam dalam Iptek -47 -
Islam dan Iptek (AIK VI)
4
Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam klasik: Perkembangan Ilmu
Pengetahuan Islam, Kencana, Jakarta, 2003, Hal. 20
Karya Monumental Umat Islam dalam Iptek -51 -
Islam dan Iptek (AIK VI)
5
Taufiq, Rahmat Hidayat, Khazanah Istilah Al Quran, Mizan, Bandung,
1996, Hal 135.
- 52 - Karya Monumental Umat Islam dalam Iptek
Islam dan Iptek (AIK VI)
BAB III
HAKIKAT IPTEK DALAM PANDANGAN ISLAM
6
Howard M., F. (1996). Kajian Al-Qur’an di Indonesia. Bandung:
Mizan.
7
Hasyim, B. (2013). Islam Dan Ilmu Pengetahuan (Pengaruh
Temuan Sains Terhadap Perubahan Islam). Jurnal Dakwah Tabligh, Vol. 14,
No. 1, Juni , 127 - 139.
Hakikat Iptek dalam Pandangan Islam -53 -
Islam dan Iptek (AIK VI)
8
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam , Bumi Aksara, Jakarta,
2000, Hal. 29- 30.
9
Ibid, Hal. 225-226.
- 58 - Hakikat Iptek dalam Pandangan Islam
Islam dan Iptek (AIK VI)
2. Peradaban Islam
Peradaban Islam adalah terjemahan dari kata Arab
al-Hadharah al-Islamiyah. Kata Arab ini juga sering
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi
kebudayaan Islam. Di Indonesia, sebagaimana juga di Arab
dan Barat, masih banyak orang yang menyamakan dua kata
kebudayaan (Arab, ats-tsaqafah; Inggris, culture) dan
peradaban (Arab, al-hadharah; Inggris, civilization). Kata
kebudayaan berasal dari kata budi dan daya ditambah
awalan ke dan akhiran an. Dalam bahasa Indonesia, budi
berarti akal dan daya berarti kekuatan. Sementara itu,
peradaban berasal dari bahasa Arab adab yang berarti
bernilai tinggi.
Menurut Koentjaraningrat, sebagaimana dikutip dari
Supriyadi, kebudayaan paling tidak mempunyai tiga wujud.
a. Wujud ideal, yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu
kompleks ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma,
peraturan, dan sebagainya.
b. Wujud kelakuan, wujud kebudayaan sebagai suatu
kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam
masyarakat.
10
A Mustofa, Akhlak Tasawuf , Pustaka Setia, Bandung, 2010, Hal.
153-154.
Hakikat Iptek dalam Pandangan Islam -61 -
Islam dan Iptek (AIK VI)
11
Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam klasik: Perkembangan Ilmu
Pengetahuan Islam, Kencana, Jakarta, 2003, Hal. 3
- 62 - Hakikat Iptek dalam Pandangan Islam
Islam dan Iptek (AIK VI)
12
Endang Saifuddin Anshari, Ilmu Filsafat dan Agama, PT. Bina
Ilmu, Surabaya, 1981. Hal. 97
Hakikat Iptek dalam Pandangan Islam -63 -
Islam dan Iptek (AIK VI)
d. Wahyu Allah;
Pengetahuan ini berdasarkan kepercayaan atau
keimanan kepada Allah sebagai sumber pengetahuan.
Kepercayaan inilah yang merupakan titik tolak dalam
agama lewat pengakajian selanjutnya dalam
meningkatkan atau menurunkan kepercayaan itu.
Istilah teknologi berasal dari perkataan Yunani
technologia yang artinya pembahasan sistematik
tentang seluruh seni dan kerajinan. Teknologi yaitu
usaha manusia dalam mempergunakan segala bantuan
fisik atau jasa-jasa yang dapat memperbesar
produktivitas manusia melalui pemahaman yang lebih
baik, adaptasi dan kontrol, terhadap lingkungannya.
Teknologi merupakan penerapan. Oleh karena itu,
teknologi berbeda dalam dimensi ruang dan waktu.
Kata agama berasal dari bahasa Sansekerta dari
kata a berarti tidak dan gama berarti kacau. Kedua kata
itu jika dihubungkan berarti sesuatu yang tidak kacau.
Jadi fungsi agama dalam pengertian ini memelihara
integritas dari seorang atau sekelompok orang agar
hubungannya dengan Tuhan, sesamanya, dan alam
sekitarnya tidak kacau. Ketidak kacauan itu disebabkan
oleh penerapan peraturan agama tentang
moralitas,nilai-nilai kehidupan yang perlu dipegang,
dimaknai dan diberlakukan.
13
Zainul Arifin Abbas, Perkembangan Pikiran Terhadap Agama,
Pustaka Al Husna. Jakarta, 1984, Hal. 4.
14
Andito (ed), Atas Nama Agama: Wacana Dialog Bebas Konflik,
Pustaka, Bandung, ,1998, Hal. 47.
15
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua, Balai Pustaka,
Jakarta, 1996. Hal. 149.
Hakikat Iptek dalam Pandangan Islam -65 -
Islam dan Iptek (AIK VI)
16
Endang Saifuddin Anshari, Op. Cit, Hal. 153-154
17
Furchan, Arief. H, Transformasi Pendidikan Islam di Indonesia:
Anatomi Keberadaan Madrasah dan PTAI, Gama Media, Yogyakarta, 2002
dalam Mu’adz dkk, Islam dan Ilmu Pengetahuan (AIK 4), UMSIDA PRESS,
Sidoarjo, 2016, Hal. 7-8.
Hakikat Iptek dalam Pandangan Islam -67 -
Islam dan Iptek (AIK VI)
18
M. Dawam Rahardjo, Ensiklopedi Al-Qur’an Tafsir Sosial
Berdasarkan Konsepkonsep Kunci, Paramadina, Jakarta, 2002. Hal. 12
19
Ahmad Warson, Kamus Al-Munawwir, Pustaka Progressif,
Surabaya, 1993, Hal. 1135.
Hakikat Iptek dalam Pandangan Islam -71 -
Islam dan Iptek (AIK VI)
20
Abdul Karim Zaidan, Cet-8, Hikmah kisah-kisah dalam Al-
Qur’an, Darus Sunnah, Jakarta, 2018, Hal. 25.
21
Taufiq, Rahmat Hidayat, Khazanah Istilah Al Quran, Mizan,
Bandung, 1996, Hal 135.
22
Ibid, Hal 135.
- 72 - Hakikat Iptek dalam Pandangan Islam
Islam dan Iptek (AIK VI)
23
Abdul Karim Zaidan, Hikmah kisah-kisah dalam Al-Qur’an
…Hal. 25.
Hakikat Iptek dalam Pandangan Islam -73 -
Islam dan Iptek (AIK VI)
َ َ َ َّ َ أ ه َ َ َ ه َ أ َ أ َ ََ
ِين ٱّللِ يبغون ولۥ أسلم من ِِف ِ أ فغي د
َ َ أٗ َ َ أ ٗ َأ هأ َ ه َ َّ َ َ َ أ
٨٣ ۡرض طوٗع وكرها ِإَوَلهِ يرجعونِ ت وٱۡل ِ َٰ ٱلسمَٰو
Artinya: “Maka apakah mereka mencari agama yang lain
dari agam Allah, padahal kepadaNyalah berserah diri
segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka
maupun terpaksa dan hanya kepada Allah-lah mereka
dikembalikan”. (QS. Ali Imran: 83).
24
Mustafa, Agus, 2006, Arsy Allah, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hal. 60-61
- 74 - Hakikat Iptek dalam Pandangan Islam
Islam dan Iptek (AIK VI)
3. Ketentuan Sunnatullah
Sunnatullah adalah hubungan ilmiah, dan dapat
diterangkan secara ilmiah dan logika. Sunnatullah adalah
hukum kausal, hubungan sebab akibat yang terjadi di alam,
yang dapat diterangkan secara ilmiah. Misalnya seseorang
sakit, kemudian dia memakan obat, lantas sembuh. Ini
adalah sunnatullah, hubungan sebab akibat, jika makan
obat maka bakteri penyebab sakit akan mati dan, penyakit
yang disebabkan oleh bakteria tersebut akan hilang atau
sembuh. Jika tidak makan obat kemungkinan sembuh
dengan segera itu kecil.
Dengan mengetahui hubungan sunnatullah di alam
maka kita harus tidak meyakini bahwa obatlah yang
menyembuhkan si sakit, tetapi tetap Allah karena dengan
sunnatullah yang berlaku di alamlah yang menyebabkan si
sakit sembuh setelah minum obat. Obat disini hanyalah
usaha manusia. Dengan minum obat maka hubungan sebab
akibat berlaku, dan menyembuhkan si sakit.
Hakikat Iptek dalam Pandangan Islam -77 -
Islam dan Iptek (AIK VI)
BAB IV
KEWAJIBAN MENUNTUT ILMU, MENGEMBANGKAN,
DAN MENGAMALKANNYA
27
Zakiyyah, Daradjat. Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta :Bumi
Aksara, 2006). Hal 86.
28
Arif Sadiman, dkk. Media Pendidikan (Pengertian,
Pengembangan, dan Pemanfaatannya). (Jakarta : PT Raja Grafindo, 2012).
Hal 3.
Kewajiban Menuntut Ilmu, Mengembangkan, dan Mengamalkannya -83 -
Islam dan Iptek (AIK VI)
29
Bukhari Umar, Hadist Tarbawi (Pendidikan Dalam Perspektif
Islam).( Jakarta : Anizah, 2012). Hal 7.
- 84 - Kewajiban Menuntut Ilmu, Mengembangkan, dan Mengamalkannya
Islam dan Iptek (AIK VI)
ِْ علَّم
ۖ اال نْ اسا ان اما اُيْ يا ْعلا ْم اا
"Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya." 30
ۖ اوا هَِّّللُ ا ْخار اج ُك ْم ِِّم ْن بَُُْو ِن اَُّم ههتِ ُك ْم اال تا ْعلا ُم ْو ان اشْي ئ اا
صار اوا ْالا فْئِ اد اة ۖ لا اعلَّ ُك ْم
الس ْم اع اوا ْالا بْ ه َّ َّو اج اع ال لا ُك ُم
تا ْش ُك ُرْو ان
30
(Q.S Al-Alaq : 1-5)
Kewajiban Menuntut Ilmu, Mengembangkan, dan Mengamalkannya -85 -
Islam dan Iptek (AIK VI)
31
(Q.S An-Nahl: 78)
- 86 - Kewajiban Menuntut Ilmu, Mengembangkan, dan Mengamalkannya
Islam dan Iptek (AIK VI)
32
Umar Hasyim, Mencari Ulama Pewaris Nabi, (Surabaya : PT :
Bina Ilmu, 1998). Hal. 134.
- 90 - Kewajiban Menuntut Ilmu, Mengembangkan, dan Mengamalkannya
Islam dan Iptek (AIK VI)
33
(QS. Al-Mujadalah: 11)
Kewajiban Menuntut Ilmu, Mengembangkan, dan Mengamalkannya -91 -
Islam dan Iptek (AIK VI)
34
(QS. Fathir: 28)
35
(HR Ibnu Hibban).
- 92 - Kewajiban Menuntut Ilmu, Mengembangkan, dan Mengamalkannya
Islam dan Iptek (AIK VI)
ِ اص قا ا ِ الع ِ
ت ار ُس ْوال ُ ال اَس ْع اع ْن اعْبد هللا بْ ِن اع ْم ُرو بْ ُن ا
ُ ِ
ب ُ
ْ ي ال
ا هللا َّ
ن ِهللا صلَّي هللا علاي ِه وسلام ي ُو ُل ا
ُ ا ْ اْ اا ُ ا ا
ُ العِْل ام ِ
ب ُ
ْ ي ن كِ العِْلم اِنْتِزاعا ا ي ْن تا ِزعه ِمن العِب ِاد ولا
ُ ا ا ا ُُ ْ ا ا ْ ا
َّاس ن ال ذ
ا َّ ِ ُ العُلاماء ح ََّّت اِ اذا اُيْ ي ْب اُي اعالِما ا ا
َّت
ا ِ ب
ْ ُ
ا ِب
ُ ا ا ُ ا
ِ
ضلُوا او ُرُؤسا ا ُجه اال ا فا اسئا لاوا فاأافْ تُو بِغاِْي عْلم فا ا
.ضلُواافْ ا
Artinya : "Dari Abdullah bin 'Amr bin Al 'Ash r.a. berkata:
"Saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi Wa sallam
bersabda : "sesungguhnya Allah tidak akan mencabut ilmu
pengetahuan dengan begitu saja dari orang-arang yang
memilikinya, tetapi Allah mencabut ilmu dengan matinya
orang-orang yang pandai (ulama), sehingga bila tidak ada
lagi orang yang pandai maka orang-orang akan
mengangkat orang-orang yang bodoh untuk menjadi
pemimpin, maka bila mereka ditanya sesuatu maka
mereka menjawabnya tidak berdasarkan ilmu
pengetahuan, sehingga mereka sesat dan menyesatkan".
(Riwayat Bukhari dan Muslim)36
36
Drs. Muslich Shabir, Terjemah Riyadluss Shalihin, ( Semarang :
CV. Toha Putra, 1981). Hal. 285-286.
Kewajiban Menuntut Ilmu, Mengembangkan, dan Mengamalkannya -93 -
Islam dan Iptek (AIK VI)
37
Ibnu Hajar Al-Asqalani, Terjemah Fathul Baari, (Jakarta : Pustaka Azzam,
2006). Hal. 375.
- 94 - Kewajiban Menuntut Ilmu, Mengembangkan, dan Mengamalkannya
Islam dan Iptek (AIK VI)
ان اشد الناس عذاِب يوم الُيامِ عاُي ُي ينفعه هللا بعلمه
Artinya: "Sesungguhnya orang yang paling berat
siksaannya pada hari hari kiamat nanti, ialah yang
mempunya ilmu tetapi Allah tidak memberi manfa'at
kepadanya dengan ilmunya itu"38
38
Umar Hasyim. Mencari Ulama Pewaris Nabi. ( Surabaya : PT. Bina Ilmu,
1988 ). Hal. 130
Kewajiban Menuntut Ilmu, Mengembangkan, dan Mengamalkannya -95 -
Islam dan Iptek (AIK VI)
39
Rahmiati dan Nor Hamdan, Dinamika Peran Ulama Dalam
Politik Praktis, ( Banjarmasin : Antasari Press, 2006). Hal. 72.
Kewajiban Menuntut Ilmu, Mengembangkan, dan Mengamalkannya -97 -
Islam dan Iptek (AIK VI)
40
Umar Hasyim. Mencari Ulama Pewaris Nabi. ( Surabaya : PT.
Bina Ilmu, 1988 ). Hal. 135.
- 98 - Kewajiban Menuntut Ilmu, Mengembangkan, dan Mengamalkannya
Islam dan Iptek (AIK VI)
BAB V
ETIKA PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN
IPTEK DALAM PANDANGAN ISLAM
ٍين أُوتُوا الْعِْل ام اد ار اجاذِ َّاَّلل الَّ ِذين آمنوا ِمْن ُكم وال
ْا ا ُ ياْرفا ِع َُّ ا ا
Islam dan ilmu pengetahuan adalah dua sisi koin dari satu
mata uang koin yang sama. Keduanya saling membutuhkan,
saling menjelaskan dan saling memperkuat secara sinergis,
holistik dan integratif. Pengetahuan yang dilimpahkan
kepada manusia, tidak akan bermakna tanpa dilandasi iman
yang benar. Iman tanpa ilmu seperti orang buta, sebaliknya
ilmu tanpa iman dapat menjadi bumerang yang dapat
menghancurkan diri sendiri maupun orang lain.
Oleh karena itu, manusia tidak hanya bisa
mengandalkan kecerdasan intelektual sebagai representasi
potensi manusia dalam menemukan ilmu pengetahuan dan
teknologi, akan tetapi kecerdasan spiritual yang bermanfaat
membimbing manusia tetap berada pada jalur yang benar
juga menjadi bagian yang sangat penting. Demikian pula
dalam praktek kehidupan manusia sering ditemukan
seseorang bisa berbuat bodoh atau jahat padahal ia termasuk
orang-orang intelek. Sarjana hukum misalnya, melakukan
rekayasa hukum dengan cara-cara yang sangat professional
sehingga mengetahui celah-celah melakukan pelanggaran
hokum. Seorang ahli di bidang ekonomi tetapi paling hebat
dalam hal manipulasi dan koruspsi. Seorang yang mengaku
paham tentang agama tetapi perilakukan menyimpang dari
nilai-nilai agama.
Pada sejumlah Negara sekuler terjadi kasus bunuh diri
missal yang dilakukan oleh sekelompok intelektual, menjadi
indicator bahwa ilmu yang dimiliki tidak mampu
41
Surajiyo. (2005). Ilmu filsafat suatu pengantar. Jakarta: PT Bumi
Aksara. Hal 80.
42
Ibid. Hal 84.
- 108 - Etika Pengembangan dan Penerapan Iptek dalam Pandangan Islam
Islam dan Iptek (AIK VI)
43
Jujun
S. Suriasumantri. (2009). Filsafat ilmu: sebuah pengantar populer. Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan. Hal 235.
- 110 - Etika Pengembangan dan Penerapan Iptek dalam Pandangan Islam
Islam dan Iptek (AIK VI)
44
Surajiyo. (2005). Ilmu filsafat suatu pengantar. Hal 92.
Etika Pengembangan dan Penerapan Iptek dalam Pandangan Islam -113 -
Islam dan Iptek (AIK VI)
45
Jujun
S. Suriasumantri. (2009). Filsafat ilmu: sebuah pengantar populer. Hal 215.
Etika Pengembangan dan Penerapan Iptek dalam Pandangan Islam -117 -
Islam dan Iptek (AIK VI)
BAB VI
INTEGRASI AYAT AL-QUR’AN PADA ILMU PENGETAHUAN
ِ ِاق و ِ ِ
ٓ اسنُ ِري ِه ْم ءااياهتناا ِِف ْٱلءاافا ا
ِف أان ُفس ِه ْم اح َّ هّت ياتا با َّ ا
ني اَلُْم
ك أانَّهُۥ اعلا هى ُك ِِّل اش ْىء ف بِاربِِّ ا ِ ٱْل ُّق ۖ أاواُي ي ْك
اْ ا أانَّهُ ْا
اش ِهي رد
Artinya: Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-
tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri
mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu
BAB VII
PARADIGMA PENGEMBANGAN IPTEK
46
Mustofa umar ali azhab Tafsir Alfutiri, yang diterjemahkan oleh
Umar Sitanggal, dkk, yogyakarta:Toha Putra, 1989), Hal. 11
Paradigma Pengembangan Iptek -135 -
Islam dan Iptek (AIK VI)
47
Yusuf Qardhawi, Norma dan Etika Ekonomi Islam. (Jakarta:
Gema Insani Press, 1997). Hal. 35
48
Budi Winarto, Globalisasi Wujud Imperialisme Baru,
(Yogyakarta: Tajidu Press, 2004), Hal. 125
- 136 - Paradigma Pengembangan Iptek
Islam dan Iptek (AIK VI)
49
Syeichul Hadipermono, Bayi Tabung dan Rekayasa Genetika,
(Surabaya: Wali Demak Press, 19995), Hal. 18
50
Nurchalis Bakry et.al,. 1996. Bioteknologi dan Al-Qur`an
Referensi Dakwah Dai Modern (Jakarta: Gema Insani Press, 1996), Hal. 26
Paradigma Pengembangan Iptek -137 -
Islam dan Iptek (AIK VI)
51
Ibid, Hal. 113
- 138 - Paradigma Pengembangan Iptek
Islam dan Iptek (AIK VI)
52
Abdul Qadim Zallum, Demokrasi Sistem Kufur: Haram
Mengambil, Menerapkan, dan Menyebarluaskannya, (Bogor: Pustaka
Thariqul Izzah, 2001), Hal. 75
Paradigma Pengembangan Iptek -139 -
Islam dan Iptek (AIK VI)
53
Kamus Besar Bahasa Indonesia
54
Baqir Zainal Abidin, Et. Al, Integrasi Ilmu Agama Dan
Intrepretasi Dan Aksi, Bandung Mizan, 2005 HAL.9
- 142 - Paradigma Pengembangan Iptek
Islam dan Iptek (AIK VI)
55
Hidayatulloh, Realisasi Ilmu Pengetahuan Dan Agama,
International Seminar On Getering Knoladge Through Research, Uum-
Umsida
Paradigma Pengembangan Iptek -143 -
Islam dan Iptek (AIK VI)
56
Saifulloh, Konsep Iptek Dan Keterpaduann Dalam Alquran ,
Jurnal Hunafa Vol 3 No 3 September 2006
57
M. Quraish Shihab, Wawasan Alquran Tafsir Maudhui Atas
Pelbagai Persoalan Umat.Bandung: Mizan. 1999. Hal.437
- 144 - Paradigma Pengembangan Iptek
Islam dan Iptek (AIK VI)
58
Prof. Dr. T Jacob, Dkk, Evolusi Manusia Dalam Konsepsi Islam,,
Bandung , Risalah, 1984 Hal.11
Paradigma Pengembangan Iptek -145 -
Islam dan Iptek (AIK VI)
59
Mohd. Arifullah, Hubungan Sains Dan Agama (Rekonstruksi
Citra Islam Di Tengah Ortodoksi Dan Perkembangan Sains Kontemporer )
Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan Vol.2 L No. L, Juni 2006
60
Nasril Hadjar, Pengenalan Astronotika dan Teknologi Antariksa,
(Jakarta: Orsat Pemuda, t.tHal.),Hal. 241.
- 146 - Paradigma Pengembangan Iptek
Islam dan Iptek (AIK VI)
61
Zaghlul An Najjar, Pembuktian Sains Dalam Sunnah, Terjemah,
Azni Ilham Faylasufa, (Jakarta : Amzah, 2007), Hal 87.
62
Andi Rosadisastra, Metode Tafsir Ayat-Ayat Sains dan Sosial,
(Jakarta : Amzah, 2007),Hal. 105.
Paradigma Pengembangan Iptek -147 -
Islam dan Iptek (AIK VI)
َّهم
ن ق
ْزَّرو ِ
ر ح بل
ْ او ِ
ْبْلِولاُ ْد اكَّرمنا نِب ءادم وَحَّْلن هم ِف ا
ُ ا ا ْ ا ا ا ا ا ا ا ا ُ ْ اِّ ا ا ْ ِّ ا ا
ِ ضْلنَّهم علاى اك ِش ِي ِِمَّن خلا ُْناا تا ْف ِ ِ
ض ِيل ْ ْ ا ِّم ان الَايِِّباِ اوفا َّ ُ ْ ا
Artinya: Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak
Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami
beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan
mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan
makhluk yang telah Kami ciptakan. (QS al-Isra’,17: 70)
63
Al-Ikhwan.net, Al-Qur‟an dan IPTEK (2): Sumber-Sumber Ilmu
Pengetahuan dalam Islam , Al-Ikhwan.net.com, di akses 15 Februari 2020
64
MuHal. Asnawi, dkk, Al-Quran Hadits Untuk Madrasah Aliyah
Kelas X, (Semarang: C.V. Gain & Son, 2004).Hal, 49-50.
- 148 - Paradigma Pengembangan Iptek
Islam dan Iptek (AIK VI)
اِ َّن أا ْكارام ُك ْم ِعْن اد هللاِ أتْ اُا ُك َّم اِ َّن هللاا اعلِْي رم اخبِْ ري
Artinya: Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara
kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara
kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha
Mengenal. (QS al-Hujurat, 49: 13)
ِ ِ ِ ِ
مُثَّ َج َعْلنَهم, اولااُ ْد اخلا ُْناا ْاال نْ اس ان م ْن ُسلالاِ م ْن ط ْني
يٍ ْ نمطََّفةً يِف قَرا ٍر َم يك
َ ْ
Artinya: Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia
dari suatu saripati (berasal) dari tanah, kemudian kami
jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat
yang kokoh (rahim). (QS. Al-Mu'minuun, 23: 12-13).
ِ ْواِ َّن لا ُك ْم ِِف ْاالانْ َّع ِم لاعِْْب اة نُّس ُِْي ُك ْم ِِِّمَّا ِِف بَُُونِِه ِم ْن با
ني ْ ا ا
ت ويمن ََثَر ي, لش ِربِني َّ ِِّفارث ودم لَّب نا خالِصاسائِغ اا ل
َ ْ َ ا ْ ْ ا ا ا ا ا ا ا
َّخ مذ ْو َن يمْنهم َس َكًر َاوير ْزق اا اح اسن اا اِ َّن ب تَت ي الن ي
َّخْي يل و ْاْل َْعنَ ي
َ
ك الءااياِ ا لِِّاُ ْوم يا ْع ُِلُْو ان ِ
ِِف اذل ا
Artinya: Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-
benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu
minum dari apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu
yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi
orang-orang yang meminumnya. Dan dari buah kurma dan
anggur, kamu buat minuman yang memabukkan dan rezeki
yang baik. Sesungguhnya yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang
memikirkan. (QS. An-Nahl, 16 : 66-67).
65
Ahmad Musthofa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi, yang
diterjemahkan oleh Umar Sitanggal, dkk, (Semarang: Toha Putra, 1989),Hal.
11
- 150 - Paradigma Pengembangan Iptek
Islam dan Iptek (AIK VI)
66
Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian
Al-Quran, (Jakarta: Lentera Hati, 2004), Hal. 275-277
Paradigma Pengembangan Iptek -151 -
Islam dan Iptek (AIK VI)
BAB VIII
PARADIGMA ISLAM TENTANG ILMU TEKNOLOGI
67
Jujun Suriasumantri, S. Ilmu Dalam Perspektif Moral, Sosial, dan
Politik. (Jakarta: PT Gramedia, 1986), hal. 52
68
Bustanudin Agus, Pengembangan Ilmu-Ilmu Sosial : Studi
Banding Antara Pandangan Ilmiah dan Ajaran Islam, (Jakarta: Gema Insani
Press, 1999), Hal. 29
69
Hasan Farghal, Pokok Pikiran Tentang Hubungan Ilmu Dengan
Agama,(tt, 1994), Hal. 99- 119
- 154 - Paradigma Islam Tentang Ilmu Teknologi
Islam dan Iptek (AIK VI)
70
Jujun S. Suriasumantri. 1999. Filsafat Ilmu, Sebuah Pengantar
Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,
71
The Liang Gie. 1991. Pengantar Filsafat Ilmu. Yogyakarta :
Liberti
- 156 - Paradigma Islam Tentang Ilmu Teknologi
Islam dan Iptek (AIK VI)
72
Imam Mushoffa, dan Aziz.Musbikin. 2001: XII
Paradigma Islam Tentang Ilmu Teknologi -157 -
Islam dan Iptek (AIK VI)
73
(Endang Saifuddin Anshari, 1981: 153-154).
- 158 - Paradigma Islam Tentang Ilmu Teknologi
Islam dan Iptek (AIK VI)
74
Suprodjo Pusposutardjo dalam tulisannya, Posisi Alquran
terhadap Ilmu dan Teknologi,
75
Mehdi Golshani dalam bukunya, The Holy Qur'an and The
Science Of Nature (2003),
Paradigma Islam Tentang Ilmu Teknologi -159 -
Islam dan Iptek (AIK VI)
77
Nathan Rosenberg, 1982, Inside the Black Box; Technology and
Economics, New York, cambridge University Press, 247, dikutip dari
Jonathan Eaton and Samuel Kortum, 1999, “International Technology
Diffusion: Theory and Measurement”, International Economic Review, Vol.
40, No. 3, hal. 537-538.
Paradigma Islam Tentang Ilmu Teknologi -165 -
Islam dan Iptek (AIK VI)
78
Alan V. Deardorff, 1996, “Testing Trade Theories and Predicting
Trade Flows”, dalam R.W. Jones and Peter B. Kenen (eds.), Handbook of
International Economics, International Trade, Elsevier, Amsterdam, hal.
493-495
Paradigma Islam Tentang Ilmu Teknologi -167 -
Islam dan Iptek (AIK VI)
79
J. Bessant, Managing Advanced Manufacturing Technology: the
Challenge of the Fifth Wave, NCC-Blackwell, Manchester, 1991, dikutip dari
J. Bessant and HAL. Rush, 1995, “Building bridges for innovation: the role
of consultants in technology transfer”, Research Policy, Vol. 24, No. 1,
January, hal. 104.
- 170 - Paradigma Islam Tentang Ilmu Teknologi
Islam dan Iptek (AIK VI)
82
Choiruddin Hadhiri S.P., Klasifikasi Kandungan al-Quran,
Jakarta: Gema Insani Press, 1993, Hal. 25
83
Teungku M. Hasbi ash-Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu al-
Qur'an dan Tafsir, Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2011, Hal. 43-48
Paradigma Islam Tentang Ilmu Teknologi -173 -
Islam dan Iptek (AIK VI)
84
M. Quraish Shihab, Wawasan al-Qur'an, Jakarta: Mizan, 1998,
Hal. 6
Paradigma Islam Tentang Ilmu Teknologi -175 -
Islam dan Iptek (AIK VI)
85
Wahyuddin,dkk, Pendidikan Agama Islam (untuk perguruan
tinggi), Grasindo,2009,Hal.83
- 178 - Paradigma Islam Tentang Ilmu Teknologi
Islam dan Iptek (AIK VI)
86
Mu’adz,dkk. Islam dan Ilmu Pengetahuan (buku ajar AIK 4),
Umsida Press, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo:2016, Hal.8
Paradigma Islam Tentang Ilmu Teknologi -179 -
Islam dan Iptek (AIK VI)
87
Prof. Dr. Oemar Muhammad, Falsafah Pendidikan Islam, Jakarta:
1995
88
Amin Abdullah, dkk, Integrasi Sains-Islam Mempertemukan
Epistemologi Islam dan Sains, Pilar Religia, yogyakarta: 2004, Hal.12
- 184 - Paradigma Islam Tentang Ilmu Teknologi
Islam dan Iptek (AIK VI)
َ َ َََأ َأ َ أ َ َ َ أ َ َ َ َ َ أ
َنك و أز َرك
ِ ووضعنا ع١ ألم نۡشح لك صدرك
َ َ أ َ َ َ َ َّ
٣ ٱَّلِي أنقض ظهرك٢
Artinya: "Bukankah Kami telah melapangkan untukmu
dadamu dan Kami telah menghilangkan daripadamu
bebanmu, yang memberatkan punggungmu"
Ayat di atas diperkuat juga dengan kisah yang
angkatnya berlari-lari dan meberitahukan kepada
orang tua angkat Nabi bahwa ada dua orang yang
berpakain putih memegangi Nabi Muhammad SAW, lalu
membaringkannya kemudian membelah perutnya dan
mengaduk-ngaduk isinya. Orang tua asuh Nabi
bergegas untuk menemuinya dan mendapatinya dia
dalam keadaan wajah yang pasi (kelihatan pucat).
89
Afzalul rahman,ensiklopediana ilmu dalam al-quran, PT.Mizan,
Bandung:2007), Hal.381
Paradigma Islam Tentang Ilmu Teknologi -187 -
Islam dan Iptek (AIK VI)
90
Baiquni, op.cit. hal.29-40
Paradigma Islam Tentang Ilmu Teknologi -189 -
Islam dan Iptek (AIK VI)
BAB IX
ILMU TENIK SIPIL DAN AGAMA
ِ ٱْلِب ِال ب ي ا ِ ِ
وًت هفا ِره ا
ني ُُ اوتاْنحتُو ان م ان ْ ا
Artinya: Dan kamu pahat sebagian dari gunung-gunung
untuk dijadikan rumah-rumah dengan rajin.
3. Teknologi batu bata Quran surat az-Zariyat ayat 33
BAB X
PERKEMBANGAN ILMU KIMIA DALAM PERSPEKTIF ISLAM
91
Merriam. Chemistry. (n.d.). -Webster's Medical Dictionary.
Retrieved August 19, 2007.
92
Ibid
- 204 -Perkembangan Ilmu Kimia dalam Perspektif Islam
Islam dan Iptek (AIK VI)
93
"Chemistry - The Central Science". The Chemistry Hall of Fame.
York University. Diakses tanggal 29 November 2020.
94
Will Durant. The Story of Civilization IV: The Age of FaitHal.
Vol IV. USA. 1975. Hal 66
Perkembangan Ilmu Kimia dalam Perspektif Islam -205 -
Islam dan Iptek (AIK VI)
95
M. Natsir Arsyad, Ilmuan Muslim Sepanjang Sejarah, Mizan,
Bandung, cet. I, 1989. Hal 77
- 206 -Perkembangan Ilmu Kimia dalam Perspektif Islam
Islam dan Iptek (AIK VI)
96
M. Natsir Arsyad, Ilmuan Muslim Sepanjang Sejarah, Mizan,
Bandung, cet. I, 1989.
Perkembangan Ilmu Kimia dalam Perspektif Islam -209 -
Islam dan Iptek (AIK VI)
97
K. Bertenz, Etika, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2007),
Hal. 22
98
M. Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 1996), Cet. 1, Hal. 61
Perkembangan Ilmu Kimia dalam Perspektif Islam -213 -
Islam dan Iptek (AIK VI)
ِ ض واختِ ال
ف اللَّْي ِل ِ َّ إِ َّن ِِف خْل ِق
ْ الس ام ااواٍ او ْاأل ْار ِ ا ا
ِِ ِ ِ َّ ِ ِ اوالن ا
َّهار اوالْ ُفْلك ال َِّت اْتري ِف الْبا ْحر ِباا ياْن اف ُع الن ا
َّاس
ٍالس ام ِاء اماء ا ُمبا اار اكا فاأانْبا ْت ناا بِِه اجنَّا
َّ اوناَّزلْناا ِم ان
ِص
يد ِ اْل
ب ْاَّ او اح
Artinya: Dan Kami turunkan dari langit air yang membawa
berkah, dan dengan itu Kami tumbukan kebun-kebunan
dan biji-bijian yang dapat dipanen. (Surat Qaaf, 9)
ِ ِ ِ ِ فا
اسلُكي ُسبُ ال اربِِّك ذُلُ ال اَيُْر ُج م ْن بَُُوِناا اشار ر
اب ْ
ك اَلاياِ ا لِاُ ْوم ِ ِ ف أالْ اوانُهُ فِ ِيه ِش افاءر لِلن
َّاس إِ َّن ِِف اذل ا
ِ
ُُْمتال ر
ياتا اف َّك ُرو ان
Artinya: Dan Tuhanmu mewahyukan kepada
lebah:”Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-
pohon kayu, dan di tempat yang dibuat manusia.”
Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan
dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan
(bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu)
yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat
obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya
yang pada demikian itu benar-benar terdapat tanda
(kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.
(Q.S Al-Nahl [16]: 68-69).
4. Keseimbangan di Atmosfer
ال اَلاا الس ام ِاء اوِه اي ُد اخا رن فا اُ ا َّ استا اوى إِ اَل ْ َُُّث
ني ِِ ِ ِ ِ ولِ ْْلار
ض ائْتياا طاْو اعا أ ْاو اكْر اها قاالاتاا أاتاْي ناا طاائع ا ْ ا
ِ ْ اه َّن اسْب اع اَساواٍ ِِف يا ْوام
ني اوأ ْاو احى ِِف ُك ِِّل ُض فا اُ ا.
ا
يح او ِح ْفظ اا ِ السماء الدُّنْيا ِِبا ا
صاب ا اَسااء أ ْاماراها اوازيَّنَّا َّ ا ا ا
ك تا ُْ ِد ُير الْ اع ِزي ِز الْ اعلِي ِم ِ
ذال ا
Artinya: Kemudian Dia menuju langit dan langit itu masih
merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada
bumi:”Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku
dengan suka hati atau terpaksa.” Keduanya
menjawab:”Kami datang dengan suka hati.” Maka Dia
menjadikannya tujuh langit dalam dua masa dan Dia
mewahyukan pada tiap-tiap langit urusan-Nya. Dan kami
BAB XI
DISIPLIN ILMU TEKNIK INDUSTRI
ي ي ۡ ۡ ۡي ي
َوَمنَف معٞ َشديدٞيد ف ييه ََبس
َٰ َ َنزلنَا ٱۡلَد
َ َوأ....
ِۚ ۡ َّاس وليي ۡعلم ٱَّلل من ينصرهۥ ورسلهۥ بيٱ ۡلغ
ٱَّلل
ََّ َّ
ن ي
إ ي
ب ي َ ليلن ي َ َ َ َ َّم َ َ م مم َ م م َ م
٢٥ ٞقَ يوي اع ِزيز
Artinya : “...Dan Kami ciptakan besi yang padanya
terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi
99
Muhammad Nejatullah Siddiqi, Kegiatan ekonomi dalam Islam,
(Jakarta: BumiAksara, 1991), hal. 108.
- 228 - Disiplin Ilmu Teknik Industri
Islam dan Iptek (AIK VI)
ُ بْ ِن ِ ِ ِ
اع ْن أابْيا ا،ابْ ِن اعْبد الْ ام ادان: ال ابْ ُن الْ ُمتا اوِّك ِلقا ا
صلَّى هللاُ اعلاْي ِه او اسلَّ ام ِول هللا
ِ أانَّه وفا اد إِ اَل رس،اَحَّال
ا ُا ُا
ِ ِ ِ استا َُْا اعهُ الْ ِمْل اح –قا ا
بالَّذي ِباأْ ِر ا: ال ابْ ُن الْ ُمتا اوِّك ِل ْ فا
:س ِ ِال ار ُج رل ِم ان الْ ام ْجل
فا اَُا اعهُ لاهُ –فالا َّما أا ْن اوََّل قا ا
100
al-Shawkani, Nayl al-Awtar, jil. hal. 6 53.
101
Al-Maliki, Politik Islam, hal. 80.
- 230 - Disiplin Ilmu Teknik Industri
Islam dan Iptek (AIK VI)
102
Hasan Aedy,Teori danAplikasiPembangunan Perspektif
Islam(Yogyakarta: Graha Ilmu,2011), Hal.1
Disiplin Ilmu Teknik Industri -231 -
Islam dan Iptek (AIK VI)
103
AgusMaddison, Monitoring the World Economy,OECD Paris
dalam Sadono Sukirno,op.cit.,Hal.40.
- 232 - Disiplin Ilmu Teknik Industri
Islam dan Iptek (AIK VI)
104
Kadim As-Sadr,Fiscal Policiesin Aerly Islam,dalam Euis
Amalia,op.cit., Hal. 78-80.
Disiplin Ilmu Teknik Industri -233 -
Islam dan Iptek (AIK VI)
105
Syukron, Amin., & Muhammad Kholil, (2014). Pengantar
Teknik Industri, Yogyakarta : Graha Ilmu. Hal. 1
- 234 - Disiplin Ilmu Teknik Industri
Islam dan Iptek (AIK VI)
BAB XII
PARADIGMA ARSITEKTUR ISLAMI
106
Zaini Dahlan. 1997. Qur‟an Karim dan Terjemahan Artinya
Surat 3: 19. Yogyakarta: UII Press
- 240 - Paradigma Arsitektur Islami
Islam dan Iptek (AIK VI)
107
Aini, Muawanah Qurotul. Arsitektur Masjid Rahmad Kembang
kuning . Surabaya ; Skripsi IAIN Sunan Ampel Fakultas Adab , 1999
- 242 - Paradigma Arsitektur Islami
Islam dan Iptek (AIK VI)
108
Rochim, Abdul .Sejarah Arsitektur Islam Sebuah Tinjauan.
Bandung .Angkasa ,1993 Hal 123-125
Paradigma Arsitektur Islami -243 -
Islam dan Iptek (AIK VI)
1. Fungsi
Karya arsitektur harus fungsional, artinya harus bisa
dimanfaatkan secara maksimal, menghindari
kemubadziran. Seperti telah dijelaskan di atas,
kemubadziran atau tindakan berlebih-lebihan merupakan
salah satu tindakan yang dibenci Allah dan Rasulullah,
serta mengakibatkan banyak kerusakan di muka bumi. Hal
ini dinyatakan di dalam al-Qur‟an Surat al-
109
A’raaf Ayat 31, Artinya: “Hai anak Adam, pakailah
pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid,
makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berlebih-lebihan.”110
2. Bentuk
Bangunan dapat mempunyai tampilan bentuk yang bagus
namun tetap fungsional dan tidak berlebih-lebihan,
seperti yang dicontohkan oleh setiap ciptaan Allah di
muka bumi yang mengandung keindahan sekaligus
kemanfaatan, seperti dinyatakan di dalam Surat Shaad
Ayat 27, “Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi
dan apa yang ada antara keduanya tanpa hikmah...”.
109
Yudoseputro,Wiyoso. Pengantar seni rupa Islam Di Indonesia.
Bandung : Penerbit Agkasa .1986.Hal 78
110
QS al-A‟raaf Ayat 31
- 244 - Paradigma Arsitektur Islami
Islam dan Iptek (AIK VI)
3. Teknik
Bangunan harus mempunyai struktur dan konstruksi yang
kokoh dan kuat sehingga tidak membahayakan manusia
yang menggunakannya. Allah telah menjadikan benda-
benda ciptaan-Nya sebagai potensi yang dapat
dimanfaatkan oleh manusia dalam mendirikan bangunan
yang kokoh, misalnya bahan baja yang terdapat di dalam
al-Qur‟an Surat Al-Hadiid Ayat 25, “Kami turunkan besi
yang di dalamnya mempunyai tenaga yang sangat dahsyat
dan berbagai manfaat bagi manusia”.
Namun, seiring dengan kemajuan teknologi, yang
berarti juga kemajuan teknik dalam bangunan dan
struktur, arsitek harus mampu menggunakan material-
material ramah lingkungan dan yang mempunyai recycling
life yang cepat dan dapat diperbarui, memanfaatkan
bahan-bahan daur ulang, serta mampu mengkombinasikan
penggunaan baja dengan bahan-bahan tersebut, sehingga
meminimalisasi material yang terbuang saat proses
pembangunan.
4. Keselamatan
Karya arsitektur harus mampu menjamin keselamatan
penghuninya seandainya terjadi bencana/musibah
apapun sebagai salah satu wujud ikhtiar, seperti pesan
Nabi dalam Hadits Riwayat Abu Dawud, “Mintalah selalu
keselamatan kepada llah swt”.
5. Kenyamanan
Karya arsitektur harus mampu memberikan kenyamanan
bagi penghuninya, sehingga penghuni selalu bersyukur
atas kenikmatan yang diberikan Allah, seperti nikmat
diberi udara dan pencahayaan alami, seperti dinyatakan
di dalam al-Qur‟an Surat Ibrahim Ayat 7, ”Sesungguhnya
jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah
(nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-
Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.
6. Konteks
Karya arsitektur harus mampu menyatu dengan
lingkungan dimana arsitektur itu didirikan, artinya tidak
merusak lingkungan alam maupun lingkungan buatan. Hal
ini dinyatakan di dalam al-Qur‟an Surat al-Qashash Ayat
77, “….dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka)
bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang berbuat kerusakan”.
7. Efisien
Karya arsitektur harus efisien, misalnya denganprinsip
“luxurious in simplicity”, artinya mewah dalam desain
tapi murah dalam pendanaannya, sehingga menghindari
kemubadziran. “Sesungguhnya pemboros-pemboros itu
111
Yudoseputro,Wiyoso. Pengantar seni rupa Islam Di Indonesia.
Bandung : Penerbit Agkasa .1986.Hal 78 - 80
Paradigma Arsitektur Islami -247 -
Islam dan Iptek (AIK VI)
112
Yudo seputro. Wiyoso .Penghantar Seni Rupa Islam di
Indonesia . Bandung Penerbit Angkasa,
- 248 - Paradigma Arsitektur Islami
Islam dan Iptek (AIK VI)
113
Sumalyo, Yulianto . Arasitektur Masjid dan Monument Sejarah muslim.
Yogyakarta gajah mada Univesityy press . 2000
Paradigma Arsitektur Islami -249 -
Islam dan Iptek (AIK VI)
114
IKAPI . Pencerminan Nilai Budaya Dalam Arsitektur Di Indonesia .
Yogyakarta :Djambatan , 1985
- 250 - Paradigma Arsitektur Islami
Islam dan Iptek (AIK VI)
DAFTAR PUSTAKA